Ogoh-Ogoh Yang Bernilai Spiritual, Peluang Punarbhawa Bhuta Kala

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 7. 03. 2023
  • Ogoh-Ogoh Yang Bernilai Spiritual,
    Peluang Punarbhawa Bhuta Kala
    Dewa K. Suratnaya
    Sejarah Ogoh-Ogoh di Bali
    Menurut situs Pemerintah Kabupaten Buleleng, ogoh-ogoh berasal dari kata ogah-ogah yang merupakan bahasa Bali dengan makna sesuatu yang digoyang-goyangkan. Kemunculan ogoh-ogoh di Bali dimulai tahun 1983 yang dalam kebudayaan Bali menggambarkan kepribadian bhuta kala, yang merupakan kekuatan (bhu) alam semesta dan waktu (kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan. Dalam perwujudan ogoh-ogoh, bhuta kala digambarkan sebagai sosok yang besar, menakutkan dan berwujud raksasa.
    Ogoh-ogoh juga sering digambarkan seperti wujud mahluk-mahluk yang hidup di mayapada, surga dan naraka, seperti naga, gajah dan widyadari. Bahkan ogoh-ogoh ada yang dibuat menyerupai orang-orang terkenal, seperti para pemimpin dunia, artis atau tokoh agama.
    Ogoh-ogoh sebenarnya tidak memiliki hubungan langsung dengan peringatan Hari Suci Nyepi, namun benda itu tetap boleh dibuat sbagai pelengkap kemeriahan upacara. Terkadang ogoh-ogoh dijadikan satu dengan acara masyarakat mengelilingi desa (acara ngerupuk) dengan membawa obor.
    Ogoh-ogoh dan Evolusi Roh
    Bagi penulis, berdasarkan pengalaman, ogoh-ogoh bukan sekedar karya seni, namun mengandung nilai-nilai spiritual. Ini terlihat dengan ritual yang dilakukan terhadap ogoh-ogoh sebelum diarak berkeliling, yaitu ogoh-ogoh dipasupati atau diaktifkan.
    Prosesi ini mengakibatkan ogoh-ogoh secara metafisik berubah menjadi media yang mampu menampung mahluk-mahluk dimensi bawah yang umumnya disebut bhuta kala untuk siap disempurnakan, atau kualitas jiwanya di tingkatkan sehingga mendapat peluang untuk mengalami evolusi roh atau punarbhawa. Ogoh-ogoh yang mewujud sebagai figur raksasa yang menyeramkan itu, hanyalah untuk memudahkan “masuknya” mahluk-mahluk dimensi bawah.
    Umumnya para pengusung ogoh-ogoh akan mengatakan bahwa sebelum dipasupati dan setelah dipasupati, berat ogoh-ogoh berbeda. Dan beberapa orang yang mencoba naik di atas usungan ogoh-ogoh merasa tidak nyaman, bahkan merasa seluruh tubuhnya sakit, karena seolah ada yang memukulinya.
    Ogoh-ogoh di Jawa Timur
    Beberapa tahun lalu, Swargi Romo Adi Suripto dari Blitar bercerita kepada penulis bahwa di Desa Wringin Telu sudah sejak lama melaksanakan tradisi “model” ogoh-ogoh, jauh sebelum ogoh-ogoh muncul di Bali.
    Di Kediri, penulis punya kisah sendiri tentang ogoh-ogoh. Singkatnya, dikisahkan pada jaman Kerajaan Kediri, terjadi perseteruan antara Calon Arang dengan Mpu Bharadah yang berakhir dengan kemenangan Mpu Bharadah. Kemudian Calon Arang mohon agar disempurnakan (dientas) dan dipenuhi oleh Mpu Bharadah.
    Namun, para bhuta yang sudah terlanjur disebarkan di seluruh kerajaan oleh Calon Arang diminta agar Mpu Bharadah menyempurnakan mereka. Untuk mudahnya agar Mpu Bharadah membuat semacam patung raksasa yang menyeramkan agar para bhuta tertampung untuk disempurnakan,
    Wujud raksasa yang menyeramkan itu mungkin kemudian yang diidentikkan dengan ogoh-ogoh serta mulai muncul di Bali tahun 1983. Pada akhir acara, ogoh-ogoh harus dibakar dengan api suci sehingga akan menyempurnakan para bhuta.
    Nilai Spiritual Ogoh-Ogoh
    Dengan demikian sebenarnya kalau ogoh-ogoh di pasupati maka aakan bermanfaat secara spiritual, karena akan berfungsi sebagai media untuk menyempurnakan limbah-limbah rohani para bhuta dan meningkatkan kualitas jiwa mereka untuk mendapat peluang punarbhawa, sehingga tidak selamanya menjadi bhuta.
    Maka untuk masyarakat Hindu Jawa, kalau disepakati dan dipahami dengan baik, maka ogoh-ogoh merupakan salah satu karma baik, bukan hanya hiburan. Dan ini memang merupakan salah satu tugas umat Hindu untuk memelihara, merawat dan melestarikan alam semesta.
    Festival Ogoh-Ogoh
    Perihal adanya keinginan untuk menyelenggarakan Festival Ogoh-Ogoh sebagai hiburan, ogoh-ogoh tidak harus berwujud raksasa yang menyeramkan, dan tidak boleh dipasupati, mungkin yang indah-indah akan lebih menarik.
    Di India, festival “semacam” ogoh-ogoh dilaksanakan sebagai bagian dari Ritual Diwali (Festival Cahaya), yang memperingati kemenangan Rama terhadap Rahwana. Di sebuah panggung terlihat adanya tiga wujud ogoh-ogoh Rahwana, Kumbakarna dan Sarpanaka.
    Lalu ada dua satria (Rama dan Laksmana) yang mengarahkan panah ke pada tiga raksasa dan terlepasnya panah mengenai wujud raksasa tadi sehingga terbakar. Ini festival yang menghibur masyarakat.
    Festival ogoh-ogoh seperti yang pernah dilakukan di Bandar Lampung bisa saja berkeliling kota, atau keliling Monas di Jakarta, tidak hanya berkeliling desa seperti di Bongso Wetan dan Bongso Kulon di Desa Pengalangan, Kecamatan Manganti, Gresik. (dari berbagai sumber)

