Bahaya Baper dalam Filsafat
Vložit
- čas přidán 12. 04. 2021
- Baper adalah sebuah masalah filsafat, yaitu harapan akan kepastian dalam dunia di mana satu-satunya hal yang pasti adalah ketidakpastian itu sendiri. Dan baper yang terakumulasi dan tidak terselesaikan adalah jalan menuju kegilaan. Filsafat bisa menyelesaikan problem ini, tetapi dengan risiko yang tidak kecil. Masalahnya, orang bisa baperan dalam berfilsafat. Bagaimana filsafat bisa mengatasi baper kalau berfilsafat sendiri bisa menyebabkan kita baper? Inilah yang akan saya kupas tuntas dalam video ini. Ternyata ini berkaitan dengan berbagai hal yang sekilas tidak berhubungan seperti gaya hidup filsuf, vaksin psikopat, design thinking, matematika, filsafat sebagai wisdom, dan kompartmentalisasi pikiran
#filsafat #sastra #budaya #janganbaper #filosofibaper
--------------------------------------------------
Website: www.martinsuryajaya.com
Instagram: / martinsuryajaya
Facebook: / martin.suryajaya
Goodreads: / 4400055.martin_suryajaya
Cara agar tidak gila adalah mengkonsumsi sedikit kegilaan
setuju sekali. justru kompartmentalisasi pikiran didapatkan dari filsafat juga. kita mesti menemukan pola itu untuk membatasi bahwasannya kita hidup bukan atas pikiran saja yang seenaknya kita mengolah apapun yang bisa diolah. walaupun itu seperti suatu "asas" yang telah ditentukan juga, tidak ada alasan untuk tidak memilih itu. Anda datang ke video ini karena hal itu juga kan?. kebijaksanaan memang adalah suatu pemuasan batin dan itu hadir sejak lama. Kita bisa mengatasi segala sesuatunya yang sesuatu tersebut sebenarnya hanya dihasilkan oleh kekompleksitasannya pikiran kita
selaam gua nonton youtube , baru di channel ini dan guru gembul yg 95% gua tontol dan nggl gua skip atau prcepat. .
mksih ilmu ny bang, and suport orng yg brbgi ilmu ,moga barokah semua amin
"Jangan baper kalau dalam filsafat karena masih ada kehidupan sehari-hari, dan jangan baper dalam kehidupan sehari-hari karena masih ada filsafat" Mantap bang.
Menit ke berapa ya
Mantappp
@@esteraprianamanik337120:54
belajar terus tanpa ekspektasi, dan nikmati ketidakpastian
Orang yang tidak tahan dengan ketidak pastian sering dikatakan memiliki resiko menjadi gila. Cakep !!!
sumber dr kegilaan adalah kita mengharapkan kepastian akan segala hal di dalam dunia yg penuh dgn ketidakpastian
bukan hanya mengharapkan kepastian dalam ke tidak pastian , tetapi juga memaksakan ketidak pastian untuk menjadi pasti.
Aksioma postulat. Andaikan postulat n adalah = a+b
Dan jika n=5 maka a+b adalah ikhtiar 🤭😁
"Problem dari kegilaan akan ketidakpastian adalah karena mengharapkan kepastian dengan derajat lebih tinggi daripada yang mungkin dicapai"
Nice Quote bang 👍
Emang lain om Martin nie. Ntaps. Thanks om 🙏
Tips kali ini bisa diaplikasikan di semua lini ilmu sih menurut saya 😊 tdk hanya di filsafat
2 hal yang pasti :
kepastian Tuhan
ketidakpastian makhluk
~ JA
Satu lagi....
Ketidakpastian Cintamu....
