1. Patah hati (broken heart). Kita semua pasti pernah mengalami yang namanya patah hati. Kalau kita mengartikan patah hati itu sebuah kekecewaan atau mungkin kegagalan. Saat apa yang kita inginkan tidak terpenuhi. Bagaimana kita mengolah rasa, mengelola batin (inner game). Memainkan apa-apa yang ada di dalam diri kita terkait dengan patah hati ini. 2. Imam Syafi’i berkata, “Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan atasmu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap kepada selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut, agar kamu kembali hanya berharap kepada-Nya.” Orang itu seringkali patah hati karena kecewa terhadap orang lain. Kekecewaan ini muncul karena sebelumnya ada harapan. Kalau kita ngak terlalu berharap, maka kita tidak akan terlalu kecewa. Semakin besar harapan kita, semakin besar juga potensi kekecewaan kita. Besarnya harapan itu menunjukkan kemelekatan. Kenapa hati kita bisa patah? Besar kemungkinan karena terlalu melekat. Kemelekatan ini adalah awal mula penderitaan. 3. Apa itu kemelekatan (attachment)? Melekat itu adalah ketika diri kita dan batin kita menempel kepada sesuatu. Bukan menempel secara fisik, tetapi menempelnya secara mental. Menempel secara emosional. Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor. Semakin lekat kita terhadap sesuatu, maka potensi patah hati dan sakit hatinya itu semakin besar. Contoh: Kalau tangan kanan kita tempel dengan selotip, dan tangan kiri kita tempel dengan tissue basah. Pada saat kita tarik selotip dan tissue basahnya, maka mana yang lebih sakit? Tentunya tangan yang ditempel dengan selotip. Tangan yang ditempel dengan tissue basah tentunya lebih mudah lepas dan tanpa rasa sakit. Kenapa? Karena yang ditempeli selotip ini lebih lekat. Karena lekatnya itulah yang menimbulkan rasa sakit. 4. Banyak diantara kita yang menempelkan harta di dalam diri kita. Menempelkan orang-orang yang kita cintai. Menempelkan keinginan kita, melekat dengan semua itu. Orang yang menginginkan sesuatu, kemudian ketika sesuatu itu tidak terwujud, maka akan ada rasa sakit. Ini karena orang itu menempelkan keinginannya terlalu erat, terlalu lekat. Ciri bahwa kita melekat dengan sesuatu sederhana. Ketika sesuatu itu rusak, hilang, lenyap atau meninggalkan kita, maka akan ada rasa sakit yang teramat sangat. 5. Para ulama berkata, “Satu-satunya kemelekatan yang boleh kita punya, bahkan harus kita punya, dan kemelekatan ini justru akan membahagiakan kita, kemelekatan yang menenangkan, mendamaikan, adalah lekatnya hati kepada Allah. Karena hanya dengan mengingat Allah hati kita menjadi tenang.“ Kenapa begitu? Karena Allah tidak akan meninggalkan kita. Allah itu tidak pernah kemana-mana. Kita yang sering meninggalkan Allah. Allah itu selalu ada. Dia hadir. Tapi kita yang tidak mau datang. Kemelekatan dengan Allah itu adalah kemelekatan yang paling membahagiakan. Kemelekatan yang paling menyiksa adalah kemelekatan dengan kehidupan dunia. Maksudnya adalah kita ingin hidup selamanya, tidak menginginkan kehidupan akhirat. 6. Para ulama menjelaskan, “Siapapun yang lekat terhadap kehidupan dunia, maka saat-saat dia berpisah dengan dunia itu ada rasa sakit yang teramat sangat.” Itulah kenapa kalau kita menunaikan ibadah haji atau umrah, saat kita berihram sebetulnya itu adalah upaya melatih diri untuk meninggalkan dunia, sebelum kita meninggal dunia. Ihram itu mengajarkan kepada kita bahwa kita datang tidak membawa apa-apa, dan nanti saat kita pulang juga tidak membawa apa-apa, kecuali iman dan amal sholeh. Kalaupun kita punya dunia, maka kita perlu ingat nasihat dari Abu Bakar As-Siddiq r.a. 7. Abu Bakar As-Siddiq r.a. berkata, “Ya Allah, jadikanlah dunia itu berada di genggaman tanganku saja, bukan di hatiku.” Ini adalah doa yang sangat indah. Maka letakkan dunia itu di dalam genggaman kita, di kaki kita, bukan di hati kita. Patah hati itu mestinya mengingatkan kita. Dengan patah hati kita diberikan beberapa peringatan. Peringatan pertama, jangan terlalu melekat. Peringatan kedua, sadar bahwa betapa Allah itu sangat mencintai kita. Allah sangat mencemburui hati yang berharap kepada selain Nya. Peringatan ketiga, maka segeralah kembali kepada Allah. Peringatan keempat, kita perlu sadar bahwa kita masih punya Allah yang justru menunggu kita dalam keadaan apapun. Maka berhati-hatilah dengan cinta. 