Pesan video dari bapak Hasan Lesteluhu

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 12. 07. 2015
  • Biodata singkat: Bapak Hasan Lesteluhu
    Bapa Hasan Lesteluhu (92) adalah seorang patriot Maluku. Ia seorang sersan baret merah dan baret hijau (para-komando) bekas tentara KNIL.Waktu Republik Maluku Selatan diserang oleh Republik Indonesia , maka bapa Lesteluhu melaporkan dirinya untuk membela Bangsa dan Tanah Airnya. Iya berjuang selama 13 tahun dengan setia di pedalaman Nusa Ina untuk kemerdekaan Maluku, bersama dengan presiden RMS Mr. Dr. Chris Soumokil dan pejuang-pejuang RMS yang lain (1950-1963). Dalam pedalaman Nusa Ina iya berjuang sebagai salah satu panglima APRMS disamping mr. dr. Chris Soumokil. Tidak lama setelah presiden RMS mr. dr. Chris Soumokil ditangkap, maka bapa Lesteluhu juga dapat tangkap.
    Sejak iya dibebaskan kembali maka bapa Lestaluhu berdiam di pulau Ambon hingga saat ini, dan selama ini iya tetap setia kepada cita-citanya: satu Republik Maluku Selatan yang merdeka dan berdaulat! Beberapa anak-anak bangsa yang sudah menyerah kepada musuh telah membujuk-bujuk beliau untuk masuk tentara musuh untuk menjadi pelatih. Bapa Lesteluhu selalu tolak bujukan ini atas dasar prindip bahwa antu satu anak Maluku yang sudah angkat sumpah untuk memperjuangkan dan membela nasib Nusa dan Bangsanya hungga tercapai kemerdekaan Republik Maluku Selatan.
    Dalam rangka Perayaan Hari Ulang Tahun yang ke-65 dari RMS, bapa Lesteluhu ingin menyampaikan suatu pesan kepada saudara-saudara sebangsanya di tanah Air Maluku dan di negeri Belanda, khususnya kepada generasi muda, untuk teruskan perjuangan kemerdekaan ini dan tidak pernah menyerah. Iya berseru kepada anak-anak Maluku Salam dan Sarani untuk bersatu dan iya ucapkan harapannya bahwa semua pengorbanan dari yang sudah gugur maupun dari yang masih hidup akan semua tidak sia-sia!
    Videoboodschap bapak Hasan Lesteluhu
    Bapak Hasan Lesteluhu (92) is een Molukse patriot. Hij was sergeant bij de rode en groene baretten van het KNIL. Toen de RMS in 1950 werd aangevallen door de Republiek Indonesie heeft hij zich meteen aangemeld om zijn vaderland te verdedigen. Hij heeft 13 jaar lang trouw meegevochten in de bergen van Nusa Ina voor de vrijheid van Maluku. Hij streed tezamen met mr. dr. Chris Soumokil en andere RMS-strijders (1950-1963). Tijdens deze strijd fungeerde hij als een van de commandanten van de APRMS. Niet lang na de gevangenneming van president Soumokil werd ook hij gevangen genomen.
    Sinds zijn vrijlating woont hij op Ambon en is hij al die jaren - tot op vandaag - zijn ideaal Trouw gebleven: een onafhankelijke Republik Maluku Selatan. Verschillende overlopers hebben geprobeerd hem over te halen om dienst te nemen in het Indonesisch leger, maar dat heeft hij altijd konsekwent geweigerd. Hij stet zich op het principeiele standpunt dat hij een Molukker is die heeft gezworen dat hij zal strijden en opkomen voor het lot van zijn volk totdat de vrijheid van Maluku is bevochten.
    Ter gelegenheid van het 65-jarige jubileum van de RMS wenst hij een boodschap af te geven aan al zijn landgenoten in Maluku en in Nederland, in het bijzonder aan de jongere generatie, om de strijd voort te zetten en nooit op te geven. Hij roept Christenen en Islamieten op om zich te verenigen. Hij spreekt de hoop uit dat de offers van de doden en de nog levenden niet voor niets zijn geweest.

Komentáře •