Meditasi Dzikir Tawajjuh untuk Kesadaran Setiap Saat - TQN Suryalaya

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 28. 08. 2024
  • #tqnsuryalaya #thepowerofdzikir
    Hati sering ghaflah. Ketika di masjid, pikiran kita menyimpang kemana-mana. Ketika di rumah, pikiran kita masih ketinggalan di tempat pekerjaan. Hampin di seluruh kegiatan, kesadaran kita lemah; kita tidak mampu menyadari ucapan, perbuatan, dan pikiran kita sendiri.
    Ternyata, pikiran ghaflah inilah sumber penderitaan manusia, kegagalan, dan ketidak-bahagiaannya. Hanya dengan melatih kesadaran, barulah kehidupan kita akan berubah: kegagalan menjadi keberhasilan, kemarahan menjadi kelembutan, dan penderitaan menjadi kebahagiaan.

Komentáře • 103

  • @deviasdiani2213
    @deviasdiani2213 Před měsícem

    Masya allah ustad ilmunya mahal.. terima kasih sudah berbagi

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 4 dny

      Masya Alloh... Ia sama-sama ya... Baroka Alloh fikum... Al-Fatihah

  • @KangUcupPBG
    @KangUcupPBG Před 2 lety +2

    Allhamdulillah q temukan channel ini,semoga bermanfaat ilmunya

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 2 lety

      Amin Amin Amin... terimakasih sudah mampir Kang Ucup... Baroka Alloh fikum...

  • @bengkelati4393
    @bengkelati4393 Před 6 měsíci +1

    Istimewa sekali

  • @ar-royyan5712
    @ar-royyan5712 Před 2 měsíci

    ustad boleh dibuatkan konten kupas tentang kesadaran, pikiran ,emosi ,perasaan yg kaitan nya denga dzikir

  • @tridafratika2762
    @tridafratika2762 Před 22 dny

    Alhamdulilah ustad pencerahannya . Trimakasih . Semoga kita di bimbing terus oleh pangersa guru abah anom ...aamiinn

  • @ekowahyudi6405
    @ekowahyudi6405 Před 4 lety +5

    Semoga kita semua selalu dibimbing oleh pengersa abah anom dalam berdzikir

  • @nurafni2683
    @nurafni2683 Před rokem

    Ijin download

  • @siswohadi1734
    @siswohadi1734 Před 3 lety +3

    Alhamdulillah Wadyukurillah sy baru menemukan channel ini dan sy ikuti ternyata sangat dasyat sekali setelah sy amalkan. Penjelasanx sangat detail mudah di pahami dgn bahasa yg sangat simple. Tks tuan guru Abah Anom,

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 3 lety

      Alhamdulillah... Terimakasih ya sudah memberikan responnya dengan sangat baik... Baroka Alloh fikum...

    • @tyaraxvz9059
      @tyaraxvz9059 Před 2 lety +1

      Maap berterima kasih kepada guru jgn suka di ringkas . Ada adab yg harus d jaga walau hanya tulisan.mohon maap kan jika tidak berkenan.

  • @murniati4982
    @murniati4982 Před 4 lety +2

    Amin ya Robbal Alamiin

  • @emannsulaiman614
    @emannsulaiman614 Před 3 lety +1

    waalaikumsalam

  • @achmadkadarman8332
    @achmadkadarman8332 Před 6 měsíci

    Qobiltu syukron pencerahannya

  • @abdeeibrahim7759
    @abdeeibrahim7759 Před 11 měsíci

    Alhamdulillaah.terimakasih kang utk pencerahannya

  • @elbemania8212
    @elbemania8212 Před 3 lety +2

    Ikhwan TQN Suryalaya 37/94. kami Penulis buku Psikologi Dzikir dan meditasi. kagum dengan pembahasan nara sumber !

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 3 lety

      Alhamdulillah... terimakasih... buku yang sangat bagus... semoga bisa menguatkan bagi kita yang sedang belajar dzikir, dielaborasi dengan pengetahuan kekinian. Ilmu Amaliah Amal Ilmiah. Baroka Alloh fikum...

  • @adeokri9426
    @adeokri9426 Před 3 lety

    👍👍👍 meditas zikir tawajjuh

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 3 lety

      Wah semangat ya... Ini merupakan ilmu yang luar biasa... Alhamdulillah bagi kita yang masih berkesempatan mempelajari dan mendalami ilmu ini...

  • @suhendrayudistira6915
    @suhendrayudistira6915 Před 2 lety

    Alhamdulilah pa ustad,trimakasih ilmunya semoga ustad di beri ilmu trs dari Allah SWT amin

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 2 lety

      Amin Amin... sama-sama ya... Amin yal Ilahar Robb yal Ghofur yar Rohim ya Arhamar Rohimin... al-Fatihah...

  • @HeriYanto-pp6vi
    @HeriYanto-pp6vi Před 3 lety

    Terima kasih ustadz.. Nambah pemahaman.

  • @mohammadmahsun385
    @mohammadmahsun385 Před 3 lety

    SYUKRON KATSIR USTAD, SEMOGA MENJADI AMAL USTDAZ, SANGAT BERMANFAAT BAGI UMAT, BANYUWANGI HADIR

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 3 lety

      Alhamdulillah... Amin Amin... Baroka Alloh fikum Ikhwan Banyuwangi... Amin...

  • @yayahsopiah5344
    @yayahsopiah5344 Před 3 lety

    Terimakasih ustad atas semua ilmunya, salad santun dr sy di cirebon

  • @usepbr
    @usepbr Před 3 lety

    Qobiltu

  • @joharijo2480
    @joharijo2480 Před 2 lety

    Alhamdullila ustaz mohon nyemak .

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 2 lety

      Oh ia mangga Bang Jo... terimakasih udah mampir... Baroka Alloh fikum...

  • @gilangajah1194
    @gilangajah1194 Před 2 lety

    Sukron lilàh pangersa

  • @abudulrachman8943
    @abudulrachman8943 Před 3 lety

    Rahman
    Mohon izin nyimak

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 3 lety

      Alhamdulillah... semoga barokah ya... Amin ya Arhamar Rohimin...

