Celaka, Anak Kita Berubah Pasca Kembali ke Sekolah

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 27. 08. 2022
  • Lama School From Home, anak-anak "kaget" bahwa ternyata masih harus menghadapi dunia real. Tubuh dan emosi sulit dikendalikan, pukul sana sini, nyelonong keluar kelas tanpa permisi, dan masih banyak lagi.
    Belum lagi jadi khatam gadget, tapi lupa hal sederhana seperti cara menulis. Hal-hal kecil, tapi bisa jadi bom waktu kalau tidak dibereskan. Bukan hanya guru yang punya PR ekstra, tapi juga sistem yang ada.
    Pak Menteri, semua sudah berubah.. masa kita bertahan dengan cara lama
    #StayRelevant
    ----------------------------------------------
    Instagram: @rhenald.kasali
    Twitter: @rhenald_kasali
    ----------------------------------------------
    #pandemic #anakanak #sekolah #kemendikbud

Komentáře • 637

  • @dimasputrakusuma350
    @dimasputrakusuma350 Před rokem +81

    Saya di kampus saat ini ikut organisasi pengabdian di sekolah dasar. Saya di SD mengajar anak kelas 3.
    Memang benar mereka lebih aktif, sulit diatur, kurang sabaran, dll. Tapi dilain sisi mereka sangat energik, kritis, berani berpendapat. Itu menyebabkan seorang guru bekerja lebih keras untuk mengatur mereka. Tapi menurut saya memang disitulah kelebihan mereka. Karena setiap generasi punya karakteristik yang berbeda-beda. Tinggal kita mengolah mereka secara perlahan. Biarkan mereka berproses secara bertahap.
    Menurut saya keberhasilan seorang guru adalah ketika muridnya berhasil berproses menjadi lebih baik dari pada sebelumnya, bukan sekedar kurikulum tercapai dengan nilai diatas kkm.

    • @hotmatimbul701
      @hotmatimbul701 Před rokem

      kak Dimas apa nama organisasi pengabdian mengajar di SD. saya mau ikut mengajar SD Kak

  • @idalasma
    @idalasma Před rokem +9

    Itu yg kami hadapi sekarang sbg guru di sekolah prof. Guru SMA seperti ngajar anak TK , krn guru hrs mulai lg membentuk karakter, emosional, etika, tanggung jawab. Setelah masa covid tugas guru makin berat lagi. Disini menjalin kerjasama antar orang tua dan guru utk bersama sama mendidik anak.

  • @yansurya2384
    @yansurya2384 Před rokem +306

    Jangan lupa, prilaku guru sendiri mengalami pergeseran. Selama masa pembelajaran online para guru lebih banyak memberikan tugas Dari buku dengan minim keterangan/ penjelasan materi secara langsung, hal ini berlanjut saat tatap muka, hampir setiap guru memberikan tugas saat mrk berhalangan hadir/ jam kosong atau bahkan datang ke kelas siswa hanya memberikan tugas Dan dilanjut meningalkan kelas dgn alasan Ada keperluan (entah keperluan sekolah/pribadi)... Kembali lg siswa "belajar sendiri" berguru dgn mbah Google

    • @investorDCA
      @investorDCA Před rokem +11

      Ingat ada real teacher dan fake teacher. Jadi ga heran haha

    • @ufaalvaro
      @ufaalvaro Před rokem +19

      Betul sekali.
      Anakq sekolah di swasta alhamdulillah gurunya bagus2.
      Dia cerita temennya yg di sekolah negeri favorit bilang kalo guru2nya cumna ngasih catetan.. Nggak dijelasin. Dipikir semua muridnya pinter2 semuakrn sma favorit.. Padahal sekarang kan ara zonasi.. Yg mana anaknyagak mesti pinter yg masuk situ.
      Tapi ya punya murid pinter atau nggak juga tetep kudu ngajar sih.. Kan udh sop nya begitu kan.

    • @nasyatkafabih9364
      @nasyatkafabih9364 Před rokem +1

      best comment ini, saya juga punya adik relate dengan apa yang anda katakan

    • @xtrend46_games84
      @xtrend46_games84 Před rokem

      Yang bgitu itu biasanya yg udh tuwir 🙄

    • @ccpn.a.y9707
      @ccpn.a.y9707 Před rokem

      Betul bangett

  • @willina_8945
    @willina_8945 Před rokem +21

    Semua tergantung bagaimana orang tua mendidik anaknya. Orang tua yang males ya akan menciptakan anak yang malas juga, jangan terlalu pasrah dengan sekolah, peran orang tua SANGAT PENTING dalam perkembangan anak

  • @catchat5975
    @catchat5975 Před rokem +40

    Saya guru SMA Kelas 10 dan 11 dan saya mendapat tugas tambahan sebagai walikelas. Apa yang Professor sampaikan sesuai dengan realita yang saya lihat saat ini di kelas. Dua hari yang lalu guru Biologi lapor bahwa 4 orang anak tidak ada di dalam kelas. Setelah saya cari 2 orang diantaranya ada di dalam WC mengunci diri. Pada saat saya tanya kenapa dia tidak ikut belajar katanya dia sedang malas. Satu orang anak lainnya saya telephone untuk menanyakan keberadaannya. Dia menyampaikan bahwa dia sedang di BK minta perban karena luka (info dari guru BK tidak ada anak yang datang ke ruang BK). Terakhir, satu orang lagi berada di UKS dengan alasan sakit (info dari salah seorang teman sekelasnya sebelum ke UKS dia duduk-duduk di bawah pohon di taman sekolah)
    Ruang UKS hampir tiap hari penuh karena banyak anak yang mengaku sakit. Sebagian diantaranya saat di cek temperatur oleh guru suhu tubuhnya normal dan tidak terlihat gejala sakit. Kebanyakan dari anak-anak ini malah tertidur lelap mendengkur dan sulit dibangunkan.
    Kami para guru bekerja 450 menit per hari untuk mempersiapkan, melaksanakan, menilai dan merefleksi kegiatan pembelajaran. Kalau di estimasi waktu yang kami habiskan untuk melakukan tugas pokok kami realitanya lebih dari 450 menit per hari. Pada kegiatan penilaian rata-rata guru harus menilai 36 orang siswa x 12 kelas atau 432 anak. Apabila penilaiannya bentuknya essay dengan alokasi waktu memeriksa tulisan per anak 3 menit maka butuh waktu 1296 menit atau 3 hari untuk memeriksa dan membuat laporan penilaian.
    Saya senang dan bahagia menjadi guru. Saya ingin memberikan bimbingan dan pendampingan terbaik bagi anak-anak. Kasus anak-anak yang saya sampaikan tadi belum sepenuhnya kami tangani karena kesibukan melaksanakan tugas administratif lainnya.
    Mohon maaf komennya terlalu panjang. Hanya sekedar sharing. Sebagai guru dan pendidik saya masih harus banyak belajar. Terima kasih Prof atas unggahan videonya. Sangat bermanfaat untuk saya.

    • @candeedchrome6883
      @candeedchrome6883 Před rokem

      😢😢😢

    • @idalasma
      @idalasma Před rokem +1

      Hampir semua sekolah mengalami seperti disekolah ibu. Disekolah kami pun seperti itu, bahkan merekok di toilet trs selfie sebar di medsos, moral makin menurun.

    • @belajarsejarahyuk27
      @belajarsejarahyuk27 Před rokem +1

      Semangat rekan-rekan guru

    • @MakkyMy
      @MakkyMy Před rokem +1

      Komen terbaik😍

  • @usertrsyh
    @usertrsyh Před rokem +95

    Sekolah terlalu lama hingga sore tapi utk bisa menguasai bahasa inggris, misalnya, kebanyakan siswa hrs lewat kursus di luar sekolah. Untuk menghadapi tes masuk PTN kebanyakan siswa SMA harus ikut bimbel krn yg diajarkan di sekolah tidak nyambung dengan materi ujian masuk PTN. Kalau begitu, kan lebih baik jam sekolah dipersingkat saja spt dulu misalnya hingga jam 13.OO lebih baik lagi lebih awal🤭. Lebih produktif bagi siswa menggunakan waktunya utk belajar macam2 spt olahraga, seni, kursus, mengembangkan berbagai soft skills, berorganisasi, membantu ortu mengelola pertanian dsbnya.

