Dunia adalah Simulasi?
Vložit
- čas přidán 5. 12. 2020
- Apa buktinya bahwa dunia ada? Apa jaminannya bahwa kenyataan bukanlah sebuah simulasi belaka? Adalah sebuah skandal dalam filsafat bahwa pertanyaan yang sekilas tampak remeh-temeh ini masih belum bisa dijawab secara definitif. Dalam kajian filsafat, dikenal hipotesis simulasi atau hipotesis matrix yang menyatakan bahwa kenyataan yang kita kenali sehari-hari hanyalah kumpulan kesan indrawi yang disimulasikan. Hipotesis ini punya usia yang panjang dalam sejarah filsafat, setidaknya sejak Plato mencetuskan Alegori Gua. Pada abad ke-17, Descartes mengangkat kembali skandal ini dengan mencari bukti taktergoyahkan bagi adanya dunia. Apa yang ia temukan kemudian adalah bukti bagi keberadaan "aku". Seluruh dunia, termasuk orang lain, tidak dijamin keberadaannya. Dalam filsafat kontemporer, diskusi ini berlanjut dengan hipotesis Nick Bostrom yang diangkat dari film The Matrix, yakni bahwa kalau kita bisa menciptakan kecerdasan buatan atau AI yang bisa memiliki kesadaran sendiri, maka tidak ada jaminan bahwa kita sendiri adalah AI yang diciptakan oleh suatu entitas yang tersembunyi di balik realitas. Dengan demikian, pertanyaan tetap: apa jaminannya bahwa dunia ini bukan simulasi? Di video ini, saya menjelaskan mengapa pertanyaan sederhana ini tidak terpecahkan dalam ribuan tahun sejarah filsafat.
#filsafat #sastra #budaya #hipotesissimulasi #filsafatmatrix
--------------------------------------------------
Website: www.martinsuryajaya.com
Instagram: / martinsuryajaya
Facebook: / martin.suryajaya
Goodreads: / 4400055.martin_suryajaya
Sewaktu kecil saya pernah bertanya-tanya, apakah semua orang memiliki kesadaran seperti saya? Ataukah orang-orang yg ada hanyalah robot atau apapun yang diprogram untuk menemani saya menjalani kehidupan di dunia ini? Namun pertanyaan-pertanyaan seperti ini perlahan terlupakan karena kesibukan.
akhir nya ada orang yg sepaham dengan gua
One Mind bro
Wh sama
the truman show
Gw juga pernah merasakan itu
jalani kehidupan layaknya sebuah permainan, saat masa sulit datang katakanlah "ah ini hanya permainan". layaknya permainan, akhirilah sebagai pemenang.
Salah satu hipotesa saya saat ini :
Dunia dan segala materi dan dark matter nya itu real.. tapi SEMUA persepsi kita sama dunia itu sebenarnya hanya ilusi (simulasi dari otak kita melalui media panca indra (hardware) dan pengalaman (software) yang kita punya.
Warna itu ilusi
Bentuk dan tekstur itu ilusi
Suara itu ilusi
Society itu ilusi
Tatanan alam semesta juga ilusi
Salah satu contoh paling mudahnya yaitu, perbedaan panca indra, menghasilkan perbedaan persepsi.
Manusia dan burung beda memandang dunia ini.
Manusia dan serangga beda cara memandang dunia.
Serangga dan mamalia memiliki cara pandang yang berbeda juga.
Manusia dan komputer memiliki cara pandang berbeda.
Lensa kamera dan mata manusia memiliki cara pandang berbeda.
Sensor infrared dan sensor ultraviolet pun punya cara pandang yang berbeda.
Dan masih banyak lagi.
Air
Tanpa kita sadari Hipotesis ini merujuk kepada Tuhan, dimana Tuhan adalah Entitas tertinggi sang pencipta Matrix kehidupan, sisi gelap sains adalah Religi, dan sisi gelap Religi adalah Sains itu sendiri.
Makasih mas, sampean channel terbaik dalam pembahasan Filsafat, saya jadi gk ngerasa sendiri dalam belajar Filsafat.
Sangat cerdas pak Martin. Untuk memahami satu filosofi aja sangat rumit apalagi menceritakan jalan pikiran beberapa filsuf.