  • @LaskarRambutPutih
    @LaskarRambutPutih Před 4 lety +2

    assalamualikm warohmatulohi wabarukatuh salam kenal pengersa mohon izin bertaya dalam dzikir tawajuh apa yg didawamkan dzikr dalam hati ....apahakah sampai posisi hening ...?.
    terimakasih atas ilmu yang bermanfaat

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 4 lety +3

      Wa’alaikumussalam Wrwb…
      Di dalam dzikir tawajjuh, kita terus menerus menguatkan fokus, konsentrasi, dan kesadaran dzikir khofi. Tentu saja, bila ada yang selain khafi, maka itu semua adalah hijab atau ganjalan atau pengganggu dzikir khofi. Misalnya kemunculan ide-ide bagus, cahaya, taman syurga, lorong tak bertepi, dan sebagainya, kita harus hati-hati di sini, karena semua pengalaman yang terlihat fantastik itu banyak tipudaya. Kuncinya, bila ia mengganggu dzikir khofi, dzikir khafi tak bisa disadari karenanya, maka semua pengalaman fantastik tadi itu pasti ilusi, pasti hijab. Karena memang, semakin dalam tawajjuh, semakin halus godaan, tidak jarang seorang petawajjuh tergoda oleh ilusi-ilusi dzikir yang terlihat fantastik tadi itu.
      Lalu, apakah sampai hening? Ya tentu saja ya Saudaraku, hening tapi bukan kosong, hening dengan penuh kesadaran. Bila hening kosong, ini di tingkat fuad, inipun sudah sangat bagus. Namun, kita harus terus menerus meningkatkan kualitas batin kita, dari shadr, qolbu, fuad, syaghof, lubb, sirr, hingga ana. Saya sudah jelaskan ya tujuh lapisan frekuensi hati ini di video saya sebelumnya.
      Yang terpenting, kita terus melatih batin kita dengan dzikir dan tawajjuh yang lama. Makin sering latihan, makin besar pula manfaatnnya.
      Lalu bagaimana bila bertemu Syaikh kita sendiri, ketemu Pangersa Abah Anom misalnya? Bertemu Syaikh, sebagaimana dalam Sirrul Asror, adalah nyata, bukan ilusi. Hanya saja perlu kita fahami, kenapa kita ditemui oleh Beliau. Karena dalam penjelasan Tuan Syaikh, ketemu Syaikh itu pembimbingan langsung dari Beliau (shifatu irsyadi nafsihi), di tingkat nafsu mulhimah. Lalu terlintas dalam pikiran kita, berarti aku langsung dibimbing sama Beliau dong? Nah di sini kita jangan salah faham ya. Beliau adalah seorang Syaikh yang sangat adil. Beliau sayang kepada seluruh murid. Apakah yang satu ditemui, yang lain tidak, semuanya tetap dalam bimbingan Beliau, tetap disayang oleh Beliau (Catatan: Selama tidak selingkuh, syirik). Lalu kenapa Beliau hadir pada sebagian orang? Karena memang orang tersebut sedang sangat berat. Biasanya bagi orang-orang yang pernah ngelmu di masa lalu, ilmu-ilmu untuk kesaktian. Dosa syirik ini sangat berat dan susah untuk dibersihkan. Karena itu, Pangersa pun langsung hadir untuk menguatkan orang tersebut. Bagi yang tidak didatangi oleh ruh Pangersa Abah, jangan sedih ya, karena bisa jadi batinnya sudah bersih dari dosa-dosa syirik.
      Ada keluhan, Ustad saya sudah latihan tawajjuh, tapi kok sepertinya biasa-biasanya saja. Kok klo orang lain bla bla bla? Jadi dia menganggap latihan tawajjuh itu ingin masuk ke alam gaib, ketemu syurga, ruh-ruh suci, bidadari, dan sebagainya. Saudaraku, kita harus faham, bahwa pengalaman seperti itu bukanlah tujuan tawajjuh. Itu hanyalah bumbu-bumbu perjalanan tawajjuh, dan kita tidak perlu berharap. Bila diberi, kita syukuri. Bila tidak diberi, kita tetap pada jalan tawajjuh yang benar.
      Lalu saya tanyakan kepadanya: Apakah kata-kata Antum semakin baik? Perbuatan Antum semakin terkendali? Pikiran semakin positif? Dia menjawab: Ya. Bila demikian, dzikir (tawajjuh) telah berkerja dengan sangat baik. Sesungguhnya, tidak ada karamah dan keajaiban yang lebih tinggi dari akhlak yang mulia (akhlak Tanbih). Inilah misi risalah Baginda Nabi Muhammad SAW. Dengan semakin terkendalinya dan terbinanya ucapan, perbuatan, dan pikiran, sesungguhnya dzikir dan tawajjuh kita sudah berkerja dengan sangat baik. Lalu apa pentingnya akhlak mulia? Yaitu untuk kebaikan kita, kebaikan dalam ekonomi, dalam pergaulan, dalam keimanan, dan sebagainya.

    • @LaskarRambutPutih
      @LaskarRambutPutih Před 4 lety +1

      @@thepowerofdzikir Alhamdulilah pengersa atas jawabannya yg begitu lengkap dan makin makin menguatkan untuk terus berjalan menuju Allah dgn tidak henti diwilayah sensasi hatur nuhun 🙏

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 4 lety +1

      @@LaskarRambutPutih Oh ia... sama-sama... Amin yal Wahhab yar Rozzaq...

  • @musthofa2172
    @musthofa2172 Před 3 lety

    Wlkmssalam guys

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 3 lety

      Wa'alaikumussalam Wrwb... semangat terus guys.... baroka Alloh fikum...

  • @Duta_Agna
    @Duta_Agna Před 4 lety +2

    Assalamualaikum.
    Mohon ijin save n download.
    Qobiltu
    Jazzakallahu Khoiron 🙏

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 4 lety +2

      Alaikumussalam... Oh ia, silahkan... semoga bermanfaat...

  • @user-xq4nf2zy3z
    @user-xq4nf2zy3z Před 8 měsíci

    Apakah bisa telunjuk bergerak saat tawajjuh

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 7 měsíci

      Sangat bisa... ini namanya dzikir khofi takalluf (diupayakan).

  • @danicoverdale1188
    @danicoverdale1188 Před 29 dny

    Menggauli batuk maksudnya apa kita tetap membatukkan atau ditahan bos? Mohon penjelasanya

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 4 dny

      Batuknya bukan ditahan atau ditekan atau dihukumi, bukan pula dilepaskan, bukan pula dicuekin.. Cukup diketahui, disadari, atau dirasakan. Ini termasuk dzikir Sirr, pandangan lenyap, pandangan makrifat. Ini latihan bergaul tapi tidak campur baur

  • @BACHOTCHODOT
    @BACHOTCHODOT Před rokem

    Assalamu'alaikum pak ustadz apakah sama Medan kuantum sama alam lahut yang di sebut alam kekosongan mohon pencerahannya pak ustadz 🙏

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před rokem

      Wa'alaikumussalam Wrwb... Tentu saja.berbeda... alam quantum itu masih berbilang, energi, duniawi, alami... sedang alam lahut itu alam wihdah (ketunggalan).

