P2P TaniFund & TaniHub Terancam Bangkrut

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 11. 01. 2023
  • TaniHub adalah perusahaan dengan valuasi lebih dari Rp 3 triliun dengan pendanaan lebih dari Rp 1 triliun rupiah. Tapi, founders TaniHub sudah satu per satu mengundurkan diri, dan perusahaan TaniHub digugat PKPU dan terancam bangkrut. Padahal, TaniHub sempet mendapatkan atensi dari Presiden Joko Widodo dan juga Pak Ridwan Kamil, dan memiliki National Fulfilment Center (NFC) yang diresmikan Menteri Pertanian.
    Apa yang terjadi, dan apa yang kita bisa belajar dari sini?
    Follow IG orang di belakang The Overpost:
    / leonhartono
    Email: theoverpost@gmail.com
    Gw lagi nyari host buat kembangin channel The Overpost. Tertarik? Bisa cek disini:
    forms.gle/kSAsWSYG5oUcTiJ96
    Punya masukan untuk konten? Rp 100K kalo gw pake konten lo:
    forms.gle/hEkCuUq6mCmJfRqw9
    Punya masukan supaya The Overpost bisa terus tingkatkan kualitas video-videonya?
    forms.gle/JruSNPaQ1VZrWcMo7
    Punya kantor untuk disewakan/mau sewa? klik www.sewakantorcbd.com/
    The Overpost's mempunyai misi "to elevate Indonesia's financial literacy". Kita berharap untuk sharing semua mengenai uang - dari ekonomi, bisnis, keuangan pribadi dan investasi - dengan format yang ringkas dan mudah dipahami.

Komentáře • 1,6K

  • @suttofarm861
    @suttofarm861 Před rokem +1099

    Saya petani, dulu pernah jadi mitra tanihub, dan hanya sekali saja ikut lelang, dari 50 kg tomat grade a saya hanya 3 kg saja yang menurut mereka masuk grade mereka. Padahal di pasar grade a saya pasti masuk demgan harga yang lebih mahal di pasar. Dan saya bilang nggak akan jalan bisnis model kaliann kalau seperti ini.karena konsep hub nnya hannya teori aja. Mggak ada petani yanng mau nyupli menndinng lanngsung jual pasar saja.

    • @arethadelaka8161
      @arethadelaka8161 Před rokem +126

      Sama pak. Saya supply alpukat malah... mereka QC-nya gal ugalan sih...

    • @woelsproject
      @woelsproject Před rokem +132

      Marketing sendiri aja. Jangan tinggalkan tanah pertanian . Krn klo di tinggalkan bakal dikuasai investor yg kapitalis yg pasti bakalan bikin pertanian sintetis kayak di LN.

    • @griyodaging3824
      @griyodaging3824 Před rokem +88

      semua bakal kembali ke penjualan offline

    • @bayou__
      @bayou__ Před rokem +95

      Tanihub jual mimpi, neken harga petani

    • @fajarfjr1726
      @fajarfjr1726 Před rokem +31

      @@woelsproject marketing sendiri itu juga gak bisa langsung begitu aja, nanti tengkulak tahu malah gak dibeli sayuran kita,

  • @rangkubin4039
    @rangkubin4039 Před rokem +215

    Jadi pengen ikut komen, ayah saya kebetulan seorang petani (dulunya) sekaligus pedagang di salah satu pasar induk sejak tahun 80n dan sekarang pun masih berjualan. Dari sekian banyak pedagang di pasar induk yang seangkatan ayah saya, tinggal sisa beberapa orang saja, ada pedagang yang dulu punya rumah & mobil banyak tiba-tiba habis semua dijual.
    Mungkin founder dibeberapa startup keren & hebat, tapi mungkin juga mereka belum punya pengalaman banyak di lapangan dari industri tersebut. Seperti di bisnis sayuran ini, kalau customernya ada restoran, supermarket atau sejenisnya perlu diingat mereka bayarnya tempo & kadang konsinyasi (kalau tidak terjual/busuk/rusak akan diretur ke supplier), sayuran & buah bukan produk yang bisa disimpan lama, beberapa hari ga terjual ya kualitasnya turun dan harga juga turun, kalau udah menumpuk mau diapain? selain jual rugi palingan dibagiin ke tetangga. Contohnya hari ini 16 januari 2023, harga TOMAT di pasar induk kurang dari Rp 2.000/kg, apa banyak yang mau beli? jawabannya engga, malah numpuk di pasar induk. Padahal waktu awal bulan (awal tahun baru) di pasar induk nya aja bisa Rp 13.000 - 20.000 per kg. Dalam waktu singkat udah jadi Rp 2.000, itu pun di tempat ayah saya masih numpuk malam ini. Apa tanihub yakin bisa bikin harga beli & jual stabil profitnya? ditambah lagi tanifund yang pembayarannya oleh petani dari hasil jual sayur ke tanihub (kok malah jadi kaya teng*ulak juga ya).
    Apa harga sayur berubah secepat itu? engga sampai berminggu-minggu juga, kalau sekarang setiap hari harga sayuran bisa sore, malam, dan subuh berubah-ubah (umumnya sayuran di pasar induk itu mulai datang ke pasar siang atau sore hari). Kalau dulu cenderung stabil, tapi udah lebih 10 tahun terakhir (menurut ayah saya) harga sayuran berubah-ubah kaya gitu, nah karena hal ini aja banyak pedagang yang ga siap & akhirnya bertumbangan.
    Apa semua petani pasti jual ke tengkulak? engga semuanya, ada juga yang mereka jual langsung
    Apa harga ditentukan tengkulak? engga juga, kalau sekarang di pasar induk berubah ubah itu tergantung musim panen yang berakibat ke stok di pasar.
    Terus kalau petani yang jual langsung ke pedagang di pasar induk gimana? biasanya pakai nota dulu (mirip konsinyasi), jadi misalkan waktu barang datang sayuran A harga yang disepakati estimasi Rp 2.000/kg, kemudian saat dijual ternyata Rp 3.000/kg, berarti si pedagang untung Rp 1.000/kg. Tapi kalau misalkan harga jualnya bisa sampai Rp 4.000, Rp 5.000 ataupun lebih, biasanya dari nota harga awal tadi akan dinaikan sama pedagang, jadi si petani juga ikut untung jg saat harga naik, tapi saat harga turun diturunkan jg walaupun ga banyak (pedagang tetap menaggung rugi).
    Kalau tanihub mau langsung potong alur distribusi/logistik seperti dari petani > tanihub > konsumen, sepertinya perlu dikaji ulang menurut saya, kenapa? apa iya demand sayuran bisa dibuat forecast? saya ga yakin karena itu berdasarkan data history (sudah terjadi), sedangkan rumah tangga yang jadi konsumen utama tidak bisa diprediksi mau masak sayur apa besok. Bulan ini petani tanam bibit sayur A, satu atau beberapa bulan kemudian panen, apa iya bisa demand nya langsung sama dengan supply nya?
    Ditambah lagi ada yang hilang dari konsep alur distribusi seperti tanihub, pedagang di pasar induk > pasar kecil > penjual keliling/warung sayur nya, dikemanain? rantai pasok mereka juga perlu dilihat, ibu2 yang belaja dipemukian masih banyak yang lebih memilih belanja ke pedagang sayur keliling atau warung sayur terdekat dibandingkan harus bayar ongkir & nunggu, sedangkan mereka mau masak di hari ini juga.
    Intinya sama, mau startup, perusahaan eksis besar ataupun pedagang, sama-sama harus terus belajar, untung rugi hal yang biasa buat pedagang, tapi kalau startup mungkin jadi berbeda karena menggunakan uang investor.

  • @kendydanangprayogi6702
    @kendydanangprayogi6702 Před rokem +586

    Kebetulan saya pernah jd auditor agriculture, kerjaannya ngaudit perusahaan/koperasi (termasuk petani yg dibinanya) utk mastiin mereka selalu in line sm requirements buyer.
    Sepengalaman saya, permasalahan yg paling umum ini emang salah satunya di tengkulak, dan menurut saya TH group (khususnya TaniSupply) terlalu prematur buat masuk ke segmen ini, kenapa? Tengkulak tradisional itu menurut saya susah bgt hilang (krn udah jd mata pencaharian jg), dan mereka udah bener-bener sistematis, nggak bisa tiba-tiba ada pihak luar yg mutus supply chain seenaknya, misal nyuruh petani buat jual ke TaniSupply, bukan ke tengkulak lg.
    Krn emang udah membudaya (entah mau diambil sisi positif atau negatifnya ya), umumnya petani itu udah dikunci sm si tengkulak, apalagi urusan minjemin utang. Petani butuh duit cepet (misal bayar sekolah anak, biaya berobat, dll), ya mintanya ke tengkulak, bayarnya gimana? Ya salah satunya, hasil panen mereka cm boleh dijual ke tengkulak itu aja. Bukan cuma duit, kadang bahan pangan sehari-hari jg ambilnya ke tengkulak, nanti tinggal potong pas si petani setor panenannya ke tengkulak. Apa TH bisa seinstant itu buat minjemin ke petaninya? Detik itu minta, detik itu langsung cair.
    Jadi, misinya buat menggantikan tengkulak aja udah salah besar menurut saya, istilahnya kayak "lo siapa tiba tiba masuk ke kampung gw terus ngacak ngacak urusan di sini?". Ga usah jauh-jauh dulu ngomongin teknologi, yg penting bisa hadir langsung di petani tiap harinya buat mastiin kebutuhan mereka tercukupi bisa ga? Kalo ga bisa, ya ga usah ambisi mau gantiin tengkulak jg.
    Menggantikan tengkulak yg biasanya nawar terlalu murah? Kalo ternyata alesan di balik itu ternyata si petani itu kadung punya utang terlalu banyak ke si tengkulak gimana? Iya, emang ujungnya lingkaran setan jg 🤣🤣
    Kadang malah petani beranggepan kalo tengkulak itu ya pahlawannya mereka, dan mereka gaada keberatan sama sekali tentang itu, bahkan udah berjalan spt itu dr generasi-generasi sebelumnya. Beberapa strategi perusahaan/koperasi yg ada di sana itu bukan menghilangkan tengkulak, tp coba diajak kolaborasi yg win-win, entah dipekerjakan atau spt apa. Tp umumnya, tetep ada bagian utk si tengkulak ini, jadi si perusahaan/koperasi pun labanya berkurang, malah ga jarang jg jd rugi krn harus nombok operasional.
    Coba dicek lg kalo pas turun lapang, udah kulo nuwun ke orang yg paling berpengaruh di daerah itu blm? Udah metain blm apa ada preman-preman, rentenir, dll di sana? Udah ada orang pegangan blm yg emang asli sana dan paham budaya di sana?
    Sekalian coba dievaluasi lg, tiap kunjungan ke petani bawanya tab/laptop apa rokok sama kopi?