Pemikiran yg dalam. Mantap bung
Pendiri Tesla dan SpaceX Elon Musk pernah berkata dalam acara 2016 Code Conference bahwa kita bisa jadi sedang hidup dalam simulasi komputer bak film The Matrix. Seperti astrofisikawan Neil deGrasse Tyson, Musk berpendapat bahwa kemampuan sistem komputer yang semakin lama semakin kompleks adalah bukti bahwa realitas bisa diemulasikan. Hipotesis ini pernah dipopulerkan oleh filsuf Inggris Nicholas Bostrom pada tahun 2003. Singkat cerita, hipotesis ini berawal dari asumsi bahwa kemampuan komputer yang luar biasa telah tersedia di masa depan. Menggunakan komputer super tersebut, generasi masa depan kemudian melakukan simulasi mendetail mengenai sejarah spesies mereka. Nah, karakter dalam simulasi ini adalah kita. Namun, tampaknya hipotesis ini kini telah terpecahkan. Sebuah studi baru yang dipublikasikan oleh para fisikawan teoritis di Universitas Oxford yang dipimpin oleh Zohar Ringel dan Dmitry Kovrizhi dalam jurnal Scientific Advances mengonfirmasikan bahwa realitas ini bukanlah hasil dari simulasi komputer. Konklusi tersebut didapatkan setelah para peneliti mengamati hubungan unik antara anomali gravitasi dan kompleksitas komputasional. Dikutip dari artikel Seeker 3 Oktober 2017, Kovrizhin berkata bahwa timnya sedang mensimulasikan sebuah fenomena kuantum yang terjadi dalam logam ketika mereka terhambat oleh dinding subatomik. “Dalam mekanika kuantum, yang menjadi dasar pemahaman kita mengenai alam, sebuah sistem partikel dideksirpsikan oleh Hamiltonian, sebuah obyek yang bisa ditulis sebagai matriks. Untuk mensimulasikan sistem mekanika kuantum, Anda harus mendiagonalkan matriks ini dalam komputer yang bisa menjadi sangat sulit bila ukuran matriksnya menjadi terlalu besar,” ujarnya. Sebagai contoh adalah mensimulasikan putaran beberapa partikel dalam keadaan kuantum tertentu melalui komputer. Dikarenakan oleh sifat fisika kuantum, sumber daya komputer yang dibutuhkan oleh sistem ini bertumbuh dengan sangat cepat. “Menyimpan matriks untuk 20 putaran membutuhkan RAM sekitar satu terabyte. Jika Anda mencoba untuk memperluas persoalan ini menjadi beberapa ratus putaran, maka membangun komputer dengan memori tersebut membutuhkan lebih banyak atom dari apa yang ada di alam semesta,” kata Kovrizhin. Tugas ini juga menjadi semakin mustahil bila Anda menfaktorkan kompleksitas dari dunia kuantum, tingkat sureal dari realitas yang dapat kita amati dan buktikan keberadaannya. Dengan kata lain, Kouvrizhin dan para peneliti menemukan bahwa mensimulasikan alam semesta yang begitu kompleks mustahil secara fisika. Alasannya cukup sederhana, partikel yang ada di alam semesta tidak cukup untuk menghidupkan komputer yang dapat melaksanakan simulasi dalam skala ini.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lewat Fisika, Peneliti Buktikan Dunia Kita Bukan Simulasi Komputer", Klik untuk baca: sains.kompas.com/read/2017/10/04/200600623/lewat-fisika-peneliti-buktikan-dunia-kita-bukan-simulasi-komputer.
Penulis : Shierine Wangsa Wibawa
Thanks mas brow
Berarti karakter elon dimainkan oleh seorang alien yang kaya banget, karena mampu beli gems banyak, sehingga jadi paling kaya di dunia simulasi ini.
@@tonicop8729wkwkkwk iya juga
s7
@@tonicop8729Pasti pemilik karakter elon musk adalah entitas yang sangat terkenal di dunia realitanya😂😂😂
Seru memang pembicaraan ini, ternyata selama ini yg sering saya renungkan - fikirkan bener-bener dibahas oleh para filsuf jaman dulu, dan hingga sekarang. Senang nemu chanel YT kayak punya om Martin.
Saya suka dengan chanel ini. Chanel cerdas ini dibangun bersama antara bang Martin sbg booster dinamis sekaligus stimulator, juga keikutsertaan komunitas berkontribusi secara cerdas dan santun. Tiap person komunitas membangun retorika masing2 dg singular dan keunikan masing2. Tak ada kata yang membangun frase membentuk kalimat "kampungan", sekalipun bersifat sanggahan atau kontradiktif semua mendarat dicercap dg logika dan rasa yang smooth. Jauh dari komunitas urakan yg banyak dibangun di luar sana dan sejatinya hanya kosong tidak ada apa2, kecuali meninggalkan hati yang terluka beranak pinak yang ujung2nya meninggalkan juga dan digantikan oleh calon hati yang luka selanjutnya. Terus semangat melahirkan energi baru bagi komunitas pemikir bang Martin.