    • @BACHOTCHODOT
      @BACHOTCHODOT Před rokem

      @@thepowerofdzikir saya kaget pak ustadz dikira saya mati,,terus apa lagi yang harus saya lakukan,,

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před rokem

      Alhamdulillah... Terus dikuatkan kesadaran dzikir khofi nya, agar semakin terbebas dari "kekosongan".

    • @BACHOTCHODOT
      @BACHOTCHODOT Před rokem

      @@thepowerofdzikir siap pak ustadz mohon doanya agar cepat terbebas kalo begini terus orang menyangka saya anti sosial jadi jarang bergaul,karna saya lebih nyaman menyendiri tak tau kenapa saya juga bingung keluar rumah paling kerja doang saya jadi gak nyaman di keramayan,

  • @muhammadumar-hb7gz
    @muhammadumar-hb7gz Před rokem

    Ustad bagaimana cara mendapatkan saudara kembar kita

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před rokem

      Mungkin yang dimaksud di sini perspektif hikmah ya, bukan perspektif tarekat... Selama pengalaman saya di TQN Suryalaya, dan di Pondok Pesantren Suryalaya, saya belum pernah mendengar istilah "saudara kembar" ini... Mungkin ada baiknya lebih diperjelas perihal "saudara kembar" yang dimaksudkan di sini, apakah maksudnya qarin, atau apa gitu?

    • @muhammadumar-hb7gz
      @muhammadumar-hb7gz Před rokem

      @@thepowerofdzikir badan halus kita yg bisa berkomunikasi secara langsung dgn kita,kata guru saya tajaliNya

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před rokem

      @@muhammadumar-hb7gz Oh, ini klo di kita istilah batin Arif (batin spiritual), aslinya diri kita, diri yang hakikat, thiflul ma'ani (bari ruhani). Lahirnya setelah pasifnya jismani intelektual (batin alim) kita... Ini sedikit sudah saya jelaskan di akhir episode Bayan Miftahus Shudur 100: czcams.com/video/no0c-BI1vrA/video.html
      Klo tajalli, keadaan ini disebut Tajalli Dzat (tajalli yang sempurna), akalnya disebut Akal Kulli (Akal Universal),

  • @universal3364
    @universal3364 Před 3 lety

    Mf pak ustad mau nanya apa bedax meditasi kesadaran sperti agama budha dan meditasinyg dijelaskan disini.soalx kayakx hampir sama sama tujuanx. Mf jika salah dan mohon pencerhanya🙏🙏

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 3 lety

      Oh baik... coba nanti saya dalami dulu ya... terimakasih sudah membantu mengembangkan Tpod chanel ini...

  • @hijrahdarititiknol5621

    Ustadz, terima kasih banyak. Apa ada bahan yang tertulis dari seluruh uraian ustadz ? ppt atau buku. Saya ingin memiliki. Bagaiama caranya ?

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 3 lety

      Oh ia sama-sama ya... Alhamdulillah, ini masukan yang luar biasa... dan memang sudah ada beberapa yang memberikan saran yang sama. Insya Alloh nanti akan saya tuliskan, bukukan, terbitkan, dan akan saya share juga di chanel Tpod.
      Untuk sementara kami sedang menyusun buku pertama yang berjudul "Sufi Healing Dzikir Jahr: Bebas Trauma Ala Sufi." Sekarang sedang proses penerbitan, dan mohon doanya semoga dimudahkan, dilancarkan, dan dihasilkan ya...
      Klik tombol loncengnya, biar mudah mendapatkan informasi ini. Terimakasih atas saran dan masukan yang sangat baik... baroka Alloh fikum...

  • @d.sugengchanneljampikopijl2194

    Assalamualaikum mohon ijin minta kontak untuk bisa belajar boleh kah... Terimakasih

  • @yantichannel9386
    @yantichannel9386 Před 2 lety

    Assalamu'alakum pak ustad
    kalo boleh saya mengajukan pertanyaan:
    1. saya mempunyai banyak sekali sampah batin yg dalam.. berupa sakit hati dan kekecewaan yg terus menerus hingga kini, hingga berdampak ke tubuh saya.. yg cepat sekali lelah dan stress.
    mulai dari lingkungan rumah, tempat kerja,ucapan anak yang buat saya sakit hati, juga suami.
    2. ketika saya tawajuh.. biasanya d mulai untuk tawajuh yang ketiga, d pandangan ilusii saya..saya selalu dan terus setiap tawajuh melihat banyak kera kera...
    bahkan kadang saya melihat kera itu tertawa(d tawajuh hari lain)
    juga tawajuh d hari2 berikut nya selalu hadir kera2 ilusi
    🙏 mohon nasehatnya pak 😢

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 2 lety

      Wa'alaikumussalam Wrwb... Belajarlah untuk tidak berpikir ketika dzikir, seperti dalam kalam hikmah Pangersa Abah Anom, "Klo berdzikir jangan berpikir". Selama batin intelek aktif, kita berpikir di dalam dzikir, di samping batin akan semakin gelisah, sampah batin pun akan bertambah-tambah.
      Kemudian, bila saat tawajjuh kehadiran gambar binatang, maka saya sangat menyarankan untuk memperbanyak dzikir jahr. Dzikir tawajjuhnya, saran saya, ditunda dulu, karena akan sangat memberatkan badan.
      Silahkan dipahami makna kehadiran hewan di: czcams.com/video/Ey20lk1R_CA/video.html
      Cara kerja dzikir jahr membersihkan: czcams.com/video/_IMiiBKnny8/video.html

    • @yantichannel9386
      @yantichannel9386 Před 2 lety

      @@thepowerofdzikir
      maturnuwun pak ustad atas nasehat dan sarannya.. 🙏

  • @pakneaksa
    @pakneaksa Před 3 lety

    Assalammualaikum ust. Mohon maaf sebelumnya, untuk dzikir khofi apakah ditentukan waktu berapa lamanya dzikir ketika menahan nafas? 🙏

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 3 lety +2

      Wa'alaikumussalam... Latihan dzikir khofi dalam duduk diam tawajjuh, dianjurkan selama 1 jam, sebagaimana dalam hadits tawajjuh yang dijelaskan Pangersa Abah Anom di dalam Kuliah Subuh. Tapi, kita bisa mulai dalam jangka waktu sesuai kadar kemampuan kita.10 menit saja, bila kita rajin setiap hari, ini sudah luar biasa... Bila kita sering latihan, nanti juga kita akan memiliki kebijaksanaan tersendiri untuk waktu terbaik. Waktu utama, dahulu sering diamalkan, terutama pada masa Abah Sepuh, adalah tafakkur (tawajju) dari Subuh ke Isyroq, kurang lebih 40 menit.