    • @saifuljogguide2560
      @saifuljogguide2560 Před rokem +5

      Bener..
      Kayanya pemerintah bodo amat deh sama rakyatnya,, yang pnting cuan. Gak bakalan maju nek gini. Kalo pemimpinnya pekok, pemdanya ikutan, gurunya ikutan. Semua dimulai dari pemimpin tertinggi

    • @xtrend46_games84
      @xtrend46_games84 Před rokem +8

      Stuju, konyol bgt sekolah ampe sore 🙄
      Yg bener aja?
      Berasa kyk tempat penitipan anak aja sekolah itu

    • @khossyatullah9140
      @khossyatullah9140 Před rokem +3

      Terlalu dipaksakn, kasian

    • @justask04
      @justask04 Před rokem +11

      Aduuuhhhh.. setuju banget sm komentar ini! Anakku pas tahun ajaran baru jadwal sekolah sampai jam 14.30. Sampai rumah masih dikasih PR segunung atau ulangan. Tiap hari tidur selalu di atas jam 11 malam karena ngerjain tugas. Belum lagi kalau pas hari yg ada lesnya. Makin capek lah. Pulang langsung les. Alhamdulillah sekarang pulang jam 13.40 karena banyak anak2 yang sakit. Lha wong waktu istirahatnya nggak cukup. Anak sekolah sekarang sibuknya ngalah2in orang kerja kantoran 😒

    • @nonienandya6585
      @nonienandya6585 Před rokem

      kalo kayak gitu namanya smk

  • @arunaputra2266
    @arunaputra2266 Před rokem +18

    Dr jaman dulu juga sama aja kritiknya buat anak sekolahan. Mau offline online sama saja. Karena masa kuliah yang terpenting. Sebandel, sepintar, serajin apa dia harus masuk DI JURUSAN YANG TEPAT DENGAN BAKAT SKILLNYA. Buat anak individualistik, malas, ada kok pekerjaan yg cocok. Sekarang banyak cara. Asal jgan salah ambil jurusan, sedini mungkin tau apa yg mau diraih.

  • @biancha777
    @biancha777 Před rokem +2

    Anak SMP Tugas via Google Classroom.. Tugas ga ngerjain malah maen Game/medsos, Masuk sekolah Jam 7-15 sore.. Pulang kerumah jam 15:30/16:00 sampe rumah ngerjain PR yg seabrek abrek. . tugas n ulangan-ulangan.. Ga ada waktu istirahat n bermain. Literasi membaca kurang, Kemampuan nalar,logika, komunikasi, Presentasi,berbicara sangat jauh berkurang.. Berjam jam di kelas pakai masker ya pasokan oksigen ke otak berkurang.. hellow Sudah 2 tahun lebih masih maen kopat kopit.. Lost generation

  • @freddohobbiescrafts8036
    @freddohobbiescrafts8036 Před rokem +53

    Sya guru SMA disuatu sekolah swasta..
    bahasan ini persis.. Strugling yg saya hadapi hari demi hari setelah covid breakout kmaren.
    attention span murid2 sudah tidak sama.
    respect, gesture, perhatian, endurance,.. juga sudah tidak sama lagi.
    Sekarang guru-guru umumnya strugling utk dapet memenangkan suasana kondusif belajar.
    sedikit demi sedikit pasti bisa.
    Bagi teman teman guru se Indonesia, semangat, jangan menyerah, they look up for us.

  • @oksandstories
    @oksandstories Před rokem +31

    Concern sudah dipaparkan.
    Causes sudah diketahui.
    Corrective actionnya apa, itu langkah berikutnya utk cari solusi.
    Guru disibukkan dg mengejar target mapel kelar.
    Siswa di-push, dijejali semua mapel, belajar sampai siang bahkan sore.
    Pemerintah sibuk gonta-ganti kurikulum tiap ganti menteri, ganti presiden.
    Akhirnya, mau dibawa ke mana ini masa depan Indonesia kalau semua bergerak masing2 utk mengejar target pribadi...
    Siklus ini terus terjadi 5 th sekali.
    Capek sekali...
    Wajar kita masih gini-gini aja.

    • @untalented5157
      @untalented5157 Před rokem

      Nanti 10 tahun lagi ada politisi yang punya narasi sama kek nadiem...tapi paling ya sama aja wkwk..

    • @rinosuryasukmahartanto1926
      @rinosuryasukmahartanto1926 Před rokem

      yah Indonesia ini sama umur simbah2 di masjid sebelah juga masih kalah Bro haha

    • @fransjudeasamosir
      @fransjudeasamosir Před rokem

      wkwkwkw nikmati aja yuk wkwkwkw

    • @untalented5157
      @untalented5157 Před rokem

      @@fransjudeasamosir SETUJUUU...NIKMATI AJA TINGGAL 2 TAHUN...NANTI SISTEM PASTI GANTI LAGI KOK...DENGAN ALASAN BLA BLA....HALAH KONTOL WKWK

  • @faymufida3408
    @faymufida3408 Před rokem +20

    Terima kasih Prof. Saya memindahkan anak saya dari sekolah negeri ke sekolah blended learning yang memberikan anak kemerdekaan utk memilih waktu livenya dan mengajarkan cara mengatur waktu. Mereka membuat jadwal sesuai dgn kebutuhan mereka. Dan guru2nya semua sangat luar biasa aktif dan sangat seru dalam mengajar. Krn anak saya di tingkat SMA, mereka sudah diajak mempersiapkan diri ke jenjang perkuliahan. Dan mereka juga sudah dikenalkan berbagai macam pekerjaan dgn mengundang profesional2 yang bisa sharing pengalaman dan memberikan masukan yang positif kepada anak2. Di sekolah ini anak2 diberikan kebebasan mengungkapkan pendapat dan ide2. Saya bersyukur bisa memindahkan anak saya dari konvensional ke sekolah blended learning sehingga waktu mereka sangat maksimal utk kegiatan2 lain termasuk bermain dgn teman2nya. Sekolah Murid Merdeka menurut saya sangat ideal utk saat ini. Membuat esay sesuatu yang diutamakan di sekolah ini, dan tidak diperkenankan copypaste dari wikipedia, kelak mereka tidak gamang di masa perkuliahan. Semangat terus Prof.

    • @nyapedahwe
      @nyapedahwe Před rokem

      Sekolah manakah?

    • @faymufida3408
      @faymufida3408 Před rokem +3

      @@nyapedahwe Sekolah Murid Merdeka. Awal untuk anak2 yang belum memahami sistem, akan merasa aneh dan sulit. Krn tidak ada soal Pilgan di sekolah ini. Dan di sekolah ini betul2 anak di ajarkan memanaged waktu. Banyak juga ortu yg gamang saat awal anaknya bersekolah di sini. Tetapi inilah sekolah yang ideal utk membentuk anak kita mandiri dan berkreasi. Anak saya mengatakan sekolah ini teman2nya lebih welcome dibandingkan di sekolah negeri yang pernah dia jalani. Semoga sekolah seperti ini bisa banyak.

    • @prezentoappr1171
      @prezentoappr1171 Před rokem +2

      Utk kuliah ada juga kampus merdeka

    • @wongjoman1227
      @wongjoman1227 Před rokem

      berapa uang sekolahnya bun?

  • @hanshchandra
    @hanshchandra Před rokem +20

    Setuju, prof, semuanya sdh totally berubah… tidak hanya anak2, tetapi kita pun (orangtua dan guru) perlu memiliki working memory, the inhibitory control, dan cognitive flexibility 👍👍👍 big thanks pencerahannya, prof

  • @neversea5365
    @neversea5365 Před rokem +7

    Menurut saya sekolah tetap terbaik daripada online. begitu pentingnya sosialisasi untuk anak2 itu. dengan di sekolah, sedikit banyak mengurangi ketergantungan dengan gadget.

  • @tugasbindo8710
    @tugasbindo8710 Před rokem +5

    Saya mengajar di SMK swasta, setuju Prof, para peserta didik semakin minat belajar sangat rendah, mudah menyerah, speak deley, krisis disiplin, kami harus berkerjakeras dan punya PR berat untuk membina karakter dan segudang masalah lainya.

  • @idahartini413
    @idahartini413 Před rokem +47

    Saya ingin kasih masukan ya prof, tlg ksh masukan juga utk menteri pendidikan dan polri agar di sekolah2 dari tingkat dasar sampai atas, universitas, akpol dan berbagai institusi pendidikan lainnya ditambahkan pendidikan moral, agar tercipta manusia2 bermoral di tanah air ini. Coba tiru pendidikan di jepang , spy menciptakan budaya malu. Agar tdk ada the next sambo2 dan koruptor2 yg sdh memperoleh hukuman, msh bisa dadah2 di depan kamera dan malah naik banding. Bukannya menyadari kesalahan diri sendiri dan mengucapkan permintaan maaf ke publik, pejabat2 kita malah ga tau malu. Dati sini kita bisa sadar sangat kurangnya pendidikan karakter dan moral di negeri ini.

