Teman Ulas 4: "1Q84 dan Dunia Murakami"

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 12. 09. 2024
  • Dunia Murakami: Absurd Nan Surealis, Adegan Persetubuhan yang Detail, Tokoh dan Peristiwa yang Aneh dan Ganjil
    Tokoh dan Peristiwa yang Aneh dan ganjil
    “Gambaran yang buruk dalam keluarga biasa muncul dalam karya-karya Haruki Murakami. Aku pikir ini ada hubungannya dengan biografi Murakami sendiri yang tidak terikat dengan keluarga. Ayahnya guru bahasa jepang, sempat terputus hubungannya dengan Murakami,” jelas Iin Farliani saat merespons pertanyaan pemantik diskusi, Sibawaeh, perihal karakter tokoh-tokoh dalam karya Murakami.
    Siba adalah pembaca pemula Murakami yang baru berkenalan dengan tiga jilid karya Murakami, 1Q84. Dia mengaku membaca novel tebal ini selama dua bulan. “Ini novel yang paling tebal yang pernah saya baca. Sebagai pembaca awal, ini sangat melelahkan sekali,” kata Siba, tertawa.
    Sementara Iin telah berkenalan dengan banyak sekali karya Murakami sejak 2018. Dia tidak begitu ingat secara spesifik, apakah menemukan sendiri atau direkomendasikan. Karena saat itu nama Murakami sudah sangat terkenal, katanya. “Karya pertama Murakami yang saya baca adalah Norwegian Wood pada 2018. Dan aku suka banget. Pantas saja banyak orang yang suka,” kata Iin.
    Setelah menamatkan Norwegian Wood, Iin mulai membaca karya Murakami yang lain. 1Q84 adalah novel ketiga yang dia baca. “Ketiga buku 1Q84 saya baca selama 17 hari: mulai dari 19 Juni 2018 hingga 6 Juli 2018,” kenang Iin.
    Iin menjelaskan, secara garis besar 1Q84 bercerita tentang dunia dystopia. “Awalnya peristiwanya berangkat dari dunia sehari-hari, lalu masuk ke dunia 1Q84. Dari situ keanehan demi keanehan muncul. Dua tokoh utama, Tango dan Aumame, terlibat dalam dunia yang kompleks: bersentuhan dengan hal-hal politik, kekerasan, isu sekte agama. Cerintanya kompleks dan partisinya banyak,” kata Iin.
    Iin dan Siba memiliki kesan yang kurang lebih sama seusai membaca 1Q84, “kayak cerita detektif, ada petualangan. Tango dan Aumame punya benang merah yang sama dalam kehidupan lalunya. 1Q84 itu jelas absurd, rembulannya ada dua. Ada Orang Kecil yang bisa keluar dari mulut mayat, ada kepompong udara, dan sebagainya,” kata Iin. “Ini berbeda dengan Norwegian Wood yang realis,” tambahnya.
    Iin mencoba membandingkan karya-karya Murakami dengan karya-karya para sastrawan era lama Jepang. Persamannya terletak pada kecenderungan akan selalu adanya penggambaran adegan persetubuhan. Hanya saja, pada karya-karya sastrawan era lama biasanya adegan persetubuhan biasanya dinarasikan dengan lembut dan puitik. Sementara dalam karya-karya Murakami persetubuhan cenderung jelas dan terang.
    Perbedaannya: karya sastra lama, era Kawabata, Mishima, dan lain-lain, gambaran keluarga cenderung utuh di sana: ada ayah, kakek, menantu, dan sebagainya. “Di Murakami tidak begitu, relasi tokoh dalam keluarga biasanya buruk,” banding Iin.
    Jadi terkait keanehan dalam karya-karya Murakami tak hanya bersinggungan dengan penggambaran dunianya yang surealis, namun juga mencakup peristiwa dan karakter tokoh-tokohnya. “misalnya, Tango dengan kebiasaan selingkuh dengan istri orang. Aumame cenderung bersikap dingin, kadang suka berhubungan badan dengan spesifik orang atau laki-laki yang punya potongan rambut tertentu,” jelas Siba.
    ****
    Adegan Persetubuhan yang Detail
    “Seks seperti telah menjadi bagian sehari-hari tokoh-tokoh Murakami. Mereka ketemu lalu melakukan hubungan seksual,” terang Iin.
    “Murakami pernah mengatakan,” Iin menambahkan, “kalau pengalaman seksmu sehat, maka mentalmu akan sehat, akan sembuh, atau bagaimana saya lupa persisnya.”
    Menurut Siba sendiri, karena baru pertama diperkenalkan dengan karya Murakami, lalu menemukan gambaran-gambaran vulgar, dia sempat shock.
    “Jujur, bukannya saya merasa jijik, saya malah merasa ini jujur banget, dia tidak setengah-setengah menggambarkannya, saya sempat kaget: ini beneran digambarkan sedetail ini,” kata Siba.
    Bagi Siba, Murakami menggambarkan anatomi tubuh perempuan dengan sangat detail, saya search di google, ternyata benar ada (nama anatomi tersebut),” kata Siba. “Karena begitu banyaknya adegan detail persetubuhan ini lama-lama saya terbiasa dengan penggambaran adegan seksualnya,” tambahnya.
    Iin menambahkan informasi, terkait gambaran vulgar persetubuhan ini sebetulnya pernah dijelaskan oleh Murakami dalam salah satu wawancaranya, “itu karena Murakami ingin pembaca-pembacanya benar-benar mendapatkan dan merasakan realitas atau pengalaman fisik. Makanya dia menggambarkan persetubuhan itu secara detail,” terangnya.
    Masih banyak lagi hal-hal menarik di seputar dunia Murakami yang dibahas. Lebih detailnya, silakan ditonton dari awal sampai akhir ya.
    #temanulas #1Q84 #harukimurakami #temanbaca #banyaktemanbanyakbaca

Komentáře • 6