    • @pakneaksa
      @pakneaksa Před 3 lety +1

      @@thepowerofdzikir matur suwun ustad atas jawabannya. 🤲

  • @ahmadhendrik6683
    @ahmadhendrik6683 Před 4 lety +1

    Perkara batuk yg dibahas disini ,ustad mengatakan dlm menyikapi fenomena spt batuk adalah dengan kita tidak perhatikan batuk itu ,,kita cuek dan kalimat yg lain kalo cuek itu bisa menyinggung batuk maksudnya gmn ya kok msh bingung dlm memahaminya ,,tlg dijelaskan dlm kalimat yg sederhana ..menurut saya kalo juga kita tidak fokus dlm dzikir tawajjuh terus mana bisa sampe dzikir tawajjuh kita kepada Allah bukannya dlm ilmu tasawuf kalo kita memikirkan Selain Allah termasuk batuk itu kita pikirkan berarti sama dengan menDuakan Allah maka kita tidak khusu' ,tidak hadir hati kita ..harusnya selain Allah termasuk batuk itu kita kesampingkan dan yg betulkan harus kita cuekin kenapa disini cuekin batuk malah menyinggung batuk ..mohon dijelaskan ustad 🙏

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 4 lety +1

      Bagus sekali pertanyaannya ya… Memang ini tidak mudah kita pahami ya, saya pun memerlukan waktu cukup lama untuk memahami kedua fenomena ini, yaitu (1) tawajjuh fokus, yang lain (batuk) abaikan; (2) tawajjuh, tapi fenomena lain (batuk), harus juga diperhatikan (disadari. Di tingkat terakhir inilah yang disebut zikir sirr, atau dzikir kesadaran. Tidak mudah kita memahami ini, karena memang pendekatannya tidak cukup dengan ilmiah (intelektual), tetapi juga amaliah (sufistik).
      Ada empat tingkatan dzikir dalam Miftahus Shudur, dimulai dari dzikir yang paling kasar hingga paling halus: dzikir jahar, khafi takalluf, khafi thab’, dan sirr. Betul-betul harus kita pahami, bahwa ini adalah tingkatan dzikir, atau perjalanan dzikir. Dengan kata lain, perjalanan fokus, konsentrasi, dan kesadaran dzikir. Artinya, dzikir melatih batin kita dari yang “banyak pikiran” (tidak fokus, kacau) menuju “pikiran tunggal, tauhid, tidak mendua, menetap”.
      (1) dzikir jahar, dengan suara dan gerakan ada; memang dzikir jahar di dalam Miftahus Shudur dikhususkan untuk hati yang keras (tanda hati keras: dzikir banyak pikiran); (2) dzikir khafi takalluf, lebih halus dari dzikir jahar; kita di sini belajar fokus atau memusatkan batin melalui dzkir tawajjuh (khafi), selain khafi abaian, jangan perdulikan; biasanya dibantu dengan ketukan jari atau tasbih; (3) dzikir khafi thab’, lebih halus lagi, masih belajar fokus, yang lain abaikan, jangan perdulikan; namun sudah bisa lepas dari ketukan jari dan tasbih, khafi sudah bisa dirasakan hidup; kita tidak lagi memaksakan khafi, tapi kita sudah menyadari hidupnya hati dengan khafi; di sini, karena tanpa batuan jari, dzikir tawajjuh bisa lebih lama, bahkan bisa hingga 1 jam. Selama khafi masih pakai jari, duduk diam tawajjuh tidak akan nyaman; bila kita tawajjuh 10 menit, tapi masih dengan bantuan jari, maka nanti akan kita rasakan berat dan lelah di jari, bahkan serasa jari itu henak copot dari tempatnya, maka otomatis fokus dzikir pun pindah ke jari. Perlu latihan yang rajin di tingkat dzikir khafi takalluf, sehingga fokus menjadi baik, dan kehalusan khafi lebih mudah dirasakan di tingkat dzikir khafi thab’ ini.
      Bila dzikir masih banyak pikiran, khafi yang halus tidak mudah dirasakan, maka harus dibantu dengan ketukan jari. Tanda batin semakin halus, bila dzikir semakin tidak banyak pikiran yang muncul kemana-mana.
      Tiga jenis dzikir di atas, hanya dzikir jahar yang berfungsi membersihkan batin, sementara dzikir khafi takalluf dan thab’, tidak membersihkan, tapi belajar fokus. Karena itulah kita ditugaskan terus menerus dengan dzikir jahar dan khafi, khususnya sebakda shalat fardhu. Dzikir jahar untuk membersihkan, dzikir khafi untuk memusatkan batin, mensatukan pikiran yang berantakan kemana-mana. Apa pentingnya dzikir khafi seperti ini? Yaitu untuk ketenangan batin (tbuma’ninah).
      Bila kita sering berlatih dzikir tawajjuh yang lama, kita akan paham, bahwa dzikir khafi takalluf dan thab’ itu hanya menekan sampah batin kita dengan dzikir khafi. Hanya menekan. Bagai lantai yang berdebu, kita tidak membersihkannya, tetapi kita menekannya dengan karpet. Kita memaksakan fokus, ini artinya kita menekan sampah batin itu dengan fokus; dzikir khafi menjadi alat untuk menekan “kerusakan” batin kita.