    • @partiuny5816
      @partiuny5816 Před rokem +4

      Setuju sekali

    • @yohanestriyono9757
      @yohanestriyono9757 Před rokem +2

      Padahal sambo bukan anak anak...
      Hukum tajam ke bawah tumpul ke atas benar adanya

    • @imahikmawati3023
      @imahikmawati3023 Před rokem +1

      Betullll banget

    • @PahlawanMerdeka
      @PahlawanMerdeka Před rokem +2

      Disekolah diajari, dirumah dirusak wkwk
      Daripada ngajarin anak, mending ngajarin orang tuanya.
      Wajibkanlah pendidikan pra-nikah & kasih insentif kalau ikut layaknya pra-kerja. Nanti lama-lama jadikan itu kewajiban sebelum keluar akta nikah.
      Yang sudah terlanjur biarlah terlanjur, mulai sekarang dan lihat dampaknya pada 2045, 100 tahun Indonesia merdeka.

    • @nonienandya6585
      @nonienandya6585 Před rokem +1

      berati pelajaran agama memang ndak efektif ya bu, buat ngajar etika dan moral

  • @gasanweb
    @gasanweb Před rokem +2

    Kembalikan kurikulum sekolah seperti dulu jaman Daoed Joesoef. Khususnya anak TK dan SD.
    Dulu TK khusus bermain dan penerapan disiplin serta persiapan mengikuti pelajaran nanti di SD. Di TK tak ada PR, tak ada harus bisa baca tulis, berhitung, hapalan, dll.
    Di SD kelas 1 baru belajar baca. Dan efektif saja karena pengalaman saya, dalam 3 bulan di kelas 1 SD sudah bisa baca koran. Sekolah SD dulu terasa menyenangkan, tidak terasa menekan meski PR tetap ada. Mata pelajaran hanya dasar, seperti berhitung (matematika), bahasa Indonesia, IPA, IPS, olahraga, dan kesenian. Hanya PMP yg bermuatan lain, itupun masih terasa ada gunanya.
    Tidak seperti sekarang, materi pelajaran diputer2 dan dipanjang2kan padahal materi intinya sama saja dengan dulu. Buku teksnya dipanjang2kan, tebal2, dan berat2.

    • @imera2762
      @imera2762 Před rokem

      Setuju banget. Bukunyatrbal2 ga to the point. Berat sekali sampai pundak anak sakit dan hrs bawa tas 2

  • @TheManicsound
    @TheManicsound Před rokem +10

    Selain dari Anak2 yang "kaget" , guru nya pun demikian, karena selama 2 tahun belakangan mereka mengajar secara online yang sebagian besar metodenya hanya menyuruh murid membaca kemudian tinggal memberi tugas, dan sekarang mereka dihadapkan lagi ber interaksi secara langsung dengan para murid yang dipastikan tidak semuanya "berkelakuan baik" ketika di kelas. Butuh kesabaran dan pengertian dari semua pihak dalam menjalani proses new normal ini.

  • @linaangela7187
    @linaangela7187 Před rokem +58

    Kemajuan teknologi tidak bisa dicegah.
    Yg penting ortu tidak overworried n menghakimi anak2.
    Dengan kasih sayang n perhatian...anak2 akan lebih mudah menerima nasihat dan bimbingan.
    Anak sy online offline tidak ada masalah.
    Klo sikap anak2 berubah menjadi nakal ato berontak....qta ortu juga harus instropeksi.
    Anak skrg lebih pintar ...mereka mampu mengekspresikan argumen mereka dng lebih berani.
    Orangtua juga sebaiknya membuka hati n pikiran dng ide2 baru anak2.
    Jangan semua diukur dengan tolok ukur jaman dulu

    • @PahlawanMerdeka
      @PahlawanMerdeka Před rokem +1

      Ya anak juga harus tau realita dunia, ga semua terlahir rafatar juga

    • @sinarinspiratif
      @sinarinspiratif Před rokem

      definisi pintar menurut anda itu seperti apa?

    • @ntznbgzt
      @ntznbgzt Před rokem

      @@sinarinspiratif asik, sok mempertanyakan definisi. Akhirnya muncul manusia2 yang berdasarkan definisi.
      Saya tanya balik anda udah hidup berapa lama. Udah punya anak berapa? Tingkat terakhir pendidikan anda sampai mana? Udah s2?
      Kalau belum kayaknya anda ga level untuk sok bertanya arti definisi, coba artikan saja definisi kehidupan itu apa.
      Rasa2nya semua juga tau definisi nya apa, cuma ngga bacot macem anda.

    • @sinarinspiratif
      @sinarinspiratif Před rokem

      @@ntznbgzt Saya tidak ada masalah dengan anda,kenapa anda kasar bicaranya?saya gak perlu menjawab pertanyaan anda karena omongan anda tidak menandakan orang sekolahan... maaf... kalo anda merasa sekolahnya tinggi kenapa bicaranya seperti preman?

    • @humamzziddien1102
      @humamzziddien1102 Před rokem +1

      @@sinarinspiratif betul mas. Kita kn sdng prihatin dg fenomena nyata di sekitar kita. Anak, ponakan, tetangga, beserta kegundahan para orang tuanya. Ga perlu ijasah utk mengungkapkan keprihatinan.

  • @bernadetaindahsari1171
    @bernadetaindahsari1171 Před rokem +55

    Oh Tuhan ini masalah yang paling aku bahas dengan suami di rumah. Terima kasih banyak prof 🙏🙏🙏🙏🙏🙏🙏

  • @xavideodatus4977
    @xavideodatus4977 Před rokem +7

    Betul sekali prof, anak anak jadi lebih agresif, mudah tersinggung, mageran merasa cepat lelah. Semoga dengan kembali nya ke sekolah tatap muka anak anak bisa kembali mempunyai tenggang rasa

  • @tugumonas5547
    @tugumonas5547 Před rokem +3

    Guru di sekolah negeri perlu ada evaluasi akan tanggung jawab moral untuk mencerdaskan anak bangsa seperti dulu, sekarang kurang dalam hal mengajar dan menerangkan hanya sering memberi tugas pada murid.

  • @nukeambarsari9435
    @nukeambarsari9435 Před rokem +9

    Betul, Pak. Sebagai Guru, Saya juga merasakan hal tersebut. Disamping harus mengikuti rancangan pembelajaran dan materi yg harus disampaikan, Saya juga harus menata dan membina ulang attitude serta pembiasaan yang sebelum pandemi sudah dibudayakan namun mulai terkikis selama 2 tahun.

  • @riskawglenn
    @riskawglenn Před rokem +16

    Anak saya masuk SD kls 1 pas masa awal pandemi. Berdarah2 rasanya utk ngajarin anak SD kls 1 untuk bisa menerima kurikulum k13. Akhirnya di kelas 2, saya putuskan untuk home schooling, saya lebih mengajarkan survival skill, math, literasi keuangan untuk anak, koding, olahraga, dan pengetahuan umum yang masih dasar. Secara mental, mental saya jauh lebih sehat, lebih tenang, lebih bahagia gak kerasa capek nya dibanding ngajar anak tapi di kungkung dg kurikulum yang sistemnya belum anak paham udah harus lompat ke topik yang lain.

    • @suryakesuma4770
      @suryakesuma4770 Před rokem

      Beruntungnya anda yg diberkahi finansial berkecukupan sehingga bisa membayar home schooling

    • @riskawglenn
      @riskawglenn Před rokem +1

      @@suryakesuma4770 mungkin banyak yang masih salah persepsi ttg home schooling pak. Tidak melulu homeschooling itu membayar uang besar utk bayar guru private dan beli kurikulum. Tapi justru dengan home schooling ini kita bisa mengatur biaya pendidikan sesuai budget tapi output nya mungkin bisa jadi lebih efektif dibanding anak sekolah konvensional. Karena yg mengajar adalah orang tua sendiri dan materinya dipilihkan menurut apa yg dirasa penting untuk anak dan sesuai dengan kapasitas anak nya

    • @husnithalib1075
      @husnithalib1075 Před rokem

      Apa homeschool harus ada guru dari luar . Apa bisa kalo diajarin sendiri jika ortu nya punya basic guru ?

