Teks dalam Kitab Al-Ibanah Imam Asy'ari || Bantahan untuk Firanda dari Ustadz Dr. Arrazy Hasyim

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 16. 08. 2020
  • .

    ALLAH di atas ☝️ maksudnya apa?
    .
    ALLAH Ta'ala berfirman :
    .
    وَهُوَ الْقَاهِرُ فَوْقَ عِبَادِهِ
    .
    Dan Dialah yang mempunyai KEKUASAAN Tertinggi di atas Semua Hamba-Nya.
    .
    [QS. Al-An'am : 61].
    .
    ALLAH maha Tinggi sebelum menciptakan 'Arsy.
    .
    IMAM AHMAD BIN HANBAL Rahimahullah mengatakan :
    .
    الله عاليا رفيعا قبل أن يخلق عرشه فهو فوق كل شىء والعالي علي كل شىء.
    .
    ALLAH sentiasa Maha Tinggi dan Tinggi sebelum Dia menciptakan 'Arsy.
    .
    Dia di atas segala sesuatu dan Maha Tinggi daripada segala sesuatu.
    .
    [Risalah At-Tamimi : 2/265-290].
    __
    .
    IMAM ABUL HASAN AL-ASY'ARI Rahimahullah mengatakan :
    .
    في قصة أفول الكوكب والشمس والقمر وتحريكها من مكان إلى مكان ما دلَّ على أن ربه عز وجل لا يجوز عليه شيء من ذلك ، وأن من جاز عليه الأفول والانتقال من مكان إلى مكان فليس بإله.
    .
    Dalam kisah tenggelamnya bintang, matahari dan bulan, serta pergerakannya dari satu tempat ke tempat lain yang menunjukkan bahwa hal tersebut tidak boleh terjadi pada Tuhan.
    .
    Dan bahwa sesuatu yang bisa tenggelam dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, maka itu bukanlah Tuhan.
    .
    [Risalah Fi Istihsan Al-Khaudh Fi 'Ilm Al-Kalam : 45]
    .
    IMAM ABUL HASAN AL-ASY'ARI Rahimahullah mengatatakan :
    .
    كان االله ولا مكان فخلق العرش والكرسي ولم يحتج إلى مكان
    .
    وهو بعد خلق المكان كما كان قبل خلقه
    .
    ALLAH ada tanpa tempat, kemudian Dia menciptakan Arsy dan Dia tidak membutuhkan kepada tempat.
    .
    Dan setelah Dia menciptakan tempat, Dia tetap ada sebagaimana sebelumnya (ada tanpa bertempat)
    .
    [Tabyin Kadzib Al-Muftari : 150]
    __
    .
    IMAM ABUL HASAN AL-ASY'ARI Rahimahullah mengatakan :
    .
    أنهم يقولون : إن البارىء ليس بجسم ولا محدود ولا ذي نهاية
    .
    Mereka (ahlus sunnah) berkata bahwa seungguhnya ALLAH bukanlah jism, tidak terbatas dan tidak berjarak.
    .
    [Maqalatul Islamiyin : Jilid 1, Halaman 281]
    .
    IMAM AL-QURTHUBI Rahimahullah mengatakan :
    .
    وحكى قوم أنهم قالوا: هو العلِيّ عن خلقه بارتفاع مكانه عن أماكن خلقه
    .
    قال ٱبن عطية : وهذا قول جهلةٍ مجسِّمين.
    .
    Dan kaum yang berkata bahwa (Maha Tinggi ALLAH) maknanya adalah tinggi dari mahluknya dengan ketinggian tempat dari tempatnya mahluk.
    .
    Maka telah berkata Ibnu Athiyyah bahwa ini adalah ucapan bodoh Kaum Mujassimah.
    .
    [Tafsir Al-Qurthubi : 3/278]

    Wassalamualaikum 🙏
    .

Komentáře • 513

  • @zulkarnainalatsari684
    @zulkarnainalatsari684 Před 2 lety +8

    Sama saja antara cetakan Mesir dan Cetakan Saudi.
    Sama-sama menetapkan bahwa Allah berada di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
    Di cetakan Mesir juga ada lafazh: #Yaa Saakinas samaa' (Wahai Allah Yang tinggal di langit)#. Yakni di halaman 115.
    Ini menunjukkan bahwa Imam Abul Hasan Al Asy'ari menetapkan bahwa Allah berada di langit.
    Arrazi salah fatal mengatakan: "Tidak ada lafazh #Yaa Saakinas samaa'# di Al Ibanah Cetakan Mesir."
    Arrazi juga salah fatal mengatakan bahwa tambahan di halaman 21 (nomer 27) DIHILANGKAN di cetakan Saudi.
    Padahal dijelaskan sendiri oleh pentahqiq Dr. Fauqiyah, di catatan kaki, bahwa di 3 manuskrip (sumber naskah asli) Al Ibanah, TIDAK ADA TAMBAHAN tersebut. SAMA dengan yang di Al Ibanah Cetakan Saudi.
    Sedangkan tambahan tersebut, berarti dari 1 manuskrip saja. Dan dijelaskan di depan oleh pentahqiq (Dr. Fauqiyah), manuskrip tersebut tidak ada nama penulisnya.
    Jadi jika DITIMBANG dengan ADIL, justeru tambahan tersebut lah yang bisa dikatakan: tambahan yang PALSU, bukan tulisan asli Al Ibanah. Karena:
    1. Diambil dari hanya 1 manuskrip (naskah asli) yang sanadnya lemah (tidak ada nama penulisnya).
    2. Menyelisihi 3 manuskrip (naskah asli) yang lainnya.
    Arrazi menuduh cetakan Saudi yang palsu adalah hanya berdasarkan: cocok atau tidaknya dengan pemahaman dirinya.
    Penilaiannya TIDAK ILMIAH. Tidak adil. SUBYEKTIF.
    Jika pun tambahan di cetakan Mesir tersebut shahih dari Imam Abul Hasan Al Asy'ari (padahal jelas tidak shahih), tambahan tersebut justeru semakin menguatkan bahwa:
    1. Imam Abul Hasan Al Asy'ari, TIDAK mentakwil (MERUBAH ARTI) kata ISTAWA (yang berarti: menetap tinggi di atas), menjadi ISTAULAA (yang berarti: menguasai).
    Bahkan Imam Abul Hasan Al Asy'ari menyatakan bahwa yang memaknai ISTAWA dengan makna ISTAULAA adalah: kelompok sesat Jahmiyah, Mu'tazilah, dan Haruriyah/Khawarij. Lihat halaman 108.
    2. Imam Abul Hasan Al Asy'ari TIDAK MENTAFWIDH (menyerahkan kepada Allah) makna ISTAWA. Bahkan beliau berkali-kali menetapkan makna ISTAWA tersebut. Yakni bahwa Allah betul-betul berada menetap di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
    Dilihat dari:
    - penjelasan tambahan di manuskrip tanpa nama tersebut (tambahan di Al Ibanah Cetakan Mesir) adalah menjelaskan POSISI ALLAH. Yakni: DI ATAS tapi tidak menyentuh, tidak menyatu, dan tetap dekat dengan seluruh makhluk di mana saja mereka berada.
    - penjelasan Arrazi sendiri tentang lafazh #Yaa Saakinas samaa'#. Ini jelas menunjukkan bahwa lafazh #Yaa Saakinas samaa'# bertentangan dengan aqidah Arrazi.
    - juga penjelasan Imam Abul Hasan Al Asy'ari yang lainnya di Bab 5 (halaman 105-119).
    Semuanya tersebut, jelas menetapkan makna ISTAWA, bahwa Allah berada menetap tinggi di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
    BUKAN MENTAFWIDH maknanya.
    Alhamdulillah...
    Sangat jelas bagi yang jujur dan mau menerima kebenaran.

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 2 lety +2

      Berkata Imam Abul Hasan Al Asy'ari:
      فصل
      وقد قال قائلون من المعتزلة والجهمية و الحرورية، إن معنى قول الله تعالى:
      (( الرحمن على العرش استوى))
      أنه استولى وملك وقهر.
      و أن الله تعالى في كل مكان.
      وجحدوا أن يكون الله عز وجل مستو على عرشه كما قال أهل الحق.
      وذهبوا في الاستواء إلى القدرة.
      "PASAL
      Dan sungguh kaum Mu'tazilah, Jahmiyah, dan Haruriyah (Khawarij) berkata, bahwa makna Firman Allah Ta'ala:
      ((Allah Yang Maha Rahman, Dia (tetap senantiasa) ISTAWA (berada tinggi) di atas Singgasana.))
      maknanya adalah: *ISTAULAA (Menguasai),* MALAKA (Memiliki), dan QAHARA (Mengalahkan).
      Dan bahwa Allah berada di setiap tempat (di bumi).
      *Dan mereka (kaum Jahmiyah Mu'tazilah dan Khawarij) MENGINGKARI bahwa Allah 'Azza wa Jalla berada tinggi di atas Singgasana-Nya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ahlul Haq (Para Pengikut Kebenaran).*
      Dan mereka (kaum Mu'tazilah, Jahmiyah dan Khawarij) berpendapat bahwa ISTAWA itu adalah QUDRAH (Kekuasaan)."
      (Kitab Al Ibanah, Cetakan Darul Anshar Mesir, halaman 108).

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@zulkarnainalatsari684​​@zulkarnainalatsari684 ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

  • @muhammadishaqyunus6329
    @muhammadishaqyunus6329 Před 2 lety +3

    Beberapa catatan :
    1. Sumber Naskah Yg dipakai Dr. Fauqiyah hanya ada 4...adapun yg saudi sumber naskahnya ada 6 naskah....
    2. Seandainya Ust. Arrazy, membaca juga Kitab saudi dan membaca catatan kaki kitab saudi...maka sungguh Kebenaran akan tampak, naskah siapa yg paling kuat.
    Wallahu alam..

  • @zulkarnainalatsari684
    @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety +12

    Alhamdulillah.
    Video Arrazi ini sudah pernah saya dengar.
    Dan sudah saya sampaikan penjelasan dari para Ustadz Ahlussunah wal Jamaah Salafi tentang perbedaan "versi" Al Ibanah.
    Setelah saya tampung semua, saya berusaha membuat kesimpulan:
    1. Cara menimbang Arrazi mana yang asli dan mana yang palsu, adalah TIDAK ILMIAH.
    Dia menimbang dengan cara mencocokkan dengan KEYAKINANNYA sendiri.
    Yang COCOK dengan keyakinannya, dia hukumi: Al Ibanah asli.
    Yang TIDAK COCOK dengan keyakinannya, dia hukumi: Al Ibanah palsu.
    Ini adalah TIDAK ILMIAH sama sekali.
    Bersifat subyektif.
    2. Alhamdulillah. Ada ulama Saudi membuat PENELITIAN ILMIAH di dalam masalah ini.
    Caranya:
    - Beliau mengumpulkan seluruh manuskrip Al Ibanah yang ada. Baik yang dipakai cetakan Saudi, India, Mesir, dan lain-lain.
    - Beliau mengumpulkan kitab-kitab para ulama lainnya yang menukil kitab Al Ibanah.
    Hasilnya:
    - Justeru yang NYELENEH di dalam bab Al istawa adalah SATU MANUSKRIP yang menukil tambahan yang dipakai oleh Dr. Fauqiyah (cetakan Mesir). Dan itu juga diakui oleh Dr. Fauqiyah sendiri. Bahwa manuskrip tersebut BERBEDA dengan manuskrip-manuskrip yang lainnya. Dan satu manuskrip tersebut TANPA ADA NAMA PENULISNYA.
    - Kitab-kitab yang menukil bab Al istawa, semuanya COCOK dengan Al Ibanah CETAKAN SAUDI, bukan yang cetakan Mesir.
    - Kesimpulannya: tambahan penjelasan tentang istawa nya Allah di cetakan Mesir, adalah TAMBAHAN yang LEMAH. Berlawanan dengan perkataan Imam Abul Hasan Al Asy'ari sebelumnya dan sesudahnya tentang istawa nya Allah.
    3. Meskipun Arrazi berkata bahwa Al Ibanah cetakan Mesir tersebut adalah Al Ibanah yang asli, tetap saja dia tidak mau membacakan kitab tersebut atau menerjemahkannya.
    Kenapa?
    Karena, secara utuh, Al Ibanah yang "asli" tersebut, ternyata kesimpulannya adalah sama dengan yang diajarkan oleh pengajian Ahlussunah wal Jamaah Salafi.
    Bahwa:
    - Allah berada di atas Singgasana-Nya di atas langit ketujuh, dengan cara sesuai dengan keagungan Allah.
    - Memaknai istawa dengan menguasai (istaulaa, malaka, qahara), adalah termasuk kesesatan aqidah Jahmiyah.
    - Allah memiliki Wajah Mata Tangan sesuai dengan keagungan Allah.
    - Mengingkari bahwa Allah memiliki Wajah Mata Tangan, adalah juga kesesatan aqidah Jahmiyah.
    Demikian.
    Semoga bermanfaat.

