51 Fatwa Al-Azhar Aqidah Muslimin || Ustadz Jel Fathullah,Lc

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 10. 09. 2024
  • #bahayapahamwahabi #fitnahsalafi #bidah
    Simak dan tetap fokus penjelasan
    Ustadz Jel Fathullah,Lc
    Follow kami di instagram : @ustadzjelfathullah
    ( / ustadzjelfathullah )
    CZcams : Tazkiyah Media
    Silahkan sebarluaskan dengan tetap mencantumkan link sumber. Jazakumullah khayran.

Komentáře • 12

  • @abuaini1294
    @abuaini1294 Před měsícem +1

    Barakah insyaAllah

  • @user-tx8bq8zr1f
    @user-tx8bq8zr1f Před měsícem +1

    Barokallahu ustad ku

  • @shofiaaulia2793
    @shofiaaulia2793 Před měsícem

    kaji sampai tuntas ustadz....

  • @abuaini1294
    @abuaini1294 Před měsícem

    Terjemahan kitab on proses

  • @abumuhamad1539
    @abumuhamad1539 Před měsícem

    Assalamualaikum
    Buku apo Namo nyo tu ustad ,, nan ustad Baco tu?

  • @putraminangkabau8526
    @putraminangkabau8526 Před měsícem

    Mujasimmah itu nyembah yesus karena yesuslah yg punya tangan kaki dll.

  • @rurigusri8842
    @rurigusri8842 Před měsícem

    Yang pasti memang lah faktanya ulama terbagi dua tentang Akidah :pembagian Tauhid(ilmu yang memudahkan untuk membedakan antara perbuatan bertauhid dan perbuatan syirik), ayat tentang Diri Allah SWT sendiri misal istawa, tangan,wajah dll tentang Diri Allah/Dzat Allah.Pemahaman terhadap dua hal tentang Allah itu masing-masing kelompok mempunyai dalil dan hujjah nya masing-masing.Dan orang yang dituduh mujassimah,tasybih dll itu tidak pernah menyamakan Allah dengan makhluk(pada umumnya mereka yang menuduh itu mereka sendiri yang menjelaskan penyamaan Allah seperti makhluk dan mereka sendiri juga yang membantahnya.Misal wajah Allah, mereka yang menuduh ini mengatakan bahwa hanya wajah Allah saja tidak ada bagian yang lain.Padahal kalau pun kita berbicara tentang wajah, tangan Allah itu sebenarnya tanpa dijelaskan panjang lebar orang sudah paham saja bahwa itu Diri Allah,misal di surga melihat wajah Allah maka sudah pasti lah itu dipahami melihat Allah.Dan yang pasti juga tidak ada seorang pun yang mengetahui pastinya Dzat Allah, namun penggunaan kata itu ada pada Al-Qur'an dan hadits).
    Jadi di akhir zaman ini setiap muslim menjadi penolong bagi dirinya sendiri (sesuai iman, ilmu dan amalnya masing-masing saja).

    • @putraminangkabau8526
      @putraminangkabau8526 Před měsícem

      Org mujasimmah itu mentakwil ayat2 mutasyabihat😅 istawa ditakwil jadi bersemayam padahal istawa hanya allah yg tau maknanya jangan diklaim bersemayam yah... aqidah itu harus 1 gk boleh beda, beda sama soal fiqih ibadah boleh beda.

    • @rurigusri8842
      @rurigusri8842 Před měsícem

      @@putraminangkabau8526 Bersemayam,berada,tinggi setidaknya itu arti istiwa bukan takwil.Dan ulama tetap mengartikan istiwa itu Bersemayam,berada,tinggi tidak merubah nya karena Allah SWT itu buka hanya sekedar nama, sifat dan perbuatan tetapi ada Dzat/Diri Allah (tidak ada seorang pun yang mengetahui pastinya).Dan memang tidak perlu berpikiran mati-matian tentang istiwa karena tidak ada seorangpun yang mengetahui pastinya bahkan Nabi Muhammad SAW melarang kita memikirkan Dzat Allah.
      Dan tentu boleh juga mentakwil ayat tergantung bunyi kalimat ayat itu nantinya.
      Jadi ayat tentang Istawa Allah memang ada dua pendapat ulama,maka terserah kamu mau pilih yang mana.

    • @putraminangkabau8526
      @putraminangkabau8526 Před měsícem

      Jangan ditakwil ayat istawa itu gk boleh krn allah yg tau maknanya, klu darurat boleh ditakwil dengan "Menguasai" sesuai dengan allah bukan istawa bertempat.​@@rurigusri8842

    • @tessyamani2069
      @tessyamani2069 Před měsícem

      ZAT ALLOOH PASTI MAHA BESAR,SANGAAAT BESAR,MELEBIHI BESARNYA ALAM SEMESTA DUNIA DAN AKHIRAT,shg ttg turun hrs di ta'wil,....

    • @rurigusri8842
      @rurigusri8842 Před měsícem

      @@tessyamani2069 setidaknya hadits tentang turun itu bisa juga menguatkan ayat Allah istiwa (Bersemayam, berada, tinggi) di atas Arsy.Dan Allah SWT Maha Kuasa atas segala sesuatu, Maha Besar,Maha Tinggi berbeda dengan makhluk.Dan Nabi SAW melarang kita memikirkan Dzat Allah karena kita tidak bisa mengetahui pastinya selain yang telah diberitahukan oleh Allah dan Rasul-Nya.