Komentáře • 8

  • @nyomanparsi-wk7fh
    @nyomanparsi-wk7fh Před rokem

    Trm kasih layanan ini sangat positif untuk menambah pemahaman suksma

  • @ketutwaradi420
    @ketutwaradi420 Před rokem

    Suksma pencerahannya Guru Ajik🙏
    Ternyata ogoh2 bisa berupa Para Ksatria dan para Dewa....

  • @nyomansumertadana2750

    Mungkin yg sebaya dg umur Sy pribadi, Mulai SR sampai Tamat SMA, BLM Ada yg namanya Ogoh ogoh, pelaksanaan hr penyepian Saat ITU BLM seperti dilaksanakan Saat ini Ada sipeng dll, dulu Saat nyepi paling orang orang pd meceki di Bale Banjar, pergi ke pasih(pantai) Mandi kayak hr Galungan, Ada yg main kasti di jln, Saat ITU BLM rame seperti Saat ini, Ty biasa megambel tingklik atau jegog biasanya, krn GK suka me tog tog, atau meceki, Ogoh muncul thn 1982/83 di Denpasar terutama Badung, stlh Ty sdh selesai kuliah, Ty kalau ketemu dg temen sebaya Saat ini Pasti Sama ceritranya. Ahirnya Ogoh Ogoh skr dijadikan aikon Umat hindu terutama di Bali awalnya,Rahayu.

  • @imadelebih1374
    @imadelebih1374 Před rokem

    ogoh2 juga mengandung nilai Satyam Sivam Sundaram, inilah keunikan hindu meski tdk sll.sama dgn asalnya tapi maknanya tetap ada relevansinya dgn ajaran sanatana dharma

  • @ketutsrsketut2731
    @ketutsrsketut2731 Před rokem

    tks infonya pak, kalau boleh ssya bertanya penjelssan itu tertuang di ssstra bagian mana ya

  • @bumiberbintang1515
    @bumiberbintang1515 Před rokem

    Berarti bhuta kala itu mahluk halus ya ?

    • @wayanpuput591
      @wayanpuput591 Před rokem

      Ya benar yg sering kali kita terjebak dg dituasi yg kurang bagus makanya klo kita ada emosi dan pada saat itu makluk Alus akan masuk dan mengendalikan kita