Dari bukti logis adanya tuhan dan paradoksal adanya tuhan, lalu dunia ini adalah simulasi. Saya semakin yakin, bahwa tuhan selalu ada. Pola pikir dan anggapan setiap manusia saja, yang memang beraneka.
Kalo buatku sekarang, tuhan juga salah satu dari aneka pola pikir manusia itu.
@@chn._341 multitafsir, tapi mengapa terjebak hanya dalam satu opini.
@@chn._341 mengapa banyak manusia berpikir tentang tuhan sekaligus bisa diterima akal?
Sama seperti mengapa manusia berpikir bahwa 1 + 1 = 2 dan itu juga bisa siterima akal?
Atau mungkin saja anda termasuk golongan yg tidak terima bahwa 1 + 1 = 2
@@fs_faizalrizal3303 maksudnya?
@@fauziach4865 Mungkin karena, agama udah jadi budaya pemikiran turun temurun, yang sakral untuk ditentang. Jadi banyak manusia yang akal sehatnya memvalidasi tuhan.
Tapi itu berbeda dengan "1+1=2", walaupun keduanya bisa dibilang "budaya pemikiran turun menurun.", Tapi konsep "1+1=2" konkrit, karna bisa kubuktikan pakai mata kepalaku sendiri.
Sementara tuhan belum bisa kubuktikan dengan akal sehat, karena belum ada satupun cara untuk membuktikan tuhan itu se konkrit "1+1=2".
Sekalipun konsep pemikiran tentang tuhan ini bisa diterima oleh logika sebagian besar orang, tapi tetep aja, itu nggak serta-merta membuat keberadaan tuhan jadi niscaya di akal sehatku.
Chanel yg super mantap..filsafat memang mampu melogiskan sgalanya..bhkan bisa mnengahi prtengkaran agama ,sosial ,politik dll...,yg susah didamaikan adlh prtengkaran perut..heeehe 😀
Terlepas dari apakah dunia ini memang simulasi ataukah bukan. Terlepas dari apakah ada dunia nyata di luar sana ataukah tidak. Hal terbaik yang bisa kita lakukan dengan segala keterbatasan pengetahuan kita adalah dengan tetap menjalani kehidupan ini sebaik mungkin sampai akhir. Seperti peribahasa "di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung."
Salam
Bung, bahas tentang Anti-Natalis dong bung, atau paradoks ontologi monoteis dan politeis (eskatologi dan samsara). Sebab dari sekian banyak argumen2 filsafat, yg jarang dibahas itu adalah pertanyaan; "Kenapa manusia tidak menghendaki spesiesnya punah ?, bukankah kepunahan adalah bentuk kemuliaan utk mengakhiri penderitaan?". Dan apakah manusia adalah spesies yg teramat lemah sehingga tdk mau berupaya utk tdk melahirkan keturunan, dan memilih utk melanjutkan keturunan?. Dan bukankah berkompetisi utk melanjutkan hidup itu ialah tindakan yg termat naif ?.
inti nya aku, kmu dan semua nya hnyalah halusinasi.
Yg ada hnyalah Allah swt
(hakekat)
Saat semua pakar dan ilmuwan mencari rahasia dan menciptakan sebuah hipotesa bahwa hidup ini merupakan sebuah *Simulasi/Tidak*, maka Muslim sejak awal mula penciptaan Adam a.s (Manusia pertama) telah mengajarkan bahwa ada sebuah Entitas yg penuh dengan Kuasa & Daya yg merupakan pencipta atas semua makhluk dan segala bentuk kehidupan, dialah ALLAH Azza Wa Jalla
Aku dari kecil banyak pertanyaan di kepala ku tentang byk pengetahuan salah satunya simulasi ini.
Tetapi setelah aku mengenal jati diriku semua keraguan itu hilang.
Alhamdulillah hidup ini sangat indah dan nikmat
Bedanya kalo game itu, secerdas cerdasnya game, konteksnya tetap saja kita mengontrol secara penuh.
gw pernah bertanya" sama diri sendiri soal ini dari zaman SMP dan sekarang terjawab sudah
Bagaimana kalo hantu yang sering muncul di tempat angker, itu adalah glitch atau bug ?