    • @pltskampung
      @pltskampung Před rokem +42

      tengkulak itu ada jaringannya.. saat si tengkulak bawah butuh uang untuk IJON dll, sudah ada backing capitalnya dari jaringan tengkulak atasnya (boss tengkulak).. mafia dilawan

    • @aboe1aboe119
      @aboe1aboe119 Před rokem +55

      Ya, sebelum nyemplung ke lapangan sebaiknya harus memahami secara sosiologis dan antropologis agar eksekusinya tepat.

    • @jeedot.heetam
      @jeedot.heetam Před rokem +66

      Itu direksi bocah² gak mau ikutin proses yang belibet. Dikiranya semua bisa kelar pake duit investor.
      Kalo cuma duit dari angel investor doank sih gapapa, tapi duit lender mungkin dianggap sama spt duit turun dari langit kali ya.
      Berlindung di balik perjanjian P2P lending mereka jadi semena² hambur² duit gak pake otak 😳
      Para lender jadi boncos semua 😳

    • @privateinvestor.
      @privateinvestor. Před rokem +22

      terima kasih pak.. ini lah jawabaannya 👍👍
      mungkin memang tidak akan bisa TH menggantikan tengkulak.. walaupun dgn tech dan angel investor brapapun

    • @Rasaliang
      @Rasaliang Před rokem +13

      Itu ide dan rintisan usaha sudah bagus. Cuma managemen perusahan yg belum matang

  • @abainataif4800
    @abainataif4800 Před rokem +244

    Tahun 2000 saya sudah mencoba dengan dana sendiri untuk menjadi seperti tani hub, tapi ngga bisa.
    Petani petani kecil akan sangat tergantung pada para tengkulak atau juragan juragan lainnya yang menopang kehidupan mereka ketika masa sulit, sedangkan petani besar, tidak memerlukan hub karena mereka bisa langsung mengakses dan mendistribusikannya langsung ke pasar.
    Di negara negara majupun, model bisnis tani hub tidak bisa jalan. Ibaratnya tani hub itu cita citanya mau gantiin pasar induk kramat jati dan itu tidak akan pernah terjadi.
    Yang bisa dilakukan, kita masuk langsung ke dalam kelompok tani, terikat kedalamnya sehingga bisa mengkoordinir secara langsung day to day seluruh kegiatan pertanian dalam kelompok.
    Contoh contoh tersebut sudah banyak yang dividiokan di youtube, semisal alumni ITS yang menjadi petani/koordinator petani di tanah karo atau relawan yang membuat tepung ubi yang kini usahanya sudah menembus ekspor.
    Sayur box juga tidak akan bertahan lama. Margin yang didapatkan dengan biaya handling tidak realitis.

    • @oryzavalendio
      @oryzavalendio Před rokem +3

      Setuju banget sama opini ini

    • @hendrylee2581
      @hendrylee2581 Před rokem +11

      seharusnya petani nakal dan tengkulak dihukum mati semuanya. Semoga mereka diazab oleh Allah

    • @kridaprasetia9539
      @kridaprasetia9539 Před rokem +19

      Menurutku produk pertanian itu rentan dalam distribusi , harus cepat sehingga sangat susah menggantikan pasar pasar seperti kramat jati , beda dengan barang jadi yg di jual di tanah abang seperti pakaian , yg lebih fleksibel dalam distribusi ( ibaratnya numpuk 1 bulan saja no problem , coba produk pertanian numpuk 3 hari saja bahaya )

    • @jeedot.heetam
      @jeedot.heetam Před rokem +3

      @@hendrylee2581 kok bawa² olloh seh 😳
      Yang bego pasti dimakan sama yang licik 😂😂

    • @saiddinulhak290
      @saiddinulhak290 Před rokem +9

      bener . ini mimpi ngga pake tangga . liat gedung gudangnya aja. haduh dikira mau nyimpen barang mati .

  • @AferAlR
    @AferAlR Před rokem +12

    Dipikir2 Tanihub business modelnya kaya VOC yaa
    - mereka yang beli hasil panen pake aturan mereka
    - mereka jg yg pny akses pasar
    - mereka jg yg "bantu" nentuin jenis tanaman yg ditanam
    - kredit dari mereka juga

    • @settzz
      @settzz Před rokem

      Ya kan sama2 kompeni (company)/ perusahaan

  • @lnz3704
    @lnz3704 Před rokem +88

    Wah modelnya ternyata mirip dengan apa yg nyaris kami kerjakan 2013 lalu. Tapi waktu itu kami kerjasama dengan pum netherland. Dari forecast sampai lelangnya jg serupa. Tapi problem di petani ternyata lebih kompleks dari itu. Misalnya ada petani yang butuh duit di depan, padahal belum panen, atau malah baru aja tanam. Dikasih modal untuk tanam A, taunya yang ditanam malah B. Dan tengkulak bisa memenuhi “kebutuhan” petani yg semacam itu. Dan jangan2, secara kalkulasi, model bisnis tengkulak itu sudah mentok efisien, jadi kalau ada yg ingin lebih baik dari tengkulak, secara bisnis malah jadi zero sum. Saya pribadi masih optimis problem ini bisa diatasi, tapi mungkin bukan dengan kehadiran satu pihak super hero, melainkan dengan support banyak pihak, dinas dinas pemerintahan, upgrade metode pertanian, funding, dll

    • @hilmannajib
      @hilmannajib Před rokem +3

      Ada 1 lagi problem bang, pernah baca kepemilikan arable land per capita di indonesia itu median-nya cuma sekitar 0,5-0,8 ha. Sedangkan Vietnam dan Thailand bisa >2ha, jadi muter duitnya susah karena emang gak ada lahannya.

    • @123helloyes8
      @123helloyes8 Před rokem +1

      Lolxx justru start up dibikin buat bkn ecosystem yg lebih memikat petani, kalau gak ktemu trik+strategi buat memikat petani buat apa dibikin startup?

    • @erwintan4746
      @erwintan4746 Před rokem +5

      Tengkulak ga sejahat yang selama ini kita kira kalo ud masuk realita

    • @rayapaspal6586
      @rayapaspal6586 Před rokem +3

      Jangan terlalu berharap pada DINAS HAHAHA

    • @dermawankusuma8933
      @dermawankusuma8933 Před rokem +1

      Butuh dukungan petani terutama. Yg bs sama2 komitmen. Dan win2 solution.

  • @hanifzaidansinaga4369
    @hanifzaidansinaga4369 Před rokem +13

    TaniHub beli dari saya (sbg salah satu supplier TaniHub) harga sama dengan buyer lain (jadi harga TaniHub gak tinggi juga) tapi spesifikasi kebutuhan TaniHub almost perfect alias zero defect. Saya salah satu supplier ke TaniHub yg akhirnya mundur.

  • @hetavoifirdianifirdiani4837

    Bang!pernah denger ga Jokowi pesan alat pertanian di salah satu perusahaan di Jawa timur,tapi sampe sekarang ga ada kejelasan.jadi menurut analisa saya di sini intinya adalah keseriusan, kepedulian dan keberpihakan serta komitmen pemerintah,dalam memajukan industri pertanian bang!jadikan pertanian sebagai industri.

  • @orangdalam2401
    @orangdalam2401 Před rokem +64

    Sekilas mendengar visi TaniHub dari video ini ikut gembira, walaupun bagi saya itu muluk sekali. Mengutip alm.Om Bob Sadino " Yg pasti dari agrobisnis adalah ketidakpastiannya" ...dan saya percaya itu. Benar, dunia pertanian mmg sangat kompleks, tidak akan liniear dgn bisnis lain.

    • @dewayudha6149
      @dewayudha6149 Před rokem +3

      yang menjadi masalah utama dari perusahaan dengan sistem startup ini mereka kek orang yang dipakein doping berlebihan, emang cepet tumbuh tapi mereka sangat goyah dan bergantung sekali dengan doping (kucuran dana investasi). ketika dihentikan makan mereka akan mulai merasakan sakitnya

    • @bestevergreen88
      @bestevergreen88 Před rokem

      @@dewayudha6149 plus bakar duid kebanyakan om ...

    • @sorayaanita8552
      @sorayaanita8552 Před rokem

      @@dewayudha6149 masuk akal sih, dan kadang gaya hidup CEO2 nya jg ikut andil.