Albert Camus : kepastian dalam hidup adalah bahwa hidup itu tidak pasti
Sebelas duabelas dengan quote berikut ini :
Dunia selalu berubah, tidak ada yg tidak berubah didunia ini, selain perubahan itu sendiri. 😁
✌
@@insanprokemajuan2740 iya bro ada yang sama kadang. Aku juga pernah liat quotes Al bin Abi Thalib sama kayak Marcus Aurelius juga.. Namanya juga pemaknaan terhadap peristiwa.. Semuanya akan mengeluarkan kata kalimat bijak yang sama pada akhirnya.. Meski dalam waktu atau zaman yang berbeda
Kepastian dalam hidup adalah MATI
@@jumey785 hidup ya hidup, mati ya mati😁
PASTI MATI
Terimakasih, jadi lebih paham kenapa kita perlu beribadah minimal 5 dalam sehari
Tambah pengetahuan lagi nih
Terima kasih, sebagai lulusan sekolah filsafat, sy sangat terbantu dan tertarik dengan pembahasan bung MS. Kalau boleh saran, agar memperluas jangkauan pendengar, bahas juga dong hal2 sederhana dan yang sedang viral. Tentunya kajian filsafat ala MS sangat berbeda dan menarik. Salam penuh hikmat
Saya dulu pingin sekolah filsafat. Tapi apa daya, jalanya ngak kesana
Untungnya ada channel ini, jadi keturutan deh (:
@@hanifibrahim2896 semua bidang butuh filsafat
@@somplakers730 bener
Saya selalu berpikir bahwa guna filsafat adalah dengan membumikannya, yaitu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalkan ketika Kierkegaard bilang tidak ada pilihan yang benar mutlak. Pilihan yang paling baik adalah pilihan yang dijalani dengan hasrat.
Prinsip itulah yang saya pegang ketika saya dihadapkan pada drama eksistenisal, pilihan yang sama baiknya: bekerja dengan penghasilan lumayan tapi jauh dari keluarga atau tetap di rumah tapi bekerja seadanya.
Setelah menonton ini saya jadi mempertanyakan ulang: haruskah filsafat tetap terus mengawang? Lantas bagaimana kebijaksanaan itu bisa diterapkan kalau tidak dibumikan?
Kenapa harus ada pilihan?
Iye bang
Coba colabs cak martin, sendiri melulu, videonya sangat mengedukasi
beberapa kali ribut sama beberapa orang, tapi aku coba sabar, lama kelamaan tercipta semacam buffer ruang kosong didalam pikiran dimana kita bisa menumpahkan segalanya tanpa mempengaruhi tindakan di dunia nyata. mungkin bagi sebagian orang agak aneh sih, beberapa kali (tidak sering) aku mengalami seperti pindah dunia. duduk2 santai diatas batu di ruang dan waktu itu bersama orang yang terlibat masalah denganku, beratapkan luar angkasa tanpa atmosfir dan penuh bintang dan aurora, beralaskan pasir, kadang ada api unggun hangat dan segelas kopi, kita ngobrol bareng jujur dan terbuka, beberapa ada yang menjawab kalau tindakan yang mereka lakukan juga sebenarnya tidak sengaja atau mungkin desakan lingkungan dan bukan bermaksud melukai saya, disitu kita sama2 minta maaf mengerti tidak perlu diambil perasaan. sayapun paham akan hal itu dan "ah yasudah lah, hahah" sambil tertawa. tak terasa berjam-jam di alam itu sebenarnya hanya 5 menit di dunia nyata. dan saya hanya duduk dengan pandangan yang lurus kedepan dari tadi dan tiap bertemu orang2 tersebut dimanapun dan siapapun, hati sudah lega dan tidak baper lagi. bahkan beberapa ada yang memang keadaanya persis seperti yang diceritakan oleh dia ketika kita ngobrol di alam tersebut. awalnya sempat merinding karena tahu kebenaran2 dan apa yang terjadi sesungguhnya. aku yakin diluar sana juga ada orang yang bisa seperti itu karena pada dasarnya kita semua terhubung. bisa ber empati dengan orang lain membayangkan ada di posisinya membuat kita tidak mudah baper dan lebih cepat move on mengambil keputusan yang lebih penting
wow, its great experience.
apakah terjadi dalam keadaan sadar atau tidak sadar
bung yang ini sungguh berada dilevel tertentu pemahamanya. menjelaskan dan memberi analogi dengan sebats yang santuy. tone suara dari awal sampe akhir yang relatif tenang. Tidak terlalu mengejutkan jika bisa menulis buku super duper tebal adalah santapanya. Terus bergerak bung martin
Keren bgt salut sama penjelasannya!