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 4 lety +2

      Kemudian, (4) dzikir sirr. Ini adalah dzikir terhalus di dalam perjalanan menuju Allah. Dzikir sirr disebut juga dzikir kesadaran atau dzikir rasa. Di sini kita tidak lagi belajar fokus (not to focus), tetapi belajar menguatkan kesadaran (to aware), sehingga kita memiliki kesadaran setiap saat, kala berdiri, bebaring, duduk, dan seterusnya.
      Perlu ditekankan, dzikir sirr tidaklah lepas dari dzikir khafi, justeru dzikir khafi itu sudah hidup. Karena itu, menyadari batuk, sementara dzikir khafi lepas, berarti gagal. Harus menguatkan batin di dzikir khafi takalluf dulu.
      Sirr artinya rahasia (secret, Ingsris). Dalam dunia rahasia, ada aku yang memegang rahasia; ada kamu yang ingin tahu rahasia. Karena itu, aku tidak menceritakan apapun kepada kamu, karena rahasia. Ketika aku cerita ke kamu, ini tidak lagi disebut rahasia, rahasia terbongkar.
      Kemudian, bagaimana sirr dalam pengalaman dzikir? Apa yang dimaksud aku dan kamu dalam dunia dzikir? Untuk memudahkan pengertian kita, kita harus faham bahwa di dalam diri kita ini ada dua aktivitas, atau dua pribadi, atau dua diri. Yang satu diri yang menjaga rahasia (aku), dan yang lain, yang ingin mengetahui rahasia (kamu). Diri yang menjaga rahasia itu disebut diri yang mengetahui atau diri yang menyadari (al-‘arif). Adapun diri yang lain, yaitu diri yang ingin mengetahui rahasia, disebut diri suka menganalisis, menilai, mengomentari, berpikir (al-‘alim). Pemahaman ini sangat penting. Bila kita bisa memahami dua diri ini, kita akan bisa memahami dzikir sirr ini menjadi pintu masuk makrifat yang sesungguhnya.
      Disebut sirr, bila kita hanya ‘arif, hanya mengetahui, hanya menyadari. Kita melihat, hanya melihat dengan sadar. Kita mendengar, hanya mendengar dengan sadar. Kita kehadiran ini dan itu, kita hanya menyadarinya. Titik. Hanya sampai di situ. Bila ada kelanjutannya, kita menganalisis apa yang kita lihat, dengar, dan alami, maka ini berarti cerita terbongkar. Batin yang ‘arif cerita ke batin yang ‘alim (batin intelek). Dzikir sirr itu murni ruhani (ruh qudsi), terbebas dari intervensi pikiran.
      Dzikir sirr ini biasa disebut dzikir rasa, dan ini akan lebih memudahkan pengertian kita untuk memahami dua aktivitas batin tadi. Seperti rasa gula. Apa rasa gula? Manis. Ada lagi kelanjutannya? Tidak. Titik. Berhenti. Hanya sampai di situ. Bila kita menyikapi fenomena apapun dengan cara yang sama ketika kita menyikapi rasa gula, sesungguhnya kita telah berdzikir sirr.
      Dalam rangka untuk menguatkan dzikir sirr ini, diperlukan latihan-latihan penguatan konsentrasi dan kesadaran dzikir melalui dzikir tujuh latifah (qolbi, ruhi, sirri, khofi, akhfa, nafs, dan qolab). Pertama kita latihan fokus dan konsentrasi dzikir pada titik latifah qalbi. Bila fokus dan konsentrasi semakin baik, akan dirasakan hidupnya latifah kedua (ruhi) yang berdetak seperti detak jantung. Maka dzikir dipusatkan pada latifah ruhi, sedang wuquf (kesadaran menetap) tetap di latifah qalbi. Artinya, ada dua titik fokus dan konsentrasi di sini. Hal ini seperti seseorang melihat dua objek dalam satu pandangan (kaman yanzhur ila al-tharfayn bi nazhrin wahid). Latifah fokus dan konsentrasi seperti ini hingga mencapai latifah nafs: berdzikir di titik latifah, namun wuquf tetap di latifah qalbi.
      Ketika dzikir mencapai latifah qalab (jasad), dzikir dan wuquf tidak seperti sebelumnya, tetapi di seluruh jasad, sehingga dirasakan getaran lembut di seluruh jasad kasar seperti getaran jantung yang berdetak berdzikir kepada Allah. Guru Agung Pangersa Abah Anom menjelaskan:
      “Kemudian di latifah jasad, berdzikir dengan seluruh jasad, setelah membentangkan wuquf pada seluruh bagian anggota jasad hingga tempat tumbuh bulu-bulu. Bila dzikir telah mempengaruhi seluruh jasad, baik itu dengan getaran lembut, atau dengan mengalirkan dzikir pada seluruh badan kasar, sehingga seakan badan itu bergerak sebagaimana gerakan dzikir, dari yang paling bawah hingga palng atas (dari jasad). Ini disebut rajanya dzikir.”
      Analogi warna akan memudahkan pengertian kita tentang dzikir latifah ini. Bila ada 7 warna di dinding, lalu kita fokus dan konsenrasi melihat warna-warna itu, maka nanti akan kita dapatkan 7 warna itu bergabung menjadi satu. Inilah yang dimaksud dzikir seluruh jasad. Kita fokus pada titik latifah qalbi (jantung kasar, awalnya), fokus kita makin kuat, maka nanti kita akan bisa mendengar detak jantung kita sendiri dengan sangat kuat, yang otomatis akan memudahkan dan menguatkan konsentrasi dzikir; maka, ketika konsentrasi dzikir memuncak, nantinya detak jantung itu akan mempengaruhi seluruh jasad yang bergerak lembut seirama dengan detak jantung.
      Dzikir latifah, sekali lagi, untuk melatihkan fokus, konsentrasi, sekaligus kesadaran dzikir. Sebagaimana tadi dijelaskan, melihat dua objek sekali pandangan, ini adalah latihan untuk menyadari dua hal, bukan fokus dua hal.
      Sebagai contoh, ketika kita sedang duduk diam tawajjuh yang lama dan dipusatkan pada titik-titik latifah, mungkin kita akan menemukan fenomena lain selain fenomena dzikir, seperti fenomena fisik atau fenomena pikiran yang kemana-mana. Kaki kesemutan, misalnya. Di dalam dzikir sirr, fenomena kaki kesemutan ini harus mulai diketahui, disadari, dan diperhatikan. Kita tetap harus bergaul dengan kesemutan itu. Ini berbeda dengan cara dzikir sebelumnya (dzikir khafi takalluf dan thab’) di dalam menyikapi masalah dzikir. Sebelumnya, bila kesemutan, kita tidak perdulikan, kita fokus pada dzikirnya, kesemutan hilang. Di dalam dzikir sirr, tidak boleh lagi. Karena di sini kita belajar “bergaul tapi tidak campur baur”. Kita tetap bergaul, yaitu dengan cara hanya mengetahuinya, hanya menyadarinya, atau hanya memperhatikannya. Hanya itu.
      Demikian juga ketika muncul pikiran atau memori yang mencoba mengganggu perjalanan dzikir, maka kita pun hanya mengetahui, menyadari, dan memperhatikannya. Hanya itu.
      Muncul ilusi-ilusi dzikir, seperti cahaya, warna, syurga, aroma, dan sebagainya, kita pun hanya mengetahui, menyadari, dan memperhatikannya saja. Hanya itu.
      Bila kesadaran kuat, maka seluruh fenomena yang disadari tadi itu akan lenyap dengan sendirinya (nazhrul fana`), dan menyisakan satu saja untuk disadari, yaitu dzikir itu sendiri.

