ENSIKLOPEDIA ELANG FLORES

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 23. 08. 2024
  • Elang Flores (Spizaetus floris) merupakan salah satu jenis raptor (burung pemangsa) endemik yang dipunyai Indonesia dari keluarga Accipitridae dan Genus Nisaetus. Elang flores sebelumnya dianggap sebagai ras elang brontok tetapi Gjershaug et al (2004) menunjukkan bahwa perbedaan morfologis yang signifikan antara bentuk ini denga elang brontok. Jarak genetik antara kedua taksa ini ditemukan hanya 1% (Gamauf et al. 2005) Elang flores ini ditempatkan di genus Nisaetus mengikuti rekomendasi Helbig et al. (2005) yang didukung oleh studi molekuler Lerner dan Mindell (2005), berdasarkan pada urutan molekul dua gen mitokondria dan satu intron nuklir.
    Elang flores tergolong burung berukuran besar dengan panjang tubuh sekitar 60 sampai 79 cm. Kepala putih, kadang dengan garis-garis coklat pada mahkota. Tubuh bagian atas coklat-kehitaman. Dada dan perut putih berpalang coklat kemerahan yang tipis. Ekor coklat dengan enam garis gelap. Kaki putih. Tidak ada perbedaan signifikan antara jantan-betina dan dewasa-muda. Mirip dengan elang brontok muda
    Elang flores termasuk salah satu jenis burung endemik Indonesia yang dapat dijumpai di daerah timur khususnya di pulau Flores, Sumbawa, dan Lombok (di perbatasan Taman Nasional Rinjani) serta di dua pulau Satonda di dekat Sumbawa dan Rinca di dekat Komodo.
    Jenis elang ini dipercaya pada dasarnya tergantung pada habitat hutan hujan dataran rendah untuk kelangsungan hidupnya, meskipun telah didokumentasikan di hutan submontane, yang merupakan hutan yang tumbuh di sepanjang kaki bukit atau lereng gunung yang rendah; dan hutan pegunungan setinggi 1.600 m di Flores. Peneliti lain mengamati spesies ini di bukit dan hutan yang dibudidayakan dari permukaan laut hingga 1.000 m. Namun, ketika terlihat terbang, selalu berada di dekat hutan utuh atau semi-utuh. Paling sering terlihat terbang di atas kanopi hutan di sepanjang sisi lereng gunung yang curam.
    Di kawasan dekat pemukiman, Elang Flores memiliki kebiasaan memangsa ayam peliharaan yang menyebabkan burung pemangsa ini sering diburu oleh petani karena dianggap sebagai hama. Memakan burung, kadal, ular dan mamalia kecil.
    Dari studi lapangan tentang elang flores ini, populasi spesies ini sekitar kurang dari 100 pasang, berdasarkan estimasi ukuran wilayah mereka sejauh 40 km². Diperkirakan populasi pada 73 sampai 75 pasangan, berdasarkan ekstrapolasi mereka.. Mungkin ada 10 pasang di Lombok, 38 pasang di Sumbawa, dan 27 pasang di Flores.
    Pada tahun 1964 mencatat sarang aktif di Flores Barat, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut. Penerbangan layar dan sanggama diamati di Flores pada bulan Juni dan Juli 2003 dilakukan pencarian dan pengamatan untuk menunjukkan keberadaanya, karena umumnya pembiakan berlangsung selama musim kemarau. Penduduk desa di Mbeliling, Flores memberitahu bahwa sebuah pohon besar yang ditebang pada bulan Agustus berisi sarang dengan sarang elang yang besar (mungkin dari spesies ini), juga mengindikasikan perkembangbiakan selama musim kemarau. Sarang dan telur tidak disebutkan dalam peristiwa penemuan itu.

Komentáře •