Bagus sekali ulasannya Bang.... "menjaga saklar"
Filsafat ingin mencari kepastian, tapi ini harus diasumsikan kembali bahwa sang pencari ini telah memiliki common sense tentang apa itu 'kepastian'.
Mantabbb mas. Sangat membantu 🙏🏽🙏🏽🙏🏽
Saya sangat suka saat prof martin ngasih lampu berwarna di blakang nya 🤩
Ilmu pengetahuan, seni dan filsafat itu anti final
Wah penting sekali ini hehe
endingnyaaaa...hehehe....pas dah ' mengonsumsi dosis kecil kegilaan dibutuhkan tuk kemampuan kompartmentalisasi pikiran ..... '
Konten paling krrenn
Jangan baper dalam filsafat karena kita punya kehidupan sehari hari
Jangan baper di kehidupan sehari hari karena kita punya filsafat
Saling backup aja
Martin S 2021
The great quote ever i heard.
Matur nuwun ilmunya
Sippp🔥
Wakakar trims boss pencerahannye
Sangat mencerahkan, terima kasih banyak ^^
Terminologi pikiran dan terminologi perasaan kan memang berbeda.
Jadi bingung ni kata Baper ini dalam filsafat.
Kesimpulan dari saya'intinya hidup ini harus ada on/of yg artinya kita butuh harus pokus,gak butuh ya abaikan.😎
Ya, saya setuju bahwasanya kita bisa hidup tanpa filsafat, lantaran tanpanya pun hidup tetap berjalan sebagaimana adanya. Namun, satu hal yang mengganggu saya adalah, terkadang filsafat ini menjadi candu, menjadi semacam kebutuhan pada suatu hayal yang tidak perlu. Atau dengan kata lain, terkadang saya sendiri ingin menjadi "gila", karena entah mungkin, saya pikir, saat-saat konslet/gila lah merupakan sesaat saya justru merasakan tenang, percaya diri, lebih produktif (seperti dalam kegiatan menulis dan kritik), dan kadang malah membuat saya bahagia menertawakan kebingungan atau kebuntuan saya sendiri-meski tetap "gila" dalam artian sadar akan teralienasinya diri ini dari masyarakat, atau melek akan fakta bahwa saya kerap terputus dengan kehidupan nyata/praktis, namun sungguh, saya merasa lebih baik begini.
tp konsep kegilaan tsb sangat bertentangan dg prinsip agama. seolah terang2 an menolak paham cara BerTuhan.
itu bagaimana Pak
Menunggu~
Bung Martin, coba membahas " Analis Wacana Kritis"
up
Up
Thx mas, aku dulu sempat konslet 🙏🏽
Wah bung MS kali ini masuk dlm filsafat praktis nih, konsep yg bagus dgn vaksin filsafat dan kompartemenasinya..saya termasuk pemilik saklar on off baper, krn hidup memang penuh dgn objek mentriger kesadaran kita, sempat kita tercebur bisa berdampak overthinking dst.. filasafat spt pisau bs bermanfaat atau berbahaya yg ptg kita dpt menjaga dan memakainya dgn benar..
Aku suport bang gue subrekkk .. bermanfaat.
Gue kira narasumber nya cewek lah 😆 anjriitt
Ph.D (Doctor of Philosophy).
Apathetic-Nihilistic-Materialis.