    • @pdgjh9593
      @pdgjh9593 Před rokem

      suruh mereka jadi oetabibya squalah m

  • @sugus08
    @sugus08 Před rokem +151

    dulu pernah nih kerja sama sama orang jepang buat bikin perkebunan di jawa barat. udah disupply bibit dari jepang, diajarin cara nanem, dipantau secara berkala, pekerja pun kayanya bisa dipercaya, uda seneng aja sih kalo liat ke kebon, hasilnya menjanjikan. waktu itu budidaya tomat. tomatnya gede2 kaya heirloom tomato di amrik, tp rasanya lebih enak.
    setelah di set waktu untuk panen, kurang bbrp hari, hasil panen ilang semua 🥲😪. pekerja ditanyain jawabnya cuma ga tau. pagi2 uda ilang. haha jadi pelajaran deh dikerjain kali ya, orang kota sok2an mau ikut2an berkebon.
    akhirnya tanahnya disewain ke mafia jg, dia yg sewa2in lagi ke petani, ngurusin bagi hasil atau apalah gw ga ngerti. karena diboongin kalo panen gagal jg engga tau, kalaupun tau jg bisa apa. yg penting dapet bagian ya udah deh.
    kalau ada yg bisa ngilangin pekerjaan mafia/ tengkulak, ya dengan ngasih opsi lapangan pekerjaan utk mereka yang kerjanya lebih ringan, tapi duitnya lebih besar. gw sih ga kebayang model kerja apa yg lebih enak dr tengkulak yang uda mendarah daging.

    • @brightandromeda2326
      @brightandromeda2326 Před rokem +31

      Makanya saya malas bertani. Ada tanah. Nanam sawit sajalah. Padahal di rumah saya punya model penanaman sayur model teknologi. pekerjanya lebih ngeri daripada maling. Ibarat pagar makan tanaman

    • @lugasal3378
      @lugasal3378 Před rokem +11

      Iya meresahkan pekerjaan tengkulak atau makelar yg modal mulut doang, tapi mereka ad juga karena masyarakat yg malas belajar(maunya instan doang)

    • @Rico-xv9rd
      @Rico-xv9rd Před rokem +3

      Benar, kalau lahan kita tidak menguasai artinya hasil panen belum tentu milik kita, banyak penipu.

    • @JS-fw1ip
      @JS-fw1ip Před rokem +9

      Nanti tengkulak mati ketika nggak ada yg mau jadi petani. Lihat aja di perkubunan siapa yg nani? Anak muda nggak mau nani lagi. Kerja berat hasil minim. Nanti bakalan ke reset sendiri.

    • @brightandromeda2326
      @brightandromeda2326 Před rokem +12

      @mOh padahal saat ini ada 5 tanaman yg menghasilkan keuntungan besar dan tanaman ini cocok dengan iklim tropis. Sedihnya lagi kita memberikan bantuan sembako kepada pekerja kita diluar gaji. Itupun mau maling. Kadang muak melihat tingkah laku mereka...

  • @CRYPTOFAMILY78
    @CRYPTOFAMILY78 Před rokem +152

    Konsep TaniHub sebenarnya luar biasa, menjadikan dunia pertanian indo naek kelas, namun ketahuilah dibawah sana kondisi seperti kapal pecah yang terjadi betahun tahun dan pecahan kapal itu cukup diselesaikan dengan laptop dan coretan di atas kertas. Tengkulak itu juga manusia sama seperti petani. berkalaborasilah dengan mereka seperti Grab berkalaborasi dengan ojek jalanan.

    • @jeedot.heetam
      @jeedot.heetam Před rokem +8

      Begitupun juga kinerja keuangannya masih minus dan bakar duit terus 😳😳

    • @erinaargiantis7853
      @erinaargiantis7853 Před rokem +9

      Yang saya tau tanihub pingin untuk memotong rantai distribusi pemasarannya. Sementara itu dg adanya tengkulak malah akan memperpanjang rantai distribusinya. Kalo rantai distribusinya panjang alhasil juga berdampak di harga yg didapatkan konsumen lebih mahal. Jadi tanihub ini pengen untuk praktik tengkulak ini dihilangkan. Tapi ya karna tengkulak ini udah tradisi, bakalan sulit untuk dihilangkan

    • @koikoi6704
      @koikoi6704 Před rokem +12

      Ini cerdas, jangan lawan banyak perut, tapi ajak banyak perut nyari makan bareng

    • @jeedot.heetam
      @jeedot.heetam Před rokem +4

      @@netizen9547 jakarta jadi maju slth gabener turun 😳

    • @dyoarief7452
      @dyoarief7452 Před rokem +9

      @@koikoi6704
      Maksudnya kaya membudidayakan preman masuk Ormas, jadinya Ormas jadi kumpulan preman yg kerjanya minta uang keamanan atau tidak dibuat aman sama mereka 😅

  • @aprianto2870
    @aprianto2870 Před rokem +112

    saya sampai sekarang masih bekerja di salah satu perusahaan eropa khusus agri yg ada di indonesia sejak 4 tahun lalu sebagai IT programmer, yang dikatakan dalam video benar semuanya. Walaupun saya programmer tapi basic saya adalah petani, dari sejak sma s/d kuliah biaya nya hasil dari bertani sayur. Semua problem petani sama, gak kurang dan ga dilebihin. Dimana sustainable antara petani dan perusahaan yg membantu petani harus sama" saling menguntungkan. Namun, yang terjadi di realita memang sangat sulit. Seperti diperusahaan saya bekerja, grade adalah pling utama untuk ekspor, makanya kita selalu melakukan training untuk mnegejar grading, sementara petani berfikir "tanam, jual, dapat duit" karena keluarga merek butuh uang dan itu realitanya . Indonesia masih sangat sulit untuk main di commodity serta membutuhkan dana yang tidak sedikit. karena sama dengan yang terjadi dengan tani hub yg harus mengeluarkan uang yg tidak sedikit atau penjelasan dari video. Perusahaan tempat saya bekerja karena sustainable nya berjalan dan commodity nya tertentu akhirnya masih bisa bertahan. Dan saya mengerti.

    • @lacrossehilda
      @lacrossehilda Před rokem +11

      Mantap sih ini bener2 dua sisi... Setuju saya. Tapi in the end di era global harus diperbaikin SDM negara kita kalau mau maju, grade hasil pertanian mau ga mau harus pelan pelan ikutin standar internasional.
      Agak sedih sih liat ini start up. Visinya bagus, tapi gak cocok sama mindset petani2 tradisional. Mereka blm liat garis besar cuman liat wah kapitalis dll.

    • @ibraman6812
      @ibraman6812 Před rokem +9

      Ilmu adalah segalanya. Petani tanpa ilmu ya sebatas kerja tenaga.

    • @danisardiansyah8082
      @danisardiansyah8082 Před rokem

      Kalo boleh tau di PT apa pak. Kebetulan saya juga bekerja di perusahaan agriculture dari eropa juga

    • @aprianto2870
      @aprianto2870 Před rokem

      @@danisardiansyah8082 mohon maaf banget mas, saya gak bisa sebutkan. Tapi mungkin saja kita bekerja ditempat yang sama. :)

    • @aprianto2870
      @aprianto2870 Před rokem +2

      @@lacrossehilda benar, salah satu kesulitan dan tantangan terbesar memang investasi ilmu ke petani tradisional dan menangani tengkulak. Namun tengkulak sampai hari ini masih menjadi primadona petani walaupun petani tahu bahwa ada sisi resiko didalamnya. Disisi lain perusahaan yg mau invest ke commodity harus kuat dalam investasi waktu dan biaya.

  • @jurimancingmakan
    @jurimancingmakan Před rokem +5

    Seringkali banyak yang tidak dapat membedakan CEO "Tukang Pembelian " saja dengan The Real CEO yang benar benar dapat menjalankan dan mengembangkan bisnis. CEO "tukang pembelian" akan sangat hebat ketika memiliki dana tidak terbatas , karena memang jago-nya kalau soal membelanjakan uang membuat ini itu agar perusahaan tampak hebat . Bisnisnya berjalan ? tidak mereka pikirkan , yang penting belanjakan uangnya, sesuai bakat mereka, CEO "tukang pembelian".

  • @ariprasetyo1175
    @ariprasetyo1175 Před rokem +3

    mau buka usaha melon hidroponik dengan sistem smart farming, saya ada lahan tapi tidak ada biaya membuat green house , mungkin disini ada yang mau di ajak kerja sama

  • @metalextras
    @metalextras Před rokem +50

    Di kalimantan ada namanya Credit Union, koperasi kredit untuk tani/umkm dengan aset terbesar di Indonesia dengan usia lebih dari 40 Tahun, sayangnya atensi pemimpin negeri ini jarang sekali mengangkat figur usaha dengan grassroots dalam seperti itu, seolah-olah startup yg ditenagai SDM hijau punya solusi dari semuanya padahal sudah ada figur lain yang lebih ahli...

    • @rolandnug1074
      @rolandnug1074 Před rokem

      sasaran manis DJP

    • @theaskingman
      @theaskingman Před rokem

      Credit union istilah lain dari Koperasi simpan pinjam toh?