    • @riskawglenn
      @riskawglenn Před rokem

      @@husnithalib1075 saya bahkan ga ada basic guru pak. Karena anak saya masih dibawah kelas 4 bs belajar tanpa guru atau sekolah pendampingan. Nanti di kls 4 baru saya daftarin ke dinas pendidikan mencari sekolah pendampingan tapi sistem nya laporan saja. Tetep aktivitas belajar lebih banyak orang tuanya yg ngajar. Saya udah 3x mencari sekolah yg paling pas buat anak saya, semuanya melelahkan pikiran dan kantong 🤭

    • @nurasiyah1626
      @nurasiyah1626 Před rokem +3

      @@suryakesuma4770 home schooling ngga harus mahal pak, anak saya home schooling gratis. Saya ajarin sendiri dan di daftrkan di PKBM agar dapat ijazah. Alhamdulillah ketemu PKBM yg gratis pula

  • @skyheart4642
    @skyheart4642 Před rokem +53

    Sebagai guru, topik ini related banget dengan kondisi siswa sekarang ini. Siswa lebih manja dan cepat mengeluh. Sikap agresif dan belum bisa menyaring kata-kata yg pantas untuk dikeluarkan. Tugas guru saat ini bertambah berat karena bukan hanya mengajarkan materi namun juga membentuk karakter

    • @ivonegunawan1583
      @ivonegunawan1583 Před rokem +8

      Sebaiknya hal2 ini tidak hanya dibebankan kpd guru ya. Seharusnya orang tua di rmh jg mau menyadari ini dan turut bertanggungjawab membentuk kembali karakter anak2 kita, demi generasi yg lebih baik di masa mendatang..

    • @lovelee_zhi
      @lovelee_zhi Před rokem +1

      Relate banget. Saya sebagai pengajar siswa SD juga merasakan hal yang sama terkait sikap agresif dan karakter siswa yang jadi PR tambahan bagi kami.
      Semoga cepat pulih dunia pendidikan kita.

    • @yudithyudith6551
      @yudithyudith6551 Před rokem +2

      Malasx guru saja yg blg tugasx berat.. makax kerja sesuai panggilan jiwa hati nurani.. bukan sekedar cari nafkah doank.

    • @skyheart4642
      @skyheart4642 Před rokem +4

      @@yudithyudith6551 klo cuma cari nafkah saya tidak akan bekerja sebagai guru. Sebagai info, gaji saya sebagai guru hanya 450rb sebulan. Tolong klo Anda ingin berkomentar lebih hati2. Tidak semua guru bergaji besar. Banyak guru di kota kecil digaji di bawah UMR. Ayuk bergabung menjadi guru sehingga bisa merasakan suka duka guru. 😊

    • @suKoroSensei
      @suKoroSensei Před rokem +1

      @@yudithyudith6551 yah, kurang observasi ya?

  • @warganusantara9818
    @warganusantara9818 Před rokem +3

    Sampaikan ke Beliau, kembalikan sistem ujian masuk perguruan tinggi negeri ke satu pintu seperti di era 90 an, UMPTN.

  • @hopkinsonevil
    @hopkinsonevil Před rokem +1

    Tentu terlalu banyak faktor yang dapat didiskusikan bahkan diperdebatkan mengenai cara meningkatkan kualitas pendidikan anak-anak bangsa kita yang kelihatan galau harus mengambil contoh dan arah mana: Finlandia, Singapura, atau lainnya. Satu sajalah yang pasti: Kalau kita bicara belajar di sekolah dari jenjang TK - SMA, guru adalah tokoh sentral: Mereka harus tetap 'stay in the class on a regular basis' mengajar, menulis di whiteboard, menjelaskan, memberikan contoh, menanyakan apakah siswa paham, menjelaskan kembali, memberikan contoh kembali, dst. sampai pelajaran selesai.
    Yang lain-lain di luar itu adalah ekstra: Guru memberikan tugas lewat gadget; siswa mencari info sendiri daring; siswa mengerjakan tugas berkelompok daring; dll. Sekolah merdeka, kurikulum merdeka, belajar merdeka tidak boleh berarti: 'Merdeka euy, kita tdk perlu ngajar keras lagi spt guru-guru zaman dulu. Anak-anak, silakan belajar semau kalian. Terserah. Saya cuma ngasih tugas dan bisa keluar kelas lagi!' Ini tentu salah kaprah dan parah. Parah sekali.

  • @zeroalta24
    @zeroalta24 Před rokem +13

    terima kasih, atas cara pandang yang prof kemukakan. ini menjadi bahan renungan atau bahkan bisa menjadi renungan bagi diri sendiri yang ikut mengajar di sekolah non formal keagamaan. memang terlihat anak-anak lebih cepat bsan dengan hal yang bersifat rutinitas saat ini. maka semua pendidik memiliki tugas yang berat dalam memulai kembali membangun kualitas pendidikan di Indonesia. semoga hal ini juga dapat di dukung oleh para pemangku kekuasaan untuk mengkaji regulasi supaya membantu guru dalam memberikan pendidikan yang berkualitas.

  • @faldidarkiman6154
    @faldidarkiman6154 Před rokem +3

    Betul,, 2 bln ini ngajar full tatap muka kelas 7 benar2 butuh kesabaran yg luar biaaasaaaa!!! Hampir semua kelas yg saya ajar (6 kelas/A-F) fokusnya benar2 pecah. Ruaaamenya minta ampun. Semua guru mengeluhkan hal yg sama. Kadang saya berpikir: ini saya yg gak bisa 'handle' mereka, atau memang mereka sudah berubah.
    Ketika disuruh storytelling di dpn klas mereka gak bisa ngomong, ngomong pun lirihnya hadeuhh..hampir tdk kedengeran, pdhl pas KBM mereka ramenya luar biasa, giliran disuruh bicara: terbata-bata..

    • @faldidarkiman6154
      @faldidarkiman6154 Před rokem

      Giliran disuruh nulis, mereka gak tau harus nulis apa, benar kata prof: kosakata mereka sgt minimalis bangettttsss!! Kebetulan sklah kmi tdk melarang bawa hp, shgga kita para guru pas KBM sering kucing2an dgn siswa yg mencuri-curi main hp

    • @faldidarkiman6154
      @faldidarkiman6154 Před rokem

      Dan mereka sudah malas berpikir, mereka mencari jawaban dr Mbah Google, apapun pertanyaan itu.
      Sedih..

  • @suwartini5367
    @suwartini5367 Před rokem +3

    Alhamdulillah .... jadi terharu Bapak Renald pirsa keluh kesah kami...

  • @ntznbgzt
    @ntznbgzt Před rokem +1

    Guru itu harus rotasi, dan dinamis. Karena setiap anak didik tidak sama. Bahkan cepat sekali karakteristik setiap generasi berubah, jaman berubah, teknologi berubah, tren berubah. Maka pola pendidikan dan metode2 harus "catch up" dengan perubahan2 ini. Jika tidak akan lahir generasi yang "loose control" dan itu sudah mulai terjadi.
    Karena guru2nya sudah "outdated" tidak mengikuti perkembangan jaman teknologi dan trend. Masih mengadopsi pola2 belajar mengajar jaman dulu pakem2 lama.

  • @ProboHindarto
    @ProboHindarto Před rokem +10

    memang dunia pendidikan harus mulai berubah. tapi ada baiknya juga mengamati perkembangan dan menyesuaikan.. kalau pengalaman saya pernah mengajar anak2 yang notabene kurang disiplin dsb, cara alternatif saya adalah membiarkan gesture mereka seperti apa,.. memang akhirnya ada yang tidur2an dsb. tapi tetap saya ingatkan untuk mendengarkan dan asal materinya 'masuk'. Alhasil mereka merasa nyaman dan materi malah masuk dengan baik.
    Klo saat ini perusahaan2 besar spt Google dsb membiarkan karyawannya dengan gesture masing2, bahkan dibiarkan untuk bersantai, main permainan yg sengaja disediakan dsb. Hasilnya tetap produktif.
    Saya kira ada perubahan jaman dan hal2 yang kolot ada baiknya ditinjau kembali. Maaf hanya pandangan yang sedikit berbeda

    • @vincentiwansamudra3397
      @vincentiwansamudra3397 Před rokem

      Saya ingin tahu bagaimana pendidikan anak usia TK s/d SD di Jepang saat ini/pasca covid. Mungkin pak Rhenald bisa membahasnya juga. Terima kasih.

    • @jeonazagis452
      @jeonazagis452 Před rokem +1

      Zaman boleh berubah, tapi TATA KRAMA, KESOPANAN, KEBENARAN, MORAL dan hal2 baik yang diajarkan secara turun temurun, TAK AKAN PERNAH BERUBAH. Sekolah bukan hanya soal transfer ilmu atau kesombongan akan kemajuan pengetahuan dan teknologi, tapi juga soal mempelajari hal hal lain yang menjadi penopang hidup yang non teknologi. Karena kita ini MANUSIA, bukan ROBOT. Kesadaran akan diri sebagai manusia akan membuat kita menjadikan anak2 kita sebagai MANUSIA yang SESUNGGUHNYA, baik secara IQ, sosial, etika, keterampilan utk survive di alam dan di tengah manusia lain.

