Bersiaplah para Guru SD/TK, Bidan, Mall, Rumah Sakit Bersalin...

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 4. 02. 2023
  • Kita sibuk berteori soal bonus demografi dan ledakan penduduk. Tak sadar, penduduk kota-kota besar sudah mogok punya anak. Anak 1, atau sibuk karier tanpa perlu berkeluarga.
    Apa efeknya? Apa isu ini sepenting itu untuk kita bahas?
    Simak selengkapnya...
    #StayRelevant
    ----------------------------------------------
    Instagram: @rhenald.kasali
    Twitter: @rhenald_kasali
    ----------------------------------------------
    #bisnis #kuliner #ojol #gojek #gofood #grabfood #grab #shopee

Komentáře • 1,9K

  • @EmeraldBrianMay
    @EmeraldBrianMay Před rokem +20

    Kalau lihat case di Jakarta, dimana biaya hidup mahal, transportasi umum tidak maksimal, macet kapanpun dimanapun, tingkat kemiskinan tinggi, penurunan angka kelahiran tanda yg positif. Sepanjang pemerintah ga mampu mengatur jumlah penduduk dgn fasilitas pubik yg seimbang, lebih baik tingkat kelahiran dibatasi.

  • @linaangela7187
    @linaangela7187 Před rokem +25

    Lebih baik punya anak 1 tp dirawat dng baik .
    Daripada anak banyak tp terlantar semua

    • @sipalingekonomi
      @sipalingekonomi Před rokem +5

      Sebenarnya gak ada kaitannya ama sekali ama jumlah anak dengan kemampuan mengurus anak😂😂 buktinya ada juga yang punya anak satu tapi terlantar 😂😂😂

    • @sevenson5112
      @sevenson5112 Před rokem +1

      Bukan begitu konsepnya. Anak 2 atau 1 di rumah seperti neraka ada. Giliran punya anak 3, damai saja krn pembawaan anak 2 satu sama lain ada yg cocok dan ada yg tidak.

  • @ZeronimeYT
    @ZeronimeYT Před rokem +4

    Manusia sedang mengalami overpopulasi. Mungkin penurunan angka kelahiran adalah mekanisme sistem dunia agar manusia balik ke populasi mereka yg wajar.
    Sama kyk tubuh manusia. Kelebihan sel darah putih cenderung leukimia dan kekurangan darah merah cenderung anemia.

  • @aanoman83
    @aanoman83 Před rokem +12

    Yang mau punya banyak anak, silakan. Yang mau punya anak 2, silakan. Yang mau childfree, monggo. Yang ga mau nikah, monggo. Masing masing ada konsekwensinya.

  • @ladytraveler950
    @ladytraveler950 Před rokem +60

    Betul prof
    teman2 sekeliling sy teman main saat muda dulu..usia 40th an skrg. Bnyk yg msh belum menikah. walau sdh ada yg menikah..punya ank paling bnyk 2 anak teman2 lainnya tdk atau blm ada ank d umur 40than..lainnya mau punya ank dgn cara bayi tabung... Sy sndri menikah umur 36th dan ank hanya ingin 1 saja. Pertama krn capek dan kedua sy bljr dr org tua sy yg punya 7 anak. Kesemuanya gagal dlm pendidikan dan hnya punya gaji umr..sbagian sbgai pekerja lepas. Hny sy yg punya pendidikan lulus sarjana krn sy gigih ingin slsai kuliah. Dgn hasil kerja apa sj sndri.

    • @Hi-sk1kl
      @Hi-sk1kl Před rokem +2

      Keren salut sama anda dengan kegigihan

    • @wrsupra
      @wrsupra Před rokem +1

      kasi tau yg baik bang sodara2ny bapak gw jg banyak sodaranya walaupun dulu bejat egois tp skrg udah akur sama yg lain bhkan kakek gw diumrohin bareng ama sodara2 bokap

    • @allmecats5460
      @allmecats5460 Před rokem +1

      Jangan tinggal di kota di desa SD aja lulus kelas 6 dah dinikahin emak bapaknya males ngurusin. Stikma cewek itu akhirnya ya jadi ISTRI masih melekat di desa2 makanya anak2nya sudah bisa calistung udah gak sekolah lagi. Apalagi kalau dipinang ama lelaki berharta tuapun tetap dikasih, walau anaknya gak mau andalan ortunya mesti gitu buat apa sekolah tinggi2 ujung2nya jadi istri, lahirin anak. Nikah cepat memperbaiki ekonomi ortu. Ya kek seh puji ntuh masih banyak ampe sekarang bukan karena gak ada di berita trus gak ada

    • @ariewijaya1679
      @ariewijaya1679 Před rokem +2

      intinya semakin maju suatu bangsa daya juangnya semakin berkurang. extremnya klo binatang liar bisa makan daging mentah tanpa sakit dan klo terluka tdk perlu antibiotik bisa sembuh sendiri. takutnya masa depan umat manusia seperti di film wall-e. manusia2 masa depan pada2 gemuk2 semua krn kemana2 naik mobil dan nonton tv terus.

    • @SetevenHisika
      @SetevenHisika Před 11 dny +1

      keren kak, kakak beruntung.. karena banyak yang gigih tidak sesukses kakak,,, selamat kakak

  • @welmorrehabilitation2621
    @welmorrehabilitation2621 Před rokem +32

    Nikah itu rahmah, punya anak itu berkah, tapi bijaklah dengan kemampuan ekonomi dalam mengelola anak.

  • @b46035dw
    @b46035dw Před rokem +6

    Seringkali teror itu lebih mengerikan daripada realita. Ketika iman masih terpatri di hati hidup akan terasa mudah untuk dijalani

  • @olafyp7154
    @olafyp7154 Před rokem +17

    Semakin jarang dengar bayi menangis, jarang dengar balita tantrum di tempat umum, kok enak ya....

    • @MoonLight-kc1gx
      @MoonLight-kc1gx Před rokem +7

      Benerrr kasihan anak yg terlahir dr ortu yg tdk siap secara mental dan finansial..

    • @tmgmagdalena4138
      @tmgmagdalena4138 Před rokem +1

      Tergantung di mana tempatnya sih...

  • @lailanurhayati1
    @lailanurhayati1 Před rokem +7

    Yang terpenting itu kualitas SDM.buat apa kuantitas penduduk tinggi tapi jadi beban negara? Di Batam makin banyak pengamen, anak2 punk,odgj jalanan & pemerintahnya gak berdaya menanganinya.

  • @purifixcleaningbali2793
    @purifixcleaningbali2793 Před rokem +68

    Prof, bahas dong mengenai menjamurnya sekolah2 internasional&nasional plus yang harga selangit dan relasinya dengan kualitas sumber daya manusia, mental health anak, kemampuan sosial dan adaptasi anak2, gengsi, serta pengaruhnya ke keuangan orang tuanya .

  • @kittymblock
    @kittymblock Před rokem +10

    Childfree movement belum masif di sini pak Rhenald, kebetulan saya juga setuju dengan childfree agar pemerintah lebih peduli dengan kesulitan ekonomi kita semua

  • @Paspasannnn
    @Paspasannnn Před rokem +7

    Biaya hidup makin mahal, ya make sense
    Lagian bumi udah tembus 8 miliyar orang, apa gak makin keos kalo nambah kecepetan..ujungnya lalu nanti industri makin ditingkatin, trus issue lingkungan nambah..ya mending dikurangin

  • @radi7694
    @radi7694 Před rokem +66

    Untuk yang menengah keatas Enggan menikah dan punya anak demi untuk kebebasan menikmati hidup Tanpa ikatan , sedangkan yang menengah kebawah enggan memiliki anak Karena tekana ekonomi

  • @gekmas435
    @gekmas435 Před rokem +335

    Bagaimana mau punya anak banyak, biaya hidup begitu tinggi. Properti melambung, biaya pendidikan tinggi. Untuk survive sendiri saja sudah susah apalagi nambah anak.

    • @itaitu6284
      @itaitu6284 Před rokem +7

      Bukan itu masalah utamanya di negara maju.

    • @resnashiki4616
      @resnashiki4616 Před rokem +24

      Masalah utamanya anda mempunyai jiwa pejuang atau tidak, bahkan di kota besar memulung saja bisa menghasilkan makanan, yg harus di pertanyakan adalah apakah anda memiliki mentalitas seorang pejuang atau seorang yg hanya mau menerima???

    • @rizarosadicontact5836
      @rizarosadicontact5836 Před rokem +24

      Biaya hidup, biaya pendidikan, biaya kesehatan yg tinggi termasuk pajak yg tinggi, biasanya krn sistem ekonominya kapitalistik.

    • @willyjebret3904
      @willyjebret3904 Před rokem +6

      @Aldy Nugraha betul klu cecar 1 hari bisa operasi 6 bahwa 8 klu normal cuma 1 paling banyak 2

    • @d3ttr492
      @d3ttr492 Před rokem +26

      Percm juga pak Renald, klrg disini py cita² hy 2 org anak cukup, tp justru ibuy yg diperbanyak 🤭

  • @saridewimulya1444
    @saridewimulya1444 Před rokem +7

    Biaya membesarkan anak tdk murah , menjaga kesehatan jg tdk mudah smpe anak kita bisa mandiri.
    Byk hal² di luar perkiraan bisa terjadi dlm hidup ini jd mnrt sy cukup max 2 anak saja .
    Kl mrka memilih untuk tdk punya anak jg bisa di mengerti .
    Hidup pilihan 🙏

  • @ivomaladi531
    @ivomaladi531 Před rokem +200

    Buat yg sudah terlanjur punya anak = hrs berjuang, krn anak tdk pernah minta dilahirkan dan dipaksa utk mengerti keadaan ekonomi sulit.
    Anak bukan sumber rezeki, dijadikan aset/investasi. Anak bukan utk dijadikan penghasilan atau asuransi saat Ortu nya tua .
    Buat yg belum punya = sebaiknya jaga kesehatan, bantu kehidupan ini dgn mengurangi sampah, sehingga binatang yg ada di sekeliling kita ikut terjaga dan perbanyak bibit baik.
    Hati yg damai akan mengubah seluruh persepsi buruk. Buat apa menambah kesusahan baru, padahal keadaan diri saja masih susah.

    • @erickindratara3307
      @erickindratara3307 Před rokem +9

      gini brok. tiap manusia, pasti dapet ujian. entar berapa persen dari umur tuh anak dapet ujian.
      let say, 10% dari umur anak adalah ujian (musibah) tuhan buatnya.
      ente punya 10anak. 10x10% ujian itu pasti anda rasakan.
      krn anda sebagai ortu jika melihat anaknya kena ujian, pasti anda juga merasakannya.
      entah 90% sisanya itu kehidupan biasa atau kebahagiaan.
      sementara kebahagiaan ada batasnya. misal tu anak pun bisa ngasih lu makan Rp 50rb buat u sekali makan. dikali 10. u bisa makan RP 500rb sekali makan dari 10 anak2 lw kalau udh pada kerja semua.
      tapi lu udah tua, makan ini itu udh gak kuat.. makan enak pun dah ga nikmat.
      balik ke agama. entah gw gatau berapa banyak pahala ngurusin 10 anak.. tapi yang jelas, ortu bakal dituntut kalau mereka masuk neraka, orang tuanya pasti dibawa2.
      kita udh capek2 kerja, tau2 anak karena kebanyakan jadi agamanya gak keurus,
      tau2 dituntut ini itu di akhirat nanti???????
      kalau di negara kafara sih dah jelas, gak ada pahala buat ngurus anak, anak juga gak diwajibin berbakti sm ortu. makin gak ada alesan buat orang punya anak...

