ritual mandi anak desa umin,sintang part 2

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 12. 05. 2016
  • Setelah rangakaian adat Pekejang, Esok harinya dilakukan adat begendang. Adat ini adalah proses menumbuk beras pulut atau ketan yang akan digunakan untuk upacara adat mandikan anak esok hari. Begendang dilakukan dua kali. Yang pertama pada sore hari dan subuh keesokan harinya. Begendang dilakukan oleh ibu-ibu yang anaknya dimandikan dan remaja putri. Dalam menumbuk beras pulut, dilakukan tujuh kali putaran. Ditandai dengan membunyikan senapan rakitan yang digunakan untuk berburu, yaitu lantak. Selanjutnya para ibu dan remaja putri akan pergi turun kesungai dimana akan dilangsungkan upacara mandikan anak keesokan harinya. Hal ini dimaksudkan untuk membersihkan tempat upacara dari segala keburukan.
    Setelah adat begendang, selanjutnya melakukan sengkelan. Sengkelan dimaksudkan sebagai permintaan agar semua sesaji, atau benda yang akan dipakai pada upacara mandikan anak diterima dan memberi keberkahan dari betara atau Tuhan. Kemudian ada adat bedara' yang dimaksudkan agar tidak ada kekuatan lain yang akan mengganggu keselamatan anak. Selain di sengkelan, semua perlatan yang hendak dipakai dipersiapkan sebaik mungkin. Termasuk senapa lantak akan dibersihkan dan diperiksa. Senapan lantak akan dibawa dan dibunyikan oleh laki-laki keluarga sang anak.
    Anak-anak yang akan dimandikan dibawa ke tepi sungai diantar oleh anggota keluarga dan diiringi dengan bunyi tabuhan alat musik. Upacara mandikan anak dimulai dengan menaburkan sesaji ke sungai, kemudian menceburkan seekor anjing. Karena anjing sebagai binatang penjaga diyakini memiliki penciuman yang tajam sehingga mampu menjaga sang anak. Anak satu persatu dimandikan oleh perempuan yang dituakan dan ditunjuk. Dimulai dari keluarga tertua sampai kepada keluarga termuda di desa. Saat anak dimandikan senapan lantak akan diletuskan. Dimaksudkan supaya anak tidak terkejut saat mendengar suara yang keras seperti guntur atau petir.
    Setelah anak dimandikan di sungai dilanjutkan dengan memberi air di kepala sang anak saat naik ke rumah. Hali ini simbol dari harapan agar si anak sehat, berumur panjang dan murah rejeki. Seluruh prosesi ditutup dengan menombak seekor babi. Anak diambin atau digendong oleh keluarga yang dituakan, yang belum pernah ditinggal mati suami atau istri. Prosesi ini melambangkan penebusan. Anak dibebaskan dari berbagai pantangan yang sebelumnya ada. Pantangan saat dikandungan ibunya, atau perbuatan bapak nya yang kurang baik, sehingga si anak bebas beraktifitas dimana saja baik di desa atau nanti saat dewasa.

Komentáře •