Lulusan Terbaik AMN 1961 Ini Gagal Masuk Kopassus

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 7. 09. 2024
  • Lulusan Terbaik AMN 1961 Ini Gagal Masuk Kopassus
    Lulusan terbaik Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1961 ini gagal masuk Kopassus. Tapi dia kemudian sukses menjadi bos intel atau Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin). Bakin saat ini bernama Badan Intelijen Negara (BIN). Siapa lulusan terbaik AMN tahun 1961 yang gagal masuk Kopassus itu?
    Dia bernama Zaini Azhar Maulani atau akrab ditinggal ZA Maulani. ZA Maulani lahir di Marabahan, Barito Kuala, Kalimantan Selatan pada 6 Januari 1939.
    Maulani lulus dari Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang pada tahun 1961. Kawan satu angkatannya di AMN adalah Feisal Tanjung, jenderal Kopassus yang pernah jadi Panglima ABRI di era Soeharto. AMN saat ini bernama Akademi Militer (Akmil).
    Dikutip dari artikel yang dimuat di Wikipedia, setelah lulus dari AMN pada tahun 1961, Maulani lulus ikut pendidikan komando di Korps Baret Merah yang ketika itu bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD). Ketika itu, Komandan RPKAD adalah Kolonel Mung Parhadimulyo yang dikenal sosok komandan yang keras.
    Para calon pasukan baret merah ini sebelum menjalani pendidikan komando mereka harus mengikuti seleksi atau latihan di Markas RPKAD di Cijantung. Nah, Kolonel Mung Parhadimulyo adalah salah satu pelatih yang ikut menyeleksi.
    Kolonel Mung, dikenal sebagai komandan keras. Julukannya sangar si Raja Tega. Saat itu Kolonel Mung yang memimpin langsung seleksi. Seleksinya sangat keras. Banyak diantara calon anggota Baret Merah yang terpaksa balik ke kesatuan alias gagal seleksi. Mereka yang gagal itu terpaksa dikembalikan ke kesatuannya masing-masing.
    Nah diantara yang gagal itu adalah Letda ZA Maulani, lulusan terbaik AMN tahun 1961. Sementara kawan satu angkatannya di AMN, Feisal Tanjung lolos seleksi keras itu.
    Karena dianggap gagal seleksi, Maulani pun tidak bisa melanjutkan pelatihan para komando di Batujajar. Mengutip artikel yang dimuat di Wikipedia, saat itu hanya tujuh orang dari gabungan abituren AMN 1959 hingga 1961 yang bisa melanjutkan latihan para komando di Batujajar Bandung.
    Karir Maulani sendiri cukup moncer di TNI. Dia pernah jadi Panglima Kodam VI Tanjungpura yang dijabatnya dari tahun 1988 sampai dengan tahun 1991. Maulani juga pernah menjabat Sekretaris Jenderal Departemen Transmigrasi pada tahun 1991-1995. Dia juga sempat menjadi staf ahli Menristek/BPPT yang dipimpin BJ Habibie.
    Pada 21 Mei 1998, Maulani resmi menjadi Kepala Badan Koordinasi Intelijen Negara (Bakin) atau kalau sekarang Badan Intelijen Negara (BIN). Saat itu, BJ Habibie mulai menjabat sebagai Presiden menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri.
    Maulani menjadi bos intel sampai tahun 1999. Ia pensiun dari TNI dengan pangkat terakhir Letjen atau jenderal bintang tiga. Pada tanggal 5 April 2005, ia meninggal dunia.

Komentáře • 1