    • @warungbetawimpoknur9266
      @warungbetawimpoknur9266 Před rokem

      Mantullll nih👍👍👍

    • @kicunghartono1
      @kicunghartono1 Před rokem +22

      menghargai opini ini, karena logis, tidak menghubung hubungkan dengan agama melulu seperti sebagian netizen indo

    • @viciarifwicaksono5038
      @viciarifwicaksono5038 Před rokem +3

      @@kicunghartono1 tapi ada yang sudah di kasih alasan logis masih kurang puas sehingga memaksa kita berpendapat dengan mebawa kepercayan kita. jadi tidak semua orang bisa menerima alasan logis. saya punya 2 orang anak dan sama saya mrasa sangat bahagia dan Puji Tuhan kami bisa memberikan pendidikan disekolah yang baik. meskipun kami harus berjuangan demi mereka. tapi melihat setiap perkembangan mereka kami sangat bahagia.

    • @nonthaburibear2201
      @nonthaburibear2201 Před rokem +11

      Setuju,Kalo di daerah2 yg religius ..anak wajib patuh dengan ortu termasuk menghasilkan uang buat keluarga.. Gak usah disebut daerah mana aja, nanti ada yg baperan. Ini realita, bayangkan anak dengan kemampuan pendidikan yang kurang harus menghasilkan uang bagi keluarganya di kampung.wallaupun dengan cara tidak halal..contohnya PSK.

  • @dewi9611
    @dewi9611 Před rokem +126

    Believe system nya sudah mulai bergeser. Mungkin dulu lebih fokus ke quantity, tp skr banyak yg fokus ke quality (punya anak sedikit tp membesarkannya secara maksimal). Krn dulu memang kalau berkaca dari kakek nenek yg punya anak banyak juga gak semua dibesarkan secara maksimal.
    Dulu menikah usia dini sering terjadi, makin kesini usia menikahnya sudah mulai berubah. Berkaca dr generasi sebelumnya juga, kita gak mau menikahi orang yg salah, jd dipikir betul-betul tuh sebelum menikah.
    Belum lagi orientasi seksual yg berubah juga. Gak bisa dipungkiri, yg seperti itu juga byk terjadi. Akhirnya gak punya keturunan.

    • @Nianyoonyo
      @Nianyoonyo Před rokem

      Sepakat

    • @ntznbgzt
      @ntznbgzt Před rokem +15

      Dulu banyak anak banyak rejeki, itu berlaku jika leluhurnya adalah petani, dimana saat itu bertani bercocok tanam butuh orang2 yang banyak untuk mengelola. Relevan makin banyak anak makin mudah mengurus lahan dan kapasitas bisa meningkat. sejak kemerdekaan itu sudah tidak relevan.
      Bukan cuma masalah blieve system, tapi sejarah membuktikan, negara2 maju birthrate menurun drastis akibat biaya hidup tinggi tekanan hidup dll, indonesia sedang berkembang menuju negara maju dan perlahan biaya hidup akan meningkat demikian juga pendapatan 5-10 tahun mendatang PDB akan meningkat.
      Birthrate indonesia dalam 30 tahun terakhir turun lebih dari 30%, Bahkan proyeksi hingga 2025 menurun 2,5%. Jadi diperkirakan apa yang melanda jepang korea juga akan melanda indonesia suatu saat nanti mungkin 30-50 tahun lagi.

    • @muchridwan9491
      @muchridwan9491 Před rokem

      @@ntznbgzt bnar

    • @sipalingekonomi
      @sipalingekonomi Před rokem +1

      @@ntznbgzt jadinya apa yang jadi pikiran ku selama ini adalah "Buat apa negara maju tapi masyarakatnya bermasalah?". Kita kan gak bisa menutup mata bahwa kita2ni yang sekarang hidup, suatu saat bakal meninggalkan Dunia Ini, kalo penerusnya gk ada ya bakal jadi masalah karena memangnya siapa yang bakal bekerja jadi tukang dump truck? Siapa yang jadi pemadam kebakaran? Atau pekerjaan lain yang mesti diisi gitu. Make robot? Emang bikin robot kek bikin sepeda? Kan mahal bro... Apalagi Indonesia ni luas karena dipisahkan ama lautan beda ama jepang Dan Korea yang pulaunya sedikit

    • @ayi3455
      @ayi3455 Před rokem +5

      @@sipalingekonomi
      yo ga masalah ..
      manusia ga akan punah seperti dinosaurus ...
      justru jumlah manusia harus dikurangi ..

  • @nadines1618
    @nadines1618 Před rokem +103

    Barangkali maksudnya Prof jika anda pebisnis retail (toko, minimarket dsb), sekolah dasar dan usia dini, RSB, ada baiknya anda mulai melirik daerah-daerah penyangga kota besar, karena konsumen anda lebih banyak di situ. Untuk bisnis berbasis demografi, anda harus mencari lokasi yang fertility rate nya masih tinggi. Termasuk juga toko kebutuhan anak usia dini, itu sudah jadi satu industri tersendiri dan selama ada anak-anak pasti selalu ada demand.

    • @rianto244
      @rianto244 Před rokem

      Good...

    • @user-yc4un6li8r
      @user-yc4un6li8r Před rokem +1

      Betuulll

    • @k.ikesusanti5264
      @k.ikesusanti5264 Před rokem

      Waduh..Indpnesia sudah padat pak. 280juta jiwa..pemerintah kuwalahan mengatir penduduk

    • @alifhadi4945
      @alifhadi4945 Před rokem +2

      Teori ketinggalan zaman...lihat fakta dunia nyata...teori yg faktual sekarang banyak anak muda rebahan karena pak eko klenger dengan mulut berbusa...🤣🤣🤣

  • @Steve_A_R
    @Steve_A_R Před rokem +11

    Negara2 yg menua jadi tidak berbahaya, tidak akan ekspansi ke negara lain.
    Dan tidak berani perang.
    Contohnya eropa, ga ada yg mau perang lawan rusia, cuma mau kirim uang, kirim senjata, ga ada yg mau kirim anak ke medan perang.
    Disana, anak2 terlalu langka, terlalu berharga

    • @rick507
      @rick507 Před rokem +1

      dan akhirnya karena butuh orang, banyak menerima imigran dari negara lain.

    • @moh_bagusov2
      @moh_bagusov2 Před 10 měsíci

      ​@@rick507dan imigran2 ini hidupnya terlalu enak bahkan tdk melakukan apapun dibiayain sm negara sampa2i bisa beli mobil, ini terjadi di jerman

    • @angelsub9184
      @angelsub9184 Před 15 dny

      ​@@moh_bagusov2seriusan kak? Jadi imigran dari negara manapun, kalau ke Jerman, bisa jadi kaya gitu? Kok bisa kak? Emang mereka kerja apa kak?

    • @moh_bagusov2
      @moh_bagusov2 Před 14 dny

      @@angelsub9184 banyak yg g kerja

  • @andianperkasa1291
    @andianperkasa1291 Před rokem +11

    akan terjadi prof, karena hidup makin berat and memakan waktu, bukannya ngga mau punya anak banyak, tapi kita juga butuh waktu untuk kita sendiri. maka jika sistem ekkonomi berubah menjadi, misalkan jam kerja hybrid, dll makan itu yg akan mendorong kita mungkin memnpertimbangkan punya anak lagi.

  • @stonevillechannel
    @stonevillechannel Před rokem +20

    dampak inflasi menjadi salah satu penyebabnya. permasalahannya harga rumah, biaya pendidikan, biaya hidup yang semakin tidak terjangkau oleh rata2 penduduk yang menyebabkan semakin banyak orang yang tidak mau berkeluarga atau punya anak.

    • @lennynofalina3518
      @lennynofalina3518 Před rokem +3

      Cari kerja dan kompetsi kerja juga susah belum biaya kesehatan juga mahal.

    • @antoniuspurwanto105
      @antoniuspurwanto105 Před 13 dny

      Yang membuat rumah/tanah mahal adalah kecenderungan orang kaya untuk membeli rumah/tanah dengan tujuan investasi.

  • @euissuharyani3443
    @euissuharyani3443 Před rokem +15

    selamat pagi pa dan selamat pagi para nitizen...... saya berkecambuk di bidang pendidikan.. benar analisa bapak, dulu di kecamatan kebayoran lama jumlah SD Negerinya pernah mencapai di atas seratus sekolah, begitupun dengan kecamatan kecamatan lain yang ada di Jakarta selatan, sekarang sudah pada berkurang, berkurang karena dilikwidasi atau dimerger, karena jumlah peserta didiknya berkurang... dan ada sekolah swasta pindah lokasinya tidak lagi di kota atau pusat kota, karena peminatnya sangat minim sekali sehingga tidak bisa membantu biaya operasional sekolah tersebut. dan akhirnya pindah ke daerah di luar jakarta..

  • @hastutidwi4795
    @hastutidwi4795 Před rokem +180

    Saya 48 th...saya kerja cuma jadi babu alias ART....tp Alhamdulillah anaku selesai kuliah...dan sudah kerja mengajar di SMK...ank kedua SMK kelas 2....tetap berjuanglah selagi kamu mampu demi anak anakmu mendapatkan pendidikan yg tinggi...berpikir positiv sllu..berdoa...Tuhan tidak tidur....

    • @ezriero
      @ezriero Před rokem +9

      Semangattttt.....💪💪
      Saya seorang ibu 2 putra....yg besar kuliah, yg kecil SMA

    • @aregastian3070
      @aregastian3070 Před rokem +20

      tuhan mau membantu utk yg mau berfikir, kalau zaman sekarang masih mau punya banyak anak tapi hidup masih pas pasan bulan ke bulan itu namanya nggak tau diri atau nafsu ingin berkembang biak terus

    • @retnayuli
      @retnayuli Před rokem +15

      Kita beda, kita py Pancasila, kita py agama. Anak, jk kita sbg orang tua mau bergerak, PASTI ADA REJEKINYA. Tp jk tdk punya AGAMA, rejeki sll dihitung dg ANGKA, padahal, realitanya TIDAK BISA DIHITUNG, KRN ITU HAK PREROGATIF ALLAH utk Mengatur.

    • @ayi3455
      @ayi3455 Před rokem +12

      banyak anak, banyak tanggungan ...

    • @puput4zz4
      @puput4zz4 Před rokem

      Mantulll 🙏😇

  • @petanicipanas4212
    @petanicipanas4212 Před rokem +10

    Seperti baca kembali buku Alvin Toffler. Pak Rhenald adalah satu yang sangat sedikit dari dunia akademik yang update dan relevan 👍👍👍

  • @Hobbybaca
    @Hobbybaca Před rokem +9

    Alhamdulillah usia 30an, anak 2 masih bocil2, rumah sewa, pendapatan masih blm umr (tmpt kerja di DKI), orang tua (ayah ibu) masih ada, ayah pensiun ibu dirumah saja. Alhamdulillah setiap hari berkutat dengan rencana, eksekusi dan menemukan sumber rezeki utk pemenuhan kebutuhan hidup. Mohon doa nya prof Rhenald utk lancar dan berkah nya rezeki saya. Terimakasih utk sharing ilmu nya di yt anda. Salam

  • @andinursandi7022
    @andinursandi7022 Před rokem +6

    Kyknya gak ada yg komen rezeki sudah diatur tuhan pada tiap individu. Bravo rasional itas

    • @nd.s5697
      @nd.s5697 Před rokem +1

      Ada di atas ka 🤣

    • @guandewei
      @guandewei Před rokem

      Anda masuk di bubble penonton pak rhenald

    • @z.rayyan9680
      @z.rayyan9680 Před rokem

      Rezeki berupa kebutuhan primer diatur Tuhan dan dijamin. Tapi Tuhan ga jamin setiap orang dpt kebutuhan tersier. Jaman skrng kebutuhan primer aja ga cukup, harus bayar sekolah, kuliah, punya HP, Laptop, kendaraan, bayar pulsa, Listrik, mainan, dll.