Semua tergantung pola, maka tentukan pola mu sendiri atas segala sesuatu 😉
Hadirooooh
Matur nuhun bang martin 🙏
Terima kasih bang🔥
Bahas Cinta dalam Filsafat dong!!!!
intinya sih kerjakan segala sesuatunya dengan sebaik mungkin di dalam hidup ini tanpa berekspektasi terlalu tinggi, namun tidak berarti menghilangkan harapan hanya lebih realistis dan mengubah pola pikir dengan mode "safe mode: seperti yang sudah disebutkan.
Bermimpi itu boleh, hanya kalau tidak tercapai bukan ganti mimpinya, tapi ganti strateginya
Yes tepat sekali
Sangat membantu 🌟🌟🌟
bung Martin tolong Buat konten tentang penjelasan Law of atraction dengan hubungannya dengan semesta . Dengan penjelasan Filsafat
Udah nemu bang penjelasan yg pas antara lao dan filsafat?
belum bang karena loa itu metafisik sedangkan filsafat harus ada subjek dan objek
Kata² terakhir itu yg menarik
Hadirr nih
puncak seluruh filsafat ialah etika atau moralitas
Thank you for this gentle reminder
Tercerahkan
Kaya Nemu jawaban yg gua pertanyain bahasan x ini. Jadi damai habis dngrin nya.
😝
Bang, tutor mind mapping lu bang, soalnya penjelasan lu enak di bayanging bang 🙏🙏🙏
Bahkan KEMATIAN sbg sebuah KEPASTIAN pun ternyata sebuah relativitas...
Mnarik ini mksd nya gmn ya mati yg relatif?
@@paulsiga865 tergantung dr apa yg kita identifikasi sbg DIRI, klo tubuh fisik berhenti bernafas maka itu awal dr kelahiran kehidupan baru yg dimulai oleh bakteri pengurai. Klo identifikasi DIRI sbg kumpulan memori maka itu akan msh berlanjut dg apapun yg pernah berinteraksi dg pikiran kita. Klo identifikasi sbg jiwa yg merupakan misteri dlm kehidupan maka kematian merupakan awal terkuaknya jawaban atas semua misteri, salam
@@pengajianautofagi4241 nggedabrus loe
Saya lagi mengalami hal ini realita tak sesuai harapan bener yang kakak sampaikan nggak sengaja muncuk di beranda
Sekarang mulai reda habis nonton ini trimakasih ilmunya
Saya langsung subcriber sangat bermanfaat
Contoh nyata kemampuan kompartementalisasi pikiran mungkin ada pada sosok Steve Jobs, meski saya cuma menilainya dari filmografi tentangnya, , dimana dia mampu memberi sekat2 antara idealisme, pekerjaan dan keluarganya. Sesaat dia bisa bertengkar hebat dengan istrinya mengenai masalah keluarga dan tak lama kemudian sudah harus tampil di panggung untuk memberikan presentasi atas peluncuran produk baru dari Apple.
Judul filmnya apa bro?
0-25th emosional saya off total.
masuk usia 26, saat saya sudah sedikit berjarak dg ortu. saya mulai depresi parah selama 5th, org lain menganggap saya hanya sbg pemalas krn saya tdk bekerja.
stelah saya pelajari banyak hal termasuk filsafat. ternyata memang saya menjalani hidup scara tdk wajar dlm keluarga. dan saya mengalami depresi krn saya memaksakan diri untuk mengetahui apapun yg tdk pernah saya ketahui.
yg menjadi masalah adl, benar sperti yg disampaikan dlm video. jaraknya yg terlalu jauh. krn posisinya, start saya berada dilevel yg sangat rendah. sangat tdk lazim.
krn diusia tsb, saya masih tdk mengenali siapa saya, apa yg saya butuhkan, knp saya tdk paham finansial, saya tdk punya skill, saya tdk pernah mengenali bapak ibu saya selama ini, saya tdk tau cara berbicara, krn saya hanya selalu diam, saya tdk pernah berfikir menggunakan otak sama sekali, saya tdk bisa merawat diri, saya tdk paham etika, tdk paham agama, tdk pernah punya teman, bahkan ortu saya tdk pernah menganggap saya ada.