8. Seorang tokoh sufi berkata, “Cinta itu adalah berkah. Tetapi cinta bisa berubah menjadi malapetaka (kutukan) ketika ada kemelekatan atau keterikatan.“ Maka yang perlu kita tumbuhkan itu adalah cinta 3 arah. Kalaupun kita mencintai sesuatu, maka kita perlu pastikan cintanya itu karena Allah. Kita, dia, Allah. Cinta 3 arah ini akan bisa membuat kita tetap damai dalam setiap keadaan. Untuk menemukan cinta itu kadang-kadang hati kita perlu patah terlebih dahulu. 9. Rumi berkata, ”You have to keep breaking your heart until it’s open.” Biarkan hatimu pecah, agar ia terbuka. Terkadang kita perlu membiarkan hati kita patah agar dia bisa terbuka. Dari celah-celah patah hati itu akan ada cahaya Allah yang masuk. Luka itu adalah tempat dimana cahaya bisa masuk. Luka adalah jalan cahaya yang memasuki jiwa. Kalau hati kita tidak luka atau patah, mungkin kita tidak sadar. Kenapa kita tidak sadar? Karena cahaya Allah tidak bisa masuk. Jadi dalam perspektif ini terkadang patah hati itu bisa berubah menjadi berkah. 10. Para ulama berkata, “Allah itu dekat dengan orang-orang yang hatinya patah. Allah itu dekat dengan orang-orang yang mengalami penderitaan hidup. Kenapa? Karena di situ ada patahan hati yang membuat cahaya Ilahi itu masuk. Para sufi itu punya rumus. Dalam penderitaan itu semestinya kita bersyukur. Kenapa? Alhamdulillah, kita masih diingatkan sama Allah. Pada hakikatnya kebahagiaan sejati itu adalah perjalanan menemukan Allah dalam hidup kita. Ketika kita sedang merasakan sebuah penderitaan yang membuat hari kita patah, maka terimalah situasi itu tanpa menghakimi. Lalu hadirkan Allah untuk menemani setiap langkah kita. Biarkan cahaya Allah masuk untuk menerangi jiwa kita. 11. Kalau hati kita tertutup, maka tidak ada ruang bagi cahaya untuk masuk. Terkadang perlu ada celah agar hidayah hikmah kehidupan itu bisa masuk ke dalam jiwa kita. Jadi pada saat ada penderitaan hidup, maka katakanlah dengan tulus, ”Mungkin aku tidak bisa mengatasi keadaan ini, tapi ada Allah yang pasti bisa. Aku serahkan semua luka dan rasa sakit ini kepada-Mu, ya Allah.“ Bersama Allah kita akan utuh kembali. Cinta, kedamaian, keindahan, akan hidup kembali dalam diri kita. Patah hati menjadi jalan syukur. Inilah perspektif yang perlu kita tumbuhkan di dalam inner game. Kita mengolah batin, mengelola rasa dalam kehidupan. Semoga bermanfaat. Mohon maaf dan juga mohon koreksi jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum. Barakallahu fiikum.
Assalamualaikum ustadz gimna caranya iklhlas ridha terhadap takdir berpisah dengan anak yang telah mendahului kita apakah itu juga terlalu melekatnya kepada makhluk
MasyaAllah bagi saya Chanel ustadz Sonny asalah vitamin buat saya...impusan keimanan saya trimaksih ustadz...ilmunya..
Masya Allah, jazakallah ustad moodboster banget
Terimakasih ,, nutrisi jiwa ...bismillah
Masya Allah ustadz mendengar kan ini disaat hatiku bener bener patah, serasa hampa ,kosong ......rasanya bikin charger ❤ terimakasih ilmunya
Semoga channel Ustad Sonny berkembang hingga 1 JT subscriber
Terimakasih ustad semua kata kata menusuk kehati jujur nangis dengar nya
masya allah..terima kasih banyak ustadz untuk ilmunya, semoga ustadz beserta keluarga allah limpahkan kesehatan dan berkah😇🙏🏻🙏🏻
Alhamdulillah sehat sukses berkah berlimpah
Subhanallah.tausiah ustatd selalumenjafi obat buat saya makin hari hati saya makin iklas atas semua yang t
Alhamdulillah menemukan chanel ini
Salam Jumat Berkah Mas Sonny
Terimakasih ustadz.
Betul ustad... Terimakasih
Terima kasih ustadz....
MasyaAllah...
Terima kasih..
Masyaallah
ustad sonny request bagaimana cara agar mencegah curiga yang berlebihan terhadap pasangan
Benarbenarbugus thailand
1. Patah hati (broken heart). Kita semua pasti pernah mengalami yang namanya patah hati. Kalau kita mengartikan patah hati itu sebuah kekecewaan atau mungkin kegagalan. Saat apa yang kita inginkan tidak terpenuhi. Bagaimana kita mengolah rasa, mengelola batin (inner game). Memainkan apa-apa yang ada di dalam diri kita terkait dengan patah hati ini.
2. Imam Syafi’i berkata, “Ketika hatimu terlalu berharap kepada seseorang maka Allah timpakan atasmu pedihnya sebuah pengharapan, supaya kamu mengetahui bahwa Allah sangat mencemburui hati yang berharap kepada selain Dia. Maka Allah menghalangimu dari perkara tersebut, agar kamu kembali hanya berharap kepada-Nya.” Orang itu seringkali patah hati karena kecewa terhadap orang lain. Kekecewaan ini muncul karena sebelumnya ada harapan. Kalau kita ngak terlalu berharap, maka kita tidak akan terlalu kecewa. Semakin besar harapan kita, semakin besar juga potensi kekecewaan kita. Besarnya harapan itu menunjukkan kemelekatan. Kenapa hati kita bisa patah? Besar kemungkinan karena terlalu melekat. Kemelekatan ini adalah awal mula penderitaan.
3. Apa itu kemelekatan (attachment)? Melekat itu adalah ketika diri kita dan batin kita menempel kepada sesuatu. Bukan menempel secara fisik, tetapi menempelnya secara mental. Menempel secara emosional. Hal ini bisa terjadi karena banyak faktor. Semakin lekat kita terhadap sesuatu, maka potensi patah hati dan sakit hatinya itu semakin besar. Contoh: Kalau tangan kanan kita tempel dengan selotip, dan tangan kiri kita tempel dengan tissue basah. Pada saat kita tarik selotip dan tissue basahnya, maka mana yang lebih sakit? Tentunya tangan yang ditempel dengan selotip. Tangan yang ditempel dengan tissue basah tentunya lebih mudah lepas dan tanpa rasa sakit. Kenapa? Karena yang ditempeli selotip ini lebih lekat. Karena lekatnya itulah yang menimbulkan rasa sakit.
4. Banyak diantara kita yang menempelkan harta di dalam diri kita. Menempelkan orang-orang yang kita cintai. Menempelkan keinginan kita, melekat dengan semua itu. Orang yang menginginkan sesuatu, kemudian ketika sesuatu itu tidak terwujud, maka akan ada rasa sakit. Ini karena orang itu menempelkan keinginannya terlalu erat, terlalu lekat. Ciri bahwa kita melekat dengan sesuatu sederhana. Ketika sesuatu itu rusak, hilang, lenyap atau meninggalkan kita, maka akan ada rasa sakit yang teramat sangat.
5. Para ulama berkata, “Satu-satunya kemelekatan yang boleh kita punya, bahkan harus kita punya, dan kemelekatan ini justru akan membahagiakan kita, kemelekatan yang menenangkan, mendamaikan, adalah lekatnya hati kepada Allah. Karena hanya dengan mengingat Allah hati kita menjadi tenang.“ Kenapa begitu? Karena Allah tidak akan meninggalkan kita. Allah itu tidak pernah kemana-mana. Kita yang sering meninggalkan Allah. Allah itu selalu ada. Dia hadir. Tapi kita yang tidak mau datang. Kemelekatan dengan Allah itu adalah kemelekatan yang paling membahagiakan. Kemelekatan yang paling menyiksa adalah kemelekatan dengan kehidupan dunia. Maksudnya adalah kita ingin hidup selamanya, tidak menginginkan kehidupan akhirat.
6. Para ulama menjelaskan, “Siapapun yang lekat terhadap kehidupan dunia, maka saat-saat dia berpisah dengan dunia itu ada rasa sakit yang teramat sangat.” Itulah kenapa kalau kita menunaikan ibadah haji atau umrah, saat kita berihram sebetulnya itu adalah upaya melatih diri untuk meninggalkan dunia, sebelum kita meninggal dunia. Ihram itu mengajarkan kepada kita bahwa kita datang tidak membawa apa-apa, dan nanti saat kita pulang juga tidak membawa apa-apa, kecuali iman dan amal sholeh. Kalaupun kita punya dunia, maka kita perlu ingat nasihat dari Abu Bakar As-Siddiq r.a.
7. Abu Bakar As-Siddiq r.a. berkata, “Ya Allah, jadikanlah dunia itu berada di genggaman tanganku saja, bukan di hatiku.” Ini adalah doa yang sangat indah. Maka letakkan dunia itu di dalam genggaman kita, di kaki kita, bukan di hati kita. Patah hati itu mestinya mengingatkan kita. Dengan patah hati kita diberikan beberapa peringatan. Peringatan pertama, jangan terlalu melekat. Peringatan kedua, sadar bahwa betapa Allah itu sangat mencintai kita. Allah sangat mencemburui hati yang berharap kepada selain Nya. Peringatan ketiga, maka segeralah kembali kepada Allah. Peringatan keempat, kita perlu sadar bahwa kita masih punya Allah yang justru menunggu kita dalam keadaan apapun. Maka berhati-hatilah dengan cinta.
8. Seorang tokoh sufi berkata, “Cinta itu adalah berkah. Tetapi cinta bisa berubah menjadi malapetaka (kutukan) ketika ada kemelekatan atau keterikatan.“ Maka yang perlu kita tumbuhkan itu adalah cinta 3 arah. Kalaupun kita mencintai sesuatu, maka kita perlu pastikan cintanya itu karena Allah. Kita, dia, Allah. Cinta 3 arah ini akan bisa membuat kita tetap damai dalam setiap keadaan. Untuk menemukan cinta itu kadang-kadang hati kita perlu patah terlebih dahulu.
9. Rumi berkata, ”You have to keep breaking your heart until it’s open.” Biarkan hatimu pecah, agar ia terbuka. Terkadang kita perlu membiarkan hati kita patah agar dia bisa terbuka. Dari celah-celah patah hati itu akan ada cahaya Allah yang masuk. Luka itu adalah tempat dimana cahaya bisa masuk. Luka adalah jalan cahaya yang memasuki jiwa. Kalau hati kita tidak luka atau patah, mungkin kita tidak sadar. Kenapa kita tidak sadar? Karena cahaya Allah tidak bisa masuk. Jadi dalam perspektif ini terkadang patah hati itu bisa berubah menjadi berkah.
10. Para ulama berkata, “Allah itu dekat dengan orang-orang yang hatinya patah. Allah itu dekat dengan orang-orang yang mengalami penderitaan hidup. Kenapa? Karena di situ ada patahan hati yang membuat cahaya Ilahi itu masuk. Para sufi itu punya rumus. Dalam penderitaan itu semestinya kita bersyukur. Kenapa? Alhamdulillah, kita masih diingatkan sama Allah. Pada hakikatnya kebahagiaan sejati itu adalah perjalanan menemukan Allah dalam hidup kita. Ketika kita sedang merasakan sebuah penderitaan yang membuat hari kita patah, maka terimalah situasi itu tanpa menghakimi. Lalu hadirkan Allah untuk menemani setiap langkah kita. Biarkan cahaya Allah masuk untuk menerangi jiwa kita.
11. Kalau hati kita tertutup, maka tidak ada ruang bagi cahaya untuk masuk. Terkadang perlu ada celah agar hidayah hikmah kehidupan itu bisa masuk ke dalam jiwa kita. Jadi pada saat ada penderitaan hidup, maka katakanlah dengan tulus, ”Mungkin aku tidak bisa mengatasi keadaan ini, tapi ada Allah yang pasti bisa. Aku serahkan semua luka dan rasa sakit ini kepada-Mu, ya Allah.“ Bersama Allah kita akan utuh kembali. Cinta, kedamaian, keindahan, akan hidup kembali dalam diri kita. Patah hati menjadi jalan syukur. Inilah perspektif yang perlu kita tumbuhkan di dalam inner game. Kita mengolah batin, mengelola rasa dalam kehidupan.
Semoga bermanfaat. Mohon maaf dan juga mohon koreksi jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum. Barakallahu fiikum.
Resume Sharing Ustadz Sonny Abi Kim lainnya dapat disimak di link berikut ini: career-coach-fanny.blogspot.com/search/label/Ustadz%20Sonny%20Abi%20Kim
Terimakasih kaka
@@user-jl3hw5re9v Sama-sama Kak
Gmn pak ustad caranya mnghilangkan...aduh sulit sekali kok nempel terus
Assalamualaikum ustadz gimna caranya iklhlas ridha terhadap takdir berpisah dengan anak yang telah mendahului kita apakah itu juga terlalu melekatnya kepada makhluk
Like
@aisyah❤
@aisyah