    • @theaskingman
      @theaskingman Před rokem

      Fyi, KSP sekarang lagi mau diregulasi lagi, soalnya mulai banyak merambah ke bisnis tdk seharusnya, seperti investasi yg akhirnya rawan penggelapan. Contoh kasus KSP Indosurya

    • @metalextras
      @metalextras Před rokem

      @@theaskingman konsep Credit union sebenarnya jauh berbeda dengan koperasi simpan pinjam Indosurya, cuma badan hukum credit union yang mendekati di Indonesia ya koperasi pekerja/koperasi paguyuban tani atau koperasi pegawai... Di Jepang namanya Bank buruh atau rogokin, di Bangladesh Grameen Bank, di Belanda Rabobank. Mungkin perlu main dulu ke Kalbar/kalteng dst nanti heran sendiri melihat credit union lebih rame kantornya dari bank BRI, kami pun baru tahu ketika ada customer orang Kalimantan belanja mesin dan ambil kredit dari credit union itu...

    • @kulineranhore
      @kulineranhore Před rokem

      Di jawa juga ada kok CU

  • @kasamago
    @kasamago Před rokem +13

    Bangkitkan kembali Koperasi Unit Desa dengan sentuhan teknologi terkini..
    Soal Pangan memang penuh tantangan

  • @Rico-xv9rd
    @Rico-xv9rd Před rokem +45

    Saya supplier sayur sejak 10 tahun terakhir, kesimpulan saya, ini ada kelompok yang tidak paham dunia pertanian tetapi ngotot terlibat dalam bisnis produk pertanian.
    Sejak kapan ada pihak yang bisa estimasi kebutuhan sayur 6 bulan ke depan? Kebutuhan Pasar itu tidak menentu, yang hanya bisa jadi patokan adalah musim hujan/kemarau, ada beberapa permasalahan yang harus dihadapi petani karena faktor cuaca berdampak pada panen, itu saja dulu. Kebutuhan Pasar itu fleksibel, tergantung ketersediaan pasokan, jika sedang musim gagal panen misal Brokoli, kemudian harga Brokoli melonjak 50 - 70%, otomatis permintaan di Pasar mengurang, konsumen beralih pilihan ke sayur lain.
    Kesimpulannya tidak ada pihak yang bisa klaim dapat melakukan estimasi kebutuhan 6 bulan ke depan. Makanya rekrut SDM yang berpengalaman, bukan sesumbar menguasai secara teori, melainkan betul2 berpengalaman di bidangnya.

    • @umaralfaruq3109
      @umaralfaruq3109 Před rokem +4

      Bisa aja sih. Karena 90% tanihub itu model B2B dengan hotel dan resaurants. Jadi bisa tau estimasi kebutuhannya. Karena mereka mungkin sudah melakukan Purchasing order

    • @Rico-xv9rd
      @Rico-xv9rd Před rokem +5

      @@umaralfaruq3109 saya suplai ke Hotel dan Restoran selama 10 tahun terakhir, tidak ada yang bisa melakukan estimasi kebutuhan secara akurat, itu permintaan tergantung kebutuhan konsumen, bukan tergantung Hotel.

    • @randomchannel8691
      @randomchannel8691 Před rokem +1

      Yg bisa bertahan pada bisnis horti.. hanya orang pilihan Tuhan.. 95% lainnya bangkrut

    • @Sitoet
      @Sitoet Před rokem +2

      Setuju Bang Rico. Saya bertani sudah cukup lama.

    • @apoetra
      @apoetra Před rokem +7

      Setuju tidak ada yang bisa estimasi secara akurat. Tapi namanya estimasi ya gak akan akurat.
      Tujuan dari estimasi itu adalah mitigasi resiko yang sifatnya preventif.
      Setiap estimasi pasti punya margin error, besaran margin error yang dapat di tolerir pun berbeda beda, 20% margin error itu termasuk bagus.
      Intinya estimasi itu diperlukan untuk mitigasi resiko, dibanding mengandalkan insting atau tidak memiliki estimasi samasekali.

  • @guruhnajmuddin650
    @guruhnajmuddin650 Před rokem +9

    Ekspetasi: memutus rantai pasok yang panjang, menghubungkan langsung petani dan konsumen, petani dapat harga lebih mahal, konsumen dapat harga lebih murah.
    Realita: Biaya gudang mahal, biaya aplikasi mahal, biaya operasional mahal, akhirnya neken harga ke petani dan ngejual mahal ke konsumen.

  • @fulcashop
    @fulcashop Před rokem +38

    Saya mantan pedagang sayur keliling , kini sudah punya warung sayur .....Tinggal di Ungaran Jawa Tengah.
    Ungaran adalah salah satu pemasok sayur mayur untuk kota Semarang.
    Dari dulu sewaktu saya jadi tukang sayur keliling sampe saat ini , saya tidak pernah mendengar ditempat pusat perdagangan sayur di Ungaran tentang TaniHub !!!!....
    Aneh juga kalo duit 1 trilyun bisa nguap gitu aja.....
    Insane....!!!!
    😁😁😁😁😁😁😁😁

    • @Hideawayate
      @Hideawayate Před rokem +6

      @mOh jgn salah, gini2 jg dia insane bang wkwk

    • @yansuustirfdvg
      @yansuustirfdvg Před rokem +3

      @mOh saya baru tau sekarang ada tani hub. Duit 1 T bisa kali pasang adsen. Keknya tani hub mafia investasi

    • @irr1110
      @irr1110 Před rokem +1

      @@yansuustirfdvg lebih percaya ini gua. Logika aja. Kaya gampang aja nguapin uang 1T . Banyak bener itu duit. Klo buat makan doang nyambung hidup 7 turunan gak abis.

    • @irr1110
      @irr1110 Před rokem

      @@bintangaryasaputra2763 nilai sebuah perusahaan atau dana investor?

    • @yansuustirfdvg
      @yansuustirfdvg Před rokem

      @@bintangaryasaputra2763 apakah anda tidak baca ada tanifund di vidio?
      Seperti halnya p t p lending. Ato saham forex crypto ato slot ato binomo. Selama bisa depo berati bisa kasih cash duit kertas duit digital dll. . Apakah anda salah satu affiliasi tanihub yg menikmati dana 1 T? Sehingga selalu membenarakna tani hub?

  • @TuanRahman
    @TuanRahman Před rokem +6

    Masalah pertanian kita emang sekompleks itu... Mulai dari banyak petani yang sekarang banyak dari kalangan yang cuma mentok di lulusan SD-SMA (mayoritas ya), masalah distribusi dan logistik, stabilitas harga, biaya pemeliharaan dan pupuk, permintaan dan selera konsumen, itu baru sebagian kecil.
    Di jawa harga tomat di pasar induk/supplier tangan pertama bisa cuma Rp 2000/kg. Di tempatku tinggal sini (sumatra kabupaten) harganya bisa Rp 2000/ons alias Rp 20.000/kg. Naik 10.000 persen. Oke, mungkin kalo di jawa harga Rp 2000/kg itu pas lagi murah karena habis panen atau suplai melimpah, tapi katanya harganya juga pas lagi dicari2 orang dan langka bisa jadi Rp 20.000/kg juga. Tapi di tempatku saking ga ada yang nanem dan harus bergantung banget dari suplai luar, harganya jarang banget berubah, mentok normalnya di Rp 2000/ons terus. Ini cuma karena masalah distribusi.

  • @elindasafitri7364
    @elindasafitri7364 Před rokem +39

    Yes kalau saya rasa kelemahan yang membuat mereka collap adalah, mereka mencoba untuk jadi jagoan sendiri, sementara kita tau prushaan2 besar semisal sekelas chevron , itu pasti menggunakan jasa vendor di masing2 sub bagian bisnis nya, misal untuk urusan mainantance gedung, chevron percayakan ke kontraktor A, dengan sistem tender, ini akan memudahkan chevron untuk berfokus ke core bussinessny,,
    nice share abg,,
    sehat selalu

  • @raffamuhammad
    @raffamuhammad Před rokem +73

    Saya mantan investor Tanihub, alhamdulillah sudah tarik modal saat ada indikasi wanprestasi. Semoga investor lainnya bisa belajar dari case ini

    • @arysetyap_
      @arysetyap_ Před rokem

      Ko bisa invest mas ?

    • @builiamt
      @builiamt Před rokem +1

      Bagaimana indikasi nya Mas? Untuk pembelajaran.

    • @Hideawayate
      @Hideawayate Před rokem

      Kapan tepatnya liat indikasi itu ? Per Tanggal berapa?

    • @jeedot.heetam
      @jeedot.heetam Před rokem +29

      Dari awal konsepnya tanifund juga sudah gak menarik dan sangat berisiko tinggi
      Hati² dengan kata² "membantu" petani di Indonesia.
      Gw invest tujuannya supaya cuan, dan gak mau memberikan bantuan buat siapapun 😳

    • @rarajoro327
      @rarajoro327 Před rokem +1

      @@jeedot.heetam membantu bukan tujuan utama lebih tepatnya kalo invest mah

  • @AkbarMuliono
    @AkbarMuliono Před rokem +21

    Saya adalah petani kecil yang mau menjual hasil tani ke Tani Hub. Saya sudah dibantu oleh eksekutif mereka untuk menghubungi agar produk saya bisa dilihat, tidak pernah bisa. Saya menghubungi Pak Deeng, Head of Partnership dan memohon agar hasil tani saya dilihat agar bisa menjadi partner supaya saya bisa menjual hasil tani saya lewat Tani Hub. Berbulan bulan tidak dilayani oleh Pak Deeng itu. Terus terang saya tidak sedih waktu mendengar mereka bangkrut.