  • @rizalonramus
    @rizalonramus Před rokem +15

    betul prof, nyata adanya. bukan hanya anak2 dibawah usia

  • @liez9953
    @liez9953 Před rokem +3

    Selama 2 tahun belajar dirumah, merubah kebiasaan dan sikap sehari hari, ini pekerjaan berat utk guru dan orang tua.

  • @daripada2152
    @daripada2152 Před rokem +5

    Wow mengagumkan Bapak Prof. Terimakasih banyak terutama dibagian penutup executive functioning skills dan uraiannya sampai akhir mata enggak berkedip sedikitpun mendengarkan detail dan impact yg terjadi untuk menghindari executive function disorder minimal memperkaya perbendaharaan pengetahuan dan mampu mengexpresikannya bukan untuk anak namun cucu2 saya. Akan saya simpan diworking memory saya dan aka saya pergunakan di timing yg tepat. Sekali lagi terimakasih Prof. Salam hangat sehat walafiat selalu mantap👍👍❤❤🙏🙏

  • @agussupriyadi3748
    @agussupriyadi3748 Před rokem +8

    Setuju sekali, Prof. Analisis yang brilian.
    Barangkali dengan memasukkan kembali pelajaran/pengetahuan Budi Pekerti di level-level dasar, akan membantu anak-anak kita membentuk jatdiri atau karakter yang lebih baik.

  • @bangkitariwijaya
    @bangkitariwijaya Před rokem +3

    Resume
    Hybrid
    Menjadi lebih kreatif
    Menjadi lebih spontan
    Menguasai informasi
    Menjaga kesehata
    Cara membersihkan tubuh
    Rasa ingin tahu tinggi
    Belajar bisa di lakukan di mana saja
    Orang tua harus tau cara anak harus belajar
    Dampak negatif
    Kemandirian berkurang
    Lebih mudah menyerah
    Kurang mengenal aturan
    Kurang memiliki time manage
    Kurang percaya diri untuk bicara
    Kurang bermain dengan teman
    Kurang fokus
    Tidak bisa menyelesaikan problem
    Guru
    Sulit mengenal anak
    Karekteristik nya
    Tugas guru banyak sekali
    Harus membentuk siswa
    Terjadi kemunduran
    Point'
    1. Fokus menjadi rendah
    2./kosa kata semakin pendek
    (Bahasa internet)
    3. Mudah cemas
    4. Kecerdasan emosional terganggu
    5.tidak bisa meregulasi diri
    6. Mudah lelah fisik

  • @anastasiahesler9210
    @anastasiahesler9210 Před rokem +1

    Tks bnyk prof. Suatu masukan yg luar biasa baik bagi ortu, maupun pengajar. Next prof angkat keluhan/ struggling apa sj yg dihadapi para guru / pembimbing. Adakah bagian2 yg mengalami penurunan / emosi, kemampuan, sikap guru setelah covid breakout skrng ini. Sy dengar tdk sdkt guru2 yg hny memberi tugas smua lewat HP tanpa tau kendala yg dihadapi murid. Sy mewakili teman sy yg guru les. Tks bnyk prof. Salam sehat selalu. 🙏

  • @lulukpudjiwati6434
    @lulukpudjiwati6434 Před rokem

    Tx Prof ... sekolah tatap muka membuat guru lebih bisa menanamkan pembiasaan pada siswa, pembiasaan pada nilai2 u/ pembentukan karakter yg baik. Smg tdk ada pandemi lg sehingga anak2 bs sekolah tatap muka trs ... Prof Rheinald guru bangsa 💪💪🇮🇩

  • @Yir2207
    @Yir2207 Před rokem +2

    do'a terbaik buat bangsa kita.

  • @beebee3866
    @beebee3866 Před rokem

    Sy ign mnyampaikn kbr bk dr Tuhan Yesus Kristus
    Bhwa Dia sngt mngasihi kt smua
    Dia mati di salib untuk menebus dosa2 kita
    Barang siapa yang percaya kepada Nya dan mengakui Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan mntaati perintah Nya maka akan beroleh hidup yang kekal dlm kerajaan surga bersama Tuhan Yesus Kristus dan orang2 Nya yang Kudus
    Smoga yg membaca pesan ini di berkati Tuhan Yesus Kristus

  • @yebewijaya8135
    @yebewijaya8135 Před rokem +3

    Saya tegang mendengarnya sungguh kebenaran yg pahit krn sy guru yg notabene bagian dr sengkarut pendidikan ini.

  • @sisimawarbiru7687
    @sisimawarbiru7687 Před rokem +17

    Pendidikan efektif jika belajar & bermain bg anak2 hrs berimbang..jgn dominan bljr nanti jd jenuh/stres..jgn dominan main nanti terlambat tahu/tertinggal.
    Satu lg kata kunci, anak2 diberi ruang bertanya saat proses bljr yg lbh luas utk membangun imajinasi mrk agar jd pribadi2 kreatif saat dewasa.

    • @PahlawanMerdeka
      @PahlawanMerdeka Před rokem

      Kenapa terlambat tahu itu bermasalah kalau mencari tahu hanya butuh 10 detik di google?

    • @gikyanto8475
      @gikyanto8475 Před rokem +1

      @@PahlawanMerdeka cepet sih cepet...tp kl tanpa ada pembimbing yg kompeten di bidangnya apa jg bagus hasilnya...? Contoh ntu para orang yg mabok agama...mereka mencari pelajaran agama dr Mbah Google tanpa ada/mendiskusikan dgn orang yg kompeten hasilnya melenceng kan...

  • @dayusriindrayani6385
    @dayusriindrayani6385 Před rokem +1

    Terimakasih bapak yg terhormat atas pencerahannya...dgnenyimak Vidio ini ..langsung sy merasa tercerahkan...ijin sy share Vidio ini ke para sahabat saya saudara saya dan para guru guru disekolah anak saya...terimakasih sekali lagi pak..salam dr Bali🙏😇smga BPK sehat selalu dan selalu berkarya utk kemajuan generasi penerus Bangsa dan Negara Indonesia,❤️😇

  • @semlysaalino2397
    @semlysaalino2397 Před rokem +3

    Luar biasa Prof. Rhenald ini saya perhatikan persis yg terjadi pada anak saya. Terima kasih Prof sangat membantu saya mengarahkan anak untuk menjadi manusia yang hebat ke depan. Salam hormat selalu Prof 🙏

  • @herlianyc
    @herlianyc Před rokem +6

    Wow.. terima kasih banyak Prof🙏🏻 terlalu banyak ilmu yg didapatkan sore ini, penting buat pegangan terlebih buat para pengajar👍🏻

  • @stefaniairma1515
    @stefaniairma1515 Před rokem +5

    Terima kasih untuk pencerahannya Prof. Menjadi bahan evaluasi yang sangat penting untuk kami para guru. 🙏🙏🙏

  • @jakasuyudhi7561
    @jakasuyudhi7561 Před rokem +7

    Pengalaman saya sbg guru/sutradara teater anak. Lewat aktifitas ini saya mudah mengarahkan mereka dgn cara berkarya bersama. Memotivasi berkarya mengeluarkan ide2. Bahkan ketika saya sedang menyutradarai kami saling belajar. Kerjasama kelompok pun mudah terciptakan. Mengasikan mengarahkan anak2 melalui media seni teater. Hanya sayang sekali ekskul teater masih dipandang sebelah mata di sekolah. Apa lagi di sekolah daerah. Minat anak2 banyak tp lagi2 orang tuanya memaksakan pada kehendaknya. Siapa yang salah dalam hal ini?

  • @hAI_2024
    @hAI_2024 Před rokem +4

    Aktual sekali Prof. Terima kasih pencerahannya. Very helpful. Semoga kita bisa menemukan solusi yang terbaik bagi anak-anak kita. Stay healthy.

  • @imajinerydeveloper3509
    @imajinerydeveloper3509 Před rokem +6

    Maaf sepertinya ini agak counter statement. 16 tahun belajar dan saya pikir masa2 dimana sy sebegitu bebasnya untuk berpikir pada waktu sy menjadi mahasiswa daripada di lingkungan sekolah sma, smp, sd yang kaku. Terlalu diatur malah membuat saya tak berani ambil keputusan karena budaya terlalu hormat ke senior itu yg akhirnya terbawa sampai ke dunia kerja.
    Sekarang sih sifat saya sudh berubah ya tak seperti dulu lagi. Walaupun sy masih belajar, ternyata sifat sedikit lebih berani yg tak pernah diajarkan sekolah dasar itu membuat kemampuan real saya tak lagi disepelekan di dunia kerja karena kebanyakan orang sering memandang sebelah mata. Jadi mungkin pengalaman orang akan berbeda2 ya Prof.
    Kalaupun ada yg harus diubah di pendidikan kita, sy prefer pendidikan untuk membuat anak lebih percaya diri dengan skillnya masing-masing. Diarahkan boleh saja pada saat si anak masih bingung memilih, setelah bekal cukup baru dia bebas memilih masa depannya

    • @theaskingman
      @theaskingman Před rokem

      Mas berhasil karna fondasi disiplinnya sudah diprogram baik
      Soal penerimaan siswa terhadapa disiplinnya, berbeda2 tingkatannya. Beda hal dgn siswa masa pandemi, fondasinya udah keropos. Loose supervision. Makanya dampak negatifnya lebih banyak

  • @sugijanapuspa3285
    @sugijanapuspa3285 Před rokem +1

    Pencerahan yg luar biasa,👍🙏 prof

  • @socialnetworkentrepreneur882

    menit ke 19 bagus banget utk kita semua simak termasuk orang dewasa. Saat kita (merasa)benar, belum tentu orang lain salah.