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 4 lety +2

      Hikmah Dzikir Sirr
      Memang kita sering mendengar penjelasan mengenai dzikir sirr sebagai tak terjelaskan. Hal ini disebabkan di dalam dzikir sirr tidak boleh ada analisis, tidak boleh ada pikiran yang menilai atau mengomentari (batin aktif); di dalamnya hanya boleh kesadaran, yakni batin yang menyadari atau batin yang mengetahui (al-‘arif, pasif, mukhlash), sebagamana makrifat tentang rasa gula manis tadi. Titik. Pikiran tidak diberi kesempatan sedikit pun untuk berkerja.
      Di antara hikmahnya, kita bergaul kepada siapapun dan apapun, tapi tidak campur baur. Bagai ikan di air laut yang asin, tidak terkontaminasi oleh keasinan air laut. Kenapa tidak tercampur baur? Karena hanya mengetahui atau menyadari (batin makrifat, pasif), tidak menganalisis atau menilai (batin aktif). Misalnya, ada orang menyakiti kita, bagaimana sikap kita? Sikap kita, cukup diketahui dan disadari saja, oh dia menyakiti aku. Atau sebaliknya, ada orang memuji kita, maka cukup diketahui dan disadari saja, oh dia memuji aku. Hanya sampai di situ.
      Contoh lainnya, misalnya terbersit dalam pikiran kita benci kepada orang lain, maka kita cukup mengetahui atau menyadari pikiran ini, oh ini pikiran benci. Atau muncul niat ingin curang atau korupsi, misalnya, maka niat itupun cukup kita ketahui dan kita sadari saja, oh niat curang. Begitu seterusnya. Bila kesadaran kuat, semua yang disadari akan lenyap sendiri (nazhrul fana`). Inilah kedahsyatan terhebat dari dzikir sirr. Hanya menyadari, yang disadari lenyap sendiri. Dengan cara demikian, kita tetap bergaul, tetapi kita tidak campur baur.
      Hikmah lainnya, seperti dalam pepatah: sesal dahulu pendapat sesal kemudian tak berguna. Dengan dzikir sirr, kesadaran akan semakin besar dan di depan. Sebagai contoh, bila seorang Syaikh memberikan isyarat kepada kita, mungkin tahunan atau bulanan baru kita faham atau menyadari makna atau hikmahnya. Kesadaran kita terlambat. Atau, kita sudah melakukan kesalahan, tapi kita masih belum sadar. Setahun kemudian baru sadar. Atau seorang suami yang menyakiti isterinya, terkadang bercerai dulu, baru dia sadar kesalahannnya. Kesadaran terlambat. Dengan melatih kesadaran melalui dzikir sirr, kesadaran akan bergerak maju ke depan, bila dulu setahun baru sadar, meningkat menjadi sesemester, meningkat lagi satu bulan, satu minggu, satu hari, satu jam, sehingga kesadaran itu menetap di kekiniannya (sesal dahulu pendapatan).
      Hikmah lainnya, hidup dijalani sesuai dengan sunnah-Nya, takdir-Nya. Syaikh Ibnu Athaillah al-Sakandari menghikmahkan:
      سَوَابِقُ الْهِمَمِ لَا تُخْرِقُ أَسْوَارَ الْأَقْدَارَ.
      “Ambisi yang kuat tidak akan mampu menembus batas-batas takdir.”
      Di sinilah seringkali terjadi kesalahfahaman mengenai cara menjalani takdir-Nya itu. Seseorang yang sudah berusaha sekuat tenaga, tapi usahanya gagal, dia pun menganggap itu sebagai takdir-Nya. Seorang yang miskin, tidak mampu keluar dari jeratan kemiskinannya, dia pun menganggap kemiskinannya sebagai takdir. Ya sudahlah, jalani saja kehidupan ini apa adanya, toh semuanya sudah ditakdirkan. Fenomena seperti ini banyak terjadi di kalangan kaum tarekat. Sadaya-daya, terserah-Nya, bagaimana Dia, merupakan naras-narasi yang direfleksikan dari berbagai kegagalan dan kekecewaan hidup. Bila narasi-narasi itu refleksi dari kekecewaan dan kegagalan hidup, maka itu bukan pasrah (tawakkal atau ikhas) sesungguhnya, tetapi apatis. Apatisme merupakan salah satu dari penyakit hati, dan narasi-narasi seperti ini harus dibersihkan dengan dzikir kepada Allah.
      Untuk bisa memahami takdirnya, dan kemudian bisa utuh menjadi diri sendiri (to be a self), harus mengenal diri sendiri terlebih dahulu. Untuk bisa mengenal diri, seseorang harus melakukan perjalanan ruhani di dalam batinnya sendiri. Alatnya dimulai dari dzikr jahar, khafi takalluf, khafi thab`, hingga dzikir sirr. Alat ini mampu menembus lapisan-lapisah frekuensi hati, dari yang terdangkal hingga yang terdalam, dari yang terkasar hingga yang terhalus. Ketika kita sampai di tingkat dzikir sirr (dalam duduk diam tawajjuh), di mana kesadaran dzikir sudah menetap (baqa` billah), karena sudah tidak ada lagi yang bisa disadari selain dzikir, maka pada saat itulah kita baru mengerti takdir-Nya, dan barulah kita bisa berjalan di atas permukaan bumi ini sesuai dengan sunnah-Nya, takdir-Nya, dan pada saat yang sama kita benar-benar utuh menjadi diri kita sendiri.
      Seperti sebuah pohon, dia pun tumbuh, lalu berbatang, berdahan, bercabang, lalu berbuah. Pohon hidup mengikuti sunnah-Nya. Namun pohon punya kelemahan, ia tidak punya kesadaran. Ia tidak mampu menyadari batangnya, buahnya. Bila ada sekelompok orang yang berbuat makar pada dirinya, dia hanya pasrah saja; bila musim kemarau tiba, dia tidak punya ikhtiar berpindah tempat mencari lahan subur. Pohon tidak punya kesadaran. Bila perilaku pohon menjadi perilaku manusia, ini bukan ikhlas atas pasrah, ini adalah apatis, karena bagaimanapun, manusia memiliki hati, manusia memiliki kemampuan untuk menyadari.
      Kesadaran merupakan kerja akal tertinggi ketimbang akal analisis. Kita bisa mengambil contoh dalam shalat, akal makrifat akan menyadari shalat dari awal hingga akhir shalat; sementara akal analisis seringkali terlambat mengikuti alur sunnatullah dalam shalat. Mungkin ketika doa istiftah, pikirannya sudah kemana-mana; nanti, waktu al-Fatihah, pikirannya kemana-mana lagi; waktu duduk tasyahhud, kesadarannya hilang, melamun; waktu salam, baru kesadarannya kembali. Akal analisis menyebabkan seseorang selalu terlambat dan tinggal di jalan-jalan sunnah-Nya. Dari perspektif kesadaran, menganalisis atau menghayati makna-makna bacaan shalat, hanya akan merusak kekhusyukan shalat itu sendiri. Dengan kesadaran, yang Arab dan Ajam, memiliki peluang yang sama untuk khusyuk.
      Hikmah lainnya adalah menyadari kekinian. Bila kita mampu menyadari kekinian, hidup kita akan sukses. Pedagang, Dosen, Petani, Pejabat, Penulis, Muballigh, dan sebagainya, bila mampu menyadari kekinian, dia akan mampu menyadari potensi terdalam dari-Nya, dan akan menjadi diri sendiri yang utuh, dan dia akan sukses. Ini artinya, kegagalan itu tidak akan menghampiri kita melainkan disebabkan oleh pikiran kita yang selingkuh, yang kemana-mana, ngablu ngacaprak ngaler ngidul.
      Hidup ini bagaikan perjalanan seseorang ke Suryalaya. Di tengah jalan, mungkin kita lapar, kita singgah di rumah makan. Waktu shalat masuk, kita pun singgah di tempat shalat. Kelelahan, kita pun mencari tempat istirahat. Ngantuk, kita mencari hotel. Bensin mau habis, kita pun singgah di pom bensin. Lupa jalan, kita bertanya kepada orang atau ke google map. Begitu seterusnya, akhirnya kita sampai pada tujuan, Suryalaya. Inilah kehidupan yang benar, kehidupan yang dijalani dengan penuh kesadaran. Dengan kesadaran, kehidupan tidak akan melelahkan.
      Demikian juga dalam hidup ini, perjalanan hakikat adalah menuju Allah, setiap waktu, setiap saat. Kita harus beribadah kepada-Nya selama hayat masih di kandung badan. Setiap menitnya, setiap detiknya, adalah perjalanan menuju Allah. Namun seringkali kita tidak faham, karena kita tejebak oleh ilusi-ilusi yang digambarkan oleh pikiran kita tentang Allah. Sehingga perjalanan menuju Allah itu hanya dengan ibadah, dzikir, puasa, dan sebagainya; bila olahraga, mandi sore, makan siang, dianggap bukan sebagai alat perjalanan menuju-Nya. Padahal Allah itu tak tergambarkan, laysa ka mitsliH syay`un.
      Lalu apa itu Allah? Apakah Allah itu objek? Apa hakikat sampai kepada Allah? Yaitu menuju kesadaran tunggal, menuju pikiran yang tidak mendua, apatahlagi pikiran ngablu ngacaprak ngaler ngidul. Bila batin, hati, ingatan, pikiran, menetap di kekiniannya, maka di titik kekinian itulah adanya Allah. Dengan baqa` billah, dengan menetapnya pikiran (baqa` al-fikr), maka seseorang sesungguhnya telah sampai kepada Allah, Allah yang berada di lapisan hatinya yang terdalam, yaitu ana (aku).
      Sesungguhnya Allah satu-satunya objek unik yang laysa kamitsliH syau`un, walam yakun laHu kufuwan ahad. Berpikir, memikirkan, menganalisis, atau menilai Allah adalah usaha yang sia-sia, muspra, walau itu dilakukan sepanjang sejarah bumi. Karena memang, Allah dan seluruh atribut-Nya, hakikinya, tidak untuk dipikirkan. Namun, Allah bisa diketahui, disadari, dan dimakrifati. Allah bukanlah objek pikiran, namun Allah adalah kesadaran (al-ma’rifat). Ilmu yang selaut, tidak akan mampu mengenal hakikat Allah; namun kesadaran yang luas dan tunggal, mampu mengenal dan menyadari Allah yang ahad.
      Memang kelihatannya rumit ketuhanan itu, itu karena kita terlalu banyak pikiran (loba pikiran); batin, ingatan, atau pikiran kita yang belum terdidik dan terlatih. Kuncinya adalah hudhur, kesadaran yang menetap di kekinian, di lapisan frekuensi hati: ana. Istilah lainnya disebut baqa` billah, sebagaimana terdapat di dalam anggota nafsu kamilah di Diagram Latifah 7.
      Kuncinya hanya satu, yaitu menyadari kekinian. Kini waktunya main, kini waktunya makan, kini waktunya shalat, kini waktunya rapat, kini waktunya belajar, kini waktunya mandi, dan kekinian yang lainnya. Kemudian kita lakukan dan amalkan apa yang sudah kita sadari di kekinian itu. inilah refleksi dari hati yang telah sampai kepada Allah.

