SAAT SOBAT PERGI ...

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 22. 06. 2024
  • SAAT SOBAT PERGI ...
    Pernah dalam sendiri
    di sudut keremangan kota, sunyi
    Satu-persatu wajahmu silih berganti menatapku
    Dengan sorot mata yang tak berubah,
    Aku tertunduk malu dan cemas
    Sobat,
    Andai tak pernah ada hari kemarin,
    Andai tak pernah ada kisah tentang keluguan, kepolosan, dan kelucuan itu
    Entah apa aku ini, apa kami ini
    Takkan kuakui tanah bumi, nafas, darah, kasih bunda
    juga Tuhan!
    Bagiku tak lebih dari tragedi
    Sobat,
    Lihat! Lihat sekitar kita, please!
    Ada banyak yang seadanya namun tetap ia tertawa riang
    Ada banyak peristiwa, ada banyak kejadian, ada banyak dilema,
    Ada banyak bercak darah dan sapu tangan lembab oleh air mata
    Ada banyak yang terpaksa disucikan, ada banyak Tuhan dalam bentuknya
    yang amat kasar; yang kita amati, yang kita pegang, yang kita jadikan sandaran, sekaligus kita sesali adanya
    Sobat,
    Pernah dalam sendiri, saat ingat wajahmu satu-persatu
    Aku tersenyum, ingin aku kembali menangkap dan mencumbu
    saat itu, dan tak usah kembali
    Kembalikan aku pada saat-saat seperti dulu, siapapun kau
    Sebab hari ini dan esok alangkah gelap susah ditebak, tak berperasaan
    Hidup bak belantara, rimbun oleh tanda-tanya
    Walau kita tahu akhirnya, sekarat dan mati
    Sobat,
    Masih percayakah kalian akan do’a yang diajarkan orang-orang tua kita dulu? selepas magrib sebelum terlelap tidur? Aku sudah sangat lupa, jangan kau ikuti jejakku
    Sobat, waktuku hampir habis menemani keresahan hatimu
    Jadilah halnya orang-orang yang percaya diri karena cita-cita
    Tetaplah menari, menyanyi dan mengingat-ingat waktu lalu
    Hanya dengan mengingat dan mengenang kita bisa santai
    Nostalgia yang tak pernah senja
    (Khudori Husnan)
  • Hudba

Komentáře •