Tapi kita mempersepsikan secara pribadi itu hantu
Tapi terkadang glitch yg terjadi dalam game bisa kita ciptakan sendiri. Bagaimana kalo hantu tersebut ternyata hasil dari ciptaan imajinasi kita sendiri?
@@wiyudabambangf5718 kebetulan dari pengalaman saya, glitch ciptaan kita itu bukan lagi kalau dan ternyata.
Sahabat Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ’anhu pernah berkata: ”Bilamana manusia menemui ajalnya, maka saat itulah dia bangun dari tidurnya”. Sungguh tepat ungkapan beliau ini. Sebab kelak di akhirat nanti manusia akan menyadari betapa menipunya pengalaman hidupnya sewaktu di dunia.
Copy paste
aku muak kamu mabok agama islam.. bukti kok kamu pakai TAQIYA tujuan boleh berbohong demi membela islam itu ciri iblis suka berbohong.
Selama saya bergelut dalam pemrograman seringkali saya berkesimpulan bahwa saya tidak lebih dari sekedar yg namanya variabel
Lebih kayak object di game engine. Kwkw
@@nadzarmutaqin6447 iya juga sih.
Kalo secara konkritnya kehidupan itu 11 banding 11 dengan "machine learning" hehehheeh.
Jadi bisa di isi dengan type data gitu ya? Tapi kan kalau variabel di pemrograman sepemahaman saya ada yg mutable dan immutable. Sedang pada dunia yg saya huni, merujuk kepada kepercayaan atas dasar agama, saya tidak bisa merevisi suatu type data dari yg awalnya a menjadi b. Katakanlah saya manusia, lalu saya ingin jadi ikan, di dunia pemorgraman saya bisa seenaknya mengganti isi dari variabel selama isinya termasuk kepada type mutable, sedang di dunia ini, saya tidak mengetahui bagian mana dari isi diri saya yg mutable (secara fisik tentu saja).
Lalu anggapan tentang dunia simulasi semisal pemrograman berpacu pada apa ya mas? Saya butuh penjelasan lebih rinci, karena kurang memahami konteks dari kalimat di atas.
@@novianabimanyu7377 mungkin gini anggaplah saya adalah variabel x type datanya adalah string maka x (saya) hanya bisa mengalami perubahan sebagai string dan tidak bisa menjadi type data lainya seperti integer, double dan lainnya, dan jika saya tidak bisa mengalami perubahan meskipun sebagai type data yg sama maka bisa di pastikan bahwa saya adalah string yg immutable, yg membuat string itu mutable atau tidak adalah yg membuat program tsb. Selebihnya saya kurang mengerti🙏
@@novianabimanyu7377 hmm jika di sepertikan hanya pada variabel itu kurang tepat menurut saya, karena variabel terlalu kecil cakupanya, lagi pula jika dilihat dari segi kegunaanya variabel berguna hanya untuk menampung sebuah nilai atau hasil dari sebuah proses yang disimpan pada memori sementara(RAM) bukan pada memori pemanen(Hardisk). jadi kurang tepat menggunakan variabel saja, misal di kehidupan ini ada hukum sebab akibat yang dinamis, misalkan jika kita ugal-ugalan maka akibatnya tabrakan/dimarahi orang itulah akibat dari kita ugal-ugalan. lalu bagaimanakah cara membuat statement IF yang sangat dinamis sekali karena tidak mungkin sebab akibat itu hanya berlaku pada akibat ugal-ugalan saja kan, atau misalkan pakai statement Switch Case jelas itu sangat tidak tepat karena sebab(kondisi) bisa lebih dari satu dan berubah-ubah atau relaltif pada apa yang dilakukan manusia/object lain, misal jika ada sebuah sebab(kondisi): main api di POM bensin maka statement IF-nya:
IF(verb=main api && lokasi=POM) maka akibatnya kebaran
nah jika kita lihat dalam kondisi statement IF ada dua variabel yaitu :
1.verb
2.lokasi
dan sebuah konjungsi (&&).
hasilnya pun bisa lebih dari satu kemungkinan, bisa aja malah ketangkep polisi atau munkin malah ketemu jodoh.
nah masalahnya apakah hukum sebab akibat hanya memiliki 2 variabel dan sebuah konjungsi saja? jelas tidak ya, variabelnya bisa bermacam2 begitupula pada penghubung nya bisa saja konjungsi, implikasi, disjungsi, dll. pertanyaanya bagai mana jika kita pakai AI misalnya kita pakai algoritma Fuzzy Logic ? ya kurang tepat juga ya karena masih memiliki keterbatasan pada kondisi dan penghubungnya. wah baru soal hukum sebab akibat doang nih hanya secuil upil bayangin jika misalnya kita berada di sebuah simulasi komputer terus mati lampu apakah kiamat? kwkwkw
penjelasan nya bagus
terima kasih 🙏🙏
Keren sebutannya : Iblis Jenius👍👍
kalo bicara simulasi, pastinya akan bawa nama Jean Baudrillard.., tokoh favorit saya..