  • @tugino168
    @tugino168 Před rokem +30

    Sebagai orang Tua, hanya bisa berdoa dan berusaha sekuat tenaga, semua dijalani dengan apa adanya..... Rejeki itu Tuhan yg ngatur.... Sekolah tinggi kadang rejekinya kalah sama orang yg beruntung...

  • @bagusadisubrata3094
    @bagusadisubrata3094 Před rokem +51

    Jika itu terjadi, maka adalah hal yang baik. Daripada berkembang biak tapi menciptakan penderitaan baru. Biarlah yang mampu merawat anak yang memiliki anak. Yang tidak mampu bisa menikmati hidup tanpa beban.

    • @yohannesdhysta8237
      @yohannesdhysta8237 Před rokem +24

      Kalo di sini justru kebalikannya. Yg kaya malah free child, tapi yg miskin semakin rajin bikin anak.

    • @viciarifwicaksono5038
      @viciarifwicaksono5038 Před rokem +3

      krisis demografi ada hal baik? darimana baiknya bro apa kurang jelas penjelasan prof Rhenald?.manusia itu secara nature itu adalah berkembang biak bro, memiliki keturunan itu menciptakan penderitaan baru, tergantung dari sudut pandang mana anda melihat, kalau dari saya yg mempunyai 2 anak, berkembang biak dan berketurunan itu adalah keniscayaan atau anugerah yang luar biasa. dan ingat memilih tidak berketurunan memiliki resiko kesehatan dan beban hidup tersendiri, bukan berarti kita terbebas atau tanpa beban.

    • @bagusadisubrata3094
      @bagusadisubrata3094 Před rokem +13

      @@viciarifwicaksono5038 nah anda termasuk yang mau memiliki anak. Terserah yang lain ingin memiliki anak atau tidak. Yang pasti jangan sampai memiliki anak karena keharusan tetapi sebenarnya tidak mau. Akhirnya kasihan anak itu.

    • @andyadinata4191
      @andyadinata4191 Před rokem

      @@yohannesdhysta8237ya hiburannya cuma itu
      Orang kaya hiburannya banyak

    • @viciarifwicaksono5038
      @viciarifwicaksono5038 Před rokem

      @@yohannesdhysta8237 kebalik mas childfree yang benar. kenapa seperti itu karena kurangnya edukasi dan akses kesehatan. karena tidak semua orang teredukasi dan punya uang untuk melakukan sterill atau KB, untuk KB Gratis sudah ada tinggal esukasinya saja yang blm merata. dan tidak semua orang miskin begitu bro. jangan mendiskreditkan orang miskin.

  • @meilaw2917
    @meilaw2917 Před rokem +52

    Menurut saya membesarkan seorang anak itu penuh tantangan, tapi hidup kita jadi lebih bernilai. Kita juga jadi bercermin dan berusaha untuk terus menjadi lebih baik supaya bisa jadi panutan untuk mereka.
    Karena tanggung jawabnya begitu besar, makanya anak sy cukup 2 aja dan sy tidak akan melarang mereka jika mereka tdk mau memiliki anak

  • @marethatriana6466
    @marethatriana6466 Před rokem +17

    Saya usia 33 thn dn punya ank 2.. Meski bisa pnya ank lagi tetapi saya lebih memilih cukup 2 saja karna selain biaya pendidikan yg berkualitas itu mahal, jaman skrng lebih memilih sedikit ank namun berkualitas.. Terkecukupi gizinya dn kebahagiaan ank pun perlu difikirkan.. Dn jga lbh memilih untuk menabung untuk masa tua agar ank2 saya tdk menjdi sandwich generation..
    Semakin bnyk populasi manusia sprti skrng ini, semakin berat pula tantangan di dunia kerja , bnyknya jumlah penduduk namun pekerjaan/ penghasilan tdk sebanding dengan by hidup saat ini..

    • @risyabifamilys1800
      @risyabifamilys1800 Před rokem

      Sepemikiran

    • @lanlantjan2394
      @lanlantjan2394 Před rokem

      Punya anak zamankini sa ngat mahal trutama biaya
      Pendidikan.
      Pikirkan sblom punya anak
      Krna bangsa yg kuat hrs ada diisi penduduk yg berkualitas dalam pendidikan...

  • @linaangela7187
    @linaangela7187 Před rokem +3

    Memang jaman sudah berubah.
    Pasti nanti dunia ini akan menemukan keseimbangannya kembali.
    Karna pada dasarnya manusia makhluk yg sangat adaptif .
    Penduduk berkurang juga banyak efek pos nya.....polusi berkurang..alam lebih seimbang

  • @yedijafotografer
    @yedijafotografer Před rokem +41

    pengusaha di bidang basic needs seperti pendidikan, kesehatan, transportasi & property makin gila ambil untungnya demi bagus laporan keuangannya.. jadinya biaya punya anak makin gede..

    • @wthellmoments260
      @wthellmoments260 Před rokem +1

      Sangat relevan.. Karena mahalnya biaya pendidikan jadinya makin dikit anak lebih baik utk masa depannya

    • @tanratih6533
      @tanratih6533 Před rokem

      @@wthellmoments260 pp

    • @tanratih6533
      @tanratih6533 Před rokem

      P0⁰0p0⁰00000

    • @yedijafotografer
      @yedijafotografer Před rokem +4

      @Pine Apple Studio iya bener.. ga usah jauh2 sampai ke daerah, liat di jakarta pusat yg nb gedung2 tinggi, mewah, prestige gtu, kalau main2 ke sana, disekitar gedung mewah itu ada perkampungan kumuhnya disekitarnya, yg sering luput dr pandangan 🤣

    • @ilhamrj2599
      @ilhamrj2599 Před rokem +1

      Kalau mereka naikin harga artiny wajar, lah wong jumlah anaknya berkurang😅. Itu kan prinsip ekonomi lagi.

  • @Rwinxs4
    @Rwinxs4 Před rokem +3

    Hidup itu soal pilihan bagaimana Caranya happy, ada yg single tetep happy dan punya family jg happy, jd selama konteks sendiri itu tdk sepi ya fine2 saja. Toh pada akhirnya kita semua akan hidup dalam kesendirian...

  • @raos_kreebihouse8098
    @raos_kreebihouse8098 Před rokem +15

    Negara2 maju di Asia seperti Korsel dan Japan, spore generasi mudanya sudah jarang yang mau mempunyai anak, sepertinya fenomena ini ada kaitannya dengan tingkat pendidikan masyarakatnya, begitupun di Indonesia, semakin berpendidikan dia akan berpikir beberapa kali untuk mempunyai anak karena karir dan tanggung jwb mempunyai anak itu besar, dan yg sudah sy rasakan perusahaan2 di kita itu kurang dukungannya untuk ibu2 hamil dan yang mempunyai balita, selalu mempersulit.

  • @teriskarahardjo3337
    @teriskarahardjo3337 Před rokem +36

    Terimakasih pengetshuan yg futuristik utk kami ini Prof, sebaiknya Pemerintah menggunakan pemikiran ini sebagai bagian dari strategic planning NKRI. Dlm waktu dekat saya sih keoingin prof Reynald jadi mentri penfidikan sehingga jelas penataan SDM nya

  • @frankiewidjaja1999
    @frankiewidjaja1999 Před rokem +170

    Saya usia 51 thn. punya 3 anak.
    2 sudah kuliah dan yg pertama sudah wisuda dan kerja...
    Berjuanglah sekuat tenaga buat anak2 mu...
    Jangan pantang menyerah...
    Hidup memang sulit dan makin sulit..
    Tapii tetaplah berusaha, Tuhan selalu buka jalan...

    • @rajakadrun1230
      @rajakadrun1230 Před rokem +15

      Omong Kosong

    • @ayi3455
      @ayi3455 Před rokem +11

      banyak anak, banyak tanggungan ...

    • @ivomaladi531
      @ivomaladi531 Před rokem +19

      Buat yg sudah terlanjur punya anak = hrs berjuang, krn anak tdk pernah minta dilahirkan.
      Buat yg belum punya = sebaiknya jaga kesehatan, bantu kehidupan ini dgn mengurangi sampah, sehingga binatang yg ada di sekeliling kita ikut terjaga dan perbanyak bibit baik.

    • @BarrySManifold
      @BarrySManifold Před rokem

      51? Muda banget

    • @sipalingekonomi
      @sipalingekonomi Před rokem

      @@rajakadrun1230 IQ rendah kek Gini nih contohnya

  • @yasontan2539
    @yasontan2539 Před rokem +17

    Saya yg masuk SMA 1996 ada 8 kelas satu angkatan (melebihi angkatan2 sebelum dan sesudahnya) tapi terakhir berkunjung ke sekolah itu kelasnya tinggal 2-4 kelas per angkatan... sejak 2010 an SD juga makin berkurang, dlu saya pikir program KB 2 anak cukup pemerintah berhasil namun ternyata ada faktor lain juga... hehehe

  • @monikaagustin1381
    @monikaagustin1381 Před rokem +28

    Setiap kondisi org beda2, yg saya lihat dijaman sekarang terlalu banyak generasi sandwich dimana bukan hanya harus mengurus rumah tangga sendiri melainkan harus mencukupi kebutuhan orang tua bahkan mertuanya. Ditambah efek covid yg melanda sangat melumpuhkan dibeberapa sektor terutama ekonomi dimana harga2 meroket, PHK besar2an serta kemiskinan semakin bertambah membuat setiap org harus berjuang untuk bisa bertahan hidup. Mungkin itu pula yg menjadi pertimbangan seseorang untuk tidak menikah terlebih dahulu& menunda mempunyai anak. Sebab berbekal pasrah& keyakinan aja gak cukup jika tidak dibarengi pemikiran yg matang& ikhtiar yg maksimal. Membaca kondisi dijaman sekarang yg udah mulai kacau menjadikan seseorang mulai membatasi angka kelahiran serta faktor kesehatan mental pasangan sangat penting dimana bukan hanya sekedar melahirkan keturunan semata melainkan melahirkan generasi penerus yg berkualitas, pastilah membutuhkan biaya yg tidak sedikit. Di beberapa negara pun mulai mengalami penyusutan penduduk dikarenakan memahami kondisi ekonomi dunia saat ini sedang tidak baik.