    • @achmadsoediro2578
      @achmadsoediro2578 Před 3 lety +3

      tentang ilmiah, itu ilmiah versi wahabi. sayangnya tidak ada yang namanya ilmiah dalam ideologi wahabi. wahabi dikembangkan bukan dengan diseminasi dan dialektika ilmiah, tapi dengan kekerasan dan kekuasaan. cek sejarah, betapa pedang dan senjata menjadi pendamping "dakwah" wahabi dari pendirinya ibnu wahab dan ibnu saud dan terkadang ibnu rasyid.. demi mengembangkan ideologi ini, rela menfatwakan Ottoman sesat dan layak diperangi. wahabi juga melarang masyarakatnya untuk belajar dari sumber-seuber ilmu yang mereka anggap sesat semacam Al Azhar dan Qarawiyin. di kampus2 wahabi yang baru berdiri beberapa dekade ini, pencekokan paham wahabi dilakukan dengan mensensor kitab2 ulama dan mendesainnya agar sepandangan dengan wahabi melalui diktat2 ringkas dan pemalsuan kitab.
      kini wahabi menyebar dengan cara kotor memalsukan kiab ulama dan cara kotor lainnya ditopangan dana besar hasil jual minyak dan keuntungan haji dan umrah.
      jadi ilmiah versi wahabi itu patut diragukan karena karakter diatas dan kebiasaan memelintir ucapan ulama dan memalsukan kitab para ulama agar sesuai dengan pemahaman wahabi.
      apalagi geng ini terbukti hobby putar balik fakta, berbohong atas nama ulama dan memalsukan kitab ulama ulama terdahulu
      cek: czcams.com/video/o81YQA1oJqg/video.html
      cek: czcams.com/video/NzhLmd7LRm4/video.html
      cek: czcams.com/video/8kM4SSyKniE/video.html
      cek: czcams.com/video/P33sl1PBAvI/video.html
      cek: czcams.com/video/D3b51-dka6E/video.html
      cek: czcams.com/video/o81YQA1oJqg/video.html
      cek: czcams.com/video/rOtxIH6ksNo/video.html
      czcams.com/video/AZaseAPP9Iw/video.html
      cek: czcams.com/video/3Y_9FK06A_E/video.html
      cek: czcams.com/video/74YHjfANHNw/video.html
      mlintir pendapat ulama dalam banyak kitab karena gak bisa baca kitab
      cek: czcams.com/video/hZLg2NyazGk/video.html
      cek; czcams.com/video/bYp9eGwjgt8/video.html
      cek: czcams.com/video/kPjVb_SREQo/video.html
      cek: czcams.com/video/353fA0w1hy0/video.html
      cek: czcams.com/video/AHiGLIcN_AU/video.html
      cek: czcams.com/video/e11Z46Mhnas/video.html
      bertaobatlah dari geng ini ya Akhi :)

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety

      @@achmadsoediro2578
      Antum kan orang kampus, Mas?
      Kan sudah terbiasa membuat karya ilmiah?
      Ilmiah adalah berdasarkan sumber yang disepakati.
      Bukan berdasarkan menurut keyakinan saya.

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety

      @@achmadsoediro2578
      Jazaakumu llaahu khairaa, atas pdf Al Ibanah Dr. Fauqiyah yang antum share.
      Semakin menguatkan komentar saya poin no. 3 di atas.
      Baaraka llaahu fiikum.

    • @achmadsoediro2578
      @achmadsoediro2578 Před 3 lety +4

      @@zulkarnainalatsari684 sumber yang terpercaya. yang terbukti terbiasa memalsukan kitab dan menggunakan cara politik, senjata, kekerasan, memaksakan pendapat dengan memplintir ucapan ulama, itu bukan kategori ilmiah. Dan bukankan Terpercaya itu ada dalam metode ilmu hadist, jadi pendapat yang katanya ilmiah oleh wahabi, berdasarkan rekam jejak mereka, dengan ini tertolak

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety

      @@achmadsoediro2578
      Ah.
      Itu hanya tuduhan dan terbukti fitnah.
      Contohnya cara Arrazi menilai mana Al Ibanah yang asli dan mana yang palsu.
      Sudah saya buktikan bahwa dia subyektif dan tidak ilmiah.
      Akhirnya status ucapan Arrazi adalah fitnah kepada pentahqiq Al Ibanah cetakan Saudi.

  • @masruhan9178
    @masruhan9178 Před 4 měsíci

    Terima kasih, ustad , ilmunya sangat bermanfaat,

  • @abiyyusatrio9168
    @abiyyusatrio9168 Před rokem +4

    Buya Arrazy menyampaikan ini malah semakin membuktikan bahwa Abul Hasan Al Asy'ari menetapkan Allah istiwa' diatas 'Arsy. MasyaAllah Allahu yahdik
    Jgn lupa buya tolong riview kita Abul Hasan yg lain seperti مقالات الاسلامنيين agar semakin jelas bahwa Abul Hasan menetapkan istiwa' Allah 🤓🤓🤓.

    • @abdwahab1043
      @abdwahab1043 Před rokem

      Emang siapa yg tidak menetapkan istawa?

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před rokem

      ​@@abdwahab1043
      Maksudnya Imam Asyari menetapkan istawanya Allah di atas Arsy. Secara lafazh dan maknanya.
      Jelas sekali di kitabnya Arrazi tersebut. Berkali-kali Imam Asyari menyatakan bahwa Allah berada di atas Arsy.

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před rokem

      ​@@abdwahab1043
      *IMAM ABUL HASAN AL ASY'ARI MENETAPKAN BAHWA ALLAH BERADA DI ATAS. DI ATAS ARSY. DI ATAS LANGIT*
      *(Faidah dari kitab Al Ibanah "asli"-nya Arrazi Hasyim)*
      ==============
      🌷 Alhamdulillah...
      Imam Abul Hasan Al Asy'ari telah menulis kitab rujuk kepada aqidah Ahlussunnah wal Jamaah. Kitab tersebut berjudul Al Ibanah 'an Ushulid Diyanah.
      Saat ini ada beberapa terbitan kitab Al Ibanah.
      🌷 Al Ibanah Cetakan Mesir adalah yang dianggap kaum "Asy'ariyah", sebagai Al Ibanah yang asli dan bersanad. Yakni : *Kitab Al Ibanah Tahqiq Dr Fauqiyah Darul Anshar Mesir.*
      🌷 Sedangkan Al Ibanah Cetakan Saudi, dianggap oleh kaum "Asy'ariyah", sebagai Al Ibanah yang dipalsukan oleh kaum "Wahhabi".
      🌷 TERNYATA, setelah saya membaca kedua kitab Al Ibanah tersebut, ternyata isi kedua kitab Al Ibanah (Cetakan Saudi dan Cetakan Mesir) tersebut, adalah SAMA-SAMA MENETAPKAN keberadaan Allah di atas Arsy. Sama-sama MENETAPKAN bahwa Allah memiliki Wajah, Mata dan Tangan.
      Dengan MAKNA ZHAHIRNYA. Tidak ditakwil dan tidak ditafwidh maknanya.
      Sesuai dengan keagungan-Nya.
      Tidak dibayangkan bagaimana caranya /rinciannya.
      Dan tidak disamakan dengan makhluk-Nya.
      🌷 Saya tunjukkan saja dari Al Ibanah Cetakan Mesir yang dianggap asli dan bersanad oleh kaum "Asy'ariyah":
      🌿 Di halaman 21:
      Imam Abul Hasan Al Asy'ari memaknai ISTAWA 'ALAA Arsy, dengan FAUQA (di atas) Arsy.
      🌿 Di Bab 5 (halaman 105-119), Imam Abul Hasan Al Asy'ari membahas secara khusus tentang keberadaan Allah di atas Arsy.
      Rinciannya:
      1️⃣ Dimulai dan judulnya: "Pembahasan Istawa di Atas Arsy".
      2️⃣ Kemudian di halaman 105-107, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menukilkan ayat-ayat tentang keberadaan Allah di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
      Beliau menetapkan makna zhahirnya. Tidak mentakwil dan tidak mentafwidh maknanya.
      Berbeda dengan kaum Asy'ariyyah saat ini.
      3️⃣ Kemudian, di halaman 108, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menjelaskan sikap kelompok bidah sesat Jahmiyah, Mu'tazilah dan Khawarij, yang mereka semua MENGINGKARI keberadaan Allah di atas Arsy, dan mereka semua MERUBAH makna ISTAWA (tinggi di atas) menjadi ISTAULAA (menguasai). SAMA seperti yang dikatakan KAUM ASY'ARIYYAH saat ini.
      4️⃣ Imam Abul Hasan, di halaman 111-112, menguatkan keberadaan Allah di atas, dengan beberapa hadits NUZUL (turunnya Allah).
      BERBEDA dengan kaum Asy'ariyyah saat ini.
      5️⃣ Imam Abul Hasan Al Asy'ari juga membawakan ayat-ayat yang lainnya di halaman 113-114, tentang keberadaan Allah di atas, tentang kedatangan Allah pada hari kiamat, dan lain-lain.
      Dengan makna zhahirnya. Tidak mentakwil dan tidak mentafwidh maknanya.
      6️⃣ Di halaman 115, Imam Abul Hasan Al Asy'ari juga menyebutkan ucapan doa dan ucapan seluruh kaum muslimin:
      يا ساكن السماء
      "Wahai (Allah) Yang tinggal di langit."
      لا، والذي احتجب بسبع سموات
      "Tidak, demi (Allah) yang terhijabi oleh tujuh langit.".
      Berbeda dengan ucapan, seorang ustadz Asy'ariyyah, Arrazi Hasyim, yang mengatakan : "Tidak ada kalimat Yaa Saakinas Sama'."
      7️⃣ Di halaman 116-117, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menegaskan keberadaan Allah di atas Arsy, dengan dalil-dalil tentang "Terpisahnya antara Dzat Allah dengan makhluk.
      Dzat Allah tidak berada di dalam makhluk.
      Makhluk pun tidak berada di dalam Dzat Allah".
      Berbeda dengan kaum ahli bidah sesat tasawuf ekstrim yang meyakini bahwa Allah menyatu dengan makhluk-Nya.
      8️⃣ Di halaman 118, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menukilkan ucapan Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, yang mana Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma dijadikan dalil oleh kaum "Asy'ariyah", untuk membolehkan "merubah makna ISTAWA tinggi di atas menjadi ISTAULAA (menguasai).
      Ternyata Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma menjelaskan bahwa Allah FAUQA (di atas) Kursi atau di atas langit.
      9️⃣ Terakhir, di halaman 119, Imam Abul Hasan Al Asy'ari membawakan hadits "Di mana Allah". Kemudian menjelaskan bahwa hadits ini adalah dalil keberadaan Allah di atas Arsy, di atas langit.
      🌷 *KESIMPULANNYA:*
      1. Imam Abul Hasan Al Asy'ari menetapkan bahwa Allah berada di atas. Di atas langit. Di atas Arsy. Dengan makna zhahirnya.
      2. Beliau juga menetapkan sifat Allah: "Turun ke langit dunia" dan "Datang pada hari kiamat". Dengan makna zhahirnya.
      3. Beliau TIDAK menyerahkan maknanya kepada Allah (TAFWIDH) dan tidak merubah maknanya (TAKWIL/TAHRIF), terhadap ayat-ayat dan hadits-hadits shahih tentang keberadaan Allah, sebagaimana yang disangka oleh kaum "Asy'ariyah".
      4. Beliau menjelaskan bahwa justeru yang mengingkari keberadaan Allah di atas Arsy, dan yang merubah maknanya menjadi ISTAULAA (menguasai), adalah kaum ahli bidah sesat Jahmiyah, Mu'tazilah dan Khawarij.
      🌷 Demikian.
      Semoga bermanfaat.
      🌷 Saya hanya berkewajiban menyampaikan.
      Mau diterima atau tidak, terserah.
      🌷 Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua.
      Aamiin...
      🌿🏵️🌿🏵️🌿