IQ saya sangat jongkok krn emosional saya benar2 off. saya menderita anxiety, depresi, bipolar dlm waktu berurutan.
setelah saya mencoba mempelajari semuanya dr mengingat seluruh moment dlm hidup saya, knp saya begini begitu saat itu, knp mereka sepertu itu kpd saya, apa yg saya kerjakan, apa yg saya tdk tau, apa salah saya, seharusnya bagaimana, apa yg sebenarnya sdg terjadi pd saya. saya cari semua jawaban atas pertanyaan tsb. sampai benar2 konslet seperti apa yg disampaikan divideo.
saya mendapati keadaan rumah tangga dikeluarga saya sangat AMAZING parahnya. saya di abuse selama itu didalam rumah. bapak ibu saya, kakak saya, semuanya terindikasi NPD. saya terikat scara waktu, tenaga dan finansial sepenuhnya didalam rumah untuk bekerja demi perut, gk kerja gk makan. bicara ttg kemauan didalam rumah artinya mendatangkan bencana. stiap jam saya menyaksikan kekerasan verbal dr ibu ke bapak, bahkan kepada saya.
saya benar2 layaknya yatim piatu, yg tdk punya figur ibu dan bapak. hubungan kami hanya sebatas pekerjaan. belum lagi, konsequensi lingkungan.
posisi mirisnya, saya lulus kuliah dg nilai yg cukup baik. tp otak saya kosong. saya hidup seperti robot slama puluhan tahun, stelah itu menjadi zombi.
seharusnya dg kondisi seperti itu, saya menjadi NPD jg. tp krn saya baperan, saya tdk menjadi seperti mereka. empati mulai muncul stelah saya merasakan seluruh rasa sakit itu. saya terima, saya timbun didalam diri saya, bahkan tanpa ada siapapun yg tau. semuanya menghakimi saya krn saya berbeda dg mereka.
kesimpulannya, baper itu respon alamiah atas emosional krn ada kombinasi antara ketidaktahuan dan kebutuhan. kalo udh tau banyak, kemungkinan takkan terlalu ambil pusing. tp kalo belum tau banyak, dimungkinkan akan selalu baper. mau dilarang untuk tdk merasakan ya tdk bisa.
Saya baca sampai akhir,hidup kita mirip saya sekarang diusia 23 tahun,dan saya 80% mirip dg pengalaman saudara,tapi apa jalan kedepannya yang harus diambil agar dapat menikmati hidup?
Mohon sedikit bagi pengalaman saudara
@@andrespaltanjung5022 kalo ditanya pengalaman, saya belum memiliki pengalaman sama sekali, bahkan untuk survive. krn kondisinya saya sdg dlm fase depresi. hanya bedanya, kalo sekarang sudah agak bisa dikendalikan.
krn saya tdk memiliki support sistem sama sekali. saya bekerja di ortu dg gaji rendah pun hanya cukup untuk kebutuhan pokok saya sendiri. cuma memang saya mengandalkan waktu luang saya untuk benar2 explore dunia diluar saya. tp kesalahan saya adl, saya terlalu hanyut dlm tujuan mencari ilmu. sampai2 gk ada filter, jd nya saya fokus diam tp otak saya overload dg kondisi badannya terbiasa diam dan tdk terbiasa keluar rumah.
saran saya, jk kasus anda adl sama seperti saya tth ketidaktahuan extrim, jangan dipaksakan dan ditargetkan. krn masalah lainnya akan selalu bertambah jg, kalo di mix akan konslet otaknya. sampai skarang saya gk jd apa2, gk bisa ngapa2 in, gk punya power, kehilangan motivasi, gk bisa kemana2, masih punya anxiety, mudah ketriger kalo berinteraksi sama org, mengingat usia saya sudah terlalu tua. saya 32th jalan.