    • @marinatrudy5779
      @marinatrudy5779 Před rokem +1

      Setuju

    • @endennurlaelasanti1683
      @endennurlaelasanti1683 Před rokem +4

      Benar,karena generasi muda sekarang juga harus ikut menyokong orangtua dan mertua yg tdk bisa mandiri seperti orangtua dulu

    • @iwanhermawan7632
      @iwanhermawan7632 Před rokem

      Pemuda zaman skrg harus dibebani sama orangtua dan anak mereka. Terus lo berkesimpulan ga mau punya anak. Biar ga nyusahin anak lo. Terus kalau lo tua yg mau ngurus lo siapa? Anak saudara? Anak tetangga? Anak temen? Malah nyusahin anak org lain jadinya. Ikut ngurus dan ngebesarinnya ogah, pas udah tua aja bergantung sama anak orang lain

    • @monikaagustin1381
      @monikaagustin1381 Před rokem +3

      @@iwanhermawan7632 @Iwan Hermawan maksudnya itu dipikirin kalo mau nikah seandainya pasanganmu itu tulang punggung keluarga, kamu juga tulang punggung keluarga apa kamu udah sanggup punya 3 dapur belum lagi nanti ditambah punya anak bahkan kalo mau punya anak banyak apa sudah mampu? Hidup berumah tangga pun harus disesuaikan sama kemapuan finansialnya& kesiapan mentalnya juga. Dzholim juga loh kalo ujung2nya banyak anak tapi ditelantarin gak dipikirin kedepannya gimana? Soalnya pengalaman temen punya anak 5 kondisi ekonominya miskin ujung2nya anak2nya banyak yg kurg gizi semua. Belum lagi kondisi mentalnya itu juga penting, jangan sampe menyisakan trauma buat si anak kalo mentalnya belum bener2 siap punya anak, sebab punya anak bukan asal jadi yg paling berat itu mendidik bukan sekedar ngebesarin doang tapi musti ada planing kedepan buat meminimalisir kendala yg nantinya bakalan dihadapi di masa depan jadi udah prepare duluan. Lagian punya anak itu niatnya jangan mikir tua ada yg bakalan ngurus sebab banyak juga ortu yg dibuang sama anaknya pas ortunya sakit. jangan pernah gantungin hidup sama org sebab takdir gak pernah tau siapa yg bakalan meninggal dulua. Anak yg udah berumah tangga itu bakalan fokus sama keluarga kecilnya dan pasti mulai gak fokus sama ortunya. Realitanya kayak gitu. Lagian Tuhan menghadirkan anak itu bukan buat yg Lo sebutin tadi kalo ada niat kayak gitu artinya egois yg ujung2nya bakalan jadi ortu yg otoriter. Pada dasarnya anak itu fitrahnya jadi generasi penerus dimana dia musti bermanfaat buat banyak org& alam sekitarnya bukan mikirin nanti tua bakalan ada yg ngurus sebab itu masuknya kewajiban sebagai seorang anak. Kan saya bilang setiap kondisi org itu beda2 gak bisa dipukul rata. Realitanya emang kayak gitu dijaman sekarang

    • @joycedestiny5116
      @joycedestiny5116 Před rokem

      Pokoknya jangan sampai terjadi kejahatan seperti penipuan , perampokan, pembunuhan, pemerasan hanya gara2 masalah kurang uang inilah masalah terbesar gelap mata karena faktor ekonomi kurang mampu

  • @k3nzaki2004
    @k3nzaki2004 Před rokem +7

    Selain beban hidup (material) semakin tinggi (makanya lebih baik cari uang daripada berkeluarga), harga Yang Di butuhkan untuk tinggal Di pusat Kota pun makin tinggi.
    Belum lagi developer gencar membangun di luar Kota utama. Klop sudah.
    Bukan ngga mungkin dalam beberapa tahun kedepan ...Gedung Gedung Di Jakarta, mall mall Di jakarta serta Kota besar lainnya ... Akan gugur 1 demi 1 ...ujungnya ...

  • @muryaagung235
    @muryaagung235 Před rokem +7

    Betul..
    2023, saya mengalami sendiri dari 7 survey biaya persalinan bahkan ada 2 rumah sakit (disekitar tempat tinggal saya) yang bahkan menurunkan rate harga mereka dan sisanya masih memakai harga lama (tidak ada kenaikan) dari tahun lalu 3 rumah sakit ada kenaikan tapi menurut saya masih dalam batas wajar dengan segudang fasilits yang ditawarkan.Ketika kontrol pakai fasilitas faskes 1 pun jam 10 pagi antrian sudah habis alias kosong untuk antrian bidan KIA dipuskes yang mana memakai bpjs kesehatan.Bagus sih masyarakat lebih aware dengan kedepannya untuk anak baik pendidikan/kesehatannya nanti

  • @wawawiwawawa2
    @wawawiwawawa2 Před rokem +5

    Intinya sih 1 ato 2 anak aja cukup tapi serba berkualitas. Ya akhlaknya, pendidikannya, gizinya dll. Aku ngerasa sih, kalo kebanyakan anak tapi gak bisa mendidik & kasih perhatian yg cukup cuma bisa jadi beban negara aja karena ya itu tadi, terjebak lingkaran setan kemiskinan. Banyak contohnya, ya tetangga ku, bahkan ortuku sendiri. Kebanyakan anaka yg dipikirkan cuma warisan warisan dan warisan.

  • @ahsantumdaily
    @ahsantumdaily Před rokem +1

    Tidak mengherankan Rasulullah Muhammad SAW sangat mendorong umatnya untuk tidak ragu memiliki banyak keturunan. Sebuah arahan yang sangat visioner....

  • @rankurogane
    @rankurogane Před rokem +54

    saya orang yg sederhana. dan saya kebetulan bisa menghitung. kalau saya hitung gaji saya tidak bisa memenuhi kebutuhan lebih dari 2 orang, saya rasa tidak perlu punya anak. saya tidak mau membawa jiwa2 ke dalam dunia ini hanya untuk dihajar kehidupan dlm society yg seperti ini. cukup sampai saya aja

    • @didiksu
      @didiksu Před rokem

      😥

    • @silviasimangunsong7621
      @silviasimangunsong7621 Před rokem +1

      That's fine too.

    • @sertiahana9812
      @sertiahana9812 Před rokem

      Miris sekali tp memang fakta

    • @gradesiandajani9077
      @gradesiandajani9077 Před rokem +3

      Banyak jg yg berpendapat spt sdr, sy mendukung. Ada Firman Pelihara dan penuhilah bumi. Kl kita memelihara bumi dgn baik, sebenarnya Tuhan mencukupkan. Namun, banyak diantara kita yg serakah (termasuk sy)

    • @onesiforusivan527
      @onesiforusivan527 Před rokem

      Ya, setuju!

  • @saodahodah3329
    @saodahodah3329 Před rokem +10

    Dikampung saya yg punya anak diatas 4.. dipandang aneh..itu terjadi pada saya sendiri,tapi saya yakin dan kerja yg halal untuk menafkahi keluarga dan tidak merepotkan orang..Alhamdulillah anak anakku sehat bisa sekolah dan istriku bisa wisuda..

    • @Rajagukguk378
      @Rajagukguk378 Před rokem

      di jakarta kelahiran 80 an rata2 punya anak cuma 2 atau 3 ... bokap gw kelahiran 81 ... anak cuma 3

  • @fiar3823
    @fiar3823 Před rokem +15

    Terima kasih Prof atas pencerahannya sbg bahan renungan utk 10-15 thn kedepan bagi pemerintah kita 🙏

  • @estehmanisminogi888
    @estehmanisminogi888 Před rokem +8

    Punya anak artinya harus punya dana utk fasilitas pendukung.harus mampu beli gadget,laptop, hp, kuota, pendidikan yg mahal dan kalo sudah sma minimal harus punya motor utk berangkat sekolah dll. Bagaimana kalau lebih dr satu tinggal kalikan saja. Banyak sodara2 sy juga tidak mau menikah krn takut.Belum lg beban moral belum tentu bisa mendidik anak dgn benar.Karena tidak ada rule model menjadi orang tua sempurna.Sy sendiri merasa sgt berat jika punya anak lbh dr satu.Kalau takut kekurangan sdm tenang pak... msh byk pengangguran.

  • @putraatmaja5685
    @putraatmaja5685 Před rokem +38

    Dari Awal Nikah saya sudah mendambakan memiliki anak, sekarang sudah punya 3 putri ... Bahagia rasanya menjadi orang tua bagi mereka, tuhan akan mencukupi selama kita bekerja serius dalam mendapatkannya 🙏🏼🙏🏼, Ada juga pasangan yg tidak pingin memilik anak karena ada yg menganggap beban ... sah2 aja karena itu pilihan, menurut saya Kemampuan dan Kemauan harus berjalan Seirng untuk memutuskan memiliki keturunan.

    • @reginarenata4365
      @reginarenata4365 Před rokem +1

      Jaman skr punya anak 3 malu kaya anak tikus saja.

    • @maywellyansyah
      @maywellyansyah Před rokem +1

      jadi dmana kantong2 kemiskinan dengan banyak anak, mereka tidak bekerja serius dan tuhan tidak mencukupinya 🤣

    • @omput2171
      @omput2171 Před rokem

      Setuju Om, Menurut saya namanya Berkeluarga sebaiknya ada kehadiran Anak2, mungkin dijaman sekarang eloknya 2 anak sdh cukup rasanya mengingat biaya hidup tambah tinggi.

    • @aregastian3070
      @aregastian3070 Před rokem +3

      bukan nganggap beban tapi sebaiknya tau diri sebatas mana kemampuanya, banyak org hidup masih ngontrak, hidup tergantung bulan ke bulan, pingin terus berkembang biak pula. yg ada anak tidak terurus karena biaya kebutuhan anak itu tidak murah. lagipula SDA indonesia sudah banyak berkurang karena overpopulasi

    • @joycedestiny5116
      @joycedestiny5116 Před rokem

      ​@@aregastian3070 ngurus hewan seperti kucing & anjing pun juga butuh biaya

  • @AfrianySinthaSKepNs
    @AfrianySinthaSKepNs Před rokem +7

    Anak saya 2 sdh mau kuliah anak ke 1 saya, dan sekarang umur saya 40th
    Sangat benar penomena ini, rata2 wanita bekerja mls punya bnyk anak karena sangat berasa tahap membesarkan anak itu

  • @AntoniusJeffryGunawan
    @AntoniusJeffryGunawan Před rokem +6

    Cost membesarkan 1 anak 2023, level proletar:
    Dokter visit n perscriptions: 6-10jt
    Persalinan: 8 - 25jt
    Pendidikan sd-kuliah: approx 500jt - 1m
    Return stlh 20th kemudian:
    Gaji 5-20jt
    Usia produktif 10-15th (masa sandwich generation, sebelum ia memutuskan menikah)
    Roe 10th: 600jt - 2m (ambil median 1,3m, karena ga mungkin gaji langsung 20jt)
    Dengan asumsi jadi sapi perah ortu, 50% setoran, udah ga masuk keekonomiannya 😆

    • @saya8098
      @saya8098 Před rokem +2

      Jangan nulis gitu lah nanti orang yang baca makn tambah takut

    • @alifprasetyo7444
      @alifprasetyo7444 Před rokem +1

      @@saya8098
      INI KENYATAAN

  • @tjptjp1972
    @tjptjp1972 Před rokem +2

    Selama masih hidup setiap manusia punya Kewajiban,, tapi tiap manusia juga punya Hak memilih jalan hidupnya masing2..
    Memiliki anak ataupun tidak memiliki anak itu "sama besar" perbandingan suka dan duka nya..sudah ada Bukti Nyata disekitar kita yg tidak terbantahkan..
    Tapi Inti dr semua permasalahan ini sebenarnya Adalah rasa bersyukur tetap hidup sehat jasmani rohani dan dalam keadaan damai sejahtera apapun itu pilihan yang dijalani!!!
    Jangan sudah dikasih rejeki anak tapi ngawur dalam membesarkannya,,bahkan sampai menelantarkan dan ada juga yg tiap dikasih saran utk kebaikan diri dan anaknya malah ngomong "anda ga tahu sih betapa besar berat dahsyatnya ngurus anak" seakan2 hanya dia didunia ini yg jadi Oangtua dan punya Beban hidup,, lalu ngurus anak dijadikan alasan ngutang, nyuri, nipu dll ,, padahal mindset dan teknik dia dalam mengurus anak sudah salah..
    Atau sebaliknya sudah memilih untuk tidak punya anak tapi kemudian merasa sepi gundah gulana lalu BT judes jutek bahkan marah2 kalau lihat anak2 orang disekitarnya ramai berisik happy dg segala aktifitas dan tingkah lakunya atau saat anak orang berprestasi dan membanggakan ortunya muncul rasa iri dengki dan bahkan menyesal krn keputusan nya utk tidak memiliki anak saat masih muda dulu..
    Hadeeehhhh itu tuh baru yang namanya "Masalah"..