Yoi 😂
Makanan anak sosiologi 😀
Simulakra
Bagi referensi buku2 tentang itu dong, pengen belajar juga
Dr filsafat lah. Aku menemukan orang2 yg sepemikiran dg saya.. trnyata saya dr dulu berfilsafat sangat mendalam.. gak nyangka
Keren nih bang Martin, ngerti pemrograman juga
Luar biasa keep it up my man 👍👍👍
Mudah dipahami mantap
Dunia hanya ilusi itu benar ......
Dalam dunia psikologi, pikiran dapat menarik dan menciptakan segala sesuatu yang tidak masuk akal di dunia nyata .......
Keren bahasannya kaka.
Salam dari Lembata.
Usulan untuk mengupas ide para filsuf besar dari zaman ke zaman 🙏🙏🙏
Terima kasih...
Cerdas sekali bang filsafatnx
Pembahasannya keren semangat terus paman buat contennya
Kualitas videonya makin cakep aja bang
Pemikiran bahwa kita adalah simulasi, adalah perjalanan kesadaran manusia menuju pembuktian adanya sang pencipta atai tuhan.
Mantap bang penjelasannya
Bang Martin, setelah mendiskusikan dunia sebagai simulasi, barangkali lebih lengkap mendiskusikan posisi realitas.
Anak Kecil diam Saja gk Usah Koment..Sudah Selesaikan Saja Permainan mu..
palopo ikut nntn ya.
Dunia sebagaimana kesadaran yang kita rasakan & alami ini berdasarkan bimbingan Agama melalui kitab suci, maka piliran yang tidak bisa menjangkau sudah " dibocorkan" melalui Para Utusan/Nabi. Teori Simulasi memang dapat dipahami dengan "bicoran" Kitab Suci yang diyakini Para Pemeluknya, dengan izin Sang Maha Pencipta maka kesadaran bathin dapat menyentuh peemukaan "kesadaran" makhluk.....Allah Swt., sudah membimbing manusia melalui Para Utusannya tersebut.... Masya Allah...
Asik nih kayaknya
Teori ini tuh, ga harus di lihat /dipandang dri sisi agama/Tuhan, kita juga harus lihat dri sisi lain dan kemudian bandingkan hasil akhinya. Segala sesuatu itu tidak harus dipandang dri satu sisi tetapi juga harus dipandang dri sisi lainnya, krn di dunia ini ilmu agama bukan satu-satunya, tetapi ada ilmu lainnya seperti sains dll.
Seperti yang saya pikirkan sejak dulu... 👍
Menyangsikan segala sesuatu itu adalah hakikat syahadat... Laa Ilaha ...Tiada tuhan... Ini kalimat menafikan/meniadakan segala sesuatu... Illallah.. kecuali Allah ini mengisbatkan/mengukuhkan Allah(aku) itu...
Sistematis...
Mantulll
Om, next video buat penjelasan ray tracing sama dlss
Teori Dunia Simulasi ini buat saya terasa tidak terlalu "mengejutkan" lagi, dibanding teori2 konspirasi lainnya.....banyak faktor pendukung yg membenarkan teori ini, sbg contoh, saya seorang muslim, mempercayai bahwa ada suatu zat maha hebat yg mengendalikan segala sesuatu .... itupun dipercaya oleh agama2 besar lainnya....
btw...bg Martin Suryajaya, anda AI yg telah mencapai level pemikiran diatas NPC-NPC yg lain...hehehehe
Can't wait for it
asik diskusinya
Jujur, sy pernah berpikir demikian. Bahwa Satu"nya makhluk yg hidup secara real itu cuma saya (seolah" menjadi dijadikan sebuah subjek ) sedangkan manusia lain, segala objel lain didunia hanyalah sebagai ilusi belaka.
Setidaknya itu yg pernah sy alami dari pengalaman berpikir sy.