  • @WawanDespanjeCh
    @WawanDespanjeCh Před rokem +2

    Akibat kebanyakan tiktok an inih.... durasi pendek trus ganti video lain akhirnya belajar ga bisa tuntas

  • @serlykarinda6723
    @serlykarinda6723 Před rokem +8

    Terimakasih Pak Rhenald Kasali, sy guru SMA ...semua yg Bpk paparkan mmg spt itulah yg sya dan pasti rekan2 guru lain jg hadapi. Apa yg Bpk sampaikan jdi referensi kami utk memetakan kembali metode dan model pembelajaran yg tepat bagi anak didik kami🙏🙏

  • @jatumursito8113
    @jatumursito8113 Před rokem +2

    Trimakasih banyak sdh bahas ini Prof, sangat sangat relate dg yg terjadi dg anak-anak kami… Dan teknologi ini mmg di satu sisi membantu pekerjaan/penbelajaran, di sisi lain jg mjd faktor distraksi tertinggi dlm proses belajar. Ditambah lagi bbrp sekolah justru menggunakan metode E-book, yg mnrt hemat saya malah spt memindahkan pembelajaran online ke sekolah, jd tetep terpaan screen ga berkurang, plus pengawasan guru&ortu jg blm maksimal, bgmpun sesuatu yg manual ini tetap diperlukan… Jadi penggunaan gadget dlm proses belajar bs dikontrol, percuma kembali ke skul tapi paparan gadget ttp tinggi 😅🥲

  • @hafizhahl5537
    @hafizhahl5537 Před rokem +6

    Meskipun tidak semua ciri2 yang disampaikan Prof Rhenald nampak pada murid-murid saya (SD) tapi saya setuju bahwa regulasi diri menjadi sesuatu yang sangat urgen sekarang

  • @y_88Nrs
    @y_88Nrs Před rokem +5

    Baru2 ini aku ngelewatin smp-ku dulu, liat siswa2 pulang sekolah duduk nunggu jemputan rata2 sambil pegang hp-nya....
    Langsung keingat dulu aturannya HP gk boleh dibawa ke sekolah, nanti kena razia hp.....
    Emang zaman udah berubah....

    • @gekmas435
      @gekmas435 Před rokem +1

      Gak usah lah anak SD. Saya arisan sama teman-teman di restoran pada sibuk pegang ponsel foto2 bikin feed di sosmed sampai lupa buat ngerumpi..

  • @yudithyudith6551
    @yudithyudith6551 Před rokem +2

    Ini susahx kalo kerja tdk sesuai panggilan jiwa, hati nurani.. asal buat cari nafkah doank guru² jaman now.. gak peduli kebutuhan murid yg pting dia gajian.. msk kls sebulan seekali, alasan byk... sisax ngasih tugas/pr doank.. adalg yg msk kls cm ngobrol curhat doank, ada yg cm nyanyi² tiap msk kls pdhl bkn skul musik... MAU JADI APA anak² ini k dpnx...
    TOLONG MAS MENTRI DISIPLINKAN GURU²!!!

  • @wawansuteja8312
    @wawansuteja8312 Před rokem +6

    pak renald, apa bapak punya kritik & masukan buat pak nadiem makarim ttg kurikulum sistem pendidikan indonesia sejak SD ,SMP, SMA, KULIAH ? anak2 bangsa cuma diajari supaya pintar matematika & pelajaran hafalan yg mana itu cuma melatih otak kiri saja hingga sarjana. Tapi setelah si anak lulus dgn prestasi akademik yg tinggi kenapa dia cuma bisa jadi tukang pelamar kerja & bahkan banyak terjadi pengangguran intelektual ataupun pengangguran tersamar di indonesia ?
    Padahal dulu sewaktu si anak bersekolah selalu ranking 1 & juara kelas !!!
    Sebaliknya LIEM SIOE LIONG meski tidak tamat SD tapi bisa menjadi konglomerat atau penyanyi dangdut INUL RATU NGEBOR meski cuma tamatan SMP tapi dia bisa sukses jadi artis & bisa mengelola uangnya ke berbagai macam bisnis yg mana salah 1 nya franchise karaoke INUL VISTA dan kini meski dia telah pensiun sebagai artis dangdut namun dia tetap kaya raya padahal dia tidak pernah kuliah bisnis
    Kenapa malah terjadi paradoks seperti ini prof? banyak anak bangsa pandai akademis tapi kok tidak bisa menyelesaikan masalah diri sendiri & bisanya cuma jadi karyawan ,prof ??
    Apakah prof juga sependapat dengan saya ? benarkah sistem pendidikan indonesia dgn sistem model lembar soal & lembar jawab itu memang sistem pendidikan yg gagal total di indonesia ,prof ? mematikan kreatifitas anak2 bangsa & malah menjadikan mereka robot dgn mindset yg seragam ,prof ?
    Kalau prof setuju bahwa pendidikan di indonesia itu gagal total . Dan bahkan malah melahirkan generasi yg radikal agama sampai ingin mendirikan negara khilafah .
    Maka menurut prof , pendidikan kita harus dirombak bagaimana prof ? bila prof setuju bahwa pendidikan di indonesia itu memang GAGAL TOTAL !!
    Bagaimana bila next video prof rhenald bikin video SURAT TERBUKA U/ NADIEM MAKARIM & JOKOWI & NEXT PRESIDEN ?

    • @ammannemmen6330
      @ammannemmen6330 Před rokem

      sok pinter tapi gak obyektif itulah kamu bro....

    • @SitiNurAfiatika
      @SitiNurAfiatika Před rokem

      Krn emang disetting kaya gitu

    • @windalukman8000
      @windalukman8000 Před rokem

      Kurikulum merdeka pak nadien tahun 2022/2023 yg baru dijalani anak sy bbrapa bulan di sma negeri tuk P5 progam project learning nya sangat baguss..2 bulan anak sy sekolah sudah bisa buat kompos dg tim nya tuk dijual temen2 lain berternak lele,ikan hias dan ada yg bercocok tanam..yg buat podcast dan banner tuk marketing jg dipelajari..jd sudah mulai diterapkn, tp blom smua sekolah negeri yg pake kurikulum merdeka ini,kdepan smoga bs diterapkn di smua sekolah..

  • @Siti.hajar004
    @Siti.hajar004 Před rokem +2

    Aku seorang milenial yg kerja remote selama 4 tahun sering di rumah dan aku ngerasain masalah2 di video ini walau udah tua gini.,, susah fokus, kecerdasan emotional rendah, susah mengendalikan diri…. Aku pikir biasa aja, habis liat video ini baru sadar mentalku melemah. Mudahan bisa berubah 🥺

  • @qoriliaandarwati7158
    @qoriliaandarwati7158 Před rokem +1

    Maa syaa Allah... informasi yg sangat bermanfaat sekali, thank you prof...semoga prof RK senantiasa sehat dan terus menjadi manfaat, aamiin yaa Rabbal'alaamiin 🤲🏻🤲🏻🤲🏻

  • @erwinrsetiawan
    @erwinrsetiawan Před rokem +15

    Ijin komentar Prof, saya seorang guru SD. Saya mengampu dikelas 4 tp kemampuan numerasi dan literasi siswa masih kaya kelas 2. Mengenal huruf susah, berhitung jg lambat. Karena memang 2 tahun serasa berhenti sekolah. Apalagi ditahun ini ada percobaan kurikulum merdeka bagi SD. Dan menurut saya kurikulum ini jg memberatkan guru dan siswa. Belum ada sosialisasi yg matang dan bukan berasal dari masalah dilapangan tau tau kurikulum diganti. Coba bayangkan anak kelas 4 di kurikulum yg baru ini disuruh menghitung perkalian sampai bilangan ribuan, dan pada akhirnya anak stress pendidikan moralpun gak tercapai.
    Ditambah medsos tiktok/youtube/fb isinya trend joget joget yg seringkali dipraktikkan siswa di sekolah.