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 4 lety +2

      Seringkali kita, waktunya mandi, ditunda; waktunya shalat, ditunda; waktunya kerja, ditunda. Kita tidak pernah mampu menyadari kekinian, maka akibatnya kita tidak pernah serius, total, penuh, dalam berbagai kegiatan kita. Pikiran kita terus menerus ngablu ngacaprak ngaler ngidul. Kata Pangersa Abah, “Biwir soteh macaan, hate ngablu kamana-mana” (bibir sibuk membaca, pikiran kemana-mana).
      Orang itu disebut hidup, karena dia hadir di kekiniannya. Badan di masjid, pikiran ke pasar; dia tidak ada di masjid. Badan di Suryalaya, pikirannya kemana-mana; dia tidak di Suryalaya. Pikiran yang ghaflah ini adalah masalah dan sumber penderitaan yang sesungguhnya. Kenapa keluarga tidak harmonis? Karena badan yang di rumah, pikiran masih ketinggalan di tempat pekerjaan, di whatsaap, di facebook. Dia tidak ada di rumahnya. Kenapa tidak mesra sama isteri sendiri? Karena hatinya menyimpang ke wanita lain, karena itulah hatinya tidak lagi tulus dan penuh pada isterinya. Kenapa usaha gagal? Karena usaha tidak dilakukan sepenuh hati, pikirannya masih ghaflah.
      Bila kita masih susah untuk memahami tahapan dzikir ini, mungkin kita terburu-buru untuk memahaminya. Guru Agung Pangersa Abah Anom melekatkan sebuah motto terhebat sepanjang masa, yaitu Ilmu Amaliah Amal Ilmiah. Mungkin pendekatan kita masih ilmiah. Coba pendekatan amaliah juga, maka kita pun akan mendapatkan pengertian yang lebih sempurna mengenai tahapan-tahapan dzikir tadi. Kita menjemput pengetahuan (makrifat) yang benar melalui Ilmu dan Amal. Inilah yang dijelaskan Tuan Syaikh Abdul Qadir al-Jilani dalam Sirrul Asror, jemputlah pengertian dengan riyadhah atau amaliah yang benar (fathlub al-fahma bir riyadhah al-nuraniyyah).

  • @aguskholiman1889
    @aguskholiman1889 Před 2 lety

    🙂

  • @dedekusuma7954
    @dedekusuma7954 Před 4 lety +2

    Assalamualaikum pak ustadz?
    Waktu belajar tawajjuh lebih baik malam atau siang?
    Atau kapan saja,,,?
    Mohon penjelasannya ,,🙏🙏

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 4 lety +2

      Alaikumussalam... Oh bagus sekali ya, sudah memiliki semangat untuk menguatkan batin melalui latihan duduk diam tawajjuh...
      Kemudian, agar kita semua tidak salah memahami, kita dudukkan pokok persoalan yang akan kita bicarakan ini ya, bahwa yang sedang kita bicarakan ini bukan tawajjuh sebakda sholat fardhu yang diamalkan satu kali tarikan napas, karena sudah banyak penjelasannya; akan tetapi, kita sedang mencoba untuk memahami duduk diam tawajjuh dalam jangka waktu lebih lama, dan bisa diamalkan di luar waktu-waktu sholat fardhu, yang dalam sunnah Pangersa Abah Anom diamalkan 1 jam sekali duduk tawajjuh.
      Dahulu, masa Pangersa Abah Sepuh dan di awal hingga pertengahan kemursyidan Pangersa Abah Anom, tradisi tawajjuh (dulu istilahnya tafakkur) biasa diamalkan atau dirutinkan sebakda dzikir jahar Shubuh hingga waktu Isyroq (kurang lebih 40 menit). Hanya saja, sekarang tradisi ini hanya diamalkan sebagian Sufi saja, saya tidak begitu memahami alasannya kenapa tradisi ini tidak begitu dikenal, dan mungkin salah satu alasannya, karena memang amaliah tawajjuh yang lama ini tidak mudah untuk diamalkan, terlebih bagi orang-orang akhir zaman era industri 4.0 ini. Mungkin sebagian Ikhwan ada yang mengerti masalah ini, silahkan komen ya...
      Kemudian, waktunya siang atau malam, bagaimana sebaiknya? Waktu terbaik itu waktu Subuh ke Isyroq tadi, kemudian sebelum sholat Shubuh (sebakda tahajjud), dan bisa juga diamalkan sebakda sholat muthlaq (menjelang tidur malam). Namun, kita bisa mengamalkannya kapan saja, ketika kerja di kantor, di musholla pasar, kita bisa melatih menguatkan batin kita dengan duduk diam tawajjuh, walau hanya 12 menit. Dalam kuliah Pangersa itu dijelaskan, bila kita dalam suatu keadaan, kemudian terpikir oleh kita untuk tawajjuh, silahkan tawajjuh, jangan ragu-ragu, dalam upaya melatih batin kita agar kokoh tetap (ajeug panceug).

    • @dedekusuma7954
      @dedekusuma7954 Před 4 lety +2

      @@thepowerofdzikir hatur nuhun pangersa,,🙏🙏
      Luar biasa sekali penjelasannya,,,
      Saya ada pertanyaan lagi pak ustadz,,,
      Harus mempunyai wudhu atau boleh tidak punya wudhu saat belajar twajjuh ini?
      Sekali lgi maaf pak ustadz banyak nanya,, 🙏🙏

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 4 lety +3

      @@dedekusuma7954 Yang paling utama, dzikir tawajjuh, juga dzikir lainnya, adalah dengan memelihara adab-adabnya. Seperti wudhuk, menghadap kiblat, menyingkirkan segala urusan dunia dari pikiran, sholawat, tawassul, istighfar, dan sebagainya. Namun, itu yang paling utama ya... Hanya saja, jangan sampai, karena kita tidak punya wudhuk, lalu kita menundanya. Kata Pangersa Abah tadi, pek wae tawajjuh, silahkan saja...
      Dzikir tawajjuh, perlu kita fahami, merupakan alat untuk melatih batin. Jadi, kapanpun dan dimanapun, kita terus menerus menguatkan batin kita melalui latihan ini, dalam rangka untuk mendapatkan kesadaran setiap saat. Latihan, seperti persiapan menghadapi olimpiade. Hanya dengan latihan yang rutin, cerdas, dan konsisten, batin pun semakin bisa untuk menyadari setiap saat (dawam al-hudhur), dalam rangka untuk pertandingan yang sesungguhnya di kehidupan nyata. Jadi, kesadaran ya... sadar, benar-benar sadar, benar-benar mengetahui, apapun yang kita ucapkan, yang kita lakukan, yang kita pikirkan, hingga yang kita rasakan. Jadi, bukan menduga-duga, karena ini berarti tidak sadar alias ghoflah...
      Kemudian, kita juga bisa belajar dari pengalaman sendiri. Sebagai contoh, kita malas untuk sholat. Malas, ini disebabkan oleh kerusakan batin. Kerusakan batin, ini diperbaiki oleh dzikir. Artinya, dzikir saja, nanti juga akan sholat. Dzikir saja, nanti juga, bila batin sudah bersih, akan sholat juga. Inilah kedahsyatan dzikir, ia memperbaiki dari dalam. Demikian juga, misalnya kita tidak terbiasa menjaga wuhduk, sehingga dalam kondisi kepepet dan kita ingin tawajjuh, mungkin kita tawajjuh tanpa wudhuk. Tapi tidak apa, karena dzikir tawajjuh akan membersihkan batin dari dalam. Nanti juga, bila batin sudah bersih, kita pun otomatis akan memelihara wudhuk. Sehingga, ketika kita sedang berada dalam kondisi apapun, kita siap dzikir tawajjuh dengan segala adab-adabnya.

    • @dedekusuma7954
      @dedekusuma7954 Před 4 lety +2

      @@thepowerofdzikir masya ALLAH,,, hatur nuhun penjelasannya pangersa,,bahasanya sungguh mudah di fahami oleh saya yang bodoh ini,,🙏🙏
      Semoga kita semua di akui murid pangersa ABAH ANOM MURSYID KAMIL MUKAMMIL QS,,,AMIN YA ROBBAL ALAMIN,,

    • @ahmadhendrik6683
      @ahmadhendrik6683 Před 4 lety

      Salam kenal dr surabaya

  • @asepbagjabudiharto9082

    Assalanulaikum kang.. Mohon ijin mengmalkan.. Qobiltu

    • @thepowerofdzikir
      @thepowerofdzikir  Před 2 lety

      Wa'alaikumussalam Wrwb... Oh ia mangga... semoga disehatkan, dimudahkan, dilapangkan, disejahterakan, dan dihasilkan segala maksud baiknya, dan selalu dalam rahmat-Nya… Amin yal Ilahar Robb yal Ghofur yar Rohim ya Arhamar rohimin… al-Fatihah...

    • @tyaraxvz9059
      @tyaraxvz9059 Před 2 lety

      Wajib talqin dulu