Kelas Filsafat. Tentang Nietzsche. Kematian Tuhan dan Genealogi

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 4. 06. 2013
  • Seri Kuliah Umum
    Kelas Filsafat: Tentang Nietzsche
    Kematian Tuhan dan Genealogi
    20 April 2013
    Pembicara: A. Setyo WibowoSerambi Salihara
    Friedrich Wilhelm Nietzsche (1844-1900) dikenal dengan julukan "Pembunuh Tuhan". Tidak salah, juga tidak benar sepenuhnya. Filsuf dan ahli filologi kelahiran Jerman ini tidak melulu membicarakan kematian Tuhan, tapi juga manusia ideal di zaman modern yang nihilis dan lain-lain soal. Kesalahpahaman terhadap Nietzsche dan karyanya lantas menempatkannya sebagai filsuf yang dipantang oleh banyak orang.
    Kuliah ini hendak menawarkan tafsir atas Nietzsche yang berlandasan pemikirannya tentang "kebutuhan untuk percaya". Bahwa manusia selalu butuh memercayai sesuatu untuk mengutuhkan dirinya. Dari situlah muncul fanatisme. Agama, ideologi, sains, dan filsafat telah diubah menjadi "ide mumi" oleh orang-orang fanatik. Ketika kebenaran menjadi mumi, apa pun yang ditambahkan kepadanya kemudian tidak akan mengubah kenyataan bahwa ia "sudah mati". "Tuhan sudah mati," kata Nietzsche suatu kali-kitalah pembunuh-Nya.
    Selain refleksi tentang kedalaman sang pemikir soliter, kehendak dan kebutuhan untuk percaya, dan kematian Tuhan (analisis genealogi), rangkaian kuliah umum ini juga membahas jenis manusia yang menurut Nietzsche mampu mengiyai realitas apa adanya, manusia yang melampaui (Übermensch), yang figur paripurnanya adalah bayi.
    A. Setyo Wibowo (Romo Setyo), pengajar di STF Driyarkara Jakarta, akan membahas sosok filsuf penting ini dalam empat kali pertemuan. Romo Setyo meraih gelar Bakalaureat Teologi (1996-1999) dari Pontificià Università Gregoriana, Roma, Italia. Sementara gelar S-2 Filsafat (2001), gelar DEA (2003) dan gelar Doktor Filsafat (2007) ia raih dari Université Paris I--Panthéon Sorbonne, Paris, Prancis.

Komentáře • 282

  • @ajiprasetya8391
    @ajiprasetya8391 Před 4 lety +174

    Orang yang cerdas adalah orang yang berpikir melampaui batas,bukan dilarang berpikir karena takut aib agamanya kebongkar

  • @damarwiyono5901
    @damarwiyono5901 Před 9 lety +58

    Mohon ga ngawur dlm komen karena baik nitse, spinosa, kant, freud, dll yg bau ateis itu, mereka engga ngawur. Baca dulu buku mereka baru komen. Mungkin kan lbih bijak yak. Mauliate

  • @semuellusi
    @semuellusi Před 5 lety +63

    Yang khas dari Romo Setyo (dan ini sangat saya sukai) adalah memfasilitasi pendengar untuk belajar dari sumbernya langsung, yaitu Nietzsche, samahalnya dengan topik lainnya. Seolah menjadi juru bicara Nietzsche, dan dengan tenang bisa menahan diri untuk 'tidak mengotori' sumber autentiknya. Terimakasih Salihara, terimakasih Romo Setyo, salam hangat selalu!