    • @hanifzaidansinaga4369
      @hanifzaidansinaga4369 Před rokem +2

      Betul itu hanya wacana TaniHub utk bantu petani tapi ujung tetap murni commercial alias untung and untung

    • @segogandoel3216
      @segogandoel3216 Před rokem +1

      Sabar ya mas.
      Kita sdh berulang kali di prank.
      Esemka jg prank.
      Nah keberadaan TaniHub ini apakah salah 1 nya utk jd bahan kampanye, ataukah utk penipuan finansial itu hrs disidik

    • @ilhamrj2599
      @ilhamrj2599 Před rokem +2

      @@hanifzaidansinaga4369 lahh namanya membantu ya harus orang sukses dan kaya. kita ga bisa tutup mata, orang tanpa modal yang kuat (alias buntung) ga punya kemampuan membantu yang sebanding dengan orang yang modalnya kuat (alias untung).
      Jangan antipati sama orang yang "untung", karena utk membantu dan mewujudkan hal yang baik. Orang kaya jauh lebih mungkin utk melakukannya ketimbang orang miskin. 😅
      justru Tani Hub itu harus untung supaya bisa membantu lebih baik lagi 😅 gitu loh. Kalau mengharap orang yang lagi berdarah-darah buat ngebantu emang mereka bisa apa?

    • @danilphi5252
      @danilphi5252 Před rokem

      @@hanifzaidansinaga4369 ,, mau raup duit lender, buat foya2 dgn bikin dummy mitra, pdhl mitra itu, link mrk2 juga

    • @grettakurniawan3075
      @grettakurniawan3075 Před rokem

      @@segogandoel3216 bukan buat bahan kampanye, tapi foundernya punya koneksi dengan org2 dalam e.g OJK memang bener adanya

  • @YennieFirdawati
    @YennieFirdawati Před rokem +11

    @The Overpost bagus 👍 berbicara tentang "Indonesian agribusiness problem".
    Saya bisa belajar dari CZcams Channel The Overpost ini.
    Lanjutkan, semangat berkarya untuk Indonesia. Terima kasih atas informasinya.

  • @jasminemohss3132
    @jasminemohss3132 Před rokem +6

    Gw suka sm channel ini. Bener2 dapet insightnya. Suara dan gesturenya pas. Enak didengar, enak dilihat. Paparannya detail, jelas dan mudah ditangkap.. good channel, mksh ko! GBU 🙏

  • @agamfarm2687
    @agamfarm2687 Před rokem +17

    Di era teknologi saat, petani muda makin banyak bermunculan dengan model bertani yang lebih modern, efektif dan produktifitas nya tinggi. Petani skrang tidak hanya jago menanam, mereka juga jago dalam jualan. Startup yang hanya mengandalkan hasil panen dari petani tanpa mereka punya lahan sendiri. Suatu saat akan bangkrut. Belajarlah seperti perusahaan SUNPRIDE, mereka punya kebun, mereka punya armada, mereka juga langsung jualan ke costumer

    • @ganta82
      @ganta82 Před rokem

      Setuju.. sunpride.. sukses pisang nya

    • @rikiteamrusuh
      @rikiteamrusuh Před rokem +1

      Benar.
      Contoh nya produsen keju punya peternakan sapi, penjual kiwi punya kebun kiwi, penjual strawberry punya kebun strawberry, penjual lemon punya kebun lemon.

    • @grenven
      @grenven Před rokem +1

      Mereka mungkin bisa aja beli lahan sendiri buat nanem sendiri tapi visi misi mereka tujuannya itu didiriin tuh mensejahterakan dan memodernisasikan petani bukan mematikan petani makannya pemerintah ngedukung itu projectnya

  • @hedisetiawan5555
    @hedisetiawan5555 Před rokem +3

    Terimakasih untuk kontennya bang. Sumbernya ada, datanya ada, kesimpulan juga logis. Tidak bermaksud menyudutkan pihak manapun, tapi memang obyektif dalam menganalisis problem yang ada. Dan ini "REAL" terjadi. Bukan hoax. Respect

  • @Triharyanto1968
    @Triharyanto1968 Před rokem +5

    Terima kasih bro, narasinya sangat mencerahkan. Ditambah lagi, komen-komen dari para viewer yang punya pengalaman langsung di dunia persilatan ini juga sangat membuka wawasan.

  • @dita4511
    @dita4511 Před rokem +5

    Sayang bgt padahal dulu tanihub ngebantu bgt belanja dgn bahan berkualitas yg harga masih terjangkau...aq dulu pengguna aktif aplikasi tani hub tp terhenti ketika mereka memberitahu akan menghentikan para pembeli dr rumah tangga...mereka hanya bs diakses oleh para pengusaha catering dan restaurant...

  • @vangavr6885
    @vangavr6885 Před rokem +3

    mending kaya akang sayur di komplek aku kayanya ....dia bikin grup wa yg anggotanya customer di kompleks...dan klo udah kulakan dipasar si akang update stock di grup ..dan bisa request klo mo produk tertentu....sekarang krunya ada sekitar 5 armada dengan rutenya masing2 .. asik tuh akang

  • @UlamaPilihan
    @UlamaPilihan Před rokem +4

    Menurut saya, yg jauh lbih penting dan juga sangat tidak sulit bagi pemerintah adalah, melahirkan produsen2 bibit, pupuk, dan obat2an yg MURAH.
    Petani tidak trlalu masalahkan harga panen yg murah, mereka hanya ingin UNTUNG.
    Yg perlu difikirkan, cukup bagaimana caranya PETANI bisa lebih EFISIEN . Jika modal tanam jagung cukup dengan Rp1000/kg, maka tak masalah harga jagung dijual Rp2000/kg.
    Tp percuma harga jagung Rp10.000/kg, kalau biaya produksinya total kena Rp11.000/kg.
    Indonesia sebenarnya sangat potensial hasilkan hasil tani yg BERKUALITAS dengan harga termurah didunia, sehingga bukan hal sulit untuk ekspor ke Negara2 lain yg membutuhkan

    • @aifuyuki8380
      @aifuyuki8380 Před rokem

      Setuju gan, saya pernah olah tanah punya paman tanam jagung, modalnya 500rb untungnya cuma 130rb.
      Modalnya kegedan buat pupuk dan pestisida aja udah mahal, belum lagi tengkulak masang harganya ga ngotak 1000/kg, padahal pas dijual ke pasar jagung 8000/kg.
      Saya selaku petani mau jual langsung ke pasar ga bisa, karena ada birokrasi yang mana pedagang sayur ga boleh nerima sayuran dari selain tengkulak.
      Kalaupun mau maksa jual ke pasar langsung, harus lewat petugas (preman) dengan biaya tertentu.
      Lah pikir saya ini ngaco, yaudah jualan jagung keliling di motor dan lumayan hasilnya.

  • @afickredox4121
    @afickredox4121 Před rokem +10

    gila banyak belajar aku dari chanel ini, thanks bg ditunggu konten selanjutnya

  • @Hadinata1994
    @Hadinata1994 Před rokem

    Penjelasan yang sangat detail, lebih paham lagi bahwa bisnis bukan soal pendanaan yang massive tapi tata kelola problem di dalam nya. Thanks!

  • @kanalinvestasi3931
    @kanalinvestasi3931 Před rokem +9

    Sulit utk memajukan hasil pertanian sendiri, selama diatas masih suka Fee import, mafia tingkat Jendral. Jgn bermimpi dulu selama mereka masih hidup. Pengalaman teman sampe kapok ga mw lg bisnis ini terlalu banyak mafia

  • @yosuapanjaitan9482
    @yosuapanjaitan9482 Před rokem +6

    Di hilir Tanihub seharusnya berkolaborasi dgn perusahaan lain yg sdh punya big ekosistem dan modal seperti gojek atau groceries retail shg mampu mendongkrak demand. Model pendanaan p2p spertinya saat ini blm cocok utk petani indonesia

  • @brewokbrekele5584
    @brewokbrekele5584 Před rokem +3

    Analisa yg bagus sekali......
    agribisnis yg simple itu, malah dijadikan rumit dan ribet ya..jadi nya berakhir ambyar...
    manajemen agribisnis nya hrs direformasi

  • @rubythemoonmoon1865
    @rubythemoonmoon1865 Před rokem +2

    invest 20jetong ludes di 2 usaha di tanifund. yangg 1 masih ada update per akhir des 22, 1 lagi updatenya bertuliskn “petani menjual lahannya ke petani lain”, emejing. untungnya masih diberikan kerjaan dan bisa nutupin kerugian itu. bener2 pelajaran yang mahal. engga kebayang para lender yang invest sampe 10 usaha. semoga diberikan rejeki berlimpah kita semua ❤

  • @hadimeidiyan
    @hadimeidiyan Před rokem +6

    Saya dari 2018 jadi pelanggan, mitra, dan lender di TaniHubGroup. Sedih sekali, mungkin TaniHubGroup ini ancaman bagi Mafia pangan di Indonesia.

  • @indrakarin4678
    @indrakarin4678 Před rokem

    Great job bro learning . From u not all technology can change traditional player.
    Have a great day

  • @abainataif4800
    @abainataif4800 Před rokem +29

    Tidak semua jenis usaha bisa dijadikan model bisnis HUB, contohnya seperti hasil hasil pertanian yang usia produknya singkat/Cepat busuk.
    Skala ekonomi yang hendak dicapai juga menjadi kendala, karena pada batasan tertentu produk produk yang dihasilkan tidak akan bisa di handle dengan baik.
    Produk produk pertanian sendiri sebenarnya sudah mempunyai hub tradisional seperti pasar induk, tengkulak dan juragan tani besar di daerah masing masing.
    Model bisnis HUB semacam tani HUB pastilah menetapkan klasifikasi standard/grade/mutu untuk menentukan harga yang ditetapkan/disetujui, sementara petani menginginkan produknya langsung laku sekali bawa. Misalnya petani kentang, kalau dia membawa 1 ton kentang ke HUB, mungkin 100kg masuk grade A, 250 kg masuk grade B dst, kemungkinan juga ada yang reject. Bandingkan misalnya petani tersebut membawa ke pasar induk, sekali transaksi, semua selesai tanpa menunggu terlalu lama dan hitung hitungannya pun lebih menguntungkan membawa langsung ke pasar induk.
    HUB mengambil untung antara pedagang dan atau konsumen dengan petani. Rantainya akan semakin panjang dan harganya akan semakin mahal. HUB tidak akan mungkin bisa mengungguli pasar Induk dimana pedagang dan atau konsumen bertemu langsung dengan petani.