  • @sr3821
    @sr3821 Před rokem +7

    Memang benar bahwa semakin hari kehidupan semakin sulit dan biaya hidup semakin mahal, tapi menurut saya faktor yang paling mempengaruhi hal ini adalah urbanisasi.
    Ketika semakin banyak orang berdatangan ke kota untuk hidup dan bekerja di sana, maka lahan yang tersedia semakin langka, sehingga harga tempat tinggal semakin mahal. Tanah-tanah yang tadinya digunakan untuk kebun sayur/ buah dan peternakan disulap menjadi hunian. Tapi itu berarti bahan-bahan makanan harus didatangkan dari luar kota. Karena bahan-bahan makanan didatangkan dari luar kota, berarti ada ongkos kirim, sehingga harga bahan-bahan makanan jadi lebih mahal. Ini artinya, orang harus bekerja lebih keras demi mencukupi kebutuhan dasar saja.
    Sementara itu, di desa-desa mungkin semakin banyak lahan yang telantar karena orang-orang (terutama generasi muda) semakin banyak yang pergi ke kota. Karena jumlah orang semakin sedikit, perekonomian di desa semakin lesu, kecuali jika lahan tersebut dialihfungsikan sebagai perkebunan, peternakan, pabrik, dsb oleh perusahaan-perusahaan.

    • @eggeometry
      @eggeometry Před rokem +4

      Faktor utamanya adalah kapitalisme, dimana hajat hidup orang banyak dikuasai segelintir orang.

    • @sr3821
      @sr3821 Před rokem

      @@eggeometry Bahwa ada sekelompok orang yang dominan dalam suatu bidang (misalnya ekonomi), itu adalah "hukum alam" (Pareto principle). Sistem apapun ujungnya akan seperti itu. Yang penting kebutuhan dasar manusia terpenuhi dengan baik.

  • @ilhamrj2599
    @ilhamrj2599 Před rokem +12

    SD ditutup di kawasan pusat kota ga cuman terjadi di Jakarta... tp juga di kota2 lain.
    Jumlah kelas di sekolah sy juga menurun jauh.
    Bahkan dulu satu kelas sy bisa ada 48 pelajar satu kelas kira2 sekitar 20 tahun yang lalu. Sekarang di sekolah sy itu satu kelas mentok 32 orang. Udh gitu jumlah kelas juga turun.
    Soal usia pensiun ditingkatkan, anda kaum milenial harus siap2 ya ... generasi kita mungkin akan naik usia pensiunnya ke 60 tahun ke atas 😭 nantinya. Ini tanda2nya udh kelihatan. Perusahaan sy rekrutmen pegawai barunya ga sekenceng waktu sy pertama kali join 10 tahun yang lalu. Jumlah new recruitment berkurang udh ada kali setengahnya. Padahal bisnisnya jauh lebih booming dari 10 tahun yang lalu. 😭

    • @BushfireDec
      @BushfireDec Před rokem

      computerized ikut berperan. dulu serba manual jadi butuh banyak orang...

  • @laler7687
    @laler7687 Před rokem +9

    Child free bagus utk mengurangi bibit begal, penjahat, & penipu... 👍

    • @tjiuling7385
      @tjiuling7385 Před 2 dny

      Yg child free kebanyakkan org pendidikkan, kr tau dunia makin sulit, liat dijln2 byk anak2 yg dijadikan minta2, miris

  • @valentinoyohanis7064
    @valentinoyohanis7064 Před rokem +26

    Semuanya kembali ke lingkungan dan pola pikir pribadi. Kalau lingkungan tempat tinggalmu, semuanya murah. Dan pola pikir kamu santai, menerima segala kekurangan yang ada. Pasti kamu bakal mau punya anak. Kamu bakal tidak mau punya anak kalau hal sebaliknya terjadi.

    • @ruru6643
      @ruru6643 Před rokem

      Ada benarnya juga?

    • @einzweichschein
      @einzweichschein Před rokem +1

      Lingkungan dan parenting kalau saya boleh bilang.
      Maaf, ini bakal panjang.
      Saya orangnya cenderung santai, anak sulung dari 3 bersaudara. Di kota saya semua murah, tapi orangtua punya ambisi yang ga kesampaian dan punya rencana yang dilampiasin ke anak. Ortu ingin anaknya jadi apa yang beliau ga bisa + diharapkan anak yang lebih tua bakal nguliahin adek-adeknya ketika udah kerja.
      Saya lahir dilingkungan relijius. Karena ga mau dianggap durhaka, saya kompromi sama masa depan saya. Saya suka kartun dan teknologi, berharap kuliah di dunia kreatif atau IT, tapi ortu punya cita-cita anaknya jadi guru. Something that is a nightmare for me who is an introvert who has a very low social battery. But I can't refuse, I was only a child who loved her parents dearly and didn't want to disappoint them.
      Saya nyoba berontak, kasih pengertian kalau saya maunya masuk jurusan ini. Kalau urusan biaya, gpp ga langsung kuliah, kerja dulu juga mau asalkan bisa masuk ke jurusan itu. Tapi ditolak.
      Saya termasuk murid yang berprestasi disekolah, saya yakin tes masuk univ itu bukan tantangan yang berat. Tapi aspirasi dan usaha saya saat itu dibunuh saat itu juga, without a second thought. :)
      So, I spent my college life like a drone. Dead inside while killing any emotional reaction that appeared as I calculated my way to get the seconds best in the college. What they care about was my achievements anyway, not me as a person. So, I had no obligation to give my all. I did aim the second best for my own self satisfaction. Dan tbh, itu gampang banget dan bikin saya frustasi malah karena bagi saya yang suka kompetisi dan tantangan. Apapun yang saya kerjain di kampus itu terlalu mudah. Otak saya kurang stimulus, and I feel even more dead inside.
      At that point, saya masih bertahan. Saya masih ada adek. Saya ga mau adek-adek saya jadi sasaran selanjutnya. So, dijalanin lah jadi guru, sambil nguliahin adek, trus makin jatuh ke lubang depresi as my mind spiraling down thinking-----Segini ya, nilai saya dimata orang tua.
      Karena orangtua ekspektasinya, anak jadi guru, profesi yang mereka bisa banggain, dapet gaji gede yang bisa nguliahin adek-adeknya. Faktanya, dimanapun itu kerjaan guru dari dulu ga ada yang gajinya gede, apalagi FG. Beban kerja lebih banyak daripada rewardnya. Dan saya makin ga ngerti, wishful thinking darimana itu yang ortu punya.
      Sekarang, adek udah lulus dan dapet kerjaan bagus di dunia teknologi. Sejak awal kuliah udah saya sediain semua yang saya dulu mau tapi ga punya, HP, Laptop, internet, dan kebebasan milih mau kerja apa.
      I'm proud of her. Now, what's next? My lil sis can grow like that because I gave her what she needed to grow. Masih ada satu lagi dong, adek bungsu. I've never been there for him in his formative years because I was working away from my hometown. The result of my absence was-----almost a disaster.
      Jadi, saya ngabisin masa pandemic buat ngarahin dia di masa akhir pendidikan dasarnya, sebelum masuk dunia kuliah. At this point, I don't care about my life at all anymore. My younger siblings are the priority. And I did it, adek hampir ga mau kuliah karena sejak kecil ga ada yang jadi guide buat pendidikannya. Sekarang dia udah kuliah dan biaya pendidikannya ditanggung my lil sis.
      Now, I'm 30, a female. And I have no worldly desire. I'm just tired of living. Ortu pengen saya nikah karena umur saya segini. But, I don't want to get into another hell that people call family. I have experienced one, and I'm not sure I want one of my own.

    • @ruru6643
      @ruru6643 Před rokem

      @@einzweichschein how about God? The friendly really friend of us?

    • @einzweichschein
      @einzweichschein Před rokem

      @@ruru6643
      What do you mean? Can you elaborate your question more?

    • @ruru6643
      @ruru6643 Před rokem

      @@einzweichschein mungkin ini (itulah) rezeki dari Tuhan. Tuhan adalah sebaik-baiknya sahabat? Maybe, this is the best or not yet. What ever that everyone _we have our path _destiny?
      Edit: god knows our limit. You are strong

  • @iamnurra008
    @iamnurra008 Před rokem +7

    semoga kita semua banyak yg sejahtera hidup nya biar percaya diri kalau nanti punya anak . Aamiin.. satu sisi menarik sekali punya anak tapi sisi lain kita harus ada materi untuk membesarkan nya, mendidiknya, menyayanginya

  • @indrasusanto2638
    @indrasusanto2638 Před rokem +17

    Di Kota tempat tinggal beberapa tahun terakhir setiap tahun ajaran baru banyak SD yang kekurangan murid, bahkan ada SD yg hanya punya 1 siswa kelas 1. Itu terjadi karena banyak penduduk generasi ke2/3 yang pindah ke daerah pinggiran kota yg masuk kabupaten tetangga. Rumah dijual kebanyakan karena penghuninya kesulitan ekonomi/ terlilit hutang, dan masyarakat menengah bawah sulit beli rumah/tanah dikota karena harganya tidak terjangkau, yang terjadi sekarang setiap pagi-sore jam pergi/pulang kerja jalan utama masuk/keluar kota itu rame banget, kata DPRD "Kota ini kalo pagi buat wira-wiri 2juta orang, kalo malam habis tinggal 1/4 (seperempat)nya". Mungkin secara tdk sadar ekonomi kecil ditengah kota jadi terdampak, pedagang kecil, umkm, jadi sepi karena penduduk sekitar dia jualan jadi sedikit, karena masyarakat menengah ke atas jarang yg beli dipedagang kecil/umkm, banyak ruko kosong pertanda tidak baik-baik saja kan?. kota yg dimaksud #Solo

  • @Cip3ngp3ng
    @Cip3ngp3ng Před rokem +24

    "Every baby deserve parent, not every parent deserve baby". Fenomena yg terjadi di dunia, bukan jakarta saja. Btw hanya kota besar padat yg bermasalah, malah di desa kabupaten berkembang biaknya lancar.