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@abdullah5975​​ ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

  • @muhammadishaqyunus6329
    @muhammadishaqyunus6329 Před 2 lety +3

    Ya Sakinas samak...ada Juga di Kitab Tahqiqan Dr. Fauqiyah..tepatnya halaman 115....silahkan saja dicek ya.....
    Alhamdulillah..kami bahasa arab..jadi Ngg gampang diTipu oleh ust. Ini...

  • @bayuprabowosukses6819
    @bayuprabowosukses6819 Před 3 lety +1

    Pengumuman...
    In Sya Allah Bayu nanti ada usaha kosan 20 pintu di dkat kmpus B Uin Jakabaring Palembang di tmpt tmpt yg Strategis

  • @pabbaluoto8056
    @pabbaluoto8056 Před rokem +1

    Aku sarankan kpd arrazi agar belajar lagi carii guru yg Benar

  • @muhammadishaqyunus6329
    @muhammadishaqyunus6329 Před 2 lety +3

    Di Video ini, Ust. Arrazy, hanya membaca 1 Kitab saja...coba dia jelaskan juga Kitab Ibanah versi saudi..

    • @anda3508
      @anda3508 Před měsícem

      Wahabi berdiri dari Najed, di Saudi?
      Paham kang? 😂

  • @zulkarnainalatsari684
    @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety +13

    Di menit 4.39 Arrazi berkata bahwa di Al Ibanah Dr Fauqiyah tidak ada lafazh "Ya sakinas samaak".
    Ternyata setelah saya lihat di halaman 115, ada lafazh tersebut.
    Alhamdulillah.
    Semakin mantap dengan aqidah Ahlussunah wal Jamaah Salafi.
    Dan semakin jelas aqidah Arrazi.
    Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua untuk menjadi muslim Ahlussunah wal Jamaah yang sebenarnya.
    Aamiin.
    Yaa Rabbal 'aalamiin.

    • @ojolali_ngaji
      @ojolali_ngaji Před 3 lety +2

      Kan sudah dikatakan cetakannya tak muktamad

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety +3

      @@ojolali_ngaji
      Maksudnya, yang Cetakan Mesir pun tidak muktamad?

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 2 lety +4

      Sama saja antara cetakan Mesir dan Cetakan Saudi.
      Sama-sama menetapkan bahwa Allah berada di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
      Di cetakan Mesir juga ada lafazh: #Yaa Saakinas samaa' (Wahai Allah Yang tinggal di langit)#. Yakni di halaman 115.
      Ini menunjukkan bahwa Imam Abul Hasan Al Asy'ari menetapkan bahwa Allah berada di langit.
      Arrazi salah fatal mengatakan: "Tidak ada lafazh #Yaa Saakinas samaa'# di Al Ibanah Cetakan Mesir."
      Arrazi juga salah fatal mengatakan bahwa tambahan di halaman 21 (nomer 27) DIHILANGKAN di cetakan Saudi.
      Padahal dijelaskan sendiri oleh pentahqiq Dr. Fauqiyah, di catatan kaki, bahwa di 3 manuskrip (sumber naskah asli) Al Ibanah, TIDAK ADA TAMBAHAN tersebut. SAMA dengan yang di Al Ibanah Cetakan Saudi.
      Sedangkan tambahan tersebut, berarti dari 1 manuskrip saja. Dan dijelaskan di depan oleh pentahqiq (Dr. Fauqiyah), manuskrip tersebut tidak ada nama penulisnya.
      Jadi jika DITIMBANG dengan ADIL, justeru tambahan tersebut lah yang bisa dikatakan: tambahan yang PALSU, bukan tulisan asli Al Ibanah. Karena:
      1. Diambil dari hanya 1 manuskrip (naskah asli) yang sanadnya lemah (tidak ada nama penulisnya).
      2. Menyelisihi 3 manuskrip (naskah asli) yang lainnya.
      Arrazi menuduh cetakan Saudi yang palsu adalah hanya berdasarkan: cocok atau tidaknya dengan pemahaman dirinya.
      Penilaiannya TIDAK ILMIAH. Tidak adil. SUBYEKTIF.
      Jika pun tambahan di cetakan Mesir tersebut shahih dari Imam Abul Hasan Al Asy'ari (padahal jelas tidak shahih), tambahan tersebut justeru semakin menguatkan bahwa:
      1. Imam Abul Hasan Al Asy'ari, TIDAK mentakwil (MERUBAH ARTI) kata ISTAWA (yang berarti: menetap tinggi di atas), menjadi ISTAULAA (yang berarti: menguasai).
      Bahkan Imam Abul Hasan Al Asy'ari menyatakan bahwa yang memaknai ISTAWA dengan makna ISTAULAA adalah: kelompok sesat Jahmiyah, Mu'tazilah, dan Haruriyah/Khawarij. Lihat halaman 108.
      2. Imam Abul Hasan Al Asy'ari TIDAK MENTAFWIDH (menyerahkan kepada Allah) makna ISTAWA. Bahkan beliau berkali-kali menetapkan makna ISTAWA tersebut. Yakni bahwa Allah betul-betul berada menetap di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
      Dilihat dari:
      - penjelasan tambahan di manuskrip tanpa nama tersebut (tambahan di Al Ibanah Cetakan Mesir) adalah menjelaskan POSISI ALLAH. Yakni: DI ATAS tapi tidak menyentuh, tidak menyatu, dan tetap dekat dengan seluruh makhluk di mana saja mereka berada.
      - penjelasan Arrazi sendiri tentang lafazh #Yaa Saakinas samaa'#. Ini jelas menunjukkan bahwa lafazh #Yaa Saakinas samaa'# bertentangan dengan aqidah Arrazi.
      - juga penjelasan Imam Abul Hasan Al Asy'ari yang lainnya di Bab 5 (halaman 105-119).
      Semuanya tersebut, jelas menetapkan makna ISTAWA, bahwa Allah berada menetap tinggi di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
      BUKAN MENTAFWIDH maknanya.
      Alhamdulillah.
      Sangat jelas bagi yang jujur dan mau menerima kebenaran.

    • @rezaadipranata4302
      @rezaadipranata4302 Před 2 lety +1

      @@zulkarnainalatsari684 ga nonton..
      Asal copas aja

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 2 lety +1

      Video bantahan terhadap ucapan Arrazi tentang kitab Al Ibanah:
      1. "Al Ibanah Mesir 1"
      czcams.com/video/KzFf-JhBaiM/video.html
      2. "Al Ibanah Mesir 2"
      czcams.com/video/Ob3EsO7EMiE/video.html

  • @user-lc6cy1si2f
    @user-lc6cy1si2f Před 18 dny

    الحمدلله

  • @mohamadabdullah6360
    @mohamadabdullah6360 Před 10 měsíci

    Sudah dijawab oleh Baba Wan Shukri Patani, Thailand, tentang pembohongan Razi. Baba juga ada banyak kitab kitab Iman Abu Hasan Asyari.

  • @Universe-of.Sholawat_Channel

    Mantap penjelasannya

    • @fatiyamabruk9404
      @fatiyamabruk9404 Před 3 lety +1

      Jais Al-Penajamy setelah dengar paparan arrazi mengenai al ibana jelas2 akhidah imam asyari sama dgn ahli sunah, pertama imam asyari tidak mentakwil tidak seperti ahli bidah mentakwil istiwa dgn istaula, kedua imam asyari menetapkan allah diatas arsy sesuai keagungan dan kemulian nya begitu juga ahli sunah kita tidak boleh menafsirkan atau membanyangkan istiwanya allah, ketika mendengar ayat," allah diatas arsy" kami percaya saja tanpa membagaimanakan atau membayangkan istiwanya allah karena akal kita terbatas tidak bisa mengjangkau atau memikirkan zat allah, klau memikirkan zat allah bisa gila bahkan sesat, imam malik ketika ditanya " bagaimana istiwanya allah" imam malik marah sampai gemetar kemudian beliau berkata istiwa maklum maksudnya kata istiwa dalam bahasa arab semua sudah tahu maknanya yaitu "berada diatas" tapi menanyakan bagiamana istiwanya allah itu bidah, beda dgn ahlu bidah ketika mendengar ayat allah diatas arsy otak kotor mereka membayangkan istiwanya allah sehingga muncul pertanyaan konyol "klau begitu allah sperti mahluk butuh tempat dan arah terus sebelum arsy diciptakan allah ada dimana?" Sejatimya ahli bidah yg menyerupakan allah dgn mahluknya karena otak.kotor mereka yg membayangkan istiwanya allah dan parahnya ketika otak kotornya yg rusak bukan otaknya yg dibenerin tapi ayatnya yg ditakwil, arrazi berusaha menafsirkan ucapan imam asyari yg sesuai dgn akhidah ahli sunah untuk menggiring opini bahwa imam asyari berbeda dgn akhidah nya rosul sahabat tabiin dan para imam yg empat . Dan arrazi berdusta dia mengatakan ahli sunah mentakwil ayat allah lebih dekat dr urat nadi maknanya malaikat,

    • @Universe-of.Sholawat_Channel
      @Universe-of.Sholawat_Channel Před 3 lety +1

      @@fatiyamabruk9404
      udah dengar penjelasan ustadz arrazy masih gagal faham berarti?
      Gini ya mbak, konsep Asy'ari itu ada 2, yaitu TAFWIDH dan TAKWIL, alias nggak selalu takwil.
      Sesuai penjelasan ustadz Arrazy, Imam Asy'ari dalam kitabnya tersebut menggunakan metode tafwidh. Dimana bedanya antara pemahaman imam abul hasan dengan pemahaman salafi wahabi seperti anda yg ngaku2 ahlusunnah ini?
      Begini, kalau salafi wahabi, benar-benar mengakui Allah diatas lagit berarti MAKNA nya benar-benar Allah ada di ARAH ATAS. Tinggi berarti tinggi di atas Arsy. Sedangkan Imam Asy'ari dalam kitabnya mengatakan bahwa KETINGGIAN ALLAH DIATAS ARSY adalah ketinggian dalam pengertian DERAJAT, bukan tempat. Sampe disini ngerti bedanya??
      Jadi Imam Asy'ari menerima pengertian Allah Maha Tinggi namun bukan dalam pengertian tempat, melainkan kedudukan.
      Ini namanya TAFWIDH mbak, mengimani apa adanya ayat-ayat sifat seperti istawa alal arsy, yadullah, dan lain-lain tapi menyerahkan MAKNA dan KAIFIYAH nya pada Allah.
      Sayang anda gagal faham, kemudian komen gagal faham anda itu anda copas kemana-mana. Anda tularkan kegagal fahaman anda ke orang lain.