Sama bro gw jg pernah berpikir demikian, seolah2 semua yg ada didunia ini cuma saya yg asli sedangkan semua orang disekitar saya hanyalah figuran untuk menemani jalan hidup saya
tonton filem .The TRUMAN SHOW..
mungkin seperti iyu gambarannya
ternyata bukan hanya gw yang pernah berpikir seperti itu
Gue kira gua doang yg mikir kek gitu 😳
Merinding
Teori yg serius terdengar
Al Mulk ayat 3 "Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat?" Tuhan udah duluan kasi tau oi
Yg bisa jawab ujung luar angkasa content donk !!!
Semoga chanelnya maju terus ❤️❤️❤️❤️
Yang ditunggu 🤩
bahas solipsism bang seruu nih kayanya
Terus berkarya bang
Long life question nih...
Hmm krna vidio ini saya sedikit faham ttg aqidah sifat tuhan yg "haqqul wujud" ato "wajibul wujud" sedangkan kita "yumkinul wujud"
Channelny beneran bermanfaat
ada yg maha cerdas yg membuat simulasi ini...
Simulacra, Jean Baudrillard. One of my favorites
Semoga bang martin juga membahas Jean baudrillard
Dulu pernah saya punya pikiran seperti ini, kehidupan ini apa, apa semua nyata? Dan sekarang kenal kata filsafat ternyata ada yang sudah berpikir seperti ini, duh...
Jika kehidupan ini adalah simulasi yang dibangun di atas 'game engine', pasti bahasa pemrograman yang digunakannya adalah matematika. hukum fisika bisa berubah namun matematika berlaku secara universal
Orang2 mengira simulasi hanya ada pada baudilaard, tapi saya mau pasang Nick bostrom untuk tema yang sedang dibicarakan mas martin. 😀
Menurutku Filsuf besar itu ada tiga, karena mereka menandakan sebagai filsuf peralihan. Pertama adalah Hegel, kemudian Descartes dan, Plato. --Slkazfvok Zklizvzek.
Rene descartes: "Aku berfikir maka aku ada"
Jadi, segala realitas yg kita alami itu berawal dari pikiran.
Sedangkan saat kita tidak berfikir maka tidak ada kesadaran/ tidak ada aku/ tidak ada ruang waktu dsb.
Contoh: ketika tidur.
Tidak ada yg tau kemana perginya, dan ngapain.
Makanya tidak ada perdebatan mengenai itu :)
Kesadaran dan pikiran apakah hal yang sama?
Simple saja, di mana letak pikiriran? kalau di otak, berarti mengakui adanya kepala dan tubuh, dan kalau ada adanya tubuh. Itu sudah dunia luar dari pikiran
Gusti Allah lah yg melekatkan semua materi masing2 ini dan juga bisa tembus atau mentok sesuainya.
Pada kenyataannya semua bisa diurai lebur/hilang, dibentuk lagi (hologram)(data penyimpanan)dll
Sirahku ngelu.. tp Seruuu,..
Keren
Good
Ecelent Bung, nanti bisa bahas filsafat atheis,Nietzsch,Heidegger,Camus,Sartre.
Saya memahami penjelasan bang Surya merupakan pendekatan positivisme, bagaimana bang ketika kita menggunakan pendekatan humanisme dalam memahami realitas kehidupan.
Kalo ai bisa menciptakan maka ai juga pengen tau siapa yang menciptakan dan akan mengetahui betapa luasnya dunia ini dan kehidupan lainnya wow sangat mengesan kan
Ditunggu
Mantap
Game jaman dulu dengan tampilan sangat teramat sederhana dan sampai era sekarang sudah begitu realistis hingga kadang kita seperti benar2 merasakan kehidupan nyata didalam game tersebut.
Nah penampilan diri manusia dan bangunan jaman dulu sangat berbeda dengan tampilan di era sekarang.
Kepikiran enggak sih kedepannya anatomi manusia bakal dicampur/dipasangi alat dan teknologi mirip (cyborg)? Dan akan menjadi satu hal yg umum?
kehidupan simulasi, sangat kompleks... masing² manusia, adalah mesin itu sendiri... dan semua saling berbagi realitas... itulah mengapa, sangat sulit menemukan celah, bahwa kita hidup dalam simulasi... namun, celah itu, muncul, ketika masing "mesin" itu mengalami glitch...
contoh nyata, kita seringkali kehilangan barang, yg kita yakin meletakkan di tempat yg sama ketika kita akhirnya menemukannya... biasanya org jawa biliang, di sembunyikan setan... padahal, itu adalah karena glitch, lalu "mesin (kita)" melakukan error correcting... konsep ini, sangat memungkinkan "Sang Tuhan" melakukan penciptaan, mukjizat, otonomus proses alam semesta... kemungkinan "Sang Tuhan" memang sedang memilah ciptaanNya, tanpa "merusak" ciptaanNya...