    • @afrynamjamahesa9604
      @afrynamjamahesa9604 Před rokem +6

      Desa dan Kota Kota kecil masih lancar jaya untuk masalah perkembangbiakan hehehe. Marak juga nikah muda tanpa modal apa apa, yg penting keluarganya mereka mampu membiayai nya, walaupun tak jarang BRI jadi jalan Ninja nya

    • @rajakadrun1230
      @rajakadrun1230 Před rokem +9

      Karena orang-orang di desa dan kabupaten masih menjadi SDM rendah dengan otak jongkok

    • @dadanwahyu5945
      @dadanwahyu5945 Před rokem +3

      Malah d desa saya mulai berkurang generasi mudanya . Satu keluarga paling banyak anak tiga bahkan sekarang banyak yng bilang cukup lah satu . Males punya anak lgi . Gede biaya nya

    • @cintasetyareni7163
      @cintasetyareni7163 Před rokem +1

      Di tempat sm byk anak tp keadaan nya miris ada yg di luar nikah trs ada yg ngamen di jln

    • @Bos_Besar
      @Bos_Besar Před rokem

      @@rajakadrun1230 otak jongkok. Mau di kota di desa ttp aja ada orang2 yg masih otaknya jongkok. Jadi kita tdk boleh menyimpulkn di desa orangnya bodoh2. kalau mereka otak jongkok. Mereka tdk bakalan sukses di desa sndiri.banyak kok mereka merantau dari desa ke kota lalu sukses.

  • @imansudrajat3297
    @imansudrajat3297 Před rokem +62

    alhamdulillah dkaruniai 2 anak...meski hidup pas pasan..smoga kelak mereka mnjadi anak2 sholehah..bs mnjdi orang yg akan terus mndoakan kami ketika sdh tidak ada..tdk ingin pnya anak/menikah adalah pilihan..apapun itu, jgn anggap anak adalah beban..mendidik n mmbesarkannya adalah ibadah dimata Allah..smoga selalu sukses buat para ortu..

    • @cutiaja
      @cutiaja Před rokem

      Aamiin

    • @hasanainassagaf
      @hasanainassagaf Před rokem

      Sepertinya usia di bawah 40? 2 anak cukup

    • @rajakadrun1230
      @rajakadrun1230 Před rokem +1

      alhamdulillah dikaruniai 2 anak...meski hidup kaya raya..semoga kelak mereka menjadi anak2 sukses..bisa menjadi orang yg akan terus bermanfaat bagi sesama..tidak ingin kaya raya adalah pilihan..apapun itu, jangan anggap harta adalah beban..bekerja dan mencari uang adalah ibadah dimata Allah..semoga selalu sukses buat para pengusaha..

    • @sipalingekonomi
      @sipalingekonomi Před rokem

      @@rajakadrun1230 ku tendang jangan marah ya 😂😂😂

    • @rajakadrun1230
      @rajakadrun1230 Před rokem

      @@sipalingekonomi Lu tuh kenapa? Marah-marah Mulu.. kebanyakan pinjol ya lu? Gj

  • @mariaimaculata854
    @mariaimaculata854 Před rokem +2

    jadi peluang usaha akan bergeser ke segmen usia lansia , pampers dewasa akan lebih dibutuhkan , bukan lagi tenaga baby sitter , tapi perawat lansia, demand obat2an , vitamin yg aman bagi lansia, makanan sehat, alat2 kesehatan semakin hype kalau ingin panjang umur,

  • @pututagungprabowo2698
    @pututagungprabowo2698 Před rokem +5

    Terimakasih Prof...saya semakin mengerti, bentuk materialisasi di setiap ruang & waktu, berbeda. Ada sebuah kalimat mutiara dlm bahasa Jawa, tugas manusia itu " memayu hayuning bawana, ambrasta dur angkara", dan filosofi "bapa angkasa - ibu pertiwi". Rahayu Sagung Dumadi Prof.....

  • @rudia5364
    @rudia5364 Před rokem +2

    Intinya solusi tingkatkan kesejahteraan merataaa... biar kaum muda bikin anak gk khawatir buat menghidupinya. sekarang kaum muda kejepit, harus nafkah ortu dan keluarga kecilnya... jadi kaum muda cuma sanggup merawat satu anak ajaaa... kalau kesejahteraan merataa... kaum muda genjot cruttt jadi 5 langsung jadi

  • @conniewidjaya4329
    @conniewidjaya4329 Před rokem +17

    Setuju prof, perubahan itu memang sedang terjadi di banyak negara. Tidak hanya di Spore, Korea, negara2 Eropa bahkan China pun sedang mengalami perubahan ini.

  • @Memburu_HartaKarun_PasarModal

    Alhamdullilah... skrg umur 49, punya 6 anak.. harusnya 7 kalo gak keguguran..
    2 anak udah kuliah... paling kecil masih kls 1 SD...
    dibuat enjoy aja, alias pasrahin soal rejeki mah...
    1 anak.. atau 6 anak.. .ribetnya sama aja koq..
    selama pabrik indomie masih berproduksi.. perbanyaklah anak di negeri ini..
    karena ini adalah negara demokrasi... makin banyak anak ...
    peluang menang di TPS makin besar...
    biarkan org org jenius dan pintar yg memikirkan masa depan bangsa ini
    kita cukup ikutin aja nasehat dan tips tips mereka biar gak makin tersesat di perjalanan hidup....
    ajarkan anak pentingnya kemandirian FOOD-WATER-ENERGY, biar mereka bisa fokus dan mandiri menyongsong masa depan yg makin menantang..

  • @abednegoagungjatmiko9596

    Saya selalu mendpatkan insight baru saat Prof Kasali meberikan banyak ulasan yang prediktif dan kritis dengan ketajaman yang memberikan daya dorong pada perubahan, seperti namanya rumah perubahan

  • @hasanainassagaf
    @hasanainassagaf Před rokem +24

    Banyak teman-teman saya yg seusia sekitar 50 tahunan, saya perhatikan punya anak maksimal 3 orang, beda dengan generasi yang sekarang berusia di atas 60 tahun, yg saya perhatikan masih punya anak 4-5 anak. Sedangkan di kalangan generasi yg berusia 30 tahunan - khusus - dalam keluarga saya maksimal punya anak 2 orang. Jika saya perhatikan dalam keluarga saya. Saya 8 bersaudara, ayah saya 13 bersaudara, ibu saya 18 belas bersaudara. Sepertinya memang fertilisasi pelan pelan menurun. Semua keluarga saya tinggal di jabodetabek.
    Terima kasih prof analisanya

    • @sitisuyiroh1112
      @sitisuyiroh1112 Před rokem +1

      Krn puny ank bnyk tu butuh bnyk tantangan baik moral mau material

    • @hasanainassagaf
      @hasanainassagaf Před rokem

      @@sitisuyiroh1112 betul sekali, terutama di kota besar.

    • @vlogdesa3309
      @vlogdesa3309 Před rokem

      Daerah saya didesa dr 65keluarga 20 diantaranya anaknya cuma satu..kl gini terus ya punah orang disini

    • @OpenMindedMan
      @OpenMindedMan Před rokem

      Biayanya mahal pak. Ponakan yg balita aja satu hari jajannya 20 rb

  • @susantibr8187
    @susantibr8187 Před rokem +4

    Indonesia masih aman, di provinsi luar pulau jawa rate kelahiran masih di atas 2, pertumbuhan penduduk Indonesia masih tinggi.
    Sekolah SD negri yg kekurangan murid karena kalah bersaing dengan sekolah swasta yg lebih sesuai dengan keinginan orang tua.

  • @lanadelray9820
    @lanadelray9820 Před rokem +1

    Mangkanyaaaaa NEGARA kalau mau aman banyak rakyatnya ya jamin dong kesejahteraan rakyatnya. Biaya hidup Gratis tis tis... heuheuu... bisa gak ya..
    Ya Allah lindungilah anak2 cucu2 cicit2ku.

  • @LJOK08
    @LJOK08 Před rokem +6

    Betul prof. Tidak berimbang penghasilan orang tua dengan biaya sekolah. Dulu sekolah negeri favorit dipilih angkatan kita, sekarang alternatif setelah banyak tawuran dan bully

  • @Cafe_Mikrochip
    @Cafe_Mikrochip Před rokem +4

    Kalau saya yakin setiap anak membawa rejekinya masing2 hanya bagaimana itu bisa tercapai tentunya proses pendidikan ke anak kuncinya beri kekuatan pada setiap anak agar mampu memiliki mindset mandiri, jika gagal mendidik mencapai mindset mandiri akan jadi bencana

    • @isjarumw4519
      @isjarumw4519 Před rokem

      Punya anak berapapun boleh ya pak yg penting sejahtera secara moril maupun materiil
      1 aja gak sejahtera lahir dan batin ya stop

  • @user-ko7et1cj6w
    @user-ko7et1cj6w Před rokem +4

    Menurut saya justru fertility rate diangka 1 sekian itu kalau dimanage dengan baik dan pengembangan SDMnya pesat akan jadi sangat bagus outputnya. Saya pribadi merasa pilihan orang tua saya punya anak 1 adalah pilihan yang tepat dimana saya bisa merasa tercukupi baik secara finansial dan emosional ketika saya tumbuh, tidak hanya itu saya merasa dengan anak 1 maka fokus orang tua ke pengembangan diri saya lebih maksimal seperti dari kecil saya diikutkan les untuk pelajaran, les memainkan instrumen, serta banyak kebutuhan lain yang sayar rasa sangat tercukupi hingga sampai berkuliah di luar negeri. Dan secara emosional saya merasakan bahwa orang tua saya memilih untuk mempunyai anak di kala siap secara emosional sehingga sangat berdampak kepada bagaimana mereka memperlakukan dan mendidik saya. Tidak sampai disitu dengan hanya punya 1 anak maka alokasi dana keluarga juga bisa dimanfaatkan untuk hal-hal lain yang bisa mempererat bonding antar anggota dan pengembangan diri seperti mengunjungi tempat-tempat baru baik di dalam maupun luar negeri yang sekaligus memberikan dan menghadapkan saya dengan perspektif lain sejak saya kecil. Mungkin itu opini saya pribadi yang dari kecil didik untuk punya family planning yang tepat sesuai dengan kemampuan saya baik emosional dan finansial

    • @f-zeroracer9767
      @f-zeroracer9767 Před rokem

      kalo TFR 1 koma kecil, artinya penduduk akan habis setengahnya setelah generasi ortu nya meninggal

  • @antonsumarno2877
    @antonsumarno2877 Před rokem +13

    Negara jepang sedang mengalami hal yg disampaikan oleh Prof. Keep on fighting, hidup harus disyukuri🙏

  • @fatahbanan5545
    @fatahbanan5545 Před rokem +2

    Impian terbaik adalah melihat anak tumbuh besar berkembang membangun negri.

  • @lylysmediabelajar7387
    @lylysmediabelajar7387 Před rokem +3

    Aamiin sangat bermanfaat Prof. Alhamdulillah diberikan amanah punya 2 anak laki-laki yang insya Allah harapan saya bisa jadi penyejuk hati orang tua dan jadi pemimpin yang Siddiq, Amanah, Tabligh dan Fathonah di masa depan. Terima kasih atas sharingnya sangat mencerahkan Prof.

  • @diahwahyufikriarahmawati8070

    Thank you for sharing this, pak. Sebuah renungan tentang opportunity cost. Benar itu yang saya rasakan sebagai wanita dan awal-awal memiliki bayi.
    Tapi makin kesini saya makin sadar bahwa sebenarnya saya tidak kehilangan kesempatan, tapi saya mengambil kesempatan lain. Memilih dengan sadar untuk membesarkan amanah Tuhan dan ganjarannya sangat besar. Jika anak berhasil dididik menjadi anak soleh, doanya akan membawa kebaikan hingga saya meninggal kelak, insyaallah.
    Dan tentu mendidik anak dengan benar, butuh perjuangan.
    So, for all women: it's okay. We didn't lost any opportunities, we take a bigger opportunity ❤

    • @pangihutansaragih2403
      @pangihutansaragih2403 Před rokem

      Aamiin Ya RahmanirRahiim..
      Bila *Cinta Keluarga* tak dibunuh oleh Ego yg domiman, maka Pilihan berkeluarga dan punya anak adl kebahagiaan.