    • @fatiyamabruk9404
      @fatiyamabruk9404 Před 3 lety +3

      @@Universe-of.Sholawat_Channel itu hanya penafsiran anda terhadap perkataan imam asyarai, anggap saja penafsiran anda benar terhadap perkataaan imam asyari, akan tetapi hal itu pertentangan dgn akhidah para rosul shabat dan tabiin , orang yg pertama kali mengingkari allah diatas adalah firaun anda bisa baca dalam alquran, anda bilang maknanya di serahkan pada allah maka hal itu lebih ngawur dari mentakwil karena hal itu tidak pernah diucapkan oleh rosul sahabat tabiin mana mungkin allah menurunkan ayat tapi tidak bisa difahami maknanaya apkah para malaikat rosul tidak tahu maknanya, lalu buat apa ayat yg menyuruh untuk mentadaburi ayat klau ga diketahui makna nya . Kenapa kalian menolak lafadz2 yg yg sudah di ketahui oleh orang arab karena kalian memahami alquran pkai otak bukan iman

    • @Universe-of.Sholawat_Channel
      @Universe-of.Sholawat_Channel Před 3 lety

      @@fatiyamabruk9404
      Lha wong sudah jelas tersurat kata-kata dan penjelasan Imam Abul Hasan al Asy'ari dalam kitabnya sendiri, seperti yg dibacakan arrazy, koq masih bilang itu pemahaman saya sih. Ngeyel amat jadi orang. Gimana bisa menemukan kebenaran?
      Tafwidh bertentangan dengan ulama salaf menurut anda?? Sesat berarti?
      Oke, saya kasih 3 pertanyaan.
      1. Apakah imam ahmad bin hambal yg hidup di jaman salaf aqidahnya salah menurut anda karena riwayatnya beliau tafwidh?
      Ketika ditanya tentang Nuzulnya Allah dan apakah Allah dapat dilihat di hari kiamat nanti, Imam Ahmad bin Habal menjawab:
      وَمَا أَشْبَهَ هَذِهِ الْأَحَادِيْثَ نُؤْمِنُ بِهَا وَنُصَدِّقُ بِهَا بِلَا كَيْفٍ وَلَا مَعْنًى وَلَا نَرُدُّ شَيْئًا مِنْهَا وَنَعْلَمُ أَنَّ مَا جَاءَ بِهِ الرَّسُوْلُ حَقٌّ وَلَا نَرُدُّ عَلَى رَسُوْلِ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَا نَصِفُ اللهَ بِأَكْثَرَ مِمَّا وَصَفَ بِهِ نَفْسَهُ بِلَا حَدِّ وَلَا غَايَةٍ
      Artinya: ““Hadits-hadits yang semisal hadits ini (hadits nuzul) kami beriman dengannya, dan kami meyakininya tanpa kaifiyah (cara dan bagaimana keadaannya) dan tanpa memberi makna, kami tidak menolak, dan kami meyakini apa yang datang dari Rasulullah saw adalah benar, kami tidak menolak terhadapnya, dan kami tidak mensifati Allah swt lebih dari apa yang Allah swt mensifatinya sendiri tanpa ada batas dan ujung” (Ibn Qudamah al Maqdisi, Lum’ah al I’tiqad, Hal 3)
      2. Tokoh sekitar abad 3 Hijriyah yg terkenal dengan tafwidh nya dan merupakan guru Imam Abul Hasan Al Asy'ari adalah Imam Ibnu Kullab. Menurut salafi, Ibnu Kullab sesat. Tapi sesuai keterangan ulama, termasuk dijelaskan oleh Imam Ibnu Hajar dalam kitabnya, Imam Bukhari juga mengambil ilmu kalam dari Ibnu Kullab. Apakah anda mau bilang Imam Bukhari rujukannya sesat?
      3. Demikian pula penjelasan para ulama, bahwa salaf melakukan tafwidh makna dan kaifiyah. Apakah anda lebih pintar dari para Imam ini dalam memahami penjelasan ulama salaf?
      Imam Nawawi mengatakan dalam
      kitab Majmuk Syarh Muhazzab :
      ﺍﺧﺘﻠﻔﻮﺍ ﻓﻰ ﺁﻳﺎﺕ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﻭﺃﺧﺒﺎﺭﻫﺎ ﻫﻞ ﻳﺨﺎﺽ
      ﻓﻴﻬﺎ ﺑﺎﻟﺘﺄﻭﻳﻞ ﺃﻡ ﻻ ؟ ﻓﻘﺎﻝ ﻗﺎﺋﻠﻮﻥ ﺗﺘﺄﻭﻝ ﻋﻠﻰ
      ﻣﺎ ﻳﻠﻴﻖ ﺑﻬﺎ , ﻭﻫﺬﺍ ﺃﺷﻬﺮ ﺍﻟﻤﺬﻫﺒﻴﻦ ﻟﻠﻤﺘﻜﻠﻤﻴﻦ
      ﻭﻗﺎﻝ ﺁﺧﺮﻭﻥ : ﻻ ﺗﺘﺄﻭﻝ ﺑﻞ ﻳﻤﺴﻚ ﻋﻦ ﺍﻟﻜﻼﻡ
      ﻓﻰ ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ ﻭﻳﻮﻛﻞ ﻋﻠﻤﻬﺎ ﺍﻟﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﻳﻌﺘﻘﺪ
      ﻣﻊ ﺫﻟﻚ ﺗﻨﺰﻳﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﺍﻧﺘﻔﺎﺀ ﺻﻔﺎﺕ
      ﺍﻟﺤﻮﺍﺩﺙ ﻋﻨﻪ ﻓﻴﻘﺎﻝ ﻣﺜﻼ ﻧﺆﻣﻦ ﺑﺄﻥ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ
      ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻌﺮﺵ ﺍﺳﺘﻮﻯ, ﻭﻻ ﻧﻌﻠﻢ ﺣﻘﻴﻘﺔ ﻣﻌﻨﻰ ﺫﻟﻚ
      ﻭﺍﻟﻤﺮﺍﺩ ﺑﻪ ﻣﻊ ﺃﻧﺎ ﻧﻌﺘﻘﺪ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﻴﺲ ﻛﻤﺜﻠﻪ
      ﺷﺊ , ﻭﺃﻧﻪ ﻣﻨﺰﻩ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﻠﻮﻝ ﻭﺳﺎﻣﺖ ﺍﻟﺤﺪﻭﺙ,
      ﻭﻫﺬﻩ ﺍﻟﻄﺮﻳﻘﺔ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺃﻭ ﺟﻤﺎﻫﺮﻳﻬﻢ ﻭﻫﻲ ﺃﺳﻠﻢ
      Artinya : Para Ulama berbeda
      pendapat tentang ayat-ayat dan hadits
      sifat (sifat Allah) apakah ditakwil
      ataupun tidak ? Maka berkata
      sebagian ulama nash tersebut ditakwil
      berdasarkan makna yang layak
      dengan Allah SWT. Ini merupakan
      pendapat yang paling masyhur
      diantara mazhab-mazhab
      mutakallimin, dan sebagian ulama lain
      berkata jangan ditakwil tetapi tahanlah
      dari pada membicarakan maknanya
      dan diserahkan maknanya kepada
      Allah dan mengiktiqad bersihnya Allah
      SWT dari sifat-sifat baharu, misalnya
      dikatakan kami beriman
      sesungguhnya Ar-rahman ‘ala arsy
      istawa dan kami tidak tahu hakikat
      makna demikian dan maksud
      demikian beserta kami mengi’tiqad
      sesungguhnya Allah SWT tidak serupa
      dengan sesuatu apapun dan
      sesungguhnya Allah SWT bersih dari
      tempat dan tanda hudus, ini thariqat
      Salaf atau mayoritas ulama Salaf dan
      jalan ini lebih aslam (selamat) . (Imam
      Nawawi, Majmuk Syarh Muhazzab, Jld
      1 hal 439 Dar Kutub Ilmiyah 2007)
      Dalam Kitab Syarh Muslim beliau
      menyatakan :
      ﺍﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻷﻫﻞ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻓﻲ ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﻭﺁﻳﺎﺕ
      ﺍﻟﺼﻔﺎﺕ ﻗﻮﻟﻴﻦ ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﻭﻫﻮ ﻣﺬﻫﺐ ﻣﻌﻈﻢ
      ﺍﻟﺴﻠﻒ ﺃﻭ ﻛﻠﻬﻢ ﺃﻧﻪ ﻻ ﻳﺘﻜﻠﻢ ﻓﻲ ﻣﻌﻨﺎﻫﺎ ﺑﻞ
      ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻨﺎ ﺃﻥ ﻧﺆﻣﻦ ﺑﻬﺎ ﻭﻧﻌﺘﻘﺪ ﻟﻬﺎ
      ﻣﻌﻨﻰ ﻳﻠﻴﻖ ﺑﺠﻼﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﻋﻈﻤﺘﻪ ﻣﻊ
      ﺍﻋﺘﻘﺎﺩﻧﺎ ﺍﻟﺠﺎﺯﻡ ﺃﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻟﻴﺲ ﻛﻤﺜﻠﻪ ﺷﻲﺀ
      ﻭﺃﻧﻪ ﻣﻨﺰﻩ ﻋﻦ ﺍﻟﺘﺠﺴﻢ ﻭﺍﻻﻧﺘﻘﺎﻝ ﻭﺍﻟﺘﺤﻴﺰ ﻓﻲ
      ﺟﻬﺔ ﻭﻋﻦ ﺳﺎﺋﺮ ﺻﻔﺎﺕ ﺍﻟﻤﺨﻠﻮﻕ ﻭﻫﺬﺍ ﺍﻟﻘﻮﻝ ﻫﻮ
      ﻣﺬﻫﺐ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﺘﻜﻠﻤﻴﻦ ﻭﺍﺧﺘﺎﺭﻩ ﺟﻤﺎﻋﺔ
      ﻣﻦ ﻣﺤﻘﻘﻴﻬﻢ ﻭﻫﻮ ﺃﺳﻠﻢ ﻭﺍﻟﻘﻮﻝ ﺍﻟﺜﺎﻧﻲ ﻭﻫﻮ
      ﻣﺬﻫﺐ ﻣﻌﻈﻢ ﺍﻟﻤﺘﻜﻠﻤﻴﻦ ﺃﻧﻬﺎ ﺗﺘﺄﻭﻝ ﻋﻠﻰ ﻣﺎﻳﻠﻴﻖ
      ﺑﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺣﺴﺐ ﻣﻮﺍﻗﻌﻬﺎ ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﺴﻮﻍ ﺗﺄﻭﻳﻠﻬﺎ ﻟﻤﻦ
      ﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺃﻫﻠﻪ ﺑﺄﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻋﺎﺭﻓﺎ ﺑﻠﺴﺎﻥ ﺍﻟﻌﺮﺏ
      ﻭﻗﻮﺍﻋﺪ ﺍﻷﺻﻮﻝ ﻭﺍﻟﻔﺮﻭﻉ ﺫﺍ ﺭﻳﺎﺿﺔ ﻓﻲ ﺍﻟﻌﻠﻢ
      Atinya: Ketahuilah bahwa bagi para
      ahli ilmu tentang hadits-hadits dan
      ayat shifat (shifat Allah) ada dua
      pendapat; pertama mazhab mayoritas
      ulama salaf atau seluruh ulama salaf
      yaitu tidak membahas tentang
      maknanya tetapi mereka mengatakan
      wajib atas kita mengimaninya dan kita
      yakini ada satu makna yang layak
      dengan kebesaran dan keagungan
      Allah ta’ala beserta keyakinan kita
      yang bulat bahwa Allah ta’ala tidak
      serupa dengan apapun dan Allah
      ta’ala bersih dari berjisim dan
      berpindah dan menenpati arah dan
      sifat makhluk lainnya. ini adalah
      pendapat satu jamaah dari ulama
      mutakallimin dan juga di pilih oleh
      satu golongan dari para muhaqqiq
      mereka. ini adalah pendapat yang
      lebih semalat. Pendapat yang kedua
      yaitu pendapat mayoritas ulama
      mutakallimin nash tersebut di takwil
      dengan makna yang layak menurut
      posisinya dan takwil ini hanya di
      bolehkan bagi orang yang telah ahli
      yaitu ia telah menguasai lisan arab,
      qaedah ushul dan furu’ serta mahir
      dalam ilmu . (Imam Nawawi, Syarh
      Muslim Jilid 3 Hal 319, Dar Turast
      Arabi th 1392 H)
      Imam Al-Alamah Badruddin bin
      Jamaah dalam kitab beliau Idhah Dalil
      mengatakan
      ﻭﺍﺗﻔﻖ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻭﺃﻫﻞ ﺍﻟﺘﺄﻭﻳﻞ ﻋﻠﻰ ﺃﻥ ﻣﺎ ﻻﻳﻠﻴﻖ
      ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﺑﺠﻼﻝ ﺍﻟﺮﺏ ﺗﻌﻠﻰ ﻏﻴﺮ ﻣﺮﺍﺩ, ﻭﺍﺧﺘﻠﻔﻮﺍ
      ﻓﻰ ﺗﻌﻴﻴﻦ ﻣﺎ ﻳﻠﻴﻖ ﺑﺠﻼﻟﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﻤﻌﺎﻧﻰ ﺍﻟﻤﺤﺘﻤﻠﺔ,
      ﻓﺴﻜﺖ ﺍﻟﺴﻠﻒ ﻋﻨﻪ ﻭﺃﻭﻟﻪ ﺍﻟﻤﺘﺄﻭﻟﻮﻥ
      Artinya : Ulama Salaf dan Ahli takwil
      sepakat bahwa sesungguhnya Nash-
      Nash yang tidak layak dengan Allah
      SWT itu bukan yang dimaksudkan. Dan
      mereka berbeda pendapat dalam
      menentukan makna yang layak dengan
      Allah SWT, maka para Salaf dia (tidak
      menentukan makna yang di
      maksudkan), sedangkan ahli takwil
      menentukan maknanya .(Imam Ibnu
      Jamaah, Idhah ad-Dalil fi Qath’ Hujaj
      ahl Ta’thil, hal 105, Dar Salam th
      1990)