Ya itulah pemikiran" Ateis
Dunia itu emg simulasi broo... Karena yang bener" Asli itu AKHIRAT
DUNIA INI SIMULASI DAN CUMA UJIAN. TAPI INI NYATA
DAN MUNGKIN SESUATU YG MENGENDALIKAN KITA ITU NAMANYA TUHAN!
Tanpa pusat sensoris di otak, kita tdk bs merasakan realitas. Kesalahan pengolahan sensoris di otak, bisa menghasilkan sensasi realitas yang lain (sering dijuluki halusinasi, dan juga delusi). Masih sangat mgkn semua realita yg kita persepsi ini krn modal kapasitas tingkat tinggi di otak ini. Dengan format input yg berbeda sama sekali, dgn format pengolahan yg diubah berbeda sama sekali, bisa saja akan ada "dunia realitas" baru
Menarik , enstein pernah menyatakan tentang alam dan kehidupan ,, adalah bermula dgn energi, kekal namun terbantahkan bahwa segalanya adalah masif atau kosong berarti ada atau energi itu tak kekal , kemudian beranjak lagi bahwa Dunia alam dan segalanya bagi kita adalah imajinasi , kemudian terbentuklah logika, kemudian matematis, kemudian fisis atau dalam keilmuan namanya fisika , yg disebut partikel, kemudian mengerucut pada kimia , dan berbentukalah biologi atau alam kehidupan dan isinya ,,segalanya tergantung apa yg kita niatkan atau pikirkan ,, itu setelahnya akan terjadi ,, simulasi bisa diartikan seperti itu ,, bukan terstruktur dari pemikiran ,namun dari imajinasi🙏
Pada akhirnya semua akan mengarah pada konsep penciptaan. Bahwa alam semesta dan seisinya ini tdk terbentuk secara kebetulan dan secara acak namun diciptakan oleh entitas yg mempunyai kecerdasan dan kesadaran yg lebih tinggi yg kita sebut sebagai Tuhan.
Simulacra dalam konteks "sangkan paraning dumadi" bermakna kita terpenjara dalam tubuh biologis ini selama dihidupkan, kausalitasnya sebelum kita sadar "ada" semuanya berasal dan berakhir dari sang entittas tunggal..
Jika setiap umat beragama beranggapan bahwa alamsemesta dan dirinya di ciptakan oleh Tuhanya masing"..Maka pertanyaaan saya mengapa bentuk, Wujud dan struktur kita (mahluk ciptaan macam-macamTuhan itu) memiliki persamaan?, jikalau kenyataanya bgtu, pertanyaan saya, Tuhan yang mana yang Kreator dan yang mana yang Plagiator??
Sebenarnya bukan mana yang kreator atau plagiator...Yang ada adalah Tuhan yang benar dan sisanya Tuhan yang palsu.
Semakin kau berpikir akan wujud dan sifat Tuhan maka kau tidak akan menemukan jawaban dari wujud/sifat Tuhan itu sendiri, karena apa? anda bukan Tuhan bahkan Tuhan yang anda sebutkan dalam pertanyaan ini bisa saja bukan wujud Tuhan yang sebenarnya, karena apa ? bisa saja Tuhan memiliki sifat atau wujud yang sejatinya tidak bisa kita ketauhi bahkan terpikirkan sedetik pun, karena apa ? semakin kita menyelam dan mencari tahu akan wujud dan sifat Tuhan maka akan ada kemungkinan-kemungkinan yang sejatinya jauh dari pemahaman yang kita ketauhi akan sifat dan wujud Tuhan itu sendiri...
bahkan definisi akan ke-Satuan, ke-dua itu bukan definisi dari Tuhan karena apa?, sifat dari bilangan 12345678 dan sterusnya itu adalah ciri-ciri dari makhluk dan bukan ciri maupun sifat, bahkan wujud dari Tuhan itu sendiri...
Menurut saya kehidupan skrg ini kya game, yg dimainkan oleh sosok tinggi, dan sosok tinggi itu byk sekali, saling memainkan karakter digame tsb, kenapa sosok npc bisa sama bentuknya, krn sosok npc di game tsb memang sdh diatur oleh develoment game tsb sejak awal
BAHKAN HAL INI SUDAH DIISYARATKAN DALAM ALQURAN
QS. Al-Hadid Ayat 20
اِعْلَمُوْٓا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِۗ كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰىهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطَامًاۗ وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌۙ وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗوَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَآ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ
20. Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.