    • @lidyanurhastuti7415
      @lidyanurhastuti7415 Před rokem

      Semangat dan sehat selalu Guru2 Indonesia.. hanya doa kami dari jauh untuk para Guru

    • @erwinrsetiawan
      @erwinrsetiawan Před rokem

      @@lidyanurhastuti7415 aamiin Terima kasih doa dan dukungannya kak

    • @muhamadhidayat8509
      @muhamadhidayat8509 Před rokem

      @@erwinrsetiawan kesalahan pendidikan di Indonesia adalah belajar banyak tapi tidak jadi ahli dan hanya tahu, padahal di dunia kerja dan bisnis ataupun hiburan bahkan olahragawan adalah fokus satu dan jadi ahli di bidangnya itu butuh waktu tahunan di sertai ketekunan serta disiplin yang tinggi, makanya di Amerika tidak belajar semua dan tidak ada tes akhir, tapi itu tadi sekolah jadi mahal di Amerika dan mereka terjebak utang untuk biaya kuliah

  • @muhammaddzakyatayaramadhan8112

    Executive Functioning ini pun harus juga diaplikasikan oleh orangtua dan pengajar...karena yang mengalami perubahan juga orangtua yg sibuk dengan medsos serta gadgetnya dan juga pengajar yang masih berfikir bahwa pola mengajar masih efektif hanya dengan memberikan pemahaman materi saja tanpa coba berinovatif agar anak anak atensinya bisa kembali pada pelajaran

  • @hafnizarhafni4319
    @hafnizarhafni4319 Před rokem

    Semenjak pandemi kamiorangtuasering tdk berkomunikasi dgn anak.anak2npylang n kotor. Kita hanya bilang mandi.dekatanakbkita jg takut.mungkin saja si anak bawa kuman kermh. Anak saya saja kalau belajar online ditungguin bpknya ygpura2x baca news paper.krn terbiasa yaaa..lama2xbiasa aja.anaknya kugacrajin.sy doa saja mo selesaikapan kuliahnya yaaa sdh kehendak tuhan.eeebiasa aja tuch anak.selesai juga dia thn ini.itu sebabnya kita yakin doa n usaha itu sejalan.jadi apapun itu kehendak yg kuasa lebih hebat pastinya.salam sehat pak tuhan member kati bapak.aameen.

  • @andinadaulay8413
    @andinadaulay8413 Před rokem +1

    Pak Rhenald, anak TK ke SD jg lebih sedih, guru TK blm blh mengajarkan calistung, namun ketika masuk SD langsung dituntut utk lancar calistung. kasihan mereka

  • @mbokdeponiyem
    @mbokdeponiyem Před rokem +4

    Saya punya keponakan, satu di UI, satu di UB. Setelah kuliah online, mereka jadi g pede untuk kuliah offline. Yg di UI sampai sekarang msh kuliah online, kalau ketemu teman2 nya jadi canggung. Yg di UB sdh mau ujian sripsi. Dia sempat ngeluh : kok sidangnya g online saja ya…… saya sempat heran, ternyata ini sebabnya. Terimakasih Prof 🙏👍🏻

  • @tientjesimatauw8089
    @tientjesimatauw8089 Před rokem

    Kesimpulan: seorg pemimpin bkn hanya hrs cerdas tp jg hrs bs menjg emosi dan fleksibel dlm memandang 👌😊

  • @sdnkarangraharja01tv44

    Alhamdulillah ada yg peduli sama pendidikan...
    Kami para pendidik perlu mendengar dan saran dari berbagai pihak...
    Salam santun ....

  • @ghethea99
    @ghethea99 Před rokem +2

    Salam sehat,sukses dan berkelimpahan Prof dan semua saudaraku di Chanel Prof 🙏
    Dampak yang tidak disadari banyak orang, diamati o/ Prof...terimakasih Prof u kebermanfaatan ilmu nya, secara pribadi saya jd tahu bersikap terhadap sikap anak saya skrg dan terhadap guru nya.

  • @ekotete
    @ekotete Před rokem +7

    Menarik sekali bahasan Prof Kasali ini .. semoga hal2 ini juga menjadi kajian dari Kemendikbud sehingga tidak sekedar fokus pada mengejar ketertinggalan kurikulum (lost education) selama pandemi, tapi juga mengantisipasi sekaligus menyiapkan solusi potensi2 masalah baru pasca pembelajaran daring 2 tahunan... sedikit banyak saya menemui hal2 itu sebagai orang tua dan guru sekaligus ...

    • @rakhmanuning9199
      @rakhmanuning9199 Před rokem

      Setuju pak.. Perlu memperhatikan kesehatan mental peserta didik

  • @noerfaizah9775
    @noerfaizah9775 Před rokem

    Selalu ada kurang n lebih nya dalam setiap proses perubahan apapun + dimanapun.
    Baik itu akademik n non akademik.
    Justru saat inilah momen yang tepat bagi ortu2 + guru2 + anak2nya fokus pada solusi yang realistis & tepat terukur disertai semangat juang menyesuaikan kemajuan era global.

  • @srititiwinarni3036
    @srititiwinarni3036 Před rokem +1

    Saya berpikir Sangat berbahaya bila pembelajaran dihabiskan di dlm kelas.Untuk itu anak secara keseluruhan penting diberi kesempatan untuk aktualisasi diri.Saya merencanakan kegiatan untuk mngembangkan kepemimpinan,bekerja kolektif dan pngendalian diri dg kegiatan pramuka dg metode latihan tutor sebaya.Saya berharap dg metode ini bisa menyalurkan aktualisasi diri pada anak dan terbangun rasa percaya diri yg kuat.

  • @bernardwiguna9872
    @bernardwiguna9872 Před rokem

    Terimakasih Prof Rhenald. Gbu

  • @ANASTASIA0117
    @ANASTASIA0117 Před rokem +1

    Betul Prof. Banyak perubahan. Segi positif memang anak2 lebih paham gadget. Tapi bahaya nya banyak yang menjadi addict dengan gadget. Kedua, dahulu sebelum pandemic , anak2 biasa belajar hingga sore, ketika pandemic terjadi, anak2 menjadi santai dengan jam belajar yang pendek, sekarang begitu keadaan berlangsung seperti biasa ,mereka gampang capek dan lelah. Ketiga, waktu pandemic anak belajar di rumah, ortu cenderung tidak membimbing tapi lebih menunjukkan hasil untuk menghindari konflik saat anak2 malas berpikir. Keempat , kurang sosialisasi selama pandemic.

  • @magda677
    @magda677 Před rokem +1

    Hal ini sdh dpt kami prediksi dr awal shg ketika thn ajaran baru yg lalu dimulai dgn offline mk yg kami lakukan di santa Ursula Bandung adlh memulai kembali dgn pembiasaan2 di semua level, pembentukan karakter ditekankan di dr awal lagi dan hslnya skrg sdh mulai terlihat

  • @pugeh2383
    @pugeh2383 Před rokem

    Yg bapak unkapkan tdk ada yg meleset. Tq pak

  • @tonnysufami9505
    @tonnysufami9505 Před rokem +1

    Benar Benar dan Benar. saya alami itu untuk anak saya yang duduk di kelas 4SD. sudah seharusnya dibuat sistem pendidikan peralihan "post covid", bukan dipaksakan normal seperti "pra-covid". ini justru di launching kurikulum baru...kurikulum merdeka. covid aja blm kelar..mau merdeka dr sopo?!?