    • @Universe-of.Sholawat_Channel
      @Universe-of.Sholawat_Channel Před 3 lety

      @@fatiyamabruk9404
      Ta'wil Ulama Salaf terhadap ayat-ayat Mutasyabihat (1)
      Riwayat perkataan Imam Malik bin Anas yang mentakwil sifat "nuzul" bagi Allah ada dalam kitab penjelasan para ulama ahlusunnah;
      Al Hafidz Adz dzahabi menjelaskan tafwidh Imam Malik didalam sifat istawa.
      ﻓﻗﻮﻟﻨﺎ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻭﺑﺎﺑﻪ: اﻹﻗﺮاﺭ، ﻭاﻹﻣﺮاﺭ، ﻭﺗﻔﻮﻳﺾ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﺇﻟﻰ ﻗﺎﺋﻠﻪ اﻟﺼﺎﺩﻕ اﻟﻤﻌﺼﻮﻡ.
      Penjelasan kami didalam yg demikian itu dan didalam babnya adalah berikrar (mengakui), membiarkan (tanpa takwil) dan mentafwidh maknanya kepada yg mengatakannya yg tidak diragukan kebenarannya lagi maksum.
      (Kitab siyar a'lam an nubala. Biografi Imam Malik.)
      Kemudian takwil Imam Malik bisa diketahui dari penuturan beberapa ulama ahli hadits sebagai berikut :
      Al Imam Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani berkata :
      ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﻭﻟﻪ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﻳﻠﻴﻖ ﻣﺴﺘﻌﻤﻞ ﻓﻲ ﻛﻼﻡ اﻟﻌﺮﺏ
      Sebagian dari para ulama adalah ulama yg mentakwilnya berdasarkan makna yg layak, musta'mal didalam bahasa arab. (Sudah mahsyur takwil tersebut didalam sastra arab)
      ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﺃﻓﺮﻁ ﻓﻲ اﻟﺘﺄﻭﻳﻞ ﺣﺘﻰ ﻛﺎﺩ ﺃﻥ ﻳﺨﺮﺝ ﺇﻟﻰ ﻧﻮﻉ ﻣﻦ اﻟﺘﺤﺮﻳﻒ
      Dan Sebagian dari mereka adalah orang yg berlebihan didalam mentakwil sehingga hampir saja ia keluar menuju semacam tahrif (memalingkan makna)
      ﻭﻣﻨﻬﻢ ﻣﻦ ﻓﺼﻞ ﺑﻴﻦ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﺗﺄﻭﻳﻠﻪ ﻗﺮﻳﺒﺎ ﻣﺴﺘﻌﻤﻼ ﻓﻲ ﻛﻼﻡ اﻟﻌﺮﺏ ﻭﺑﻴﻦ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﺑﻌﻴﺪا ﻣﻬﺠﻮﺭا ﻓﺄﻭﻝ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﻭﻓﻮﺽ ﻓﻲ ﺑﻌﺾ ﻭﻫﻮ ﻣﻨﻘﻮﻝ ﻋﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﻭﺟﺰﻡ ﺑﻪ ﻣﻦ اﻟﻤﺘﺄﺧﺮﻳﻦ ﺑﻦ ﺩﻗﻴﻖ اﻟﻌﻴﺪ
      Dan sebagian dari mereka adalah ulama yg memisahkan antara takwilnya yg dekat, yg digunakan didalam sastra arab dan takwil yg jauh, yg dilarang, maka ia mentakwil sebagian dan mentafwidh sebagian yg lain, dan yg demikian itu adalah yg dinukil dari imam malik, dan telah menetapkan dengan pendapat demikian ulama muta'akhirin ibnu daqiq al 'id.
      (cek Kitab fathul baari. Ibnu Hajar Al Asqalani.)
      Imam Nawawi berkata :
      ﺃﺣﺪﻫﻤﺎ ﺗﺄﻭﻳﻞ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ ﺃﻧﺲ ﻭﻏﻴﺮﻩ ﻣﻌﻨﺎﻩ ﺗﻨﺰﻝ ﺭﺣﻤﺘﻪ ﻭﺃﻣﺮﻩ ﻭﻣﻼﺋﻜﺘﻪ ﻛﻤﺎ ﻳﻘﺎﻝ ﻓﻌﻞ اﻟﺴﻠﻄﺎﻥ ﻛﺬا ﺇﺫا ﻓﻌﻠﻪ ﺃﺗﺒﺎﻋﻪ ﺑﺄﻣﺮﻩ
      Salah satunya adalah takwil Imam Malik bin Annas dan selainnya, maknanya adalah turun rahmat nya dan perintah nya dan para malaikatnya, sebagaimana dikatakan : sultan melakukan sesuatu, apabila pengikutnya telah mengerjakannya dengan perintahnya.
      Kitab Al Minhaj Syarah Sohih Muslim. Imam Nawawi.
      Imam Ibnu Abdil Bar berkata :
      ﻭﻗﺪ ﻗﺎﻝ ﻗﻮﻡ ﻣﻦ ﺃﻫﻞ اﻷﺛﺮ ﺃﻳﻀﺎ ﺇﻧﻪ ﻳﻨﺰﻝ ﺃﻣﺮﻩ ﻭﺗﻨﺰﻝ ﺭﺣﻤﺘﻪ ﻭﺭﻭﻯ ﺫﻟﻚ ﻋﻦ ﺣﺒﻴﺐ ﻛﺎﺗﺐ ﻣﻠﻚ ﻭﻏﻴﺮﻩ
      Sungguh telah berkata sekelompok ahli hadits juga, sesungguhnya maknanya turun perintah Nya dan turun rahmat Nya, dan telah diriwayatkan yg demikian itu dari hubaib, juru tulis Imam Malik dan selainnya.
      ﻭﻗﺪ ﺭﻭﻯ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻋﻠﻲ اﻟﺠﺒﻠﻲ ﻭﻛﺎﻥ ﻣﻦ ﺛﻘﺎﺕ اﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ ﺑﺎﻟﻘﻴﺮﻭاﻥ ﻗﺎﻝ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺟﺎﻣﻊ ﺑﻦ ﺳﻮاﺩﺓ ﺑﻤﺼﺮ ﻗﺎﻝ ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﻄﺮﻑ ﻋﻦ ﻣﺎﻟﻚ ﺑﻦ ﺃﻧﺲ ﺃﻧﻪ ﺳﺌﻞ ﻋﻦ اﻟﺤﺪﻳﺚ ﺇﻥ اﻟﻠﻪ ﻳﻨﺰﻝ ﻓﻲ اﻟﻠﻴﻞ ﺇﻟﻰ ﺳﻤﺎء اﻟﺪﻧﻴﺎ ﻓﻘﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ ﻳﺘﻨﺰﻝ ﺃﻣﺮﻩ ﻭﻗﺪ ﻳﺤﺘﻤﻞ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻝ ﻣﺎﻟﻚ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻣﻌﻨﻰ ﺃﻧﻪ ﺗﺘﻨﺰﻝ ﺭﺣﻤﺘﻪ ﻭﻗﻀﺎﺅﻩ ﺑﺎﻟﻌﻔﻮ ﻭاﻻﺳﺘﺠﺎﺑﺔ ﻭﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺃﻣﺮﻩ
      Sungguh telah meriwayatkan muhammad bin 'aliy al jabaliy, ia adalah orang yg tsiqoh didaerah qirwani, ia berkata telah menceritakan kepada kami jami' bin sawadah di mesir, ia berkata : telah menceritakan kepada kami mathraf dari imam malik bin annas, sesungguhnya ia ditanya tentang hadits Allah turun dimalam hari kelangit dunia, Imam Malik berkata : Maknanya turun perintah Nya. Ada beberapa kemungkinan makna sebagaimana imam malik berkata berdasarkan makna turun rahmat Nya dan ketetapan Nya dengan ampunan dan menjawab do'a, dan yg demikian itu sebagian dari perintah Nya.
      Kitab At Tamhid li ma fil muwatho'
      Al Hafidz Adz Dzahabi berkata :
      ﻭﻗﺎﻝ اﺑﻦ ﻋﺪﻱ: ﺣﺪﺛﻨﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺑﻦ ﻫﺎﺭﻭﻥ ﺑﻦ ﺣﺴﺎﻥ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺻﺎﻟﺢ ﺑﻦ ﺃﻳﻮﺏ، ﺣﺪﺛﻨﺎ ﺣﺒﻴﺐ ﺑﻦ ﺃﺑﻲ ﺣﺒﻴﺐ، ﺣﺪﺛﻨﻲ ﻣﺎﻟﻚ ﻗﺎﻝ: ﻳﺘﻨﺰﻝ ﺭﺑﻨﺎ -ﺗﺒﺎﺭﻙ ﻭﺗﻌﺎﻟﻰ- ﺃﻣﺮﻩ، ﻓﺄﻣﺎ ﻫﻮ، ﻓﺪاﺋﻢ ﻻ ﻳﺰﻭﻝ. ﻗﺎﻝ ﺻﺎﻟﺢ: ﻓﺬﻛﺮﺕ ﺫﻟﻚ ﻟﻴﺤﻴﻰ ﺑﻦ ﺑﻜﻴﺮ، ﻓﻘﺎﻝ: ﺣﺴﻦ ﻭاﻟﻠﻪ، ﻭﻟﻢ ﺃﺳﻤﻌﻪ ﻣﻦ ﻣﺎﻟﻚ.
      Ibnu 'adiy berkata : telah menceritakan kepada kami muhammad bin harun bin hasan, telah menceritakan kepada kami sholih bin ayyub, telah menceritakan kepada kami hubaib bin abi hubaib, telah menceritakan kepada ku Imam Malik, ia berkata : Turun Rabb kami Tabaarak wa ta'ala, maksudnya perintah Nya, adapun Allah adalah yg kekal tidak binasa. Sholih berkata : aku menuturkan yg demikian itu kepada yahya bin bakir, ia berkata : sanadnya hasan demi Allah. Dan aku tidak mendengarnya dari Imam Malik.
      ﻗﻠﺖ: ﻻ ﺃﻋﺮﻑ ﺻﺎﻟﺤﺎ، ﻭﺣﺒﻴﺐ ﻣﺸﻬﻮﺭ، ﻭاﻟﻤﺤﻔﻮﻅ ﻋﻦ ﻣﺎﻟﻚ -ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ- ﺭﻭاﻳﺔ اﻟﻮﻟﻴﺪ ﺑﻦ ﻣﺴﻠﻢ، ﺃﻧﻪ ﺳﺄﻟﻪ ﻋﻦ ﺃﺣﺎﺩﻳﺚ اﻟﺼﻔﺎﺕ، ﻓﻘﺎﻝ: ﺃﻣﺮﻫﺎ ﻛﻤﺎ ﺟﺎءﺕ، ﺑﻼ ﺗﻔﺴﻴﺮ. ﻓﻴﻜﻮﻥ ﻟﻹﻣﺎﻡ ﻓﻲ ﺫﻟﻚ ﻗﻮﻻﻥ ﺇﻥ ﺻﺤﺖ ﺭﻭاﻳﺔ ﺣﺒﻴﺐ.
