DEBAT WAHABI vs ASWAJA || auto malu..
Vložit
- čas přidán 19. 12. 2022
- VIRAL || WAHABI TIBA-TIBA MENDEBAT…
Ucapan terimakasih tentunya kita sampaikan kepada bapak yang telah bertanya, sebab dengan bertanya nya beliaulah ustadz akhirnya menjelaskan dengan panjang lebar hingga kita memperoleh ilmunya.
Catatan: Acara ini bukan acara debat, acara ini adalah acara kajian kitab Matan Goyah wa Taqrib rutin setiap Rabu malam Kamis ba'da Maghrib di Masjid Nurul Fajar Jl. Melur Kota Pekanbaru. diakhir biasanya ada sesi tanya jawab, dan vidio diatas ini adalah sesi tanya jawab yg kebetulan yg bertanya adalah jama'ah yang terkontaminasi pemahaman wahabi. Sehingga bagi saudara² yang menganggap ini debat tak seimbang memang tak seimbang, sebab acra adalah kajian rutin, tetapi ditanyai muter2 akibat pemahaman wahabinya.
Apakah imam Al-Asy'ari taubat dari Mu'tazilah
• Video
-----------------------------------------
Support peralatan shoting pro:
BSI: 7210623797
a.n. hoirul saleh lubis
Terimakasih to yo for support
Jangan lupa like, komen, shere, dan SUBSCRIBE channel ini agar kalian tidak ketinggalan update terbaru dari channel ini.
______________________________________________
Social media:
Email: masjidnurulfajar@gmail.com
Yt: Nurul Fajar Online
iG: @nurul_fajar_online
Fb: Masjid Nurul Fajar
Follow juga
invitescon...
#wahabi #ceramahustadzabdulsomad #viral
#terbaru #ahlisunnahwaljamaah #kajianislam #alnofdinar #bidhansava2021 #idrusramli #viral #trending
Ini lebih panas dan menegangkan, namun banyak ilmu.
czcams.com/video/sliqVHF6Fbw/video.html
Sy mau menjadi pendengar ustad ini tapi omongannya sembarangan. Mengatakan : "Menurut ustad Yazid onani tdk membatalkan puasa". Dari mana dia mengetahui itu?. Coba kalian wahai murid-muridnya tanyakan kpd guru kalian itu dari mana dia mendapat info hoax tsb. Agar kalian cerdas
@@bapaksulaiman4368 soal perkataan yazid itu ada viral sekali waktu. Cari aja sendiri.
@@bapaksulaiman4368 heee bllooonn kau tinggal di dalam gua..yaa si..Yazid iblis.. itu sendiri yg ngoceh dgn ocehan iblis nya mengata kan bahwa onani tidak membatal kan puasa dan itu jg sudah lumayan lama kau..ini bllooonn toollloooll atau benaran tinggal di dalam gua baru keluar dari gua yaa dooonnggoook
@@bapaksulaiman4368wah ketinggalan info rupanya.... Viral sesatnya,jgn diikuti ngeri
Ustadz Wahabi jawaban nya sdkt ngawur, ga paham aqidah, selah di tanya ikut imam siapa , ih ternyata jawaban nya muter muter ga jelas,
Yang ditanya bingung,belum menguasai.
Gak punya Imam berarti ngawur....
Alhamdulillah aku ikut ASWAJA.
Terimakasih bapak yang nanya ngotot tapi tak berilmu. Gara2 bapak banyak pengikut Wahabi salafi kembali kepada ahlussunah waljamaah. Terimakasih ustadz alnof, semoga Allah Subhanahu wata'ala selalu merahmati ustadz.
Menelisik Wahabi (11): Syekh Al-Azhar Menjawab Tuduhan Orang Tua Nabi Muhammad Kafir
KAMIS, 27 FEBRUARI 2020
Ilustrasi: Al-Azhar, universitas tua di dunia. Ia memiliki nama besar, sejarah panjang, dan dedikasi yang tak diragukan lagi (foto: britanica)
Universitas Al-Azhar sebagai benteng penguatan akidah Ahlussunnah wal Jamaah pun tak luput diteror paham Wahabi. Merebaknya pengikut fanatis mazhab Wahabi di Mesir mulai terjadi sejak tahun 1970-an, seiring dengan pulangnya tenaga kerja Mesir dari Arab Saudi dengan membawa paham purifikasi ini.
Tahun 1970an itu, muncul beragam pamflet, buku, majalah, dan surat kabar yang memunculkan pemikiran Wahabi di tengah masyarakat Mesir. Hal ini terjadi begitu masif seiring dengan bantuan dana hibah tak terbatas dari rezim Arab Saudi. Serangan terhadap ulama-ulama Al-Azhar yang berpaham Ahlussunnah wal Jamaah pun terus datang hingga kini dari kelompok takfiri itu.
Di antara ulama Al-Azhar yang sangat kontra terhadap gerakan wahabisme ini adalah Prof. Dr. Syekh Ahmad Mahmud Karimah. Ia adalah guru besar di bidang Ilmu Syariat Universitas Al-Azhar. Mahmud Karimah sangat vokal terhadap kelompok Wahabi dan menulis dua buku khusus untuk mencounter pemahaman sesat mereka berjudul Tahâfut As-Salafiyah dan As-Salafiyah Baina al-Ashîl wa ad-Dhakhîl yang diterbitkan tahun 2015. Dua buku ini tuntas menguliti kerancuan berpikir mazhab Wahabi dan betapa berbahaya bila membiarkan kelompok ini berdakwah karena akan menyesatkan umat Islam secara umum.
Ambil contoh bagaimana dengan kejinya oknum-oknum Wahabi menganggap status orang tua Nabi Muhammad dengan sebutan kafir dan masuk neraka. Sebagaimana bisa kita lihat pada ceramah-ceramah ustaz Wahabi di Indonesia yang sudah banyak diunggah di CZcams dan sudah dilihat ratusan ribu hingga jutaan kali.
Orang Tua Nabi Kafir?
Di antara kesesatan pemahaman Wahabi adalah keyakinan bahwa orangtua Nabi itu kafir dan kelak akan diazab di neraka. Pandangan ini didasarkan pada dua hadis yang dimaknai secara harfiah oleh kelompok Wahabi
Aamiin
Aswaja itu ya WAHABI ITU
@@sukarikoncotanii6141 yg tepat salafie wahabi 😂😂😂😂
Alhamdulillah msh banyak ulama2 Aswaja yg cerdas...inilah benteng bagi kami yg awam ini...Sehat Selalu Ustadz...
apa nya yg di bèn tèng in ?
aya² waé
@@sunnsucksse3148kelojotan cari pengikut g ada yg minat ya bro...belum dapat transfer 20jt perbulan ya...😅😅😅😅
@@sunnsucksse3148 yg dibentengi tentu sja aqidah kita boss
Ini ustadz siapa namanya?
Alhamdulillah.. Gara2 pertanyaan si wahabi, saya jadi semakin mendalam terhadap ajaran Ahlusunnah wa Aljama'ah, keilmuan dengan sanad yang jelas ibadah dengan dalil yang jelas. Alhamdulillah..
Wahabi artinya Pengikut yg maha pemberi karunia.