banyak org ngaku beriman blg, penyakit seperti itu adl krn kurang iman. tp saya jg paham, org beriman takkan menggunakan iman dg benteng alibi. krn org kalo sudah beriman jg kalo masih hidup takkan lepas dr masalah jg. sebenernya masih berkaitan jg. org sakit seperti itu ada krn ego nya tdk mampu tinggi, sdangkan org yg mengaku beriman egonya sudah dipastikan tinggi
@@andrespaltanjung5022 saran saya, kenali dirimu sendiri bener2. belajar banyak kesalahan tanpa niat disengaja lebih baik. krn dg benar2 menanggung konsequensi, kamu akan paham poin apa saja yg bisa kamu pelajari. jangan ditarget, usia skian harus sudah begini begitu. itu kalo gk kesampaian jg bisa bikin drop. fokus kumpulin power, biar bisa dipakai saat sudah siap
Bahas filsafat MDH ( MATERIALISME DIALEKTIKA HISTORIS ) bang🙏🏻🙏🏻
Guru 🙏 Rahayu ⚘
Ada filosofi jawa : ILMU IKU TINEMUNE KANTI LAKU. Jadi berfilsafat itu sebuah laku yang diiringi dengan perenungan yang mendalam. Seberapa jauh tingkat pemahaman tentang filsafat, masing2 orang tidaklah sama...🙏
Theory relatiftas bisa disisipkan dalam filsafat.. agar *kepastian* menjadi tidak mutlak tapi berkaitan dengan varian varian yg terhubibg thd konsep logis itu sendiri
( maaf lagi menikmati berpikir aja.. gak ada maksud leboh ngarti kkkk)
Hadir nyimak
Pak dosen next bahas tentang dimensi dong pak hhe, dimensi 1 2 3 4 dst juga hakikat dimensi dll
terima kasih sebelumnya pak
Harus selalu memelihara titik nol..
Mohon ijin membantah!
Kita memang masih bisa hidup tanpa berfilsafat
Tapi kita tidak bisa menjadi manusia yang seperti sekarang tanpa filsafat
Orang menjadi gila ketika berfilsafat sehari hari belum terbukti secara pengetahuan ini hanya asumsi pribadi
Yang saya tahu dalam psychologi bahwa gila/gangguan jiwa disini adalah sebab dari mental yang tidak sehat , Bukan karena berpikir sedangkan landasan filsafat adalah berpikir dan dalam berfilsafat sehari hari sendiri malah membantu menjaga mental dalam hidup di dunia yang penuh ambisi ini (stoik, epicuran , sinicism , nihilsm) ini adalah cara berfilsafat dalam sehari hari
Note* filsafat sendiri tidak mencari kepastian melainkan mencari kemungkinan dengan cara berpikir kritis . Kepastian sendiri tidaklah di cari melain dibuktikan
Note* kepastian adalah kemungkinan yang belum terbantahkan "semua gagak di dunia berwarna hitam" jika kemungkinan ini terbantahkan maka kepastian akan berubah
Dahulu kepastian bumi adalah pusat semesta sekarang terbantahkan , dahulu matahari mengelilingi bumi sekarng terbantahkan .
Note*kepastian disini adalah sebuah fakta bukan realita
Terkadang realita menjebak pikiran hingga indra . "I think therefore i am" descrates pernah meragukan realita
Fakta = kepastian = kemungkinan yang belum terbantahkan
Batu di lempar keatas akan kembali kebumi = fakta/pasti = belum terbantahkan
Tuhan ada = kemungkinan yang masih terbantahkan =/ fakta (kepastian) dan sebaliknya . tuhan tidak ada =/ fakta
Terkadang seseorang berasumsi bahwa sesuatu hal adalah fakta/pasti padahal masih terbantahkan
Tuhan mungkin ada , Tuhan mungkin tidak ada , dan mungkin Tuhan ada tapi tiada . ini adalah tujuan berfilsafat meragu sampai tak ragu dengan mencari kemungkinan . Yang selanjutnya membantah setiap kemungkinan hingga kemungkinan itu tak terbantahkan ini adalah mencari pembantahan bukan kepastian
Filsafat sendiri adalah tempat bermain pikiran bukan mencari kepastian .