      Aku (Adz Dzahabiy) berkata : Aku tidak mengenal Sholih, dan hubaib sudah mahsyur, sedangkan yg dihafal dari Imam Malik Rahimahullah adalah riwayat Al Walid bin muslim, sesungguhnya ia bertanya pada Imam Malik tentang hadits hadits sifat, Imam Malik berkata : Aku membiarkannya sebagaimana datang nya tanpa menjelaskan makna. Maka ada 2 qoul (Takwil dan tafwidh) bagi Imam Malik didalam masalah yg demikian jika sohih riwayat hubaib.
      Kitab Siyar A'lam An Nubala.
      Riwayat ulama salaf lain yg melakukan takwil adalah Imam Mujahid (wafat sekitar 104 H) ada dalam tafsir Imam Ath Thabari (wafat sekitar 310 H)
      Imam Hasan al Bashri (wafat sekitar 110 H), melakukan ta'wil terhadap teks tentang datangnya Tuhan (QS 89:22), dijelaskan oleh Imam Al Baghowi (wafat 516 H), dalam Ma'alim al Tanzil, juz 8.
      Imam Ahmad bin Hanbal -
      Dalam kitab "Al-Hidayah wa al-Nihayah" juz ke-10, hlm. 327, Imam Ibnu Katsir (w. 774 H) ternyata juga mengutip takwilan Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) terkait Qs. Al-Fajar 89:22, dan kutipan tersebut faktanya dalam bentuk "kutipan langsung" dengan sanad yang lengkap, yang periwayatannya dinisbatkan kepada Imam al-Baihaqi (w. 458 H), yang asal-usul periwayatannya ternyata juga berasal dari "atsar" Imam Ahmad bin Hanbal. Menurutnya, Imam Ahmad bin Hanbal berkata:
      وجاء ربك أي جاء ثوابه
      Artinya: "Telah datang Tuhanmu yakni telah datang pahala-Nya."
      Salah seorang ulama hadits mazhab Hanbali dari generasi khalaf abad ke-6 H., yakni Imam Ibnu al-Jawzi al-Hanbali (w. 597 H), dalam kitab tafsirnya juga menegaskan "bahasa ungkapan Imam Ahmad" tersebut. Lihat Ibnu al-Jawzi al-Hanbali, "Zad al-Masir fi 'Ilm at-Tafsir" juz VIII (Beirut: Dar Kutub al-Ilmiyah, 2009), hlm. 262, beliau berkata:
      (وجاء ربك) قد ذكرنا هذا المعنى في قوله تعالى (هل ينظرون الا اياءتيهم الله
      Pemahaman metode takwil tafshili dari Imam Ibnu al-Jawzi al-Hanbali (w. 597 H) terhadap ayat tersebut dapat dirujuk silang dengan pembahasan beliau pada ayat yang termaktub dalam Qs. Al-Baqarah 2:210. Lihat Ibnu al-Jawzi al-Hanbali, "Zad al-Masir fi 'Ilm at-Tafsir" juz I (Beirut: Dar Kutub al-'Ilmiyah, 2009), hlm. 193, beliau berkata.
      قوله تعالى (الا ان ياءتيهم الله) كان جماعة من السلف يمسكون عن الكلام في مثل هذا. وقد ذكر القاضي ابو يعلى عن احمد انه قال: المراد به: قدرته وامره. قال: وقد بينه في قوله تعالى (او ياءتي امر ربك) [الانعام : ١٥٨]
      Imam Ibnu al-Jawzi al-Hanbali (w. 597 H), ternyata juga memahami ayat tersebut dengan menggunakan metode takwil tafshili, dengan menyandarkan pendapatnya pada atsar Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) melalui jalur periwayatan dari al-Qadhi Abu Ya'la al-Hanbali (w. 458 H). Ini berarti atsar Imam Ahmad bin Hanbal tersebut diakui validitasnya secara masif di kalangan mazhab Hanbali.
      Imam Ibnu al-Jawzi al-Hanbali (w. 597 H) menyebutkan "atsar" Imam Ahmad bin Hanbal (w. 241 H) tersebut dengan ungkapan sbb:
      المراد به؛ قدرته وامره. قال وقد بينه في قوله تعالى؛ او ياءتي امر ربك
      
(Ayat Qs. al-Baqarah 2:210 yang berbunyi: "melainkan datangnya ALLAH kepada mereka" maksudnya adalah "qudrah-Nya" dan "amar-Nya", sebagaimana yang telah ALLAH jelaskan dalam firman-Nya: "... atau kedatangan Tuhanmu", maksudnya adalah "... atau kedatangan "amar" Tuhanmu").
      Wallaahua'lam bishawab

  • @artronikfc7933
    @artronikfc7933 Před 3 lety

    Bagus mas

    • @fatiyamabruk9404
      @fatiyamabruk9404 Před 3 lety

      Jais Al-Penajamy setelah dengar paparan arrazi mengenai al ibana jelas2 akhidah imam asyari sama dgn ahli sunah, pertama imam asyari tidak mentakwil tidak seperti ahli bidah mentakwil istiwa dgn istaula, kedua imam asyari menetapkan allah diatas arsy sesuai keagungan dan kemulian nya begitu juga ahli sunah kita tidak boleh menafsirkan atau membanyangkan istiwanya allah, ketika mendengar ayat," allah diatas arsy" kami percaya saja tanpa membagaimanakan atau membayangkan istiwanya allah karena akal kita terbatas tidak bisa mengjangkau atau memikirkan zat allah, klau memikirkan zat allah bisa gila bahkan sesat, imam malik ketika ditanya " bagaimana istiwanya allah" imam malik marah sampai gemetar kemudian beliau berkata istiwa maklum maksudnya kata istiwa dalam bahasa arab semua sudah tahu maknanya yaitu "berada diatas" tapi menanyakan bagiamana istiwanya allah itu bidah, beda dgn ahlu bidah ketika mendengar ayat allah diatas arsy otak kotor mereka membayangkan istiwanya allah sehingga muncul pertanyaan konyol "klau begitu allah sperti mahluk butuh tempat dan arah terus sebelum arsy diciptakan allah ada dimana?" Sejatimya ahli bidah yg menyerupakan allah dgn mahluknya karena otak.kotor mereka yg membayangkan istiwanya allah dan parahnya ketika otak kotornya yg rusak bukan otaknya yg dibenerin tapi ayatnya yg ditakwil, arrazi berusaha menafsirkan ucapan imam asyari yg sesuai dgn akhidah ahli sunah untuk menggiring opini bahwa imam asyari berbeda dgn akhidah nya rosul sahabat tabiin dan para imam yg empat . Dan arrazi berdusta dia mengatakan ahli sunah mentakwil ayat allah lebih dekat dr urat nadi maknanya malaikat,

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@fatiyamabruk9404​​@zulkarnainalatsari684 ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

  • @edimuhaedi1113
    @edimuhaedi1113 Před 3 lety

    Di kalimat itu المماسة atau الممارسة ya?
    Makasih admin kalo berkenan jawab.