  • @kumkumwada5821
    @kumkumwada5821 Před rokem +4

    Forecasting hasil pertanian, terutama yang punya waktu simpan pendek itu nggak gampang. Apalagi Indonesia itu luas, jadi waktu tempuh Dari produsen ke konsumen jadi faktor buat pertimbangan. Apalagi kita tahu pembeli memiliki pertimbangan terhadap harga yang sangat kuat.

  • @arunaputra2266
    @arunaputra2266 Před rokem

    Analysis yg bagus, satu kalimat yg saya ingat fokus di hal terpenting dan pastikan sumber daya kita benar benar penting dan sulit dikalahkan kompetitor. Subscriber baru

  • @fadelfadel9221
    @fadelfadel9221 Před rokem +3

    Gue inget banget waktu fintech fair di Batam waktu Tanihub belum sebesar itu, mereka bahkan belum punya tim dokumentasi dan gue bantu dokumentasiin tim mereka waktu presentasi disana.
    Bahkan Tanihub sendiri sempat diprediksiin jadi 'Gojek' nya fintech, kaget juga waktu nonton video ini.

  • @wiempi
    @wiempi Před rokem +9

    Rantai distribusi tradisional adalah :
    Petani - Perantara/tengkulak - Pedagang
    Petani tidak akan punya waktu dan tenaga untuk memasarkan hasil pertaniannya, demikian juga pedagang, tak akan punya waktu untuk bertani. Karena itu dibutuhkan perantara.
    Kalau mau menghilangkan perantara, harus dicari cara supaya petani punya "lapak sendiri", atau pedagang punya "tanah pertanian sendiri".
    TH atau KUD itu juga perantara, sama dengan tengkulak. Bedanya cuma cara menjalankan bisnis, apakah beretika atau tidak.

    • @ilhamrj2599
      @ilhamrj2599 Před rokem +2

      kalau di Amerika dan Australia, definisi petani itu adalah Land Owner nya, enterpreneur nya, managerial nya, ngurusin sales nya.
      Yang kerja kasar ngolah lahan itu adalah Buruh Lepas, Worker, atau Labor. Mereka ga masuk kategori petani, karena kerjanya berdasarkan kontrak, dan bisa part time sambil jaga toko, jadi waiters di resto dsb nya.
      Nah di Indonesia, mayoritas petani itu adalah buruh nya atau labor nya (susah kalau mau part time segala), tp juga merangkap manajerial ny. Jadi ya emang bener2 ga bisa fokus, makanya sebagian fungsi "manajerial" nya itu dikerjakan sama Tengkulak. Mereka yang setup apa yang harus ditanam petani, jaga stok, jaga harga, prediksi pasar, dan absorb kerugian kalau salah prediksi, dsb nya.

  • @mariautari5107
    @mariautari5107 Před rokem +6

    Sy petani cabai, supeeer kereeeen analisa pasar, keuangan, management, dan sangat specified analisanya, deviasi penilaiannya terhadap Tani Hub sangat kecil kesalahannya, itulah keserakahan satu company spt ini, dari hulu ke hilir mau dikuasain semua, secara utk satu perusahaan kuasai satu bidang saja lumayan butuh keahlian dan pengalaman berulang2, kalo mau jujur, petani di Indonesia susah bgt kaya nya krn, krg dukungan dr pemerintah, instansi terkait, dan ketersediaan pupuk serta harga yg luar biasa indah tingginya, dan hrg jual hasil Tani yg hanya sekedar harapan dan mimpi babu,... Berhasil panen harga anjlok, hasil panen anjlok hrg sedang tinggi, panen bagus, hrg ketemu tinggi, di ulangin dan nagih2 ga kebayar,... Itulah potret petani kita, saudara sebangsa dan setanah air, inilah sekelumit kisah petani di negara Republik Mimpiiiii.... Salam Tani Salam Lestari

  • @suhendiatmanegara4071
    @suhendiatmanegara4071 Před rokem +2

    Concept nya cerdas bgt padahal,...

  • @sigithandoyo6227
    @sigithandoyo6227 Před rokem

    Channel dan comment2 yg bagus sekali. Luar biasa.

  • @juntakfoods
    @juntakfoods Před rokem +38

    HONESTY dan TRANSPARENCY di Indonesia itu SANGAT RENDAH. Walaupun si Tanihub dan Tanifund itu mungkin BERSIH, tapi terlalu banyak pemain pemain lain-nya yang kotor dan merusak. Masalah-nya pemain pemain agribusiness itu terlalu banyak yang SANGAT KOTOR. Jadi kalau mau Agribusiness sukses maka memang harus VERTICAL INTEGRATION demi menghilangkan dan menurunkan korupsi, dan kekotoran dari pemain-pemain.

  • @Meow-dy4xz
    @Meow-dy4xz Před rokem +1

    saya punya kenalan yang megang alur distribusi salah satu hasil sayuran yang disuplai ke pabrik besar, dan semua tengkulak ataupun mitra tani yang mau suplai ke pabrik itu harus melalui dia. cara yang dia lakukan ke mitra tani nya agar sama sama menguntungkan adalah dia berikan suplai bibit secara gratis ataupun dengan harga murah dan dia ajarkan kelompok tani tersebut bertani yang efisien dengan hasil maksimal. setelah panen, hasil tani itu dia beli dengan harga tengah sesuai kesepakatan dengan kelompok tani, jadi mitra tani nya tidak rugi, tapi untung, dan dia pun untung . kelebihan nya ketika harga itu produk hasil tani dipasar tinggi, dia tetap beli diharga tengah dan ketika harga dipasar anjlok dia juga tetap beli di harga tengah (harga kesepakatan dimana petani tidak rugi dan juga sudah untung) sehingga tidak ada yang dirugikan. Praktek seperti itu sudah dilakukan nya selama 20 tahun lebih, mitra tani nya dia sudah tersebar di beberapa provinsi di Indonesia. itu hal yang sepertinya harus diperhatikan Tanihub , jangan pakai cara seperti tengkulak, asal main beli dengan harga semaunya sendiri tanpa tau itu petani rugi atau untung dari harga itu. Tanihub jika ingin maju harus jalin kerjasama dengan memberikan bibit , penyuluhan, pelatihan sampai panen dengan Petani atau kelompok tani. bila Tanihub tidak mau memperbaiki kesalahan atau berubah, ya kemungkinan bangkrut akan semakin nyata.

  • @roysamosir3210
    @roysamosir3210 Před rokem +4

    Ada bbrp startup ...Gajinya di perusahaan itu tllau besar, apalagi d kelola anak muda yg blm ada pngalaman.
    Bs jd beban biaya dr sini jga kena imbas.😔

  • @PenyuluhPertanianLapangan

    Terima kasih paparannya. saya jadi belajar sesuatu dari sini.

  • @iganiii
    @iganiii Před rokem

    Love your content bro Leon ! Keep up the amazing works!

  • @helpavideo8250
    @helpavideo8250 Před rokem +3

    Anehnya saat bermasalah & dapat fund besar, petinggi2 banyak yg mundur. Sayang ini belum dibahas,krn setahu saya ga bisa dgn mudah petinggi mundur setelah dpt invest besar.

  • @orangbiasa728
    @orangbiasa728 Před rokem +29

    Problem yg ingin diselesaikan oleh TaniHub sangat bagus sekali menurut saya. Besar bgt pasarnya. Seperti yg mas jelasin, mungkin terlalu banyak product (services) yg ingin mereka berikan, padahal kemungkinan timnya masih belum berpengalaman atau bahkan nggak ada pengalaman di bidang serupa. Coba-coba dengan budget yang gedhe banget.

  • @alexsenjaya9150
    @alexsenjaya9150 Před rokem

    Bagus paparan dan telaahnya.....details dan mudah dipahami secara umum.... Maju terus...... Bahasan bisnis dan ekonomi memang menarik... 👍👍👍

  • @auliaboyraz9429
    @auliaboyraz9429 Před rokem

    Omg suka bgt Sama penjelasan mas nya. Gampang mudah dipahami oleh org awam. Keep it up!!!

  • @dedysupriadi7606
    @dedysupriadi7606 Před rokem +3

    Saat Pekerjaan tidak dikerjakan kepada orang2 yang memang di bidangnya.
    Milenial2 yang tiba2 muncul dan sangat Pintar di Industri pertanian [komoditas] yang bgtu komplek proses supply chainnya, ya beginilah jadinya _ kemasan yang dibungkus dengan indah akhirnya hancur bgtu saja

  • @odikartiko2027
    @odikartiko2027 Před rokem +5

    Sepertinya kaum milenial owner tanihub. Salah perkiraan . Dianggap semua orang baik.

  • @aangmaulana396
    @aangmaulana396 Před rokem +1

    Gilaaa, penjelasan dalam video ini singkat tapi mampu menjelaskannya secara detail.