Al Wahhab artinya Maha Pemberi Karunia. Al Wahhab adalah nama & sifat ALLAH dalam asmaul husna. Kalian telah mencela Nama & sifat Allah. Sadarlah. Nama Tuhan kalian hina & permainkan
Kirain dulu ustad alnof ini wahabi hahahaha, ternyata aswaja wajahnya garang tapi ternyata sabar sekali ngadepin orang kurang ilmu tapi ngeyel
Penjelasan ustadz sangat jelas dan detil bisa dinalar oleh akal orang banyak.
Saatnya ummat islam merapatkan barisan mengahadapi salafi yang merusak dan mengadu domba ummat islam
kudu dikasih pelajaran para wahabi, alhamdulillah Ust Aswaja senantiasa memberi pencerahan
PESAN USTADZ ALNOF
"Jika ada kawan-kawan Wahabi-Salafi yang keberatan/ingin diskusi lebih lanjut dengan vidio ini atau vidio lainnya terkait wahabi, silahkan datang ke Masjid Nurul Fajar Jl. Melur Panam Pekanbaru karena beliau rutin memberikan pengajian di Masjid ini setiap Rabu ba'da Maghrib".
Terimakasih
gabakal berani bang
Loh paham wahabi salafikan gak boleh debat ,jadi gak bakal ada yg datang
@@playmygameplay3162 apanya yg gak boleh debat, rata2 mrka ahli debat dan raja ngeyel
@@lakoni993 betul mas👍👍tapi debatnya di medsos dengan akun dobbol😂kalo ilmu ngeyyelnya mentok akhirnya do'a pamungkas mereka keluar,semoga ente dapat hidayah sunnah😂
Kalo depat di forum gak bakal berani walo dedengkotnya sekelas jawwaz.
Jangankan mau debat..bukannya duduk aja gak boleh sama ahli bidah hehe
Salut dg ustadz yg sabar memberikan pemahaman kpd jamaah
Masyallah sangat jelas ulasan dan penjelasan ustad tentang tauhid iman Ashary maturity semoga ustad sehat walafiat dan dalam lindungan Allah dan terus berjuang melawan paham sekte wahabi salapi laknatullah
Masya Allah, wawasan kyai ini layak di contoh dan jadi teladan.
Penanya yang bernyali, salut walaupun terpaut jauh keilmuan nya tetep tidak segan bertanya, semoga setelah pulang bisa mencerna pemahaman bapak ustad dan segera mengikuti Asy'ari dan semakin mantap dalam keyakinan 💪💪
Aaamiiin ya Allah 🤲🤲🤲
Alhamdulillah.. imam AbulHasan Asy'ary rujuk pada aqidahnya imam Ahmad bin Hanbal dan meninggalkan aqidah nya yg dulu menyimpang aqidah mu'tazilah dan aqidah kullabiyah sebagaimana beliau nyatakan dlm kitabnya Al Ibanah.. Hanya saja ust yg ngaku asy'airah ini blm jelas ikut Imam Abul Hasan Asy'ary versi yg dulu atau versi ketika sudah tobatnya.
@@irwansoleh499 anda ngajinya dimana?? udah dijelasin panjang tetap saja pekok...
kebanyakan kumpul sma orang2 *sawah = salaffi wahabi* lu..
@@irwansoleh499 Imam Ghazali, Imam Asy'ari, Imam Syafi'i pun ada cerita rujuknya kan menurut Wahabi. Tidak cuman sejarah kitab induk banyak Wahabi palsukan kitabnya cek saja di Kitab Al Ibanah percetakan non Arab Saudi matannya pasti beda. Imam Asy'ari ruju ke Aqidah Gurunya Abu Yahya Zakaria As Saji as Syafii. Imam Ahmad bin Hambal akidahnya sama dengan Imam Asy'ari dan Imam At Thahawi, Imam Baihaqi Allah tidak bertempat, tidak terikat arah atas dan 6 arah. Tidak pake kayf seperti makhluk dan tidak dimana. Beda dengan Mujassimah Wahabi yang membagaimanakan Allah. Subhanallah amma yasifuun.
@@ditoseafox
Elu udah pernah baca al ibanah cetakan mesir tahqiq dr fauqiyyah husain mahmud blm sob??.. atau kalau al ibanah dianggap dipalsukan meskipun ini cuma hoax doang, elu dah pernah baca maqalatul islamiyyinnya abul hasan al-asy'ariy blm??.. btw dimana al imam ahmad bilang Allah ada tanpa tempat tanpa arah??
masyaaAllah,, ustadz ini sabar betul dan penuh tawadhu ketika menjelaskan dan menanggapi komentar jamaah yang menurut saya masuk kategori jahil 😶 Afwan 🙏🏻
sy jd pengen debat dgn seluruh salafi wahabi termasuk bapak yg ngajak debat itu. pengen tau aja mereka sampe dimana pemahamannya, ujung2 pokoke ikut qur'an dan sunnah tp cuma ikut terjemahan kemenag😄
Syukron pak kyai...makin tambah ilmu setelah mendengar pencerahan dari yai....smg kyai panjang umur dan sehat selalu agar senantiasa menyebarjan ajaran islam yg rahmatallil alamin....
Terima kasih buat bapak yang nanya sehingga ustadz bisa menjelaskan dengan gamblang langsung to the point 😊
MasyaAllah tabarakallah🤲🤲🤲
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Syafi’i berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124)
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7)
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)
@@omyana5749 Semoga Allah memberkahimu Saudaraku, dan inilah aqidahku.
Pencerahan seperti ustadz ini yang sangat dibutuhkan umat Islam Indonesia agar lebih mengerti sejarah Islam itu
Rata2 yg ikut wahabi orang yg agamanya kurang,jadi gampang diajak ikut wahabi
Terima kasih ustadz makin yakin dng Ahlussunah waljamaah
Penjelasan beliau sangat cocok dengan ilmu dan fakta. Semoga Allah tetap menjaga dakwah beliau
semoga bermanfaat.
Subhanallah,, jarang² guru yang sabar meladeni pertanyaan sampai jamaah lain tidak punya kesempatan bertanya, sangat sabar dan tawadhu..
Allahumma shalli ala sayyidina Muhammad..
Sudah baca buku ini belum TITIK TEMU WAHABI NU
penulis doktor profesor KH Ali mustofa yakub.... jangan ngaku NU sebelum baca buku ini... dan buku ini juga di bahas di cenel dgn judul NU Membantah NU
@@bhendyfathudin2470 ndak apa² pak, terima kasih. Saya orang pondok, Alhamdulillah Allah berikan ilmu dibidang agama sedikit, dan masih belajar mengajar didayah
@@utubesosial8614 padahal kalo di dunia pindidikan anak yg bertaya berarti ia cerdas dan kritis tugas seorang guru adalah menjawab dgn ilmiah bukan malah balik bertanya...
@@bhendyfathudin2470 mas bisa baca kitab???
Wahabi salafi sdh kena batunya kalo gini maka kita musti berhati" memilih guru walau semua tujuanya Sama tp harus jelas imam /ulama' yg kita ikuti bravo Yai barakalloh 🙏
Dalam beragama bukan mengikuti pendapat yg berbeda2 tapi ittiba kpd rosulullah dan berdasarkan dalil yg jelas dari Alquran dan As-sunah / Alhadis yg shohih dan Hassan, dan jika berbeda atau berselisih kembalikan kpd Alloh dan Rosululloh yaitu Alquran dan Sunnah/hadis ,yg dijamin oleh sabda nabi Saw : Aku telah tinggalkan bagi kamu dua perkara yg kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang teguh KPD keduanya yaitu Kitab Alloh dan Sunnah RosulNya.