Dan semoga kalian bersenang senang
Hmm saya menemukan dua kata kunci : mencari kepastian(video di atas) dan mencari pembantahan(komen mas ini)
Filsafat itu mencari ketidakpastian di dalam kepastian...😄
bravoo,
ya d dunia ini nggak ada yang benar2 Pasti dan benar2 Benar . semua bisa saja ber ubah ubah tak sesuai ekspektasi .
.....jelas kontradiktif dg pemikiran para filsuf (disiplin ilmu filsafat )
Simak dari awal sampai akhir.. Jadi lebih bisa memahami diri sendiri..
4,000 views
wih genap
nah, saya punya prinsip kalau punya suatu opini atau proposisi, harus diselaraskan dari berbagai asumsi. lalu dipilah dan difilter berdasarkan sumber yang relevan dan paling dekat dengan kasus yang sama. Namun buat bikin keputusan berdasarkan itu keburu lama. saya tidak akan mengambil sebuah pernyataan mentah sebelum melakukan pendalaman nilai yang saya pegang. itu sudah cukup menjaga akal sehat dan menuntun saya tetap dalam jalur dalam resiko yang terukur
edit : soal kompartemensasi, gw punya dikotomi yang lebih cocok dgn persepsi gw. yaitu, dunia sehari-hari, area filsafat, dan interpretasi bahasa. jangan salah, karena kadang, ada rangkaian kata yang sifatnya non-argumentatif, tapi lebih ke estetika, terlalu berbahaya kalau dibiarkan membuai 2 area itu tadi. kalo dimasukkan ke dunia sehari2, nantinya kita akan over-romantisasi atas segala hal yang sifatnya esensial, namun jg kalo digabung dalam area filsafat, akan ada potensi bias terhadap kemampuan berpikir kita, sehingga untuk bahasa dan komunikasi itu sendiri harus gw pisahkan dari 2 aspek tadi, dan untuk benar2 melakukan perbandingan subyek sastra dengan 2 aspek lain tersebut, harus selalu ada penyaringan dahulu. we all know how powerful a sentence itself, it could heal and kill at the same time. dan sebenarnya kompartemensasi kata inilah yang penting seperti yang diyakini oleh rene descartes. kata-kata hanyalah berbagai kombinasi konsep yang digabung menjadi pengetahuan, diwakili oleh huruf, ditulis dalam suatu kata, dan dikalimatkan menjadi sebuah ide.
mari membahas buku bertrand russel, sejarah filsafat barat
Kepastian bersyarat
Bung , bahas tentang Marx hegel & engel dong
kayanya udah pernah deh, tapi saya lupa dimana ya, coba cari di rekaman philofest 2020 kemaren
Bung.. Mohon klo berkenan.. Buka sesi filsafat dasar
Nyimak
Sekarang gue tahu kenapa gue selalu depresi ketika lagi deep think, thanks bro-
kepastian dari pertemuan ialah perpisahan
1 detik kedepan masih"gaib"
#baper
Konten yang sangat berkualitas! Semangat terus bang
Sy pikir justru ketika kita membuat sekat/ kompartemen dg kehidupan sehari-hari yg membuat kita menciptakan dunia 'sendiri' yg terpisah dg kenyataan (kegilaan/ autisme)
On-off doll, kegilaan. manusia perlu agama.
