Profesi Pemangku Menjanjikan Kehidupan Layak di Era Milenial, Pantas atau Tidak?

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 13. 04. 2023
  • Profesi Pemangku Menjanjikan Kehidupan Layak di Era Milenial, Pantas atau Tidak?
    Seperti yg kita ketahui bahwa sekarang sedikit banyak bahwa Profesi Pemangku untuk pendapatan.
    Banyak Pemangku muncul untuk penghidupan? Salahkah?
    Tak sedikit dari mereka yang Menjual banten atau Kolaborasi dengan Sarati Banten.
    Memang sudah sebaiknya ada penghasilan lain, tidak hanya mengandalkan “sesari” atau “daksina” umat yang dilayani. Rata rata memang untuk menyambung hidup anak istri.
    Ini besar kemungkinan bahwa perhatian umat sangat minim.
    Perlu dijetahui bahwa Pemangku juga ingin dan berhak hidup layak, punya rumah bagus, punya mobil, anak sekolah.
    Mari kembali tinjau Whraspati Tattwa sloka 25 tentang Tujuh Pengamalan Dharma? Apakah kita Sudah menjalankannya dengan baik?

Komentáře • 3

  • @yansenrich
    @yansenrich Před rokem +1

    suksema tur rahayu 🙏

  • @nyomansumertadana2750
    @nyomansumertadana2750 Před rokem +2

    Sangat benar dn setuju, Pandita yg kayaraya ITU kebanyakan Pandita Masih blm mampu meninggal kemelekatan dg Dunia material, mendoakan Pintar namun kemelekatan pd Dunia material TDK bisa di lepaskannya, pandai berteori sulit dlm mempraktekannya pd diriNYA sendiri ITU yg terjadi pd dirinya sendiri. Mari Kita tinggalkan Pandita yg semacam ITU per lahan lahanRahayu.

  • @Semesta_Luhung
    @Semesta_Luhung Před rokem +1

    Aum Suasti Astu...
    Ide, saya ada pengalaman dengan pelayanan pemangku. Waktu tangkil ke pura giri luhur Arjuna.
    Niat dari Surabaya naik motor, sesampainya ternyata tidak dilayani seperti rombongan yang bawa mobil. Karena rombongan sudah turun dan kami dipersilahkan sembahyang sendiri, belum juga mulai sembahyang di himbau cepat-cepat. :( belum tuntas kami ganti baju pagar sudah mau digembok. Saya paham pemangku adalah manusia biasa. Tapi Pura sebesar itu hanya dua pemangku.. kenapa pa nggih ide? dan sepertinya mereka ada pekerjaan lain. Ini curhatan pertama saya sebagai Sudiwati.