Lagu Sunda "Kembang Tanjung Panineungan"
Vložit
- čas přidán 28. 11. 2023
- Kembang Tanjung Panineungan (Memories Tanjung Flowers)
Pencipta Lagu (Song Writer): Mang Koko Koswara
Penulis Lirik Lagu (Composer of Song Lyrics): Wahyu Wibisana
Penyanyi Karaoke (Karaoke Singer): Mas Andi
Musik Karaoke: Acep Budi Santosa
Editor Video: Kang Dian
The song "Kembang Tanjung Panineungan" (Memories Tanjung Flowers) tells the story of a wife who was pregnant and left for dead by her husband. Her husband died while participating in the "pagar betis" (calf fence) operation, which was organized by the TNI (Indonesian National Army) Siliwangi forces against the TII/NII (Indonesian Islamic Army/Indonesian Islamic State) in West Java, Indonesia, in the 1950s/1960s.
So, in the eyes of a historian and history educator, even a regional song can explain its social context and historical background.
Sundanese song "Kembang Tanjung Panineungan" (Memories Tanjung Flowers), created by the late Mang Koko Koswara and song lyrics by the late Wahyu Wibisana, is the story of a wife who was pregnant and abandoned by her husband. Her husband was shot while taking part in the "Fence of Possession" operation, which was organized by the TNI (Indonesian National Army) of SILIWANGI against the TII/NII (Indonesian Islamic Army/Indonesian Islamic State) in West Java in the 1950s/1960s.
The famous Sundanese and National writer, Ajip Rosidi, often joked in Sundanese that:
"Gara-gara Bung KARNO jeung Bung KARTO (Jawa) parasea, anu sangsara mah tetep we Mang KARNA jeung Mang KARTA (Sunda) di Jawa Barat".
The meaning: Because Sukarno and Kartosuwiryo (Javanese) quarreled, the miserable ones remained Mang Karna and Mang Karta (Sundanese) in West Java.
The conflict between TNI/NKRI and TII/NII, since 1949-1962, has brought suffering to the people, many widows have lost their husbands, many orphans have been abandoned by their fathers, as well as other losses of life and property.
Enjoy watching, don't forget to click "like, subscribe, and comments" directly in the video on the MINDAMAS Legacy CZcams channel.
Kereeen pak 🎉🎉
keren sekali bapak
Sae sae
Keren pisan .hebat kaka kelasku
Aduh mani waas asa emut jaman kapungkur
Selalu berkarya,keren
Makasih dukungannya
Mantapp keren pak💪
Lagu Kembang Tanjung Panineungan, mampu membuat saya meneteskan air mata karena larut dalam kesedihan. Biasanya, lagu ini dilantunkan pada acara hajatan masyarakat sunda, baik prosesi khitanan atau perkawinan. Jika mendengarkan lagu ini kita akan tersugesti oleh alur ceritanya, maka tidak heran jika kita bisa meneteskan air mata.
Keren pak 🎉
Keren pa andi
Selalu menginspiransi untuk terus berkarya❤
Terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada para Mahasiswa, yang telah memberikan komentar dan analisis singkat tentang konteks sosial dan latar belakang sejarah terciptanya lagu "Kembang Tanjung Panineungan" ini. Para Mahasiswa yang telah memberikan komentar dan analisis singkat adalah mereka yang mengambil matakuliah SIMKDLT (Sejarah Indonesia Masa Kemerdekaan, Demokrasi Liberal, dan Terpimpin), yang dilaksanakan pada hari Kamis (30/11/2023) dari jam 13.30 -- 16.30 WIB. Mahasiswa yang memberikan komentar dan analisis singkat melewati waktu jam 16.30 WIB, maaf, tidak dapat tanda "like and love" dari Admin. Walau bagaimanapun, insya Allah, komentar dan analisis singkat dari para Mahasiswa tersebut sangat bermanfaat dan menjadi jejak digital sepanjang masa.
Keren pak, selalu menginspirasi sekali bahwa guru harus segala bisa hehee 👍🏻
P Andi jiga tunanetra ari nyanyi pake cadeum mah 😷🙏
Terus berkarya
kerren..
Sip
Nama : Putri P. Sari (2006247)
Komentar singkat:
Lagu yang dinyanyikan oleh Bapak Suwirta pada video ini berjudul Kembang Tanjung Panineungan, yaitu lagu asli dari Mang Koko yang liriknya berbahasa Sunda. Lirik lagunya menceritakan suatu kisah yang berkaitan dengan peristiwa sejarah, yaitu peristiwa DI/TII.
Liriknya menceritakan seorang istri yang sedang hamil dan sedang ditinggal oleh suaminya yang seorang tentara dan sedang menjalankan operasi pagar betis. Yang mana hal itu diorganisir oleh pasukan TNI siliwangi di Jawa Barat pada tahun 1950-1960. Adapun sedikit penjelasan mengenai DI/TII ini adalah negara islam yang dimami oleh S.M. Kartosuwiryo. Mulanya didirikan di daerah Jawa bagian Barat ketika pada waktu itu ibu kota Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta.
Kembali kepada isi lagu, istri tersebut (yang diceritakan dalam lagu tsb) sedang mengambil bunga tanjung di suatu pekarangan, hingga datang suatu kabar bahwa suaminya yang sedang menjalankan misi pagar betis kehilangan nyawanya atau meninggal di medan lapang. Akhirnya, bunga tersebut ia kalungkan kepada mayit suaminya yang sudah dibawa ke kediaman istrinya. Bunga ini pun menyimbolkan perpisahan yang menenangkan hati tersebut.
Akhir kata, suara bapak bagus dan cocok sekali dalam menyanyikan lagu Sunda. 👍