Cakap kali ustadz yang satu ni masyaallah semoga sentiasa panjng usia dan berkah ilmi dan amalnya
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Syafi’i berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124)
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7)
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)
@@omyana5749 gedean mana Allah dari bumi?
Kalau gedean bumi gimana cara Allah turun ke bumi,hancur dong bumi?
Walaupun hadist shohih,jika orang yang memahaminya dhoif.
Makanya terjadi pemaksaan pendapat,dan terjadi sifat sombong merasa paling benar(mirip iblis yg merasa paling benar dihadapan Allah)
Intinya yg salah itu bukan hadist,tapi cara berfikir dan bersikap.
@@hanan_video7462 ,Biarkan aja mereka berkeyakinan seperti itu, sahabat dan imam mazhabpun bila beda dgn mereka dituduh bidah/sesat,seolah imam mereka mewakili nabi,makanya mereka sombong,dan hanya fahamnya yg benar sendiri, mereka berdalil tapi sesuai dgn pemahaman wahabi,yg dibangun oleh muhammad bin abdul wahab.,mereka memahami ayat secara tekstual,dan mengikuti terjemahan yg ada,
Sebenarnya bila mereka meyakini ajaran wahabi,itu pilihan mereka,bagi saya silahkan aja,asalkan jangan menyalahkan yg lain,
Kebenaran itu milik allah,bukan milik mereka,
﷽Memang ummat muslim harus banyak berdiskusi seperti ini, Dengan methodologi studi islam yg komprehensif sehingga akan lebih jelas sanad keilmuan dan qowaid qowaid keislaman ...saya mendukung kajian seperti ini الحَمْدُ ِلله
Saya usul, MUI bentuk team satuan khusus debat untuk membantah syubhat² wahabisme/salafisme. Supaya tidak ada lagi ajaran sesat di Indonesia.
Iya pak , saya setuju harus ada debat aswaja sama wahabi. Baru nongol juga udh nyela nyela.
Setuju Supaya tidak bertaqiah
Wahabiy takut menyebut imam yg di ikuti krn takut terjebak disebut Hizby, makanya ketika ditanya ikut imam siapa, jawabnya muter muter,
Ya
Benar Dan bisa dicek coment saya yang lain haha
salut sama ustad.... di pilah baru di jelaskan... sangat mengena... semoga kita semakin bahagia... aamiin
Aaamiiiin🤲🤲🤲
Alhamdulillah,Kalimantan Selatan Ada Abah Guru Sekumpul Dan Kami Bangga Dgn Bimbingan Beliau Mengenai Agama DiKalimantan. ✌️♥️💯❤️
MasyaAllah tabarakallah🤲🤲🤲
Kalo dasarnya udh mendarah daging dg ibadah Bid'ah, apa mungkin tanpa hidayah bisa kembali tobat utk kembali ke Salafi/Wahabi. Jawabannya hanya dusta belaka
@@sadarhamjayatibar8475 mau dikasih pemahaman yg bnr gmnpun salafy akan tetap goblok.. krn ust2nya sdh goblok, namanya aza salafy isinya fitnahnya, tuduh org, sesatkan org, bikin onar masyarakat yg sdh tenang, sebab karena kerdilnya berfikir....patut seluruh ulama2 besar dunia sepakat mengeluark wahaby salafy dari ahlus sunnah wal jamaah
@@sadarhamjayatibar8475 segala sesuatu yg baru dalam agama itu bidah, termasuk golongan mu itu baru muncul maka auto golongan bidah.
@@sadarhamjayatibar8475 wahabi congok
Semoga akan sll muncul ulama2 spt pak ustad.. Yg paham akan sejarah wahabi, sehat sll pak ustad
Sejarah tipu - tipu goblok. Kapan dia kuliah di Madinah atau Mekkah, hingga kau anggap dia paham Wahabi..??
Tak ada org yg paham Wahabi kecuali, mereka yg kuliah di Mekkah atau Madinah..
@@pacintabaka5853wakakakak ..sama ente dan Wahabi bro...ziaroh aja g pernah bro ..nuduh2 nyembah kubur 😅😅😅
@@ahmadahsin4321
Ente tata cara ziarah kubur yg benar aja gak ngerti, sok ngomong ziarah kubur...
Salut utk ustaz ini,cukup sabar menghadapi jamaah yg bertanya,sepertinya yg bertanya ini ga ngerti apa yg diminta oleh ustaz,atau pura2 ga ngerti.
Saya dari Malaysia memuji Ustadz ini....terbaik kerana membuat Wahabi kelenger
Ma sya Allah Ustadz Alnof begitu sabar, menghadapi sang Bapak yang begitu syulit.
Video ini moga banyak dilihat para pemula salafiyyin yang militan dan tidak bisa menjaga komentarnya itu. Contohlah bapak itu yang langsung menguji pemahamannya dengan ahlu dzikri.
Barakallahu fikum
Smoga ustadz alnof diberi kesehatan 🤲🤲🤲
@@nurulfajar amin
Bener banget yg dikatakan ustadz alnof ini,, orang2 Wahabi ga pernah mau datang pengajian dan duduk di majlis selain golongannya.. tapi giliran orang NU masih ada yg mau datang ke kajian nya..
Dan banyak masjid NU Dikuasai oleh wahabi
Klo kata mantan wahabi atau mantan uatad wahabi.... Kenapa orang wahabi susah di ajak diskusi sama ustadz ahlusunah.... Karna sekali duakali masuk di perkumpulan wahabi maka akan di doktrin bahwa hanya kelompoknya yg sunnah dan yg lain bid'ah ... Jd timbul sifat sombong dan ujub....
Jika ada saudara kita yg terpapar virus salafi wahabi jangan di nasehati ... Percuma, karna sdh di doktrin hingga pny sifat sombong dan ujub....
Satu" Nya jalan berdo'a memohon kepada Allah swt agar di berikan hidayah dng melakukan tirakat seperti yg saya lakukan untuk adik saya.....
SEMOGA KITA SELAMAT DUNIA AKHIRAT AAMIIN YAAROBAL'ALAAMIIN....
Pak ustadznya menjelaskan to the poin, mudah untuk difahami, dan beliau sabar saat menjelaskan jawaban dari si penanya. Semoga pak ustadz diberikan umur panjang agar senantiasa dapat memberikan pemahaman yang gamblang seperti ini.
Alhamdulillah... pak Yai... sabar mnjlskn...
Semoga mrk yg masih blm fhm sgr fhm tdk gagal fhm shg kmbali kpd ajaran yg haq Aswaja. Amin.
kami beramal dg keyakinan kami, anda beramal dg keyakinan anda, cocok sekali itu ustadz, semoga sehat selalu
bagus lah... aturan itu jamaah ga usah nanya. hanya mempermalukan diri aja
Ustad almunap,,sangat cerdas,, mudah-mudahan ilmu nya bermangfa,at,,dan beliau mudahan di beri kan kesehatan selalu,, aaamiiiiin yarrobbal alamiin,
Masya Allah ustadz cerdas sekali dan ilmunya sangat luas ..semoga selalu sehat ustadz dan sllu Istiqomah..barokallohu fiik
Alhamdulillah ... barokallah .... sgt gamblang dan jelas ..smg pemaparan ilmu beliau bermanfaat bagi ummat
Terimakasih
Penanya tak tahu sanad, sok langsung k alquran dan hadist tapi ga tahu ikut ulama mana, jurukannya siapa.