    • @fatiyamabruk9404
      @fatiyamabruk9404 Před 3 lety

      Jais Al-Penajamy setelah dengar paparan arrazi mengenai al ibana jelas2 akhidah imam asyari sama dgn ahli sunah, pertama imam asyari tidak mentakwil tidak seperti ahli bidah mentakwil istiwa dgn istaula, kedua imam asyari menetapkan allah diatas arsy sesuai keagungan dan kemulian nya begitu juga ahli sunah kita tidak boleh menafsirkan atau membanyangkan istiwanya allah, ketika mendengar ayat," allah diatas arsy" kami percaya saja tanpa membagaimanakan atau membayangkan istiwanya allah karena akal kita terbatas tidak bisa mengjangkau atau memikirkan zat allah, klau memikirkan zat allah bisa gila bahkan sesat, imam malik ketika ditanya " bagaimana istiwanya allah" imam malik marah sampai gemetar kemudian beliau berkata istiwa maklum maksudnya kata istiwa dalam bahasa arab semua sudah tahu maknanya yaitu "berada diatas" tapi menanyakan bagiamana istiwanya allah itu bidah, beda dgn ahlu bidah ketika mendengar ayat allah diatas arsy otak kotor mereka membayangkan istiwanya allah sehingga muncul pertanyaan konyol "klau begitu allah sperti mahluk butuh tempat dan arah terus sebelum arsy diciptakan allah ada dimana?" Sejatimya ahli bidah yg menyerupakan allah dgn mahluknya karena otak.kotor mereka yg membayangkan istiwanya allah dan parahnya ketika otak kotornya yg rusak bukan otaknya yg dibenerin tapi ayatnya yg ditakwil, arrazi berusaha menafsirkan ucapan imam asyari yg sesuai dgn akhidah ahli sunah untuk menggiring opini bahwa imam asyari berbeda dgn akhidah nya rosul sahabat tabiin dan para imam yg empat . Dan arrazi berdusta dia mengatakan ahli sunah mentakwil ayat allah lebih dekat dr urat nadi maknanya malaikat,

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@fatiyamabruk9404​​@zulkarnainalatsari684 ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

  • @yudoas-sundawiy8955
    @yudoas-sundawiy8955 Před rokem

    Di BAGI-an pem-“buka”-an,
    ARRAZY me-MAKNA-i
    UCAP-an ABUW AL-hASAN AL-A`Sy`ARIY
    secara “METAPHORICAL” (“MAJAAZIY”)
    untuk meng-GAMBAR-kan bahwa
    ABUW AL-hASAN dan ARRAZY
    “sama-sama” me-MAKNA-i
    “FAWQIYYAH” ALLOOH
    secara METAFORIS.
    ARRAZY itu SENDIRI
    yang mem-BAGAIMANA-kan “ISTIWAA'”
    yang ALLOOH per-BUAT,
    LALU ia SENDIRI.
    yang mem-per-SAMA-kan antara
    “ISTIWAA'” ALLOOH dan DUDUK-nya MANUSIA

  • @UlasanBukuIslam
    @UlasanBukuIslam Před 2 lety

    Vangkeee takwil terooosss
    Pake ngomong derajat yg diatas.
    "Kemudian di atas langit ketujuh ada lautan yang jarak antara dasarnya dengan permukaannya adalah semisal jarak antara satu langit ke langit berikutnya. Kemudian di atas semua itu (setelah melepasi lautan), ada lapan malaikat Au'aal yang jarak antara hujung kakinya ke lututnya adalah seperti jarak antara satu langit ke langit berikutnya. Kemudian di belakang mereka ada 'Arsy (yang mereka pikul). jarak di antara dasarnya dengan atasnya adalah semisal antara satu langit ke langit berikutnya. Kemudian Allah Tabaraka wa Ta'ala di atas semua itu. (Sunan Abi Dawud. no. 4723)
    Derajat lautan lebih tinggi dari langit ketujuh??
    Ngawurrr

  • @jeczmang
    @jeczmang Před 3 lety +1

    Apa lg PDF banyak rubahan, taarud nya banyak

  • @yudoas-sundawiy8955
    @yudoas-sundawiy8955 Před rokem

    KATA “FAWQ” yang
    TAK di-DAHULU-i KATA “MIN”,
    MEMANG tak SELALU
    ber-MAKNA “hAQIYQIY”,
    seperti yang ter-DAPAT
    pada KALIMAT
    “WA HUWA AL-QOOHIRU FAWQO `IBAADI-HI”.
    NAMUN bila KATA “FAWQ”
    di-DAHULU-i KATA “MIN”,
    maka secara PASTI,
    “FAWQ” ber-MAKNA “hAQIYQIY”
    (dan TIDAK ber-MAKNA “MAJAAZIY”),
    seperti dalam KALIMAT
    “YA-KHOOFUWNA ROBBA-HUM MIN FAWQI-HIM”.

  • @abdullah5975
    @abdullah5975 Před 2 lety +5

    Saya tantang kepada para saudaraku semuslim yang masih belum meyakini bahwa Allah berada tinggi di atas Arsy, dan sudah mendapatkan penjelasan dari Arrazi Hasyim bahwa Al Ibanah yang asli adalah Al Ibanah Tahqiq Dr Fauqiyah, Cetakan Darul Anshar Mesir,
    SAYA TANTANG :
    MEMBACA KITAB AL IBANAH TERSEBUT.
    TERUTAMA DI BAB 5 : PEMBAHASAN TENTANG ISTAWA (HAL. 105-119).
    BUKTIKAN SENDIRI. MANA YANG BENAR MENURUT IMAM ABUL HASAN AL ASY'ARI.
    ALLAH BERADA DI ATAS ARSY.
    ATAU ALLAH TIDAK BERADA DI ATAS ARSY.
    Demikian tantangan saya. Tantangan untuk MEMBUKTIKAN SENDIRI isi Al Ibanah asli tersebut.
    Insyaallah, jika kalian jujur menerima isi kitab tersebut, kalian insyaallah akan hijrah kepada aqidah yang benar: Allah berada tinggi di atas Arsy di atas langit.
    Baaraka llaahu fiikum....
    Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua.

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 2 lety +1

      Berkata Imam Abul Hasan Al Asy'ari:
      فصل
      وقد قال قائلون من المعتزلة والجهمية و الحرورية، إن معنى قول الله تعالى:
      (( الرحمن على العرش استوى))
      أنه استولى وملك وقهر.
      و أن الله تعالى في كل مكان.
      وجحدوا أن يكون الله عز وجل مستو على عرشه كما قال أهل الحق.
      وذهبوا في الاستواء إلى القدرة.
      "PASAL
      Dan sungguh kaum Mu'tazilah, Jahmiyah, dan Haruriyah (Khawarij) berkata, bahwa makna Firman Allah Ta'ala:
      ((Allah Yang Maha Rahman, Dia (tetap senantiasa) ISTAWA (berada tinggi) di atas Singgasana.))
      maknanya adalah: *ISTAULAA (Menguasai),* MALAKA (Memiliki), dan QAHARA (Mengalahkan).
      Dan bahwa Allah berada di setiap tempat (di bumi).
      *Dan mereka (kaum Jahmiyah Mu'tazilah dan Khawarij) MENGINGKARI bahwa Allah 'Azza wa Jalla berada tinggi di atas Singgasana-Nya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ahlul Haq (Para Pengikut Kebenaran).*
      Dan mereka (kaum Mu'tazilah, Jahmiyah dan Khawarij) berpendapat bahwa ISTAWA itu adalah QUDRAH (Kekuasaan)."
      (Kitab Al Ibanah, Cetakan Darul Anshar Mesir, halaman 108).

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před 2 lety +1

      *IMAM ABUL HASAN AL ASY'ARI MENETAPKAN BAHWA ALLAH BERADA DI ATAS. DI ATAS ARSY. DI ATAS LANGIT*
      *(Faidah dari kitab Al Ibanah "asli"-nya Arrazi Hasyim)*
      ==============
      🌷 Alhamdulillah...
      Imam Abul Hasan Al Asy'ari telah menulis kitab rujuk kepada aqidah Ahlussunnah wal Jamaah. Kitab tersebut berjudul Al Ibanah 'an Ushulid Diyanah.
      Saat ini ada beberapa terbitan kitab Al Ibanah.
      🌷 Al Ibanah Cetakan Mesir adalah yang dianggap kaum "Asy'ariyah", sebagai Al Ibanah yang asli dan bersanad. Yakni : *Kitab Al Ibanah Tahqiq Dr Fauqiyah Darul Anshar Mesir.*
      🌷 Sedangkan Al Ibanah Cetakan Saudi, dianggap oleh kaum "Asy'ariyah", sebagai Al Ibanah yang dipalsukan oleh kaum "Wahhabi".
      🌷 TERNYATA, setelah saya membaca kedua kitab Al Ibanah tersebut, ternyata isi kedua kitab Al Ibanah (Cetakan Saudi dan Cetakan Mesir) tersebut, adalah SAMA-SAMA MENETAPKAN keberadaan Allah di atas Arsy. Sama-sama MENETAPKAN bahwa Allah memiliki Wajah, Mata dan Tangan.
      Dengan MAKNA ZHAHIRNYA. Tidak ditakwil dan tidak ditafwidh maknanya.
      Sesuai dengan keagungan-Nya.
      Tidak dibayangkan bagaimana caranya /rinciannya.
      Dan tidak disamakan dengan makhluk-Nya.
      🌷 Saya tunjukkan saja dari Al Ibanah Cetakan Mesir yang dianggap asli dan bersanad oleh kaum "Asy'ariyah":
      🌿 Di halaman 21:
      Imam Abul Hasan Al Asy'ari memaknai ISTAWA 'ALAA Arsy, dengan FAUQA (di atas) Arsy.
      🌿 Di Bab 5 (halaman 105-119), Imam Abul Hasan Al Asy'ari membahas secara khusus tentang keberadaan Allah di atas Arsy.
      Rinciannya:
      1️⃣ Dimulai dan judulnya: "Pembahasan Istawa di Atas Arsy".
      2️⃣ Kemudian di halaman 105-107, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menukilkan ayat-ayat tentang keberadaan Allah di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
      Beliau menetapkan makna zhahirnya. Tidak mentakwil dan tidak mentafwidh maknanya.
      Berbeda dengan kaum Asy'ariyyah saat ini.
      3️⃣ Kemudian, di halaman 108, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menjelaskan sikap kelompok bidah sesat Jahmiyah, Mu'tazilah dan Khawarij, yang mereka semua MENGINGKARI keberadaan Allah di atas Arsy, dan mereka semua MERUBAH makna ISTAWA (tinggi di atas) menjadi ISTAULAA (menguasai). SAMA seperti yang dikatakan KAUM ASY'ARIYYAH saat ini.
      4️⃣ Imam Abul Hasan, di halaman 111-112, menguatkan keberadaan Allah di atas, dengan beberapa hadits NUZUL (turunnya Allah).
      BERBEDA dengan kaum Asy'ariyyah saat ini.
      5️⃣ Imam Abul Hasan Al Asy'ari juga membawakan ayat-ayat yang lainnya di halaman 113-114, tentang keberadaan Allah di atas, tentang kedatangan Allah pada hari kiamat, dan lain-lain.
      Dengan makna zhahirnya. Tidak mentakwil dan tidak mentafwidh maknanya.
      6️⃣ Di halaman 115, Imam Abul Hasan Al Asy'ari juga menyebutkan ucapan doa dan ucapan seluruh kaum muslimin:
      يا ساكن السماء
      "Wahai (Allah) Yang tinggal di langit."
      لا، والذي احتجب بسبع سموات
      "Tidak, demi (Allah) yang terhijabi oleh tujuh langit.".
      Berbeda dengan ucapan, seorang ustadz Asy'ariyyah, Arrazi Hasyim, yang mengatakan : "Tidak ada kalimat Yaa Saakinas Sama'."
      7️⃣ Di halaman 116-117, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menegaskan keberadaan Allah di atas Arsy, dengan dalil-dalil tentang "Terpisahnya antara Dzat Allah dengan makhluk.
      Dzat Allah tidak berada di dalam makhluk.
      Makhluk pun tidak berada di dalam Dzat Allah".
      Berbeda dengan kaum ahli bidah sesat tasawuf ekstrim yang meyakini bahwa Allah menyatu dengan makhluk-Nya.
      8️⃣ Di halaman 118, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menukilkan ucapan Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, yang mana Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma dijadikan dalil oleh kaum "Asy'ariyah", untuk membolehkan "merubah makna ISTAWA tinggi di atas menjadi ISTAULAA (menguasai).
      Ternyata Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma menjelaskan bahwa Allah FAUQA (di atas) Kursi atau di atas langit.
      9️⃣ Terakhir, di halaman 119, Imam Abul Hasan Al Asy'ari membawakan hadits "Di mana Allah". Kemudian menjelaskan bahwa hadits ini adalah dalil keberadaan Allah di atas Arsy, di atas langit.
      🌷 *KESIMPULANNYA:*
      1. Imam Abul Hasan Al Asy'ari menetapkan bahwa Allah berada di atas. Di atas langit. Di atas Arsy. Dengan makna zhahirnya.
      2. Beliau juga menetapkan sifat Allah: "Turun ke langit dunia" dan "Datang pada hari kiamat". Dengan makna zhahirnya.
      3. Beliau TIDAK menyerahkan maknanya kepada Allah (TAFWIDH) dan tidak merubah maknanya (TAKWIL/TAHRIF), terhadap ayat-ayat dan hadits-hadits shahih tentang keberadaan Allah, sebagaimana yang disangka oleh kaum "Asy'ariyah".
      4. Beliau menjelaskan bahwa justeru yang mengingkari keberadaan Allah di atas Arsy, dan yang merubah maknanya menjadi ISTAULAA (menguasai), adalah kaum ahli bidah sesat Jahmiyah, Mu'tazilah dan Khawarij.
      🌷 Demikian.
      Semoga bermanfaat.
      🌷 Saya hanya berkewajiban menyampaikan.
      Mau diterima atau tidak, terserah.
      🌷 Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua.
      Aamiin...
      🌿🏵️🌿🏵️🌿