  • @1001Quotesfamous
    @1001Quotesfamous Před rokem +2

    Gelap sekali sekali reformasi ilmu pengetahuan eropa yg dulu saling mendominasi,dan saling menindas maka sebagai bentuk istilah kematian Tuhan, :) sebuah kritikan, maka timbullah pemberontak jiwa diatara antara mereka, ruang2 beradu argument tertutup itu dan berkembang nya ilmu2 pengetahuan lain saat itu, salah satu tentang sains dll, padahal ilmu pengetahuan tentang sain itu bisa selalu juga berubah ubah dan tidak benar mutlak 100% karena bisa saja kesalahan dalam metode, ada juga kesalahan perspektiv diantara klaim sains itu sendiri. moral yang itu bukan terbentuk dari sebuah hasil saintis saja. ilmu pengetahuan itu tumbuh dan berkembang dimana sesuai dengan zaman itu sendiri, jadi sebenar nya kebenaran itu pinjaman ALLAH bagi makhluk nya bagi yg menggunakan akal pikiran yg sehat, dan menerima kenyataan kehidupan baik yg nyata maupun yg tidak nyata. Ilmu pengetahuan itu bukan untuk membentuk moral yg fanatik tetapi ilmu pengetahuan itu sebagai kompas untuk menghadapi dan menyesuaikan diri kehidupan dalam berbagai tantangan dan keadaan dimana kita hidup berdampingan dengan berbagai makhluk dan karakter manusia itu di dalam alam semesta ini. dimana alam semesta ini berubah-ubah banyak tantangan maka disitulah ilmu pengetahuan penting untuk menjadi benteng-benteng dan melindungi satu sama lain baik bagi diri manusia maupun makhluk lain. Jika seorang tukang bangun rumah ada banyak peralatan maka peralatan itu akan menggunakan pada tempat nya masing-masing. ilmu pengetahuan itu juga sebagai sebuah bentuk anugerah kasih sayang tuhan untuk manusia, Allah yg mempunyai sifat kasih sayang, maka anugerah kasih sayang yg Allah tebarkan di alam semesta ini sangat luar biasa besar. dimana manusia ada berbagai macam karakter bahkan ada juga manusia menuhankan diri sendiri, mana untuk membuka tabir-tabir itu lahirlah yg namanya ilmu pengetahuan, karena alam dengan tuhan itu sungguh jauh berbeda sekali. karena alam memiliki unsur-unsur seperti material,, akan tetapi bagi tuhan tidak ..!! karena dia NYA bukan ciptaan, dialah (Allah ) sebagai pencipta dia telah ada sebelum adanya ada. dan dia juga tidak berakhir, seperti ciptaan nya alam semesta ini. kegunaan agama itu adalah untuk membentengi diri bagi manusia dari pengaruh-pengaruh berkembang nya ilmu pengetahuan, dimana ilmu itu ada yg sedang dikembangkan adapun juga sedang berkembang yg belum mencapai sesuatu yg pasti dan masih abu-abu, dimana ilmu pengetahuan masih bercampur aduk antara sangkaan-sangkaan maupun dalam pandangan yg berbeda. secara umum sebahagian ilmu pengetahuan itu untuk mencari pengetahuan kebenaran yang mutlak. kebenaran yang mutlak itu ada pada tuhan,, sebahagian kebenaran itu di anugerahkan pada manusia untuk bisa melihat secara objektive dengan menggunakan metode maupun cabang2 dari pada ilmu pengetahuan itu sendiri. maka jangan takut jika ilmu pengetahuan semakin berkembang dan terus berkembang, karena kita manusia ada kerisauan-kerisaun maka timbul seperti istilah kematian tuhan di eropa. yang mati itu adalah pikiran manusia sendiri tentang ada nya tuhan, karena jangkau pikiran dan akal manusia itu terbatas dalam masalah tuhan. ketika saintis itu berkembang seolah-olah untuk membuktikan ada nya tuhan itu sudah mati, karena para saintis bisa membuktikan sesuatu secara objektiv , bisa mati dari sisi argumen, bisa mati dari pemikiran tentang ada tuhan, bahkan jika manusia menuhan manusia sudah pasti yg mati itu manusia yg dituhankan, karena saat itu peradaban pemikiran orang2 eropa sedang bercampur aduk antara kepercayaan dan ilmu pengetahuan lain, karena untuk membukti adanya Tuhan tidak bisa menggunakan satu cabang ilmu saja karena ilmu pengetahuan luas dan tak terbatas ada cabang2 nya sendiri maka manusia perlu menggunakan metode-metode atau menyusun kerangka berpikir yg benar dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu kalau dalam islam ada namaya Mantiq jadi bisa digunakan sesuai tempat dan kebutuhan masing2. jadi pikiran kita tidak kacau balau dan abu-abu tentang kebenaran yg mutlak.

  • @kuncoro4640
    @kuncoro4640 Před 3 lety +33

    Romo Setyo menanggalkan ego dan perspektif nya ketika membawakan pemikiran Nietzsche. Seolah-olah tampak Nietzsche sendiri yg menjelaskan pemikiran nya. 👍

  • @totongsaipul
    @totongsaipul Před 4 lety +25

    Saya suka kalo pakar2 turun gunung lalu memberikan ilmunya dalam suatu forum diskusi dan kemudian dibagi2kan pula ke publik. Mantapp. Sayang anak2 muda sekarang terlalu banyak informasi yg membuat mereka distraktif, beda dgn anak2 muda jaman penjajahan dulu atau misalnya jaman Chairil Anwar, yg masih level smp sma saja sudah melahap buku2 dunia...

  • @zulprianto788
    @zulprianto788 Před 6 lety +11

    Science hanya mencari kebenaran dan setelah mengklaim menemukan satu kebenaran tertentu, science tidak berpretensi bahwa kebenaran tersebut bersifat mutlak. Dengan demikian, science senantiasa mengakui kemungkinan dan keberadaan kesalahan

  • @syahidsyaban3212
    @syahidsyaban3212 Před 5 lety +8

    Kalo betul tuhan adalah sesuatu yang bersifat nomena, mak kemudian pertanyaan yang muncul, bagaiaman bisa selama ini manusia berkata-kata banyak tentang Tuhan? Khusunya manusia yang beragama. Mengatakan Tuhan seperti inilah seperti itulah. Bagaimana mereka know that? Dari manual book yang mereka sucikan? Tapi, bukankah itu kontradiktif? Di awal mengatakan “Tuhan itu tak bisa di limited dengan logos” pada akhirnya pun kita bisa berkata-kata banyak tentang Tuhan. Dan kalo tuhan itu beyond the thing, lalu bagaimana kita bisa mengetahui dia itu ada?

  • @saminsadega2217
    @saminsadega2217 Před 9 lety +36

    ini bermanfaat. jarang ada diskusi-diskusi sekarang ini di kampus tentang filsafat dan pengetahuan tentang ilmu filsafat sudah terabaikan sejumlah mahasiswa modern.

  • @matadewa6038
    @matadewa6038 Před rokem +3

    Saya menyukai filsafat, filsafat itu dalam dan maknanya sgt implisit. Tidak salah bila filsafat disebut mother of knowledge.

  • @pressdesain
    @pressdesain Před 9 lety +63

    Mempelajari filsafat banyak yang bilang akan menjadi atheis, padahal itu salah besar. Filsafat meliputi kedalaman berpikir mengenai pemikiran eksak, dan hasil yang didapat tergantung eksekutornya

  • @nocturnal76362
    @nocturnal76362 Před 3 lety +6

    Saya ±1 bulan masih penasaran sama Nietzsche akhir nya ada video ini,maaf masih kelas 2 sma.

  • @anbar1972
    @anbar1972 Před 2 lety +3

    Orang yg sebelumnya tak pernah belajar islam baik ahlak, ubudiyyah, uluhiyah, dan sejarah, dia lalu lari menggeluti filsafat terasa akan ada jarak untuk masuk sbg pemeluk...oleh karena itu perkuat dulu agama pada mentalnya

  • @sofiyanto6630
    @sofiyanto6630 Před 4 lety +8

    Ilmu untuk berfikir gila...

  • @soetionosoeharno973
    @soetionosoeharno973 Před 5 lety +2

    Channel yg bagus perlu didukung

  • @chusnanto

    Selalu enak mendengarkan penjelasan2 dari Romo Setyo

  • @muhammadalifuddin5925
    @muhammadalifuddin5925 Před 2 lety

    Thanks romo ☺️🙏 luar biasa.. sangat detail

  • @penjagarepublik
    @penjagarepublik Před 4 lety +2

    Heheee... Ilmu yg dalam.. Di gali dengan Nalar sehat.. Filsafat adalah JALAN TERBAIK.

  • @patrisegong6031
    @patrisegong6031 Před 4 lety

    👍👍hebat Romo..saya makin senang u bljr filsafatnya nichte

  • @suryamegawijaya2754
    @suryamegawijaya2754 Před 2 lety +1

    kalau pemahaman saya filsafat adalah merekonstruksi sesuatu abstrak menjadi tertata dan terang benderang secara sederhana