Aswaja pun ber hujjah dari Alquran dan hadist melalui generasi2 para ulama yang bersanad setiap generasi.
Karena kita mustahil ke alquran dan hadist tanpa rujukan para ulama yang bersanad k Rasulullah
Situ bisa sebut ulama 2 sanad aswaja dari abad sekarang sampai Rasulullah shalallahu alaihi wasallam? Kalo gak tau tanya si alnof
@@user-nj9cf2fz4g gampang
Mantapp penjelasan beliau ustadz... Sehat, berkah dan selamat utk beliau ❤
ALHAMDULILLAH 🤲
SEMOGA CHANEL-CHANEL ASWAJA TAMBAH BERKEMBANG, MENCERAHKAN DAN MENCERDASKAN UMMAT ISLAM DI BUMI NUSANTARA TERCINTA INI.
Aamiin ya RABBAL'ALAMIIN 🤲💕🤲
Amin.... saya suka bila ada ulama aswaja menjelek jelekkan salafi wahabi. Karena bisa membuat orang penasaran hingga mencari tahu dan akbirnya tersadarkan.
Dulu saya sangat benci wahabi, tapi setwlah lihat video video idrus ramli yg selalu menjelekkan wahabi dan saya bandingkan dengan dakwah salafi wahabi. Ruoanya salafi wahabi lebih logis
@@oemardiyansong8794 orang salafi yg tidak bermashab kepada Wahabi tulah yg disebut shalafussoleh, kalau dia ikut aliran Wahabi kemudian mengklaim diri sebagai salafi, itu salafi Abal Abal karena dia mengikuti ajaran Muhammad bin Abdul Wahhab dan para yg mendirikan aliran ini untuk tujuan politik sehingga mempolitisir agama.... Baca sejarah berdirinya kerajaan Saudi pemberontakan keluarga assaud pada Turki Usmani dengan kompensasi Palestina untuk israel
@@RiantoHarun-fc3uv itulan pemahaman kamu. Wahabi wahabi wahabi yang kalian teriakkan itu kan cuma hujatan. Tidal ada mazhab wahabi. Mazhab ada 4. Yg saya ketahui para pendakwah sala sering mengungkapkan masalah dengan pendapat 4 mazhab, termasuk mazhab syafi'i, tapi ingat bukan syafi'iyyah lo ya. Malah imam syafi'i sendiri tidak melakukan tahlilan, tapi kok syafi'iyyah melakukannya?
Tidak ada mazhab wahabi !!!!!!!
Pendakwah sunnah aja malah heran kalian teriakin wahabi. Sayapun heran kenapa kalian teriakkan mereka wahabi ???
@@RiantoHarun-fc3uv adapun malasalh politik. Muhammad bin abdul wahab perlu kekuatan untuk menumpas kesyirikan yang mulai berkembang pada saat itu. Dengan terbentuknya kerajaan saudi, maka akan mudah mereka menumpaskan kemusrikan. Trus kamu nggak percaya kalau dajjal tidak akan bisa memasuki mekah dan madinah. Bukankah dua kota itu akan selalu terjaga ? ???? Dakwah dia sesat ? Sampai hari ini kalian yg teriak teriak wahabi ada dibunuh waktu haji? Termasuk HRS yg juga pernah teriak wahabi, ada diganggu waktu memgungsi ke arab? Malah dikasih perlindungan
Yuk mikir !!!!
Ogah mau ikut ASJAWA ah.. amalnya jauh dari yg diajarkan NABI.
Akibat tidak bermazhab... Sehingga tidak ada yg menjadi arah rujukan....
Kadang terdengar lucu ,ada sebagian muslim yg tdk bermadzhab,lalu dia bisa mellaksanakan cara sholta dan wudhu dari siapa ,apa dengar langsung dari mallaikat jubril????
Semua umat Islam itu bermadzhab.
Dengan belajar ilmu agama kepada gurunya maka dia telah bermadzhab.
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Syafi’i berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124)
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7)
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)
Bingung kan ....
Si wahaboy....
@@aliproyan5525 yg aneh justru kalian 4 mazhab sepakat allah diatas kok lucunya ikut asyariyah, mana ada mazhab asyariyah
Benar Ustadz saat ditanya lebih detail
Ikut Sahabat Siapa, Ikut Mahzab yang mana ternyata memang gak jelas.
Makanya seperti orang Dagang, Pake Ilmu politik adanya Doktrin2 doang
Alhamdulillah terang penjelasannya
Sekatang walau pendeta2 Wahabi koar2 ternyata bila berdebat hanya bisa ngiyel sebab mereka hak punya guru Pendeta Muhammad bin Abdul wahab panutan Wahabi udah mengkafirkan gurunya sendiri
Penjelasannya ilmiah, gamblang, rinci dan tentunya mudah difahami oleh orang awam sekalipun. Namun akan sulit difahami bagi orang yang militan dengan sekte dan faham tertentu, terutama bagi kelompok yang senang mencela amalan orang lain dan merasa paling benar. Channel aswaja seperti ini harus terus konsisten menyuarakan keaswajaan, dan harus siap sabar dibuli dicela kelompok Wahabi. Semoga asatidz seperti beliau diberikan kesabaran untuk terus membina umat dan diberikan keberkahan. Aamiin.
Salut dengan kealiman dan kesabarannya Ustadz, teduh dengan senyumannya
MasyaAllah
@@nurulfajar Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Syafi’i berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124)
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7)
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)
@@nazirwanwan4935 👍👍
@@nazirwanwan4935 manhaj Al ngawuriah wkwkwk
@@omyana5749 WAHABI SESAT LAKNATULLAH..TANDUK SETAN dari NAJD
Ustadz ini bicara gamblang , dan mudah di mengerti mantap tadz lanjutken....👍
Ibn wahab di pilih sama ingris jadi mufti saudi
Th 1924, berdirinya di dukung amerika inggris
Barengan sama isriwil...
Wahabi Di dirikan buat menghancurkan ahlusunah di hijaz...
Alhamdulillah nemu lagi channel Ahlussunah wal jama'ah... 👍 Selamat berjuang kyai..
Alhamdulillah 🤲🤲🤲
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Syafi’i berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124)
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7)
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)
@@omyana5749 Pernyataan imam abu Hanifah sengaja diplintir2 oleh kaum wahabi untuk membenarkan akidah tasybih dan tajsim mereka. Namun justru pernyataan2 utuh imam abu Hanifah sendiri yang menampar mulut-mulut dusta mereka
قال الإمام أبو حنيفة رضي الله عنه: "من قال لا أعرف الله أفي السماء هو أم في الأرض فقد كفر"، لأن هذا القول يوهم أن للحق مكانا. و من توهم أن للحق مكانايعرف فهو مشبه
(حل الرموز و مفاتيح الكنوز، عز الدين عبد السلام المقدسي، دار الكتب العلمية. ص ١١١)
"Imam abu Hanifah radhiyallahu anhu berkata: "barang siapa yang mengatakan aku tidak tahu Allah, apakah Ia di langit atau di bumi maka ia telah kafir".
Imam Izzuddin bin abdis salam berkomentar "karena ucapan tersebut akan membawa kepada pemahaman bahwa Allah yang maha haq bertempat di suatu tempat, dan barang siapa yang menyangka bahwa Allah bertempat sebagaimana yang ia pahami maka ia telah menyerupakan (Allah dg makhlukaNya)"
Imam as-shofuri menambahkan mengenai pernyataan imam abu hanifah tersebut
قال الإمام أبو حنيفة رضي الله عنه لما سئل عن قوله تعالى الرحمن على العرش استوى قال من حصر الله تعالى في الجهة الفوقية أو التحتية فقد كفر
[الصفوري، نزهة المجالس ومنتخب النفائس، ٧/١]
"Imam abu Hanifah radhiyallahu anhu ketika ditanya tentang firman Allah ta’ala “arrahman di atas Arsy beristiwa” beliau menjawab barang siapa yang menetapkan batas kepada Allah ta’ala di dalam arah atas atau arah bawah maka sungguh ia telah kafir".
Di banyak tempat imam di kitab-kitab beliau trlah dengan tegas menyatakan bahwa Allah ada tanpa tempat
أَرَأَيْت لَو قيل أَيْن الله تَعَالَى فَقَالَ يُقَال لَهُ كَانَ الله تَعَالَى وَلَا مَكَان قبل ان يخلق الْخلق وَكَانَ الله تَعَالَى وَلم يكن أَيْن وَلَا خلق كل شَيْء وَهُوَ خَالق كل شَيْ
[أبو حنيفة النعمان، الفقه الأكبر، صفحة ١٦١]
"Kabarkan kepadaku jika ditanya di mana Allah ta'ala? Maka hendaknya dikatakan kepadanya "Allah ada tanpa tempat. sebelum Allah menciptakan makhlukNya Allah telah ada, tanpa ada kata "di mana dan belum ada penciptaan apapun". Sedangkan Ia adalah pencipta segala sesuatu"..
Dari sini kelihatan bahwa "manhaj salaf" yang selama ini digaungkan kelompok wahabi hanya sebuah lebel manis bak madu.. namun isinya adalah racun akidah tasybih dan tajsim
@@omyana5749 Kaum wahabi mencari-cari celah untuk mendapatkan pembenaran dari ulama salaf yakni dari imam as-syafi'i dengan mengutip riwayat lemah berikut
روى شيخ الإسلام أبو الحسن الهكاري، والحافظ أبو محمد المقدسي بإسنادهم إلى أبي ثور وأبي شعيب، كلاهما عن الإمام محمد بن إدريس الشافعي ناصر الحديث رحمه الله تعالى قال:
القول في السنة التي أنا عليها، ورأيت عليها الذين رأيتهم، مثل سفيان ومالك وغيرهما، الإقرار بشهادة أن لا إله إلا الله، وأن محمداً رسول الله، وأن الله على عرشه في سمائه، يقرب من خلقه كيف شاء، وينزل إلى السماء الدنيا كيف شاء ... وذكر سائر الاعتقاد.
[الذهبي، شمس الدين ,مختصر العلو للعلي العظيم ,page 176]
“Syaikh islam abul hasan al hakkari dan al hafidz abu Muhammad al-muqoddasi dengan sanad mereka yang sampai abi tsaur dan abi syuaib, keduanya dati imam Muhammad bin idris as-syafi’i penolong hadits rahimahullah ta’ala berkata:
Ucapan di dalam sunnah yang aku berada di atasnya (yang aku pegang) dan aku melihat orang-orang yang sama dengan pandanganku seperti sufyan, malik, dan lainnya, adalah berikrar dengan bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan bahwa Allah di atas ArsyNya di dalam langit-langitNya. Ia dekat dengan makhluknya sebagaimana yang ia kehendaki, dan Ia turun ke langit dunia sebagaimana yang Ia kehendaki”.
Riwayat di atas adalah lemah karena seorang perowi bernama abul hasan al-hakkari tidak bisa dipercaya periwayatannya. Sehingga menurut kesepakatan ulama riwayat tersebut tidak sah dijadikan dasar untuk masalah akidah. Berikut penjelasan dari imam ibnu hajar al atsqolani yang dikutip juga oleh ulama lainnya:
علي" بن أحمد شيخ الإسلام أبو الحسن الهكاري روى عن عبد الله ابن نطيف1 وقال أبو القاسم ابن عساكر لم يكن موثوقا به2 وقال ابن النجار متهم بوضع الحديث وتركيب الأسانيد
[ابن حجر العسقلاني، لسان الميزان، ١٩٥/٤]
Ali bin ahmad syaikh islam abu hasan al-hakkari meriwayatkan dari Abdillah ibnu nadhif. Dan abul qasim ibnu asakir berkata: “Ia tidak dapat dipercaya”. Ibnu najar berkata “Ia diduga memalsu hadits dan membuat-buat sanad”.
Keterangan yang serupa juga bisa dilihat di kitab mizanul i'tidal imam ad-dzahabi hal 113 jilid 3 dan kitab kasyful hatsits Burhanuddin sibtu ibnu ajami hal 184.
علي بن أحمد، شيخ الإسلام، أبو الحسن الهكارى.
روى عن أبي عبد الله بن نظيف. قال أبو القاسم بن عساكر: لم يكن موثقا. وقال ابن النجار: متهم بوضع الحديث وتركيب الأسانيد، قاله في ترجمة عبد السلام بن محمد 5775 - على بن أحمد [بن علي] (3) المصيصى.
عن أحمد بن خليد الحلبي، ومحمد بن معاذ دران. وعنه البرقانى، وأبو نعيم. أرخه ابن أبي الفوارس في سنة أربع وستين وثلاثمائة. وقال: كان فيه تساهل.
[الذهبي، شمس الدين، ميزان الاعتدال، ١١٢/٣]
Diriwayatkan dari abi Abdillah bin nadhif, berkata abul qasim bin asakir "dia tidak dapat dipercaya. Ibnu najar berkata "diduga memalsukan hadits dan membuat-buat sanad, Pernyataan ini diucapkan di dalam tarjamah abdis salam bin Muhammad ali bin ahmad bin ali al mashishi.
Dari ahmad bin khalid al khalbi dan Muhammad bin muadz daran. Dan darinya al barqani dan abu nuaim. Meriwayatkan hadits tersebut ibnu abil fawaris pada tahun tiga ratus enam puluh empat. Ia berkata "al-hakkari adalah orang yang menganggap ringan”.
عَليّ بن أَحْمد شيخ الْإِسْلَام أَبُو الْحسن الهكاري قَالَ بن النجار مُتَّهم بِوَضْع الحَدِيث وتركيب الْأَسَانِيد قَالَه الذَّهَبِيّ فِي تَرْجَمَة عبد السَّلَام بن مُحَمَّد
[سِبْط ابن العَجَمي، برهان الدين، الكشف الحثيث، صفحة ١٨٤]
Ibnu najar berkomentar tentang ali bin ahmad syaikh islam abul hasan al-hakkari bahwa “dia diduga memalsukan hadits dan membuat-buat sanad. Hal itu diungkapkan addzahabi di dalam tarjamah abdis salam bin Muhammad.
Jika sanad lemah ini dijadikan argumentasi dalam ranah akidah maka sangat kelihatan bahwa kelompok wahabi ini sudah over menglalkan segala cara demi menghidupkan akidah tasybih dan tajsim
@@omyana5749 Pernyataan imam malik jadi sasaran pemlintiran akidah oleh kaum neo tasybih tajsim
اتاه رجل، فقال : يا أبا عبد الله "الرحمن على العرش استوى"! كيف استوى؟ فأمسك عنه مالك حتى علاه الرخضاء ثم قال: الكيف منه غير معقول و الاستواء فيه غير مجهول والايمان به واجب و السؤال عنه بدعة وإني لأحسبك ضالا. ثم أمر به فأخرج.
و هذا الكلام صحيح إن صح عن مالك، فإنه ليس فيه إلا الايمان بآية استوى على العرش كما نطق به القرآن و أن كيفيته غير معقولة. و السائل عنه ضال مبتدع شيطان. و في ذلك قطع بأن الاستواء ليس على ظاهره المعلوم عند الناس من أنه القعود. فإن ذلك معقول وليس فيه تصريح بفوقية الذات. ولا يلزم من قولنا استوى على العرش أن يكون هو على العرش إلا بعد أن نثبت أن الاستواء هو القعود و الجلوس كما في المخلوق، جل الله عن ذلك
(لسيف الصقيل في الرد ابن زفيل، تقي الدين علي بن عبد الكافي السبكي قهوه)
“Bahwa seorang laki-laki mendatangi imam Malik lalu ia bertanya wahai abu Abdillah, Ar Rahman beristiwa di atas arsy, bagaimana Dia peristiwa? kemudian imam Malik menahan laki-laki tersebut sampai beliau marah lalu berkata: bagaimananya istiwa Allah tidak dapat diterima oleh akal, istiwanya Allah bukan tidak diketahui, beriman kepada istiwa hukumnya wajib, dan menanyakannya hukumnya bid’ah, dan aku mengiramu telah sesat”. Kemudian beliau memerintahkan laki-laki tersebut agar keluar”.
Komentar imam as-subki mengenai riwayat tersebut:
“Pembicaraan ini adalah sahih apabila betul dari imam Malik. maka sesungguhnya tidaklah di dalam masalah ini kecuali beriman dengan ayat istiwa alal arsy sebagaimann yang disebutkan oleh Alquran. dan bagaimananya istiwa’ tidak bisa diterima oleh akal, dan orang yang bertanya tentang bagaimananya istiwa adalah orang yang tersesat dan setan. Dari sana, telah dipastikan bawah istiwa bukanlah bermakna zahirnya yang telah diketahui oleh manusia yang memiliki arti duduk karena hal demikianlah yang bisa diterima oleh akal. dan di dalam istawa tersebut tidak terdapat penjelasan tentang sifat ketinggian (jarak) zat. Dan tidak mungkin dapat kami ucakan istawa alal arsy, yang berarti Allah berada diatas Arsy kecuali setelah kami tetapkan bahwa istiwa adalah bermakna duduk dan bersemayam sebagaimana yang berlaku didalam makhluk. Allah maha agung dari semua itu (Bertempat, duduk)”.
sangat jelas dari apa yang diuraikan oleh imam as subki mengenai riwayat dari imam malik di atas, dan memberikan kesimpulan kepada beberapa poin, pertama, bahwa pertanyaan seorang laki-laki kepada imam malik adalah tentang bagaimananya istiwa’nya Allah, bukan menanyakan makna istiwanya Allah, sehingga wajar jika beliau marah karena jelas sepakat seluruh ulama bahwa menjelaskan bagaimana istiwanya Allah bisa menjerumuskan ke dalam kekufuran. Seandainya beliau ditanya tentang makna istiwa tersebut mungkin beliau akan mantafwidnya. Yang kedua, istiwanya Allah adalah perkara yang maklum, maksudnya diketahui hanya dari sisi bahasa, bukan dalam arti konteks ayat tersebut. karena jika dipaksakan harus sama dengan yang dipahami oleh umumnya manusia maka sudah barang pasti akan menjerumuskan seseorang ke dalam pemahaman tasybih dan tajsim karena arti dari istawa itu sendiri bermakna duduk dan bersemayam, yang hanya berlaku bagi makhlukNya bukan bagi Allah, Allah maha suci dari sifat bersemayam di suatu tempat. Ketiga, riwayat imam malik di atas menunjukan bahwa imam malik adalah ulama salaf yang berpegang dengan manhaj tafwid bukan itsbatul lafdhi wal makna sebagaima yang dipresentasikan oleh kaum wahabi..
Semoga kiyai selalu.. terlindungi alloh dlm menegak kan ajaran Islam yang hakiki..
betul,setiap golongan akan mengaku ahlusunnah,tapi harus di uji pengakuannya itu ,termasuk ustadz ini..
Subhanallah...pejuang Aswaja masih banyak yang cerdas dan berilmu...semoga ustadz sehat terus
mantaaaab pak ustadz terus bongkar agar kita yang bodoh tidak kesasar dalam beragama ini jelas cara menerangkan babat terus agar dia paham...
Apanya yg mau di bongkar mau bongkar wahabi larang nyembah kubur gitu
Alhamdulillah pak kyai semoga kyai di berkahi oleh ALLAH SWT di dunia & akhirat jg di berikan kebahagiaan di dunia maupun akhirat 🙏
Setuju pk ustad yg kuasai betul dr ujung sampai pangkal ...itu org ASWAJA .... JOZZZ PK. USTAD ..
Ahlul Sunnah wal Jama'ah terang benderang terpercaya Amanah jujur dalam mencerdaskan Ummat Islam....
Wahabi Salafi Khawarij semakin sedikit dan tersudutkan.....
Taubatlah Taubatlah Taubatlah ...
Saya dulu orang awam dan menjadi salafy, sekarang tobat ke azwaja karena belajar sejarah dan membaca kitab ulama ulama yg benar benar salaf atau murid ulama salaf.
Alhamdulillah..
Sama kita bang ,,saya setelah tahu tentang fiqih dan Ushul fiqih saya berhenti kekajian mereka,
Saya rasa sih nggak perlu bingung, kita ikuti saja apa yg sudah ada sejak lama, toh wahabi itu masih baru kok, tokohnya aja (Muhammad bin Abdul Wahab) baru hidup 1200 an, sedangkan ajaran islam sudah sejak lama di Nusantara ini, kita ikuti saja yg ada sejak lama dan mayoritas. 🙏
Sama
@@abuelvira4419 mana yang menyembah kuburan apakah sudah tahu apa yang dibaca apa rukunnya para penyembah kuburan, kalau kalah debat jangan fitnah
ALHAMDULILLAH,, mantap pa ustadz,, salam dari Ende Flores NTT,, sy suka penjelasan n keilmuan ustadz,,
masya allah sungguh sabar penjelannya ustad
sabar ngeh ustad
mugi mugi ilmu penjenengan saget bermanfaat bagi umat islam terutama wahabi biar lebih jelas 😁
Assalamu alaikum wrb,mantap kajiannya lebih berakal,mudah2n lebih banyak lagi yg para ustadz2 meluruskan pemahaman kaum ngeyel wahabi
Wahabi artinya Pengikut yg maha pemberi karunia.
Al Wahhab artinya Maha Pemberi Karunia. Al Wahhab adalah nama & sifat ALLAH dalam asmaul husna. Kalian telah mencela Nama & sifat Allah. Sadarlah. Nama Tuhan kalian hina & permainkan
Jazakallah, Inilah yang dicari manusia Fakir ini selama ini, Jadi lebih mengerti sekarang 🥲
Alhamdulillah
Wahabi kalo ditanyai ngikut ulama siapa pasti muter2 gak ketemu jawaban
😂😂😂
Pertanya,an ustdz yg simple namun padat,,, sehat selalu ustdz,
Kesalahan metode pengajaran Ustadz2 WAHABI Indonesia adalah mereka mengajarkan seolah2 ajaran mereka itu bersumber langsung dari RASULULLOH bukan dari ulama... maka si penanya bingung ketika ditanya pemahaman anda ini dari siapa sumbernya? Yang dia pahami yang diajarkan ustadz2 wahabi itu adlaah ajaran Rosululloh... padahal bukan.
dulu aku dan istriku masuk kesalah satu pesantren Tahfiz berpaham Wahabi/salafi
Alhamdulillah dengan skrng sudah perpindah kepada pemahaman ulama ahlussunah, yang di ajarkan oleh para ulama Aswaja dan habaib
Emang wahabi bukan Alusunah...? Sudah baca buku ini belum TITIK TEMU WAHABI NU
penulis doktor profesor KH Ali mustofa yakub.... jangan ngaku NU sebelum baca buku ini... dan buku ini juga di bahas di cenel dgn judul NU Membantah NU
katanya "wahabi/salafi" itu berdasarkan
Al Quran dan sunah,
apa *aswaja tdk berdasarkan Al Quran dan sunah ?*
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan akal yang dengannya kita bisa berfikir mana yang benar mana yang salah....terimkasih ustadz...
Jika telah turun wahyu / dalil maka akak harus kita buang....! Menurut AKAL manusia MUSTAHI....BISA KE LANGIT ! BERHUBUNG DALIL YG BERBICARA MAKA AKAL KITA BUANG...!
Semoga ustd sehat selalu, Allah panjangkan umurnya dan selalu diberkahi
Mugi barokah selalu ,pak yai❤❤❤
wah asik nih ustadz ilmunya..jadi paham saya..🙏
Wahabi ketika ditanya ikut imam siapa? Tidak menjawab. Itu membuktikan sanad keilmuan Wahabi tidak nyambung sampai ke Nabi Muhammad ﷺ.
Maju terus Channel Aswaja.
Jazakalloh Khoiron 🙏
ikut al abani atau muhamad bin abdul wahab yg ign merobohkan kubah hijau nabawi🤣🤣😁
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Syafi’i berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124)
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7)
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)
Alquran dan hadist itu lebih baiknya ada guru atau ulama yang menerangkan... biar kita memahaminya lebih baik. Itulah yg dimaksud ustad
Kata imam syafei : aku debat lawan 1000 orang cerdas menang
Tapi aku kalah lawan 1 orang bodoh + ngeyel
+ Kawarij dari Najed.
brarti ilmu nya kurang luas & dalam
klo hny ngadepin org bodòh + ngèyèl
aja kalah
Ilmunya sungguh luar biasa,, walaupun sy tak tahu namanya ustadz yg pakai songkok merah sy sangat kagum pd keilmuannya
MasyaAllah🤲
Ustadz alnof kalo GK salah, lulusan Al Azhar
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Syafi’i berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124)
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7)
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)
Alhamdulillah walau saya awam tapi penjelasan ust. Alnof gamblang & mudah dipahami.
Intinya KITA PERLU USTAD YG JELAS SANAD NYA.
MasyaAllah smoga bermanfaat 🤲🤲
Ustadz nya sabar,dan tetap berusaha menjelaskan.. cb kalau di balik,, Wahabi yg berkoar2,kemudian di debat orang yg tak sepaham dg nya pasti ga bakalan sabar,marah N bilang bid'ahhhhhh ah ah ah ah....
Yg akan mengikuti manhaj wahabi adalah mrk yg awalny minim ilmu.. Itu yg sy lihat di sktar khdpan sy
Kesabaran tingkat tinggi jika menghadapi yang awam.
PESAN RASULULLAH
IKUTILAH GOLONGAN ISLAM YG MAYORITAS YAITU AHLU SUNNAH WAL JAMAAH. ♥️♥️♥️
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Syafi’i berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124)
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7)
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)
Mantap pemaparan ustadz ini jelas kualitas ke ustadztannya
@@omyana5749 . Semua para ulama ulama salaf Ahlu Sunnah wal jamaah, golongan Mayoritas sdh sepakat bahwa Allah ada tanpa membutuhkan tempat.
@@zainalsajaa6101 yg bilang allah butuh kpd arsy nya siapa? Kalianlah yg beranggapan seperti itu adapun kami tidak, Allah istiwa diatas arsy nya untuk menunjukkan kuasannya dan kemaha agungannya Walaupun allah istiwa diatas arsy allah tetap seperti sifat azalinya (tidak membutuhkan apapun) bagaimana bisa allah dikatakan butuh kpd arsy nya sementara dialah yg menciptakan arsy, sama halnya seperti allah menciptakan malaikat dengan berbagai macam tugas dan mereka selalu patuh dgn perintahnya, pertanyaannya apakah allah butuh kpd malaikat? Apakah jika malaikat tidak allah ciptakan maka apakah allah akan kesulitan mengatur alam semesta? jawabannya tentu saja tidak seandainya malaikat tidak allah ciptakan maka allah tetap bisa mengatur semuanya tanpa merasa terbebani sedikitpun, lalu kenapa allah menciptakan malaikat sementara tanpa malaikat sekalipun allah tetap bisa mengatur semuanya? jawabannya karna allah berbuat sesuai dgn apa yg dikehendakinya, apa yg allah ciptakan tidak ada yg sia sia semua ada hikmahnya. Dan satu lagi Ulama salaf (4 imam mazhab) sepakat allah diatas (ijma) bagaimana bisa kalian mengaku ikut mayoritas ulama salaf sementara kalian malah menyelisihi kesepakatan ulama salaf bahwa allah diatas. Justru kamilah yg ikut ijma ulama salaf sementara kalian malah menyelisihi ijma ulama salaf. PENTING UNTUK DIKETAHUI BAHWA ASYARI BUKANLAH ULAMA SALAF PAHAM SAMPAI SINI.
@@omyana5749 . Ulama ulama salaf Ahlu Sunnah wal jamaah, Imam 4 Mazhab sepakat.
Allah ada tanpa bertempat.
Perlu di ketahui
Muhammad bin Abdul Wahab bukan ulama salaf tapi ulama kholaf jaman now
Perlu di ketahui
Salafi alias khawarij Wahabi mujassimah golongan minoritas yg sesat lagi menyesatkan
Terbaik pencerahannya...itulah wahhabi kepala mereka terlalu keras bahkan lebih keras daripada batu ...
Alhamdulillah,jelas gamblang...bpk ustadz
Hebat gus tanpa emosi menjelaskan bangganya saya gus
Alhamdulillah...
Semoga channel2 Aswaja tambah berkembang, mencerahkan dan mencerdaskan ummat Islam.
Amiiiin, mohon dukungannya 🙏
Kalo menurut gue as'ary banyak amalan bid'ah nya 😁 sori ya gue orang awam.
@@zikrizikrillah2429
Yah.. kebiasaan wahabi nuduh aja 😁
@@zikrizikrillah2429 pasukan dajjal dari najd pada kepanasan ngak bisa ngeles taunya bidah tok
@@amungdoc3969 yg zikir sambil joget itu siapa bro.
Keren pembahasannya uzt....❤😊...n terimakasih kpd jamaah yg telah bertanya...
Ustadz ceramah secara terbuka ayo brantas mesjid wahbi di riau. Krn bkn tempatnya. Wahbi kebingungan krn tidak punya kiblat dan bkn islam
Ini ustadz the best one.
Bukan cuma berilmu
Tapi juga sabar dalam menyampaikan ilmu
Patut di contoh sama ustadz2 Aswaja yg lain
Masya Allah ini penjelasan ilmiah sekali semoga Allah memberkahi kita semua cuman lawan debatnya ha ha ha
Ustadz nya kereen...cerdas berilmu dan sabar menghadapi org2 yg ngeyel tsb
Istimewa sunguh cerdas terimakasih aswaja
Semoga para ustadz dari SI, Muhammadiyah (1912), Al-Irsyad (1914), PUI (1917), PERSIS (1923), NU (1926), Al-Washliyah (1930), NW (1953) dan organisasi lainnya terus bersilaturahim dan diskusi, aamiin ya Alloh.
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Syafi’i berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124)
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7)
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)
Klau ustadz" salafi g bakal mau duduk bareng bersama" ustadz" aswaja
Sebenarnya agama kita ini mudah jelas dan indah.
Ini terjadi klu kita tdk mendapat hidanyah sunah yg ada sulit untuk memahamin agama ini dgn mudah.
Hanya salafi yg mengikuti pemahaman para salaf.
Contohnya dlm masalah maulid dan tahlilan kematian cara sebut satu salafmu klu ada .
Jangan mengaku2 salaf ditanya salafnya tdk tau.
Salam nu sufi termuter.enak nari2 sufi.enak gila.
@@iwanbudianto5983 ngomong apa sih kamu itu, muter2 blas tdk ada ilmunya, belajar dulu biar komenmu itu berbobot dan tak belepotan kayak omongan calo kredit.
@@rehanramadhan4708 hai nu sufi termuter.
Itukan tarian sufi yg kalian menari didlm gereja pas natal dimalang
Dgn kelompok dusdurian dari jambang.
Ngapai kamu malu.
Salam nu sufi termuter.enak nari2 sufi.enak gila.
Lembut Ustadz Menjelaskan, Masya Allah ❤️❤️❤️
Hamza salah satu paman kesayangan tercinta nabi tidak di tahlil.dan masa hidupnya tidak maulid.
Saya tdk mungkin ketemu nabi untuk memahami alquran dan hadits, maka saya mengikuti ulama yg sanadnya tersambung sampai Nabi Muhamad
Di Bandung santri2 Wahabi sudah banyak yg kembali kpd Manhaj Ahlus sunnah wal Jamaah, Asy'ariyah, Syafeiyah, Alawiyah... Melalui wasilah/perantara komunitas GASKAN, ust Qusyairi, santri lulusan hadramaut, santri2nya Habib Umar bin Hafiz... Alhamdulillah dah banyak yg sadar, baarakalkah
Ciri-ciri dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab
Dibangun diatas ilmu
Tentu saja beliau bukan orang sembarangan, beliau hafal Al-Quran sebelum baligh, belajar dari ayahnya yang beliau adalah ahli dalam mazhab Hambali, beliau juga memiliki sanad dan ijazah dalam hadist, beliau juga gemar membaca buku-buku Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Al-Qoyyim rahimahumallah
Fokus kepada tauhid
Beliau dalam dakwahnya senantiasa menjelaskan tauhid secara terperinci dan juga menjelaskan kesyirikan secara terperinci. Oleh karenanya ghirah beliau tentang tauhid sangatlah besar, karena tauhid merupakan tujuan utama seseorang di diciptakan muka bumi ini,
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
“Tidaklah aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku” (Az-Zariyat : 56)
Alhamdulillah faktanya sampai sekarang kita dapati dakwah yang fokus kepada dua hal yaitu fokus secara terperinci menjelaskan tauhid dan kesyirikan adalah dakwah salafiyah. Kita dapati pula bahwa sebagian dai yang tidak berdakwah di atas manhaj salaf mereka tidak fokus dalam dua hal ini.
Membersihkan syariat dari bid’ah
Ini yang kemudian banyak orang-orang di zaman beliau tidak suka dengan beliau. Demikian itu karena beliau tidak hanya membahas masalah tauhid dan syirik tapi beliau juga membahas masalah bid’ah, menjelaskan kepada umat apa yang boleh dan tidak boleh dikerjakan, apa yang sebenarnya disunnahkan dan tidak disunnahkan oleh Nabi ﷺ. Di antaranya beliau juga mengingkari tabarruk dengan tubuh orang, dalam masalah ini pun sebenarnya beliau tidak menggunakan pendapatnya sendiri melainkan menukil dari pendapat para ulama seperti As-Syathibi yang menyebutkan bahwasanya tabarruk dengan orang-orang saleh itu terdapat padanya dalil. Memang benar para sahabat bertabarruk dengan Nabi ﷺ, dengan keringat beliau, ludah beliau, namun yang demikian tidak dipraktekkan kepada Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali, Ibnu Abbas, Ibnu Mas’ud dan para sahabat Nabi ﷺ yang lainnya. Menunjukkan secara tegas bahwasanya bertabarruk dengan liur, ludah, dahak dan lain sebagainya hanya kembali kepada Nabi ﷺ. ([12])
Memerangi Taklid (fanatik) buta
Maksudnya adalah kembali kepada dalil dengan tetap menghormati mazhab-mazhab yang ada. Beliau bukanlah seorang yang anti mazhab karena beliau bermazhab Hambali. Beliau juga menulis buku tentang fikih mazhab Hambali. Hanya saja beliau tidak fanatik dan lebih mengutamakan dalil.
Sebagai contoh dulu di Arab Saudi masing-masing mazhab memiliki mihrab maka bisa kita bayangkan apabila setiap orang sholat sesuai mihrab mazhabnya maka tidak akan terjadi persatuan antar kaum muslimin. Alhamdulillah negara Saudi Arabia berhasil mempersatukan kaum muslimin dan hanya menjadikan satu mihrab saja dalam pelaksanaan sholat berjamaah. Arab Saudi juga bukan negara yang anti mazhab karena mereka bermazhab Hambali. Fikih mereka juga fikih Hambali. Ketika kuliah di Madinah kami juga di ajarkan kitab perbandingan mazhab yaitu kitab “Bidayatul Mujtahid”. Intinya yang diperangi adalah taklid (fanatisme) dan bukan mazhab.
Memperhatikan skala prioritas (tahapan dalam dakwah)
Hal ini tampak jelas ketika beliau berbulan-bulan lamanya menasehati orang-orang yang beribadah dan minta-minta di kuburan. ketika itu beliau hanya berkata, الله خير من زيد yang artinya ‘Allah lebih baik daripada Zaid’ sebagaimana telah disebutkan kisahnya dalam biografi beliau.
Dalam kasus lain, beliau pernah mendamaikan antara dua kabilah yang berseteru. Ketika itu sudah ada peraturan bahwa barangsiapa yang ketahuan merokok maka akan ada sanksi hukum baginya.
Masya Allah. mencerahkan sekali
Maa syaa allah, sangat mudah dipahami ilmunya ustadz, barakallah Ustadz
Masya Allah