    • @MON-mc6gk
      @MON-mc6gk Před 2 lety

      Kalau meman anda berilmu dan bisa baca dan terjemahkankan kitab, bagaimana kalau anda tantan Dr Arrasyi Hasyim untuk klarifikasi sekalian tabayyun dgn membaca dan menjelaskan kitab Al Ibanah, saya tunggu video tantangan anda pada beliau diyoutube!

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před 2 lety +1

      @@MON-mc6gk
      Itu bantahan saya dan teman-teman sudah setahunan tidak ditanggapi oleh Arrazi Hasyim dan para muqollid nya.
      Antum bisa cek sendiri di halaman 115 ada tulisan "Yaa Saakinas Sama'".
      Arrazi Hasyim bilang tidak ada, padahal ada.
      Sampai sekarang tidak diralat. Tetap yang beredar video tersebut, yang mengatakan : Tidak ada kalimat Yaa Saakinas Sama'.

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 2 lety

      @@abdullah5975
      Betul.
      Sampai sekarang tidak ada ralat dari Arrazi Hasyim.
      Yang disebarkan masih [Tidak ada kalimat Yaa Saakinas samaa'].
      Padahal jelas ada di halaman 115.

  • @AlifAlif-wg7yw
    @AlifAlif-wg7yw Před 3 lety +6

    Dari penjelasan ustad Arrazy,,,,
    Dapat ditarik point bahwa imam Asyari tidak mentakwil ayat istiwa,,,
    Tapi beliau menetapkan bahwa Allah di atas Arsy,, dengan kesempurnaan Nya.

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga Před 3 lety +1

      Takwil digunakan juga oleh imam asy'ari. Tapi hanya beliau gunakan untuk melawan pemikiran filsuf sesat barat (yunani) yg telah meracuni pemikiran umatbislam pada masa beliau. Dan takwil pun ada panduannya yaitu menyandingkan ayat mutasyabihat dengan yg muhkamat. Contoh ;
      Takwil Allah menguasai Arsy. Banyak ayat yg menunjukkan bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, maka bila ditakwil istiwa Allah bimakna menguasai Arsy itu sah! Karena banyak dalil yg mendukungnya.
      Dan takwil itu hanya jalan terakhir, bila sdh tak ada jalan lain lagi. Kalau tdk perlu takwil ngapain takwil

    • @AlifAlif-wg7yw
      @AlifAlif-wg7yw Před 3 lety +2

      @@LingkungSeniSantriKalijaga
      Di kitab yang di bahas oleh ustad Arrazy nggak ada satupun perkataan imam Asyari yang mentakwil sifat Allah.
      Jadi jelaslah sudah aqidah imam asyari berbeda dengan para yang mengaku sebagai pengikut beliau.

    • @AlifAlif-wg7yw
      @AlifAlif-wg7yw Před 3 lety

      @@LingkungSeniSantriKalijaga
      Pertanyaan saya,,,,
      Lalu aqidah siapa yang dipakai oleh para pengikut asyariyah belakangan ?????

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga Před 3 lety +2

      @@AlifAlif-wg7yw sama dengan yang dibahas ustadz arrazy. Seperti itulah aqidah asyairah. Hanya saja seperti salafi yang terbagi jadi dua kubu ; ekstrim yg tdk menerima perbedaan dan moderat yg berlapang dada menerima perbedaan. Kalau di asyairah dua kubu itu ada yang mengutamakan metode takwil seperti UAS dan KH Idrus Ramli. ada yang tdk mengutamakan bahkan cenderung menjauhi metode takwil, seperti ustadz arrazy ini. Jadi dalam kitab yg dibahas ustadz arrazy ini ada metode takwil tapi penjelasannya seperti yg saya jelaskan di atas.
      Secara umum, sikap Ahlus Sunnah wal Jama’ah terhadap nama-nama Allah dan sifat-sifatNya, terbagi atas tiga bagian, yakni tatsbit (menetapkan apa adanya sesuai zhahir nash), tafwidh (menyerahkan maknanya kepada Allah Ta’ala), dan ta’wil (memberikan maknanya). Bukan tahrif (menyimpangkan/merubah), ta’thil (menafikan/mengingkari), dan *tasybih*(menyerupakan dengan makhluk).
      Dalam Fathul Bari , Al Imam Ibnu Hajar mengutip ucapan Ibnul Munayyar sebagai berikut:
      Bagi Ahli kalam, tentang sifat-sifat ini seperti ‘mata’, ‘wajah’, ‘tangan’, terdapat tiga pendapat:
      *Pertama*, sifat-sifat Allah adalah dzat yang ditetapkan oleh pendengaran (wahyu) dan tidak mampu bagi akal untuk mengetahuinya.
      *Kedua*, bahwa ‘mata’ adalah kinayah (kiasan) bagi penglihatan, ‘tangan’ adalah kinayah dari kekuatan, dan ‘wajah’ adalah kinayah dari sifat wujud.
      *Ketiga*, melewatinya sebagaimana datangnya, dan menyerahkan (mufawwadha) maknanya kepada Allah Ta’ala. (Fathul Bari, 20/484)
      Apa yang dikatakan Al Hafizh Ibnu Hajar ini, menunjukkan bahwa pada masa lalu, para ulama memaknai sifat-sifat Allah Ta’ala menjadi tiga metode: Pertama, *tatsbit*. Kedua, *ta’wil*. Ketiga, *tafwidh*. Namun, di antara tiga metode ini, ta’wil adalah metode yang paling jarang mereka lakukan, karena kehati-hatian kaum salaf pada saat itu.
      *Imam Ibnu Taimiyah Rahimahullah mengomentari fenomena saling mengkafirkan dan memfasikkan ini dengan mengatakan*:
      Ini adalah selalu menjadi pendapat saya, dan orang yang bermajelis dengan saya pasti tahu itu: Sesungguhnya saya adalah termasuk manusia yang paling keras melarang untuk menyandarkan seseorang secara spesifik kepada hukum kafir, fasik, dan maksiat, kecuali jika telah diketahui bahwa dia telah diberikan hujjah Islam yang siapa pun berselisih dengannya maka dia kafir, fasik, dan telah bermaksiat. Aku tekankan, sesungguhnya Allah telah mengampuni kesalahan umat ini: yang demikian itu kesalahan secara umum, baik itu permasalahan khabariyah (sifat-sifat Allah, pen), ucapan, atau perbuatan. Para salaf senantiasa berselisih dalam banyak permasalahan ini. Namun tidaklah menyaksikan mereka terhadap yang lainnya saling mengkafirkan, memfasikan dan menyebut telah berbuat maksiat.” (Imam Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fatawa, 1/258)
      Imam Al Laqqani Rahimahullah mengatakan, sebagaimana dikutip oleh Imam Al Alusi:
      “Al Laqqani berkata, “Kaum khalaf sering disebut orang-orang yang melakukan takwil dan kaum salaf- sering disebut sebagai orang yang melakukan tafwidh- telah sepakat untuk mensucikan Allah dari lafaz literal (tekstual) yang mustahil bagi Allah, menakwil dan mengeluarkan dari lafaz literal yang mustahil, serta mengimani bahwa hal itu adalah dari Allah yang diturunkan kepada Rasulullah. Mereka hanya berbeda dalam menentukan atau tidak menentukan mana yang benar. “ (Ruhul Ma’ani, 12/103).
      Al Ustadz Hasan Al Banna Rahimahullah juga mengatakan seperti yang dikatakan Imam Ibnu Taimiyah, sebagai berikut :
      "Bersamaan ini, kami juga meyakini bawah ta’wil - ta’wil kaum khalaf tidaklah mengharuskan jatuhnya hukum kafir dan fasik kepada mereka, dan jangan sampai terjadi pertentangan berkepanjangan di antara mereka dan selain mereka, baik yang terdahulu dan sekarang, dada Islam lebih luas dari itu semua.
      Orang yang paling kuat dalam memegang pendapat salaf -semoga Allah meridhai mereka- pun telah melakukan ta’wil pada beberapa tempat, dia adalah Imam Ahmad bin Hambal Radhiallahu ‘Anhu. DI antaranya adalah ta’wilnya terhadap hadts: *Hajar Aswad adalah Tangan Kanan Allah di muka bumi.” Dan hadits lainnya: “Hati seorang mu’min berada di antara dua jari dari jari-jari Ar Rahman Dan hadits: “Sesungguhnya saya mendapatkan Zat Ar Rahman dari arah Yaman.” (Al Imam Asy Syahid Hasan Al Banna, Majmu’ah Ar Rasail, Hal. 368. Al Maktabah At Tafiqiyah)*
      Imam Ibn Hajar al-Haitami dalam karyanya berjudul Al Minhâj Al Qawîm ‘Ala Al Muqaddimah Al Hadhramiyyah menuliskan sebagai berikut:
      واعلم أن القَرَافي وغيره حكوا عن الشافعي ومالك وأحمد وأبي حنيفة رضي الله عنهم القول بكفر القائلين بالجهة والتجسيم، وهم حقيقون بذلك
      “Ketahuilah bahwa Al Qarafi dan lainnya telah meriwayatkan dari Al Imâm asy-Syafi’i, Al Imam Malik, Al Imâm Ahmad dan Al Imâm Abu Hanifah bahwa mereka semua sepakat mengatakan bahwa seorang yang menetapkan ARAH bagi Allah dan mengatakan bahwa Allah adalah benda maka orang tersebut telah menjadi kafir. Mereka semua (para Imam madzