KINI AKU MERASAKAN AWAL BANGUNAN DIRIKU BERSAMAMU YA ALLAH Apa yang dulu kita percayai akan kebe- narannya suatu saat akan bergeser atau berubah karena ada kebenaran lain, karena bisa jadi suatu kebenaran itu karena dukungan oleh pendapat umum yang mayoritas sehingga kebenaran yang minoritas tenggelam. Kebenaran di suatu tempat akan berbeda dengan kebenaran ditempat lain sesuai dengan adat istiadat daerah masing-masing. Keyakinan yang kita yakini pada saat kita masih pada awal perjalanan akan berubah pada akhir perjalanan dalam menempuh jalan Allah dikarenakan semua itu mempunyai tahapan-tahapan yang dalam tiap tahap ada sesuatu yang harus ditinggalkan karena sudah tidak cocok atau tidak sesuai pada tahap selanjut- nya hingga akhir perjalanan. Pada salik yang baru berjalan di jalan Allah akan mengerahkan segala usaha, upaya dan perjuangan yang semuanya dilakukannya dengan kekuatan penuh dari dirinya dan ini merupakan awal bangunan diri yang harus dibangun dalam menempuh jalan Allah dan akan berubah pada akhirnya, setelah pada akhir perjalanannya salik akan menyadari bahwa apa yang telah dibangunnya dengan kekuatan dirinya sudah tidak berlaku atau sudah harus berubah karena tidak lagi sesuai dan harus dihancurkan untuk bisa mendirikan bangunan baru bersama dengan Allah karena apa yang telah kita sangka segala amal yang kita lakukan itu seolah dari usaha sendiri ternyata jika tanpa bantuan dari Allah semua itu tiada akan terjadi atau hanya sia-sia belaka. Ada pemahaman baru yang saya rasakan dari cerita antara Nabi Musa dengan Nabi Khidir, pertama soal perahu yang dilobangi oleh Nabi Khidir ibaratnya tubuh manusia. Kenapa dilobangi agar perahu/tubuh manusia tidak dirampas atau ditawan oleh penguasa yang suka kepada perahu/tubuh orang yang peduli kepada perahu/tubuhnya. Dengan dilo- banginya perahu/tubuh orang tersebut agar perahu/tubuh orang tetap bisa sampai melewati penguasa. Ini bisa di- ibaratkan seorang salik yang berjalan menujuh Allah harus sudah tidak memperdulikan dirinya atau tubuhnya agar tidak ditawan atau tertawan pemenuhan dari jasmaninya sehingga sulit melanjutkan perjalanannya. Yang kedua Nabi Khidir membunuh anak kecil itu ibaratnya membunuh keberadaan nafsu yang tidak baik yang nantinya akan selalu menghalangi setiap perja- lanan salik dalam menempuh jalan menujuh Allah. Yang ketiga Nabi Khidir mendirikan bangunan yang sudah mau roboh milik seorang anak yang didalamnya ada harta karunnya itu ibaratnya manusia, manusia memiliki suatu yang berharga yaitu hati yang merupakan harta karun milik Allah. Seseorang tidak akan sampai ke harta karun bila terhalang tubuh dan nafsu yang selalu mengajak kepada sesuatu yang tidak baik.
Masyallah ..
Maa Syaa Allah, seneng banget bisa mengulang kajian ini 😊🙏
Alhamdulillaah... terima kasih menemukan kajian ini
KINI AKU MERASAKAN AWAL BANGUNAN DIRIKU
BERSAMAMU YA ALLAH
Apa yang dulu kita percayai akan kebe-
narannya suatu saat akan bergeser atau
berubah karena ada kebenaran lain,
karena bisa jadi suatu kebenaran itu
karena dukungan oleh pendapat umum yang
mayoritas sehingga kebenaran yang
minoritas tenggelam. Kebenaran di suatu
tempat akan berbeda dengan kebenaran
ditempat lain sesuai dengan adat
istiadat daerah masing-masing.
Keyakinan yang kita yakini pada saat
kita masih pada awal perjalanan akan
berubah pada akhir perjalanan dalam
menempuh jalan Allah dikarenakan semua
itu mempunyai tahapan-tahapan yang
dalam tiap tahap ada sesuatu yang harus
ditinggalkan karena sudah tidak cocok
atau tidak sesuai pada tahap selanjut-
nya hingga akhir perjalanan. Pada salik
yang baru berjalan di jalan Allah akan
mengerahkan segala usaha, upaya dan
perjuangan yang semuanya dilakukannya
dengan kekuatan penuh dari dirinya dan
ini merupakan awal bangunan diri yang
harus dibangun dalam menempuh jalan
Allah dan akan berubah pada akhirnya,
setelah pada akhir perjalanannya salik
akan menyadari bahwa apa yang telah
dibangunnya dengan kekuatan dirinya
sudah tidak berlaku atau sudah harus
berubah karena tidak lagi sesuai dan
harus dihancurkan untuk bisa mendirikan
bangunan baru bersama dengan Allah
karena apa yang telah kita sangka
segala amal yang kita lakukan itu
seolah dari usaha sendiri ternyata jika
tanpa bantuan dari Allah semua itu
tiada akan terjadi atau hanya sia-sia
belaka.
Ada pemahaman baru yang saya rasakan
dari cerita antara Nabi Musa dengan
Nabi Khidir, pertama soal perahu yang
dilobangi oleh Nabi Khidir ibaratnya
tubuh manusia. Kenapa dilobangi agar
perahu/tubuh manusia tidak dirampas
atau ditawan oleh penguasa yang suka
kepada perahu/tubuh orang yang peduli
kepada perahu/tubuhnya. Dengan dilo-
banginya perahu/tubuh orang tersebut
agar perahu/tubuh orang tetap bisa
sampai melewati penguasa. Ini bisa di-
ibaratkan seorang salik yang berjalan
menujuh Allah harus sudah tidak
memperdulikan dirinya atau tubuhnya
agar tidak ditawan atau tertawan
pemenuhan dari jasmaninya sehingga
sulit melanjutkan perjalanannya.
Yang kedua Nabi Khidir membunuh anak
kecil itu ibaratnya membunuh keberadaan
nafsu yang tidak baik yang nantinya
akan selalu menghalangi setiap perja-
lanan salik dalam menempuh jalan
menujuh Allah.
Yang ketiga Nabi Khidir mendirikan
bangunan yang sudah mau roboh milik
seorang anak yang didalamnya ada harta
karunnya itu ibaratnya manusia, manusia
memiliki suatu yang berharga yaitu hati
yang merupakan harta karun milik Allah.
Seseorang tidak akan sampai ke harta
karun bila terhalang tubuh dan nafsu yang selalu mengajak kepada sesuatu yang tidak baik.