  • @Krisnaww
    @Krisnaww Před rokem +5

    14:30 langsung dijawab kenapa petani ngga bankable. Karena emang susah menilai bisnisnya. Kalau dia bilang gagal what to say kaan

    • @ariewijaya1679
      @ariewijaya1679 Před 3 měsíci

      Mmg bank senaif itu kan bs sita jaminan tanahnya 😂

  • @charleskurniawan2950
    @charleskurniawan2950 Před rokem +4

    Biaya terbesar untuk bisnis di indonesia adalah biaya moralitas. Di tambah lagi system keadilan hukum yg buruk dan biayanya tidak mendukung untuk investor saat menuntut balik investasi dia dari kriminalitas. Bukan nya balik investasi malah tambah biaya percuma ke polisi dan pengadilan. Jadi lengkap sudah.
    Kadang ingin membantu petani nelayan yg susah, cuma ternyata rata rata mereka susah karena tabiatnya bukan nasibnya..

    • @viktorfang1234
      @viktorfang1234 Před rokem +2

      Iya bro. Jgn gampang kasian sama org miskin. Gw berkali2 bantuin malah ditepu 😂

  • @indrawatidewi6087
    @indrawatidewi6087 Před rokem +1

    Kereeeen👍👍👍isinya daging bangetz👏👏👏menurut aku, perusahaan baru, atau pelaku bisnis yang belum menjalankan bisnisnya lebih dari 10 tahun, harus punya coach yang menguasai ilmu praktek lebih dari 20 tahun, sehingga bisa meminimalkan resiko karena dia faham secara praktek tentang jiwa bisnis, dia pasti akan membuat blue print dan game plan nya secara tepat, dia pasti sudah tahu dan sudah mempersispkan apa yang akan di lakukan jika kemungkinan resiko yang sudah di perkirakan itu terjadi, sehingga perusahaan tidak sempat pingsan, tapi hanya istirahat sebentar mungkin hanya 2 sampai 4 minggu aja, langsung bangkit lagi dengan tingkat pengasilan 2x lipat dari sebelumnya☕️😊jam terbang tidak akan pernah membohongi hasil...☕️😊

  • @sani8412
    @sani8412 Před rokem +3

    Theory , Math, theory, Math, portofolio
    Mungkin ada 2 variable paling penting buat define strategy kalo dah urusan model begini:
    Human & culture
    2 hal ini yg sering missed.
    Entahlah~

  • @YennieFirdawati
    @YennieFirdawati Před rokem +6

    @The Overpost
    Mohon dikupas tentang
    Agribusiness Criminals Action di Indonesia untuk menambah wawasan petani & peternak Indonesia. Terima kasih atas perhatian & informasinya.

  • @rajibzein8958
    @rajibzein8958 Před rokem +1

    Seharusnya KPK usut tuntas investasi MDI dan BRI Ventures di startup2 rugi seperti TaniHub Group ini, karena jelas ini merugikan negara

  • @hikarinotane3806
    @hikarinotane3806 Před rokem

    Thanx buat informasi, ilmu, dan analisanya...bagus banget...👍

  • @rezatravilla6879
    @rezatravilla6879 Před rokem +23

    Terlalu ambisi sih Tanihub. Harusnya fokus di bidang penjualan dan supply. Apalagi B2B punya keunggulan jual produk dengan term of payment 2 minggu atau 1 bulan. Walau lebih mahal asal kualitas bagus, pihak hotel atau resto pun senang. mereka juga bisa putar cash flow mereka. Sementara B2C punya keunggulan juga di pre-order. Jadi duit sudah diterima duluan, ntar tinggal pungut stok di gudang dan kirim. Asal mereka bisa memainkan B2B dan B2C dengan efektif harusnya cash flow tanihub lancar. Sementara dari penjualan ini bisa terkumpul data, produk mana yg sering dibeli. Terlalu jauh sih sampai masuk ke ranah pendanaan buat petani.

  • @indrabendi3300
    @indrabendi3300 Před rokem

    Gile bos, padet berisi, lugas dan tegas👍👍👍👍👍

  • @naofalfauzi515
    @naofalfauzi515 Před rokem +1

    Sebenarnya tujuan Tanihub baik ingin memutus matarantai pemasaran yg begitu panjang dari petani ke konsumen yg menyebabkan harga mahal sampai ke tangan konsumen semua pasti tahulah nasib petani gimana nyatanya tengkulak lebih kaya daripada petani padahal petani lah aktor utama dari bisnis mereka petani yg panas²san harga pupuk mahal eh panen murah alasan tengkulak nya banyak banget inilah itulah petani ya nurut² aja daripada GK di beli hasil panennya.Saya bereni ngomong gini karena saya adalah petani jadi menurut saya kalau sudah jadi petani harus berani berwirausaha jadi petani yg mandiri yg bisa memasarkan produk-produknya sendiri Tampa campur tangan tengkulak.Maju terus petani Indonesia.

  • @indrakarin4678
    @indrakarin4678 Před rokem +5

    Bro solusi tani hub ada di Pasar Imduk Jatiuwung . Wholesale market . Buyer sama seller ketemu kita cuma siapin wadah . Pij is private company no venture. Perdanaan dari koperasi.

  • @rohanasumihar746
    @rohanasumihar746 Před rokem +5

    Tidak mudah mengelola agribisnis kalau modelnya sekedar teori dan tidak tahu persis cara hidup para petani, risiko management nya pasti tinggi, apalagi standar harga petani bervariasi dan tdk semua hasil pertanian awet/ tdk cpt busuk, juga pasar retailnya harus luas dan untuk hal ini banyak kompetitornya yg juga hrs diperhitungkan.Sekarang ada begitu banyak agribisnis kecil2an dari perumahan yg bisa jd pilihan konsumen.

    • @123helloyes8
      @123helloyes8 Před rokem

      Startup dibikin supaya petani punya alternatif ecosystem baru yg lebih memikat, kalau startup butuhnya produk grade A ya harus bisa meningkatkan kesejahteraan petani ke level A juga sbaliknya jangan minta produk grade A tapi kesejahteraan petani masih grade C

  • @adsyafamily2158
    @adsyafamily2158 Před rokem

    keren data yg lo punya dan penyampaiannya. semngat untk video2 berikut ya..

  • @alosuparman3221
    @alosuparman3221 Před rokem

    Hema saya yg harus dibenahi itu di sektor pertanian dan peternakan adalah operationnya di lapangan. Kata kuncinya harus terjadi modernisasi -mekanisi, otomatisasi dan digitalisasi...Dlm konteks ini mestinya diturunkan pakar2nya, skema pembiayaannya, dan rancang bangunnya..

  • @krislukm
    @krislukm Před rokem +16

    Dulu pas kuliah di tahun 2008, belajar mata kuliah e-commerce. Di sana disebutin ada beberapa produk yang ga cocok dijual online. Salah satunya pangan

    • @vant1640
      @vant1640 Před rokem +4

      Mungkin pada saat itu 2008. Dan ini salah satu yang gagal tapi di luar kalo pangan ada hellofresh dll itu juga termasuk pangan kan? Beli sayur2 dan buah fresh untuk di masak di rumah dengan embel2 di beli dari petani lokal sana IMO

    • @asikinstory3089
      @asikinstory3089 Před rokem +3

      Lah apa kabar dengan jepang?? Jual sayur pun secara e-commerce

    • @dya9981
      @dya9981 Před rokem +3

      Halo grab food, go food, shopee food

    • @donnyw9405
      @donnyw9405 Před rokem +1

      Kuliah dmn ya?

    • @TheRizalp
      @TheRizalp Před rokem +2

      @@dya9981 itu mah, pangan nya sudah dimasak, resto udah jamin kualitas, driver tinggal anter. Kalo TH ini sepertinya pangan yg dijual kualitasnya kurang bagus, maklum bahan makanan mentah cepet busuk

  • @doraemongogo6144
    @doraemongogo6144 Před rokem +3

    Great stuffs. Jadi pokok inti masalah adalah Tanihub trying to do too many things too fast simultaneously.

  • @Meta_kroco
    @Meta_kroco Před rokem

    Pagi pagi nyedot ilmu lagi..
    Makasih pak sehat selalu

  • @muhammadreyhan8153
    @muhammadreyhan8153 Před rokem

    So much details dan diulas dengan sangat simple, auto subscribe!

  • @asce4U
    @asce4U Před rokem +10

    Dulu sudah sy kritik tani hub ini, sebenenya simpel anda kuasai lapak dipasar besar tiap provinsi maka you're king!! Cukup 3 pasar besar semarang, kramat jati, tana tinggi tangerang!! Beres!! Modal 1,4 trilyun wooowww!!
    Tp semakin kesini sy paham mereka bukan bener pengen berkesinambungan

    • @dya9981
      @dya9981 Před rokem

      Masalahnya modal investor yg maunya set sat set kaya jaman gojek baru ada. Plan "Konvensional" kya gitu mah ga laku buat investor kek gitu. Hi risk sugar coat low risk plan yg ga keuji sering jadi pilihan

    • @danilphi5252
      @danilphi5252 Před rokem

      mau raup duit lender, buat foya2 dgn bikin dummy mitra, pdhl mitraNya (petani dan suplier) itu, link mrk2 juga

    • @pritt23293
      @pritt23293 Před rokem +2

      Dapet duit dr investor secara cepat, bkn tanihub aj, buka lapak dana investor masak didepositoin,,,, gaji ceo gedhe n suka bakar duit, ggl paham sama yg dipuja puji berlebihan,,,, (start up)

  • @kabarbaik62
    @kabarbaik62 Před rokem +4

    Sama-sama aja sebenernya si TH Juga bentuk lain dari Tengkulak lah cuma bawa² tab/ laptop, sama-sama beli dari petani ambil margin untung lalu jual ke konsumen. Bedanya gak ada bounding TH tidak sedekat ikatan petani dg bos/Bandar mereka.
    Petani pasti menolak kirim barang ke TH soalnya terlalu banyak aturan grade (bisa kena reject dll) sementara sama Bos/Bandar mereka yang sortir, yg sy lihat petani dan Bandar itu mereka sama-sama saling membutuhkan IMHO

  • @agunghariyono2528
    @agunghariyono2528 Před rokem +2

    Tidak ada bangunan yang dalam waktu singkat tiba-tiba ambruk, kecuali karena pondasi dan strukturnya yang rapuh.
    Sudah bisa ditebak, survey dan study kelayakannya abal-abal, garbage in garbage out.