Bung martin. Anda psikolog saya yang paling baik ! Baru andalah yang mengerti isi pikiran saya dan pengalaman saya. Terima kasih banyak bung Martin.
Walaupun bung, saya kurang paham sama kenapa anda masih mempertanyakan logika deduktif sebagai self-evident.
Maksud saya apa lagi yang dipertanyakan disitu? Apalagi yang diragukan disitu? Bukankah itu cara satu satunya untuk mendekatkan kita kepada kebenaran?
Premis atau variable tentu tidak pasti dan ini saya sepakat hal itu. Tapi, saya agak bingung kenapa anda masih mempertanyakan logika? Bukankah dengan logika kita bisa memperkecil ketidakpastian dari variable itu? Bukankah logika itu memiliki sifat implemensitas yang dapat digunakan dan hasilnya akan tetap sama jika premisnya sama ?
Bagi saya, kita memang tidak bisa mengetahui kebenaran. (karena ada faktor phenomonology, keterbatasan bahasa dsb) Tetapi, dengan the law of noncontradiction tadi, kita bisa setidak-tidaknya memperkecil ketidakpastian dan membuat hidup lebih bermakna.
Tidakkah begitu?
Atau maksud video ini bung martin buat adalah bermakna bahwa "Jangan mengkhendaki atau berharap bahwa filsafat bakal terealisasi atau diadopsi atau dimengerti di dunia"? Atau tetap legowo dan have fun aja sama keadaan walaupun kita tahu itu salah?
Atau dengan kata lain, jangan berharap variable tersebut akan menurut terhadap pemikiran?
Kalau itu saya sepakat bung.
Karena relasi kita tidak selamanya mampu memahami pemikiran tersebut.
Tapi, kalau jangan terlalu berharap pada logika atau matematika atau law of Noncontrary karena dasarnya ini pun arbitrary adalah hal yang janggal di kepala saya.
Logika itu kan jalan satu satunya kita menyaring argumen atau variable yang tidak pasti tadi..
Jika maksud bung Martin adalah bahwa "jangan mencampurkan filsafat dalam dunia sehari-hari" dalam arti tahu kapan bergaul dan tahu kapan berfilosofis, maka ini pun kadang saya menemukan kendala.
Bagaimana jika kita tahu bahwa tindakan tersebut bakal merusak kita atau malah memberikan rasa sakit yang lebih dalam kedepannya? Atau dengan kata lain, bagaiamana kita bisa masa bodoh akan hal itu dimana kita tahu relasi yang dibangun oleh di sekitar kita bakal menghalangi eksistensi kita?
Ini video kedua yang aku tonton setelah "aku = kamu", aku udah subscribe, berharap bahas yang lain seputar filsafat, cara jelasinnya santai aku suka, sukses terus bang!👍🏻
Dulu sebelum belajar filsafat saya sering kepeleset...
hidup adalah Jimat Kalimat Shodho
Bung makasih atas kontennya, sya berasa di nasehati,saya sedang ada masalah seperti ini di kehidupan saya
Justru ketidak pastian itu yg bisa orang merasa punya harapan .
Ketika sebuah realita tidak sesuai dengan ekspetasi yang kita harapkan, dan kita tidak mampu membatasi diri kita akan ekspetasi yang jauh dari realita kemungkinan besar dan sangat benar seorang itu akan menjadi gila, bahkan lebih parahnya tanpa kita sadari seorang tersebut bisa menjadi psycophat.
Tp kalo diri ga memenuhi syarat "divaksin", ya sdh karantina dari "virus filsafat", karantina, main "ditempat aman" sj. 😁👍. Tq bro untuk uraiannya...
menarik
Kalo surplus baper berlebih beralih ke STOIKISME saja. 😊
" kegilaan dalam dosis kecil "..make me smile like a crazy 😅
Absen sek
Hadir
👍🏻
could be alter ego becoming self debugging to prevent self madness ?
Bahas anti-fondasionalisme pak