Sekilas tentang Perjalanan Raden Dirangse Datu Lepak Pertama Sewaktu terjadi perang Pejanggik, setelah menitipkan harta benda pada jin muslim, maka warga disuruh eksodus oleh sang raja, ada yang ke Timur sampai ke wilayah Lepak dan sekitarnya, ada yang ke barat sampai Perapak (dekat mangkung) dan sekitarnya. Kemudian istana dan rumah penduduk dibakar habis agar tidak ditempati oleh musuh. Kalau istana dan rumah masih utuh maka sampai sekarang akan menjadi perkampungan orang Asing/Bali. Kemudian beliau bersama dengan pengawalnya yang setia ( R. Dirangse ), melanjutkan perjalanan dengan menaiki kuda ke Timur, sampai di sebuah bukit 1 km dari Istana, beliau menoleh ke belakang dan terlihat samar-samar istana dan perkampungan yg terbakar. Samar-samar ( Saru ruen ) sehingga tempat itu kita kenal dengan nama Serewe. Selanjutnya bersama ajudannya beliau melanjutkan perjalanan ke timur selatan. Sampai di suatu tempat daerah berbukit, atas kesepakatan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki, agar tidak ditemukan jejak oleh musuh yang terus mengejar. Tempat tersebut, kita kenal desa Pene yang sekarang. Pene berasal dari kata Peniah ( menghalau ) Kuda, dengan berat beliau berpisah dengan kuda Sibarani/Sembrani. Dengan berjalan kaki, beliau berjalan terus, sehingga sampailah di Lepak. Beliau bersembunyi di bawah pelangke Sondak. Dua malam istirahat di Lepak, beliau bersama ajudannya melanjutkan perjalanan ke Samawa. Sesampai di pinggir pantai ( Rambang sekarang ), beliau mengajak ajudannya menyeberang laut dengan berjalan kaki. Terjadilah dialog yang mengharukan, sambil keduanya meneteskan air mata. Datu( D ) : "aneh turut lampak" R Dirangse ( RD ) : Ndek tao tiyang. D : aneh bae tegel jubah ku RD : Ndek tiyang tao, pelungguhde anuk sakti, wali keramat, Akhirnya Datu berpesan, baliklah kamu ke Lepak, jangan balik ke Pejanggik, sebelum benar-benar aman, buanglah gelar Radenmu agar kamu tidak dicari musuh. Hikmahnya disini, seandainya R. Dirangse ikut ke Samawa, maka tidak ada anak keturunannya di Lepak saat ini. Meskipun sudah di tengah laut, Datu tetap melambaikan tangannya untuk menjemput RD agar ikut. Tetapi tetap menolak untuk ikut. Akhirnya sesuai pesan Datu, R. Dirangse kembali ke Lepak dan kawin dg dedare disana. RD kemudian mempunyai empat orang anak, 3 laki-laki dan satu perempuan. Satu anak laki-laki setelah dirasa cukup aman, balik ke Pejanggik dan berketurunan disana. Beberapa yang masih ada di sana antara lain; Aq Kamar, laman, Iq Rilan dll. Dari keturunan ini ada yang menjadi anggota DPRD kabupaten Lombok Tengah a.n. Sriyanah. Putra Sriyanah ini ada yg menjadi dokter bernama dr. Aktor Tenor Gelegar Petir Makbul. Kediaman beliau di Pejanggik bernama Batu lilih, sehingga beliau juga dikenal dg gelar Demung batu lilih. Catatan : *Dikutip dari berbagai sumber di Pekat, Lepak dan Pejanggik. *Mohon dikoreksi kalau salah karena tidak dikutip dari buku catatan sejarah, namun dari penutur.
Sekilas tentang Perjalanan Raden Dirangse Datu Lepak Pertama
Sewaktu terjadi perang Pejanggik, setelah menitipkan harta benda pada jin muslim, maka warga disuruh eksodus oleh sang raja, ada yang ke Timur sampai ke wilayah Lepak dan sekitarnya, ada yang ke barat sampai Perapak (dekat mangkung) dan sekitarnya.
Kemudian istana dan rumah penduduk dibakar habis agar tidak ditempati oleh musuh.
Kalau istana dan rumah masih utuh maka sampai sekarang akan menjadi perkampungan orang Asing/Bali.