Sudah lama terpikirkan olehku
Keren bang rambutnya merah
Hidup adalah ujian. udah jelas. dan dikasih fasilitas yang namanya takdir. Dan hasil pengujian ini akan diberitahukan suatu saat nanti. itulah kata yang Menciptakan kita.
Bang boleh tau referensi dari pembahasan di video ini gak? Saya sendiri meyakini hidup ini bukan sebuah simulasi, tapi sebuah sinopsis kehidupan kita kelak setelah kematian. Saya ingin membuat argumen yg meyakinkan, kalau hidup ini sebuah simulasi, apa peran pada dunia game bisa menyadari kalau perannya hanya sebuah game. Sedangkan manusia sendiri bisa menyadarinya jika memang dunia ini hanya sebuah simulasi. Jd menurut saya, hidup ini sebuah sinopsis yg bisa menggambarkan kehidupan setelah kematian manusia
Ngeri dipikir2 hehehe
Saya nggak pernah mengikuti topik ini sampai beberapa bulan yg lalu di tweet sama Elon Musk. Semakin diikuti, kok diskusinya semakin mirip dengan konsep ketuhanan ya? cuma terlalu rendah derajadnya kalo diistilahkan dengan simulasi.
ini melengkapi ajaran agama Islam..
ada konsep Lauh Mahfuz..
segala sesuatu sdh terekam di situ sampai akhir zaman..
dijelaskan dalam film Rahasia Dibalik Materi karya harun yahya
Dunia itu tempat ujian kelayakan manusia, apakah layak dimasukkan ke surga atau ke neraka.. dalam Alquran disebut manusia dan jin itu diciptakan hanya utk beribadah kpd Allah SWT dan dunia adalah tempat ujiannya..
Dunia sementara kan.. di alam nyata itu di akhirat sana makanya agama islam sudah duluan menceritakan seperti konsep ini cuma kefahaman tentang simulation nya beda situasi
Untuk menjawab apakah dunia luar itu ada atau tidak itu tergantung panca Indra untuk berinteraksi dg dunia luar... Seperti apa meja Dimata kita akan beda jika mata di telinga kita di kulit kita dll.
Semesta alam ini kehidupan nyata boss..akan tetapi terbatas oleh ruang dan waktu sebagai belenggu dan sirklusnya akan terus berulang karena hakekatnya hidup itu kekal 😅 yg membuat kita pusing adalah aturan dunia ,karena diri merasa punya hak mengatur orang lain dan sebaliknya di atur orang lain juga 🙏
Samsara Nirwana
Jika dunia ini memang simulasi, lalu apa jaminan bahwa dunia asli yg menyimulasikan dunia ini bukan sebuah hasil simulasi juga? Bukankah persoalan ini akan merujuk pada penalaran melingkar?
balik lagi ke occam razor gan, comment yg dh dipin tuh
bukannya selama ini kita masih tertidur dalam ruang akhirat dan bukan berbentuk manusia seperti sekarang ya?
@@dexyuxyux4121 maksudnya?
@@musicforeverything12345 terkadang aku merasa aku tidak benar-benar ada dimana skrg aku berada. Seperti ruh ku sebenarnya bukan ditempat yg dianggap skrg berada
@@dexyuxyux4121 gue baca komen ini serasa sadar ga sadar.
jadi inget the matrix... :)
Ini yg kucari cari... Dunia ini program komputer
Soal "gua" dan "bayangin" ini, mengingatkanku pada novel Dunia Sophie.
Sama weheheh jadi keingat semua tentang DUNIA IDE
Sama pak😁
Saya suka dengan pandangan Descartes yag berangkat dari akar keraguan-,raguan terhadap seluruh elemen dari tatanan namun dia meyakini bahwa ada pikiran yang berpikir yaitu diri nya itu sendiri! . Namun kalau pikiran itu dipakai sebagi analisis dalam perdebatan atau pandangan sosial maka bahwa kita yang eksis pun sebenarnya tidak lah ada , tidak lah nyata karena kita didalam pikiran orang lain juga sebagai simulasi atau proyeksi pikiran. Saya melihat ini dari Filsafat islam yang tidak membedakan dalam artian mengakui adanya realitas yang terpisah dari manusia yaitu materi itu sendiri dan Alam non materi itu sendiri dan Indra sebagai alat. Namun itu semua tidak menjadi jaminan dalam hal mencapai kebenaran mutlak atau obsolute . Karena alat epistimologi atau indra ada masanya dan ada rusak nya!!!