  • @lenymufida
    @lenymufida Před rokem +6

    Saya 28 tahun masih suka hidup sendiri. Belum siap menikah. Saya juga tidak hidup di kota besar. Saya memilih hidup nyaman menurut saya. Karena menurut saya menikah itu terlalu ribet, apalagi punya anak. Apalagi biaya pendidikan yang "bagus" di negara ini masih sangat mahal.

    • @jbgr
      @jbgr Před rokem

      Kasian banget wkwkwk

    • @desinoz
      @desinoz Před rokem

      Your life, your choice 👍

  • @HarunMasiku007
    @HarunMasiku007 Před rokem +14

    Waktu umur 20an saya sangat niat dan bersemangat ingin menikah dan punya anak, tapi setelah memasuki 30 saya merasa kalau berkeluarga itu beban yg sangat berat. Makanya saya meninggalkan pacar saya dan tidak ingin berkomitmen di tambah lagi melihat teman2 saya yg sudah berkeluarga kalau ketemu bahan ceritanya hanya masalah keluarga dan kebanyakan setres di dalam pekerjaan. Beruntung saya memutuskan untuk tidak menikah muda waktu itu.

    • @HarunMasiku007
      @HarunMasiku007 Před rokem

      @@remintong2930 senafsu-nafsunya saya hanya sekali seumur hidup bayar wanita demi memuaskan hasrat yg tak terpenuhi, karena saya yakin pasti ada wanita yg gak ingin serius dan punya anak tapi mau berhubungan, dan memang benar ada, jadi saya gak perlu membayar.

  • @kusandariandari4938
    @kusandariandari4938 Před rokem +13

    Terimakasih prof.Rhenald Kasali untuk informasi yg mengupas setiap masalah dan problem di masyakarat kita, sangat bermanfaat ilmunya.

  • @calonmiliader418
    @calonmiliader418 Před rokem +5

    Kenapa sekarang banyak anak muda merantau dan tinggal di kota sebab sepengalaman saya yang belajar di sekolah, kita di doktrin oleh guru untuk jangan sesekali menjadi petani, buatlah bangga sekolah mu dan jadilah orang besar dengan bekerja sebagai pengusaha, dokter, polisi dll. Itu waktu saya masih SMP. Dan di salah satu materi pelajaran IPS menyebutkan bahwa ciri - ciri negara maju adalah sebagian besar masyarakatnya tinggal di kota, lalu guru saya menerangkan ; kenapa Indonesia susah menjadi negara maju karena sebagian besar masyarakat Indonesia enggan untuk bekerja di kota dan lebih nyaman bekerja di desa sebagai petani. Jadi kita sebagai penerus bangsa alangkah baiknya bekerja di kota - kota besar dan jangan takut untuk bersaing agar Indonesia menjadi negara maju, begitu kata guru IPS saya. Makanya banyak anak - anak muda yang setelah lulus sekolah pada akhirnya datang ke kota untuk mengadu nasib agar menjadi orang besar, mungkin begitu sih menurut pandangan saya kenapa banyak yang lebih memilih bekerja di kota daripada bekerja di desa dan membangun desa yang lebih baik. karena doktrin dari guru - guru di sekolah yang menyebabkan seperti itu agar nama sekolah menjadi terangkat.

    • @sobrianto96
      @sobrianto96 Před rokem

      Jd petani haruss punyaa lahaann alis tanahhh...klo gak punyaa yaa otmstid pergi meraantauu

    • @calonmiliader418
      @calonmiliader418 Před rokem +1

      @@sobrianto96 bukanya warga desa pasti memiliki warisan tanah yang lumayan banyak ya

    • @sobrianto96
      @sobrianto96 Před rokem

      @@calonmiliader418 manaa adaaaa ...banyakk di orng2 di desaaa punyaaa tanah punn hanyaa cukup untuk t4 tigaalll ..kerjaa pun banyal yang serabutaann...makanya pada pindahh ke kotaaa krnaa gak punyaa tanah di desaaa..

  • @gakpengendikenal
    @gakpengendikenal Před rokem +8

    Banyak pertimbangan dan kekhawatiran punya banyak anak dizaman sekarang, yang paling besar jadi pertimbangan adalah biaya hidup dari tahun ke tahun semakin meningkat, saya yang sudah punya dua anak tadinya mau nambah satu lagi, tapi setelah perekonomian sekarang semakin sulit membuat pendapatan dari usaha gak bertambah cenderung jalan ditempat, sedangkan pengeluaran untuk berbagai kebutuhan hidup malah semakin bertambah besar, apalagi anak paling besar masuk SMK walaupun negeri biaya pendidikannya ternyata lumayan besar, belum lagi harus ikut membantu membiayai kebutuhan mertua dan adik ipar, pada akhirnya dengan istri sepakat cukup dua anak saja yang penting bisa membiayai sekolah anak, mampu mendidik dan memberikan kasih sayang, juga kebutuhan pokok keluarga terpenuhi itu saja

    • @abcgunawan123
      @abcgunawan123 Před rokem

      Se 7. Kadang sdh tamat perg tinggi dgn IP 4 , tetap gaji umr. Bayar kost, trasport, makan. Akhirnya tdk bersisa. Pulang kampung dan tinggal di rumah ortu. Jadi beban ortu lagi. Makanya mau anak banyakpun, hrs berpikir.😢

  • @delovenderguesthouse8944
    @delovenderguesthouse8944 Před 16 dny +1

    Menurut saya, selain masalah pilihan karir yang telah disebutkan pak RK, keengganan anak muda untuk punya anak saat ini juga dikarenakan mereka melihat dan belajar dari orang tua mereka, bahwa punya anak itu perlu tanggung jawab yang besar, biaya yg tidak sedikit dan juga membatasi kebebasan individu untuk menikmati hidup... Sehingga pilihan tidak memiliki anak menjadi pilihan yang terasa masuk akal... sehingga cukup sulit dicarikan solusinya... pergeseran mindset ini marak di negara2 maju (jepang, korea, china, amerika, eropa dll)

  • @lindamariagoretti3121
    @lindamariagoretti3121 Před rokem +3

    Prof kl org kaya mampu justru hnj punya ank 2 tp kl org yg miskin justru anknya jebol trs juga kl yg berpendidikn tinggi juga tdk menhendaki ank bnyk

    • @pengamatwoe7390
      @pengamatwoe7390 Před rokem +1

      Orang kaya berpikir kualitas, orang miskin berpikir kuantitas berpikir anak= investasi, akhirnya tercipta begal2 sampah masyarakat. Investasi bodong tuh orang miskin makin banyak yg melarat. Gitu lah kira2 siklusnya

  • @orangmakassardifinlandia2993

    Alhamdulilah diberi Allah anak 2 orang :) yang 1 lahir di Indonesia skrg sdh usia 13thn dan yg kedua lahir di Finlandia baru usia 5 tahun..saya dan suami memang lebih memilih kualitas drpd kuantitas Prof.
    Disamping itu, kami jg memikirkan wellbeing kami sekeluarga dan utk mewujudkan itu perlu cuan yg banyak :)

    • @amora3062
      @amora3062 Před rokem +1

      Setuju.. lebih pilih kualitas dibanding kuantitas

    • @asarichan4995
      @asarichan4995 Před 11 měsíci

      2 itu dah banyak bu.. disini temen2 sy banyak yg blm nikah,,, giliran py anak 1,2

  • @dadanwahyu5945
    @dadanwahyu5945 Před rokem +2

    D desa"pun mulai sepi generasi mudanya . Seperti saat sd thn 90 masih 20 orangan tpi sekarang hanya 7 orang per angkatan paling banyak 9 orangan

  • @luiilafeterealiiu3k977
    @luiilafeterealiiu3k977 Před rokem +27

    menurut saya sebaiknya pemerintah fokus terhadap percepatan pengembangan infrastruktur di provinsi lain, tujuannya untuk stop urbanisasi sehingga income lebih merata dan biaya hidup tidak timpang, tidak perlu pusing harus ke ibukota untuk mendapat gaji tinggi namun pengeluaran juga tinggi. Perbanyak juga pekerjaan remote jika perlu. Kalau sudah merata kemungkinan besar permasalahan biaya tinggi bisa berkurang sehingga meninggalkan permasalahan kualitas anaknya saja. (dalam artian perhatian keluarga dan pendidikan anak)

    • @ntznbgzt
      @ntznbgzt Před rokem +2

      Yes itu betul, pemerataan sudah mulai terlihat. Rekan2 saya sudah banyak yang pindah dr jakarta. Entah itu ke atambua, bali, lombok, atau kota2 lainnya. Jakarta sudah tidak menarik jika untuk tinggal, untuk jalan2 okelah. Saya dr kevil tinggal dijakarta lahir di bandung. dan kota cirebon kota istri. sering juga dinas ke kota di luar jawa. Sangat2 kontras sekali. Palu, lombok, makasar dll
      Percepatan infrastruktur itu perlu tapi yang paling penting itu adalah meningkatkan level ekonomi masyarakat. Karena yang terjadi sekarang ini kota2 kecil seperti solo cirebon jika malam itu relati sepi, jam 8-9 sudah sepi, ekonomi kurang bergeliat, kurang atraktif, perputaran uangnya cenderung kecil. Banyak ruang2 kota kosong tidak dihuni, bangunan2 ksong berhantu.
      Kota kota kecil warganya spending money terbatas, powernya tidak sebesar orang2 jakarta yang sekali jajan belanja bisa ratusan ribu dan jutaan, ga perlu tunggu musim liburan hari2 biasa saja pun mereka belanja entah makanan lokal terkenal atau belanja branded dll. Habit jajan belanja itu buat orang lokal di kota2 kecil itu seperti kurang.

    • @danangsetiono4704
      @danangsetiono4704 Před rokem +2

      @@ntznbgzt kota kota diluar Jawa justru daya beli tinggi, ekonomi menggeliat, sebut saja Pekanbaru apa Balikpapan. Disisi lain kota kota dipulau Jawa diluar Jakarta justru ekonomi stuck, oke uang masih berputar tapi dalam jumlah yang kecil.

    • @ilhamrj2599
      @ilhamrj2599 Před rokem +2

      Dibikin gitu pun outputnya akan sama, model yang terjadi ya income naik, demografi menurun.
      Ga ada negara yang berhasil me reverse trend ini. Kecuali dengan imigrasi, Amerika dan Singapore itu contoh sukses karena mereka lawan perlambatan demografi dengan imigrasi.

  • @khoolishbyl16
    @khoolishbyl16 Před rokem +4

    Bagi negara miskin sda yg sangat bergantung dengan kualitas sdm nya penurunan populasi adalah bencana, tapi jika negara itu kaya sda dan sdm kurang mempuni maka penurunan populasi adalah berkah karena pemerintah lebih mudah mengatasi kemiskinan dan meningkatkan kualitas pendidikan jika populasinya kecil, mungkin jika populasi indonesia hanya 30jt penduduk kita akan sekaya negara² teluk.