  • @muhammadtrywahyudi590
    @muhammadtrywahyudi590 Před rokem +1

    Terima kasih penjelasannya Prof, sungguh mencerahkan

  • @user-vs2xl9kr1p
    @user-vs2xl9kr1p Před rokem

    Untuk pendidikan memang perlu penelitian... Apa2 yg terjadi.. masalah, benahi, cari solusi yg pas, agar masyarakat kita nantinya cerdas dan bermoral

  • @xternalunbonded7514
    @xternalunbonded7514 Před rokem +1

    Gu-ru = digugu dan ditiru .... Marilah para guru dan para orang tua sungguh-sungguh bisa menjadi figur yang didengar, diperhatikan dan diteladani oleh anak-anak kita, baik di rumah maupun di sekolah.... Janganlah para guru dan para orang tua juga sangat asyik sendiri dengan gadget, sama seperti anak-anak, apalagi untuk hal-hal yang sebenarnya bukan hal-hal yang utama .... Saya yakin, anak-anak itu tergantung bagaimana para guru dan para orang tuanya.... Anak-anak akan tau, cepat atau lambat, apakah para guru dan orang tuanya itu sungguh-sungguh mencurahkan perhatian, tenaga dan waktunya untuk mengajarkan mereka atau tidak..... Anak-anak adalah cermin bagi orang tua dan guru-gurunya... Seperti bunyi peribahasa kuno ini, "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari".... Jawaban atas hal ini sesungguhnya ada pada diri kita sendiri.... Dan, guru pertama dan terutama adalah orang tuanya sendiri, bukan guru-guru di sekolah...... Janganlah percaya begitu saja dengan orang-orang lain untuk mendidik anak-anak kita..... CMIIW

  • @ibgwirastana
    @ibgwirastana Před rokem +1

    Kalau saya perhatikan ketiga anak saya, hal negatif yg disampaikan Bapak, sebenarnya sudah terjadi sebelum pandemi, sebelum masa sekolah daring. Cuma setelah pandemi ini, gejalanya semakin nyata. Sikap orang tua di rumah juga memperparah keadaan ini, terutama di kota besar, tidak terbatas pada keluarga atas, tapi juga keluarga menengah ke bawah. Orang tua cenderung memanjakan anak²-nya. Anak² di rumah sendiri tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Mulai membersihkan tempat tidur sampai mencuci piring. Kalau ada masalah di rumah, mereka akan pasif, diam saja, alih² mencari tahu apa yg terjadi dan mencoba membantu menyelesaikan. Mereka menunggu orang tuanya yg menyelesaikan masalah itu. Hal ini juga diperparah orang tua yg tidak mendorong anak² ikut berperan dalam masalah di rumah. Orang tua mendorong agar anak fokus belajar saja, tidak usah memikirkan masalah lain di rumah. Jadinya anak² jadi tidak terlatih executive functioning -nya.

  • @ekadenimurjani9857
    @ekadenimurjani9857 Před rokem

    Masya Allah, terima kasih informasinya prof, sangat membantu kami sebagai pendidik dalam menentukan strategi pembelajaran untuk peserta didik kami 🙏🙏🙏

  • @amirulmaarif6828
    @amirulmaarif6828 Před rokem +1

    Berkarya terus pak Renhald, topikna selalu menggugah kesadaran dan memberi informasi, semoga sehat terus pak, amin.

  • @peeachyman5027
    @peeachyman5027 Před rokem +3

    siap prof, untung saja di sekolah saya masih membiasakan murid nya untuk disiplin, walau semakin banyak pelanggaran terjadi karena banyak siswa Zonasi nya tapi tetap saja sekolah' berusaha mencari cara untuk memperbaiki sikap mereka, hehe sekolah saya bekas sekolah militer jadinya sekolah semi militer, keren banget sekolah saya prof😁☝️

  • @nuraisyahkatili9754
    @nuraisyahkatili9754 Před rokem

    Benar sekali apa yang bpk Rhenaldi katakan , perubahan telah terjadi ... di sekolah kami terasa perubahan itu ,banyak sekali siswa siswi yg
    Yang tatakramanya sudah amburadul....saya sebagai pendidik sekarang sedang menata kembali tatakrama mereka sebagai siswa siswi menjadi lebih BAIK.....karena ini Tugas kita bersama untuk membangun Bangsa ... Trimakasih Bpk Rhenaldi ....Salam HORMAT.

  • @cicinasution9292
    @cicinasution9292 Před rokem

    Terima kasih prof
    Sangat bermanfaat unk cucu yg tidak focus
    Sehingga zaidan sekolah di sekolah kreatif yg sangat bagus karena kasus tidak focus mata kemana mana dan suka berguman dan selalu berimijinasi dng kebiasaan dng dunia gadgetnya jadi suka berbicara sendiri
    Tetapi IQ nya 114
    Dan sekolah terapi krn tdk focus
    Guru2 nya pun sangat begitu sabar
    Yg dialami selama pandemi sekolah via zoom dan sekarang tatap muka akibatnya banyak kemalasan unk sekolah tatap muka

  • @lilisundawantini6295
    @lilisundawantini6295 Před rokem +1

    Terimakasih pencerahannya pk, teruslah berbagi motivasi yg baik, semangat🙏🙏🙏

  • @boxinganalystprediction1354

    Berguru dengan mbah google itu bukan keharaman. Google adalah Teknologi mesin pencari informasi. Selama yang dicari informasi edukasi itu tidak mengapa namun bila yang dicari adalah video Luna maya bercocok tanam bersama ariel di situs spankbang maka menjadi persoalan.
    Era teknologi atau era gadget semua harus beradaptasi bukan hanya siswa tapi Tukang sayur pun sekarang bisa online.

  • @agungnurmansyah5424
    @agungnurmansyah5424 Před rokem +2

    Terima kasih pencerahan Prof. Semoga bisa membuka wawasan semua orang.

  • @lintangwidayanto5897
    @lintangwidayanto5897 Před rokem +24

    Sehat2 Pak Prof, kontennya bagus sekali, sangat menyadarkan para pendidik dan orang tua

  • @suekonjono5054
    @suekonjono5054 Před rokem

    Apa yg disampaikan prof.Rhenald Kasali benar adanya.trim prof.

  • @rumantiningtyas6172
    @rumantiningtyas6172 Před rokem +6

    True! Saya guru TK dan mengalami sendiri di dalam kelas 🙏

  • @bettysukmawati4835
    @bettysukmawati4835 Před rokem

    Setuju Prof.
    Dibutuhkan usaha dan kerja keras kita semua.

  • @RatnaWatiFH
    @RatnaWatiFH Před rokem +1

    Terimakasih pak ..temuan temuannya yg.luar biasa ,bisa jadi referensi bagi kita semua..ttg.fakta pelajar di indonesia..pasca covid 19

  • @yayukerna7026
    @yayukerna7026 Před rokem

    Betul sekali Bpk...apa yg anda smpaikan..... ank2x mngalami kmunduran.... blajarnya maupun sopan sntun

  • @fangkysosmed
    @fangkysosmed Před rokem +2

    Sepertinya ini memang konsekuensi dari sosialisasi ala internet
    Cuman memang pandemi
    Mengakselerasi dampak nya
    Beberapa waktu lalu
    Saya ada pelatihan di kantor
    Bersama beberapa senior
    Uniknya instruktur di sana
    Bisa mengenali siapa di antara kami yang senior
    Dan siapa yang junior
    Dari kelincahan berbicara
    Krn menurut sang instruktur
    Generasi lawas cenderung jago bersilat lidah
    Sedangkan generasi junior cenderung jago mengetik
    Saya rasa kondisi ini juga yang terjadi pada anak anak
    Dan itu semua disebabkan pergeseran pola komunikasi
    Dr offline, bertemu muka, membaca ekspresi, sentuhan
    Menjadi komunikasi online, tidak melihat muka, sehingga tidak peka emosi dan tidak perduli orang lain

  • @agush2799
    @agush2799 Před rokem +2

    Terima kasih Prof telah mengangkat isu/topik ini...
    Hal ini pernah kami amati dan awalnya disangka bukan masalah... tp dampaknya terasa sekali...
    Semoga kita bisa mendapatkan solusinya...

  • @dic5822
    @dic5822 Před rokem +3

    Anak saya keluar dari Petra sekolah konvensional ke sekolah online Graha pena. Seperti prediksi kami di sekolah lama bolak balik online ke offline kalau ada yg positif covid 5 hari kasihan.
    Di online akselerasi materi lbh cepat. materi semester ini kls 3 sudah habis dalam 2 bln, jadi bisa latihan soal lbh banyak dan lbh dalam.

  • @ratnatridia4044
    @ratnatridia4044 Před rokem

    Semua ada hikmahnya ,semoga ke depanya lebih baik lg sesuai dengan usahanya masing-masing

  • @mataharinurulputri2124

    Saya memupuki anak Saya sebab-akibat & functioning mental+skills 🙏 Prof
    karena dalam sebab-akibat sudah terdapat bekal iman, bekal wicara, behavior, pengolahan/working memory dan semua proses kegiatan/aktivitas 😊
    krn pemikiran Saya, hidup tetap intinya hanyalah rangkaian sebab-akibat, apa yg Kalian pupuk/buat positive things/kebaikan pun negative things/keburukan kejahatan => pasti hasilnya (tidak akan berbohong) 😊 kebaikan pasti buahnya indah membanggakan, buruk pasti berisiko negatives.
    💪semangat positif kebaikan 🥰😍

  • @dorhotmeike6460
    @dorhotmeike6460 Před rokem +5

    Efek pandemi covid memang mengubah cara , gaya, minat belajar juga karakternya.
    Soal bahasa memang agak kacau, bila guru gak kuat mendidik, generasi pandemi lwbih bebas( liar).