Kemudian beliau bersama dengan pengawalnya yang setia ( R. Dirangse ), melanjutkan perjalanan dengan menaiki kuda ke Timur, sampai di sebuah bukit 1 km dari Istana, beliau menoleh ke belakang dan terlihat samar-samar istana dan perkampungan yg terbakar.
Samar-samar ( Saru ruen ) sehingga tempat itu kita kenal dengan nama Serewe.
Selanjutnya bersama ajudannya beliau melanjutkan perjalanan ke timur selatan. Sampai di suatu tempat daerah berbukit, atas kesepakatan perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki, agar tidak ditemukan jejak oleh musuh yang terus mengejar.
Tempat tersebut, kita kenal desa Pene yang sekarang.
Pene berasal dari kata Peniah ( menghalau ) Kuda, dengan berat beliau berpisah dengan kuda Sibarani/Sembrani.
Dengan berjalan kaki, beliau berjalan terus, sehingga sampailah di Lepak.
Beliau bersembunyi di bawah pelangke Sondak.
Dua malam istirahat di Lepak, beliau bersama ajudannya melanjutkan perjalanan ke Samawa. Sesampai di pinggir pantai ( Rambang sekarang ), beliau mengajak ajudannya menyeberang laut dengan berjalan kaki.
Terjadilah dialog yang mengharukan, sambil keduanya meneteskan air mata.
Datu( D ) : "aneh turut lampak"
R Dirangse ( RD ) : Ndek tao tiyang.
D : aneh bae tegel jubah ku
RD : Ndek tiyang tao, pelungguhde anuk sakti, wali keramat,
Akhirnya Datu berpesan, baliklah kamu ke Lepak, jangan balik ke Pejanggik, sebelum benar-benar aman, buanglah gelar Radenmu agar kamu tidak dicari musuh.
Hikmahnya disini, seandainya R. Dirangse ikut ke Samawa, maka tidak ada anak keturunannya di Lepak saat ini.
Meskipun sudah di tengah laut, Datu tetap melambaikan tangannya untuk menjemput RD agar ikut. Tetapi tetap menolak untuk ikut.
Akhirnya sesuai pesan Datu, R. Dirangse kembali ke Lepak dan kawin dg dedare disana.
RD kemudian mempunyai empat orang anak, 3 laki-laki dan satu perempuan.
Satu anak laki-laki setelah dirasa cukup aman, balik ke Pejanggik dan berketurunan disana.
Beberapa yang masih ada di sana antara lain; Aq Kamar, laman, Iq Rilan dll.
Dari keturunan ini ada yang menjadi anggota DPRD kabupaten Lombok Tengah a.n. Sriyanah.
Putra Sriyanah ini ada yg menjadi dokter bernama dr. Aktor Tenor Gelegar Petir Makbul.
Kediaman beliau di Pejanggik bernama Batu lilih, sehingga beliau juga dikenal dg gelar Demung batu lilih.
Catatan :
*Dikutip dari berbagai sumber di Pekat, Lepak dan Pejanggik.
*Mohon dikoreksi kalau salah karena tidak dikutip dari buku catatan sejarah, namun dari penutur.
Terima kasih.
mule merinding misal liwat te
mantap saudaraku contennya menarik
Mantap banget kontennya
Maju terus
Mntap masih menyimpan bendabenda peninggalaan
slam rajayu kang..sampurasun
Kayee... ndek terawat keris nike😢
Merinding bulu kuduk mendengar kisah datu
hih.. ngeriiiiii
Cerita te ceritak Malik..bagus wah.
Terimakasih atas suffortnya meton
Ttp semangat bang
Lengkok datu memang benar2 mistis
Terimksh tlh mampir sdraku🙏
Lokasi??
Lepak skti
Assalamualaikum luarbiasa
Waaikumsalam ,Tampiasih sdrku
Muq mbe taoq kerajaan datu pejanggik
Mudahan tetep sehat amak...
Amin yra
Adooo manuk tie
Yg ngaku 0rang pejanggik ayo dong di rawat peninggalan leluhurnya.
Cobak sugulante keris leman sarung niki
Ha ha episode berikutnya
Endek bau tesugulan batur...leman sarung.lamun endek iye epene.
Milu moyo
lokasi nya tulis bossku
Ada di judul