  • @budianto3898
    @budianto3898 Před rokem

    Terima kasih atas inspirasi dan analisis bisnis nya .ilmunya sangat bermanfaaat sekali,

  • @Sr_art_3862
    @Sr_art_3862 Před rokem +9

    Menurut gw TH mengambil proses end-to-end bukan karena ambisi besar mereka (they want it), tapi karena mereka harus melakukannya (they need it), kalau tidak bisnis mereka tidak jalan (atau setidaknya tidak efisien). Sama seperti saat Alibaba menciptakan sistem pembayaran online Alipay, bukan karena they want it tapi karena they need it, saat itu service seperti Alipay belum ada dan tanpa service itu bisnis Alibaba tidak jalan.

    • @jumadialbashir4213
      @jumadialbashir4213 Před rokem

      ya kalo cuma 1 seperti alipay gpp, karena itu bener2 dibutuhkan. nah ini mereka bikin 7 pengelolaan, yang pasti 1 aja susah buat dikuasain.. wlaupun ketujuh itu dibutuhkan, tetep aj sulit..

    • @dya9981
      @dya9981 Před rokem

      Too early to scale. Buat ngejar maunya investor doang

    • @jumadialbashir4213
      @jumadialbashir4213 Před rokem +2

      @@dya9981 emg ngeri2 sedap ya dunia start up. ketika dapat suntikan dana, pasti bangga bgt, tpi di satu sisi harus ngejar kemauan investor yg pasti itu gak mudah..

  • @TechJawir
    @TechJawir Před rokem +3

    Mungkin standardnya terlalu tinggi.
    Jadi banyak petani yg gak mau kerja sama.
    Tapi ini belum terlambat kok.
    Masih ada waktu utk melakukan perubahan 🙏

  • @rryardianto1228
    @rryardianto1228 Před rokem

    Tks min...sdh informasikan hal2 ini... yg penting tdk ada uadang di balik bakwan....sukses sluu ya

  • @oginoorhadiansyah7238

    analisanya mendalam & objektif skali, thx gbu

  • @mirza1907
    @mirza1907 Před rokem +4

    ngasih modal kepetani itu gak bisa sembarangan.. integritas petaninya harus jelas dan butuh waktu buat mengenal masing2 petani..

    • @aprianto2870
      @aprianto2870 Před rokem

      Bikin youtube lah bang, biar tahu mereka gimana susahnya training petani itu dan kondisi dilapangan, kirim kopi lagi dari ujung sumatera sana ke bandung...hahaha.

  • @ridhawirakusumah9351
    @ridhawirakusumah9351 Před rokem +1

    Analisa nya sangat tajam dan insightful. Terima kasih

  • @haddwainfonesia5048
    @haddwainfonesia5048 Před rokem +1

    Terlepas dr permasalahan TaniHub yg seperti "Tak Siap Perang", saya lebih suka penjelasan Host. enak diotak

  • @xiaomaytech
    @xiaomaytech Před rokem +5

    Padahal Konsep Nya bagus Memutus Tengkulak yang main dll tetapi sekali lagi yang berhubungan dengan agribisnis emang ga maen2 butuh ketahanan modal yang sangat kuat dan presisi dari segala aktivitas nya ,,, karena pada dasar nya agribisnis itu rentan dimana ngambil sedikit dengan kuantitas yang Sedang atau Jumbo ... nah kalo main jumbo harus ada perhitungan2 yang matang ... Konsep nya memang udah bagus ... berbeda sejak dolo gojek awal mula gencar startup dengan kompleksitas yang bisa di kontrol ...
    klo agribisnis waduh ,, berat butuh kekuasaan power plus otak yang matang ,,, dari mulai perang melawan mafia2 sampai faktor sdm petani kita yang mgkn lbh terbiasa dengan iming2an para mafia
    NIce try but you faill Tanihub ... well done at least you tried

  • @andycola1001
    @andycola1001 Před rokem +8

    Ekonomi indonesia jaman jokowi dirata2kan tumbuh 3,5% s/d

  • @agapheputrasusilo741
    @agapheputrasusilo741 Před rokem

    Gokil kontennya. Informatif tanpa ada jeda iklan.

  • @yunushidayat3594
    @yunushidayat3594 Před rokem +1

    sumpah bang gua suka vidio ini, lanjut bang bikin konten konten kreatif yg edukatif.

  • @abdulrauf7068
    @abdulrauf7068 Před rokem +17

    kesalahan fatal tanihub yaitu masuk di dunia bisnis yang kompleks yg menurut dimata mereka sepertinya kelihatan mudah :D tidak semudah itu ferguso... itu karena ambisi besar tapi pengalaman minim. bisa bayangin bagaimana bisa dia ngematchin req pelanggan dengan hasil tani. sedangkan petani untuk membuat sesuai dengan requirement itu banyak banget faktor yang harus diperhatikan, belum lagi supply chainnya.. trus terkait dengan pendanaan.. .

  • @TheYongel
    @TheYongel Před rokem +8

    Buat para Mantan C-Executive Tanihub. Jangan pantang menyerah. Tetap terus kembangkan startup baru di Indonesia.

    • @atongdota7464
      @atongdota7464 Před rokem +7

      Betul masih banyak org bodoh di Indonesia untuk kalian tipu terus...
      Semangat rampok rakyat kecil. .. Percayalah kalian sdh dapat di tempat Nya..

    • @kayadarisaham1519
      @kayadarisaham1519 Před rokem

      @@atongdota7464 😅😂

    • @donnyw9405
      @donnyw9405 Před rokem +4

      Yg menyerah bukan executive nya tp investornya... Saya rasa dengan portofolio mereka, akan sulit dptin investor lagi baik angel investor maupun receh investor..... Tp dgn semua uang yg sdh didapat sepertinya nggak perlu susah2 bikin startup lagi. Tinggal nikmatin aja yg sdh didapat....

    • @TheRizalp
      @TheRizalp Před rokem +1

      C Executive nya kurang pinter bikin narasi

    • @wahyuaja3254
      @wahyuaja3254 Před rokem +2

      banyak orang jadi miskin gara2 tergiur investasi beginian.. duit tabungan (bahkan ada yg hutang) lenyap tanpa hasil tanpa ada keahlian/ilmu yg bisa didapat. Kalau duit habis krn rugi bisnis sendiri pasti ada ilmu yg didapat

  • @shade599
    @shade599 Před rokem +2

    Tengkulak tertawa kegirangan melihat ini...

  • @ekotriyantocom9831
    @ekotriyantocom9831 Před rokem +4

    Kebutuhan utama masyarakat Indonesia adalah beras, dan mayoritas petani Indonesia menanam padi. Satu sektor ini saja kalau digarap dengan benar oleh TaniHub akan banyak membantu masyarakat. Tentu tidak mudah karena harus 'beradaptasi' dengan berbagai regulasi yg ada, termasuk pilihan impor. Untuk urusan sayuran dll. lebih rumit pengelolaannya karena kebutuhan masyarakat sangat beragam.

    • @zhuangxixing6755
      @zhuangxixing6755 Před rokem

      Tanihub lupa klo commodities agriculture bisa busuk dan short expired date 😊😊

    • @idcashflow
      @idcashflow Před rokem +1

      beras gmn ? itu dikuasain pemerintah dibawah bulog

    • @ekotriyantocom9831
      @ekotriyantocom9831 Před rokem +1

      @@idcashflow kalau beras di kami masih aman karena kami petani padi. Dan kalau memungkinkan bisa beli langsung dari petani dengang membentuk koperasi petani, jadi padi tidak diambil pabrik-pabrik untuk diberi merk dan dikalim premium.

  • @frasainternasional6414
    @frasainternasional6414 Před rokem +14

    Betul, tekhnologi sangat-sangat sulit sekali membuat harga menjadi murah, tekhnologi hanya membantu memudahkan di user interface j, pengalaman sy d logistik seringkali yg manual itu jauh lebih murah biayanya drpd yg katanya harus ngikuti jaman. Dan karna tekhnologi membutuhkan capital besar, maka seharusnya peluru yg dimiliki itu dicicil sedikit demi sedikit, gak langsung diumbar semuanya di depan. Entahlah para Founder/Management startup itu pernah belajar product life cycle apa tidak.

  • @HendieTanaman
    @HendieTanaman Před 11 měsíci

    i Like this content Bang, lanjutkan..

  • @Kusy777ify
    @Kusy777ify Před rokem +2

    Perdagangan Barang Fresh emang perlu management idea yang brilliant ... 👍👍

  • @larembatoe2488
    @larembatoe2488 Před rokem +8

    mantab bang....analisanya semoga jadi pembelajaran untuk penerus2 mereka di agriculture....karena jantungnya indonesia yg ditinggalkan dan diserahkan pada importir yg rakus...sengsara petani kita....semoga ada lagi mereka2 yg perduli pada pertanian nasional