    • @zuhairurramzi5400
      @zuhairurramzi5400 Před rokem

      Wakakakka analisis darimana? Pondasi ekonomi kita 56% dari konsumsi rumah tangga artinya setengah produk domestik bruto kita bergantung pada bisnis dalam negeri, kalo populasi kita 30 juta justru ekonomi kita bakal mengalami penurunan drastis, salah analisis anda, kalo negara kita eksportir mah gak papa populasi sedikit

    • @khoolishbyl16
      @khoolishbyl16 Před rokem

      @@zuhairurramzi5400 Itu mah cuma GDP dong yg terpenting mah GDP Perkapitanya, India yg GDP nya diatas Indonesia apakah lebih makmur dari orang Indonesia?faktanya GDP perkapita kita 2X lipat orang India, percuma GDP gede tapi rakyatnya miskin(pendapatan rakyatnya kecil).

    • @zuhairurramzi5400
      @zuhairurramzi5400 Před rokem

      @@khoolishbyl16 iya tau maksudnya sama aja kalo konsumsi dalam negeri sedikit siapa yang mau investasi? Contoh jepang yg ngandelin ekspor luar negeri dan gdp perkapita jepang tinggi, sewaktu krisis 90an orang jepang gak mau punya anak demografinya menurun dampaknya? Produk domestik brutonya stagnan 4 triliun dollar selama 30 tahun sampe sekarang, gak kebayang kalo demografi terus menurun sampe 30 tahun kedepan bakal disalip Indonesia dan India

  • @piscesldy
    @piscesldy Před rokem +26

    Prof, bahas ttg org2 yang punya anak, tapi ga dirawat dan ga didik dengan baik dong prof, kerugiannya apa, akibatnya apa untuk kedepannya.
    Karena banyak sekali yang beranak pinak tanpa anak tersebut dirawat dengan baik, diberikan kasih sayang dll
    Punya anak, tapi kemudian di sia2kan.. akibatnya anak2 tersebut tumbuh dengan rusak.
    Memang banyak orangnya akhirnya, tapi ga berkualitas semua pada akhirnya.
    Apa dampaknya ya prof?
    Makasih ya prof

    • @pengamatwoe7390
      @pengamatwoe7390 Před rokem +2

      Tidak terlihat kaum banyak anak banyak rejeki disini 😂

    • @edoprasetyawan7060
      @edoprasetyawan7060 Před rokem +2

      Bener....ini juga bnyak bgt...kawin nya kenceng tanggung jawab nya kurang

    • @davinastube
      @davinastube Před rokem +1

      Ada contohnya, negara yg kental dgn mafia spt m*k*k*, i*d* dst negara kanoha juga sdh mulai...nanti anak2 mulai diperdagangkan dr organ dlm sampai komoditi sex.

    • @cerdaspediaindonesia8926
      @cerdaspediaindonesia8926 Před rokem +1

      @@pengamatwoe7390 wajar tidak terlihat, karena ini bukan channel dakwah agamis. Heh 😃

    • @OpenMindedMan
      @OpenMindedMan Před rokem

      Dampaknya : jadi orang dan tidak jadi orang alias sukses

  • @yurizvp2066
    @yurizvp2066 Před rokem +8

    Sebaiknya jangan memiliki keturunan jika sudah sadar bahwa kerusakan Bumi benar2 tak bisa dicegah. Kasihan anak2 kita hidup dengan lingkungan kejam & keras.

    • @dendisugiarto6121
      @dendisugiarto6121 Před rokem

      Lu kasih saran jangan punya keturunan tapi ntar lu sendiri ngewe ajib ajib bikin anak

    • @yurizvp2066
      @yurizvp2066 Před rokem

      @@dendisugiarto6121 sok tau lu. Elu kali yang suka 🤣

    • @dendisugiarto6121
      @dendisugiarto6121 Před rokem

      @@yurizvp2066 Ya emang gw suka cuk ngapain gw jadi orang munafik kyk lu sok-sokan kasih saran tapi lu sendiri paling gak ngelakuin

  • @ismailmadjid816
    @ismailmadjid816 Před rokem +5

    mungkin yang hidup di kawasan ekonomi bawah menyaksikan konyolnya kehidupan setelah menikah. terlalu banyak kalau dijelaskan. tetapi itu membuat penerusnya trauma setelah melihatnya.

    • @pengamatwoe7390
      @pengamatwoe7390 Před rokem +3

      Betul. Anak2 hasil slogan "banyak anak banyak rejeki" melihat hasil kebodohan orangtuanya dan memilih sebaliknya

  • @nekonimeindonesia6774
    @nekonimeindonesia6774 Před rokem +20

    sebaiknya 1 keluarga hanya memiliki 1 anak.. sehingga Thanos tidak perlu datang ke bumi untuk memusnahkan sebagian penduduk. dan Tony Stark tidak perlu mati untuk membela kaum generasi Z yang akhlaknya makin tergredasi

  • @vivomobile7040
    @vivomobile7040 Před rokem +3

    Di kampung jg sudah banyak terjadi...orang tua banyak tapi sepi anak2 karna orang yg produktif punya anak 2 sj atau 1 sj.....anak remaja dah jarang ..yg ada merantau jadilah kampung sepi

  • @mayumisakura4883
    @mayumisakura4883 Před rokem +2

    Percuma juga banyak anak tapi gak sanggup membiayai nya belum lagi angka perceraian lebih banyak dari angka pernikahan ,orang akan trauma untuk berumah tangga ,biaya hidup semakin tinggi ,saya sudah punya dua anak dan sudah merasa cukup biar anak2 saya lebih ter urus ,kalau punya anak byk malah gak maksimal ngurusnya.

  • @djalutri9349
    @djalutri9349 Před rokem +4

    Nggak cuma di kota. Di desa pun sudah mulai kekurangan penduduk. Saya amati banyak SD Negeri di Jawa Timur dan Jawa Tengah ditutup atau digabung karena kekurangan murid. Paman saya Kepala SD di Magetan yg murid nya hanya 40 orang. Murid kelas satu nya hanya 3 orang.
    Ingat sebuah populasi bisa bertahan jika angka kelahiran per wanita adalah 2,1. Makanya China sudah mengubah kebijakan 1 anak menjadi 3 anak agar di masa depan tidak terjadi kekurangan usia produktif
    Yg bikin hidup susah bukan anak tapi gaya hidup yg diperparah dengan kebiasaan berhutang.

    • @vlogdesa3309
      @vlogdesa3309 Před rokem

      Betul didaerah saya bojonegoro jatim..dr 65kk skitar 20kk anaknya cuma satu..lha kl gini terus habis sudah penuduk disini.

    • @sobrianto96
      @sobrianto96 Před rokem

      @@vlogdesa3309 ponoro kmaren gemparr para siswi sudah pada punya anakk...jdd bnyak dongg

  • @johar4551
    @johar4551 Před rokem +6

    Saya punya 3 anak harus kerja siang malam saya jadi khawatir dengan masa depan anak saya tentunya jika mereka punya anak pasti akan lebih sulit lagi

  • @doddymj20
    @doddymj20 Před rokem +11

    Jangan kan Jakarta Prof, saya yg penduduk asli Bandung yg notabene mirip Jakarta aja udah jenuh dgn kondisi yg "tidak sehat" dr sebuah kota Besar ato Metropolitan, mangkanya skrg sy memilih pindah ke kota yg lebih kecil yg merupakan kota kelahiran sy jg yg mngkin lebih tdk ramai kecenderungannya..,income mngkin lebih kecil, tp bisa Bahagia, dan jg kedepannya harus antisipasi karena kota kecil ini dimasa depan akan berkembang dan bisa menjadi kota besar jg..

    • @sonajinur3548
      @sonajinur3548 Před rokem

      Maksudnya tidak sehat gimana bang? Persaingan kah?

    • @doddymj20
      @doddymj20 Před rokem

      @@sonajinur3548 tdk sehat dalam artian : Macet,Banjir dmna mana,Polusi tentunya,skrg klo mlm2 banyak Kriminalitas(Begal)krna dulu jarang, hampir ga ada yg namanya begal,jd semua itu bisa mempengaruhi yg namanya Kesehatan Mental alias Stress..,klo masalah economy mngkn gada masalah,dulu waktu tol Purbaleunyi blm ada,Nyaman sekali Bandung tuh.., beda jauh sama skrg....😔😔

  • @hamzahhrp308
    @hamzahhrp308 Před rokem +1

    Hanya ekonomi islam yang bisa menyelamatkan peradaban manusia hentikan riba, dan berikan pajak hanya pada mereka yang kaya dan mampu, bukan di bebankan pada rakyak kecil yang dalam kesulitan.

  • @lilisfiruzia6709
    @lilisfiruzia6709 Před rokem

    Anak itu rekji, ya benar sekali, klo tidk ada bibit banyak gmna...punah lah , hidup itu ujian untuk sllu sabar, harta itu ujian ,dan napsu itu sangat haus dan menghalal kn sesuatu yg tidak baik, buruk/ baik adalah pilihan dan semangat lah untuk menuju surga, semua anugrah cecil atau besar rejeki , dri yg maha pemberi, bersukur lah itu lebih baik bagi mu, 😊agar sllu bahagia, bersama keluarga ,yg harmonis itu kedamaiyan saling menyanggi mengasihi , saling memberi yg positip , agar sllu positip,

  • @anezbywtibywti7295
    @anezbywtibywti7295 Před rokem +4

    Pencerahannya luar biasa terimakasih pak

  • @febrysalsinha1
    @febrysalsinha1 Před rokem +9

    Aku nggak nganggap anak sebagai distraksi. Justru sebaliknya. Tapi, semakin paham juga kalau kondisi dunia dan kesiapan manusia sangat mempengaruhi kebahagiaan anak-anak kelak. Apakah iya saya bakal melahirkan anak-anak dengan kondisi dunia kyk sekarang, atau apakah saya cukup siap mendidik dan memelihara seorang manusia? Atau justru sya cman akan mewariskan masalah² buat dia kelak? I don't know.

  • @gleivisumigar1288
    @gleivisumigar1288 Před rokem +1

    Dulu untuk membangkitkan rasa patriotisme budaya dan sejarah yg sama akhirnya melahirkan negara baru, tapi Mungkin kedepan bukan cuma sekolah A dan sekolah B yg d merger , tapi demi menjaga budaya dan sejarah negara A dan negara B akan d merger...
    Salan bahagia😇🙏

  • @musikboy82
    @musikboy82 Před rokem +6

    Demografic Winter berbanding lurus dengan kemajuan teknologi dan ekonomi suatu daerah. Semakin maju maka biaya hidup dan pendidikan akan semakin tinggi yang membuat banyak orang muda takut utk berkeluarga.
    Maka jika banyak orang Indonesia yg iri dengan kemajuan Barat, Jepang, Cina dan Korsel, saya hanya bilang BE CAREFUL OF WHAT YOU WISH FOR!!!!

    • @andasehat3341
      @andasehat3341 Před rokem

      Memang ini yang kita "What we all wish for"
      1. Financial Freedom,
      2. Investasi,
      3. Menikmati hidup dengan traveling,
      4. Kualitas pendidikan yang meningkat,
      5. Kualitas hidup dan harapan hidup meningkat (sehat dan berumur panjang)

    • @musikboy82
      @musikboy82 Před rokem

      @@andasehat3341 Tapi satu hal yang banyak orang lupa: SEMUA ITU ADA HARGANYA!!! Kemajuan teknologi dan peradaban disatu sisi sangat mempermudah hidup kita. Tapi disisi lain tekanan dan biaya hidup semakin meningkat. Orang cenderung lbh materialistis dan individualis sehingga akan berpengaruh kepada keengganan dalam berkeluarga yang akhirnya berujung pada demografic winter ini