YASADIPURA 1: PIONIR RENAISANS KEBANGKITAN SASTRA JAWA - Jasmerah
Vložit
- čas přidán 6. 09. 2024
- JASMERAH: Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Sebuah program yang membicarakan sejarah dan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Indonesia. Kali ini Jasmerah dibawakan oleh Irfan Afifi, penulis, budayawan, dan empunya Langgar.co.
Kali ini Irfan Afifi akan membicarakan seorang pujangga besar kerajaan Mataram Islam Surakarta. Seorang yang dikatakan sejarawan Belanda Pigeaud sebagai Pioner Renaisans Kesusastraan Jawa di abad 18 M.
Inilah Yasadipura Pertama.
Kalian bisa mengusulkan tokoh yang harus diulas oleh kami. Jika menyukai konten ini, jangan lupa sukai, komen, dan ikuti!
KUNJUNGI www.linkin.bio...
MOJOKLAH BERSAMA KAMI~
Facebook: / mojokdotco
Instagram: / mojokdotco
Twitter: / mojokdotco
Tim Video
Ali Ma'ruf, Januar Dhika, Muhamad Iqbal Ramadan, Muhammad Shiddiq
#sejarah #yosodipuro #surakarta
Ngapunten mas, sedikit mengomentari.
Untuk Serat Rama, bukan menggubah Kakawin Bharatayuddha, melainkan Kakawin Ramayana. Kemudian Kakawin Arjunawiwaha ditulis oleh Mpu Kanwa pada masa Airlangga, di kerajaan Kahuripan, bukan Sriwijaya. Memang pada waktu itu Sriwijaya masih eksis, tetapi sudah mulai meredup, dan Mpu Kanwa bukan pujangga dari Sriwijaya.
Untuk Dewa Ruci sendiri, kalau yg dimaksud adalah Serat Dewa Ruci Macapat sebagai karya sastra yg menceritakan tentang Dewa Ruci dalam metrum macapat tertua, bisa jadi. Tetapi kalau dikatakan Dewa Ruci sebagai manuskrip bermetrum macapat tertua, agaknya tidak demikian. Kiranya banyak manuskrip bermetrum macapat yg lahir sebelumnya, dan masih ada sampai sekarang, seperti kidung artati yg terdapat dalam koleksi Merapi-Merbabu.
Terakhir, untuk Dewa Ruci sendiri bukan karya sastra Buddhis, tetapi lebih ke Siwais, khusus lagi pada pemujaan tokoh Bhima pada masa akhir Majapahit. Hal ini dapat dibaca pada penelitian Duijker yg berjudul The Worship of Bhima.
Nuwun
Up lur. Biar mas Irfan lebih teliti lagi kalau omong data.
Kira2 usia 15 tahun, saya pernah diajak paklik & bulik ziarah ke makam Yosodipuro. Tembok2nya putih, dan di seberangnya ada kali. Lucunya, sepupu saya yg paling kecil, waktu itu usia balita, lari-larian dan menaiki makam. Bulik (ibunya) tentu marah, tapi Bpk juru kunci hanya tersenyum. Cuma itu ingatan yg saya punya ttg "pertemuan" saya dgn eyang Yosodipuro.
Wehhhh....cocog maseeeh....kami penggemar...pemerhati...pelaku...menembangkan....membaca...mentradisikan serat2....tertentu yg sekarang buuuuuuuwanyak......hampir 90 persen bangsa kita..generasi kita tidak tahu......coba mas....buat episode tentang satu serat.....kemudian bergantian dengan serat2 yg Laen.......
Wayang Menak kalau di wilayah Jogja bernama Wayang Tengul. Dengan tokoh2 nya seperti Amir Ambyah dg gelar Wong Agung Jayengrono. Prabu Nursiwan. Umar moyo. Umar madi dsb.
Syang sekali sekarang sudah tidak ada lagi pagelaran wayang Tengul diwilayah Jogja. Terakhir saya menonton ditahun 60an sampai 70an awal dg dalang Ki Cermo Regut dsri Sentolo Kilonprogo.
Cucunya Mbah Widi Regut, Pak Dewanto Sukistono masih mengajar wayang menak di ISI Yogyakarta.
Sebenarnya setiap minggu di Kraton ada pagelaran wayang Menak, tapi sudah dikemas utk durasi wisatawan. Untuk pagelaran wayang Menak yang lebih sering dan mudah dijumpai harus ke daerah Purworejo dan Kebumen.
@@gibrannicholau3447 terimakasih infonya. Apakah ada chanel yg menyediakan videonya.?
Sae sanget. Ndherek nyengkuyung.
Purwadi, Jl kakap raya 36 minomartani Yogyakarta
Nyimak Kang Afifi 🙏🙏🙏
Berharap rm.garendi diulas.. Tokoh geger pacina... Krn sy cuma mendapatkan sumbernya di buku geger pacina..suwun
Serat dewa Ruci kayaknya sama dengan serat Ambiya tentang sang nabi Khidir mencari BANYU PANGURIPAN.....
Sik sik mas ... Mpu Kanwa koq dari Sriwijaya ? Bukannya dari Kahuripan ?
Kisah Dewa Ruci bisa ditemukan dalam Serat Cabolek, Serat Centhini dan Serat Walisana (dlm personifikasi Seh Maloyo dan Nabi Khidir). Mana yg paling tua ?
kata yosodipuro/yasadipura itu gelar atau nama dari keraton untuk seorang pujangganya??? artinya apa ya yasadipura???
kayanya lebih cocok jadi ahli cocoklogi dan campur aduk islam di era tersebut
Siapa mas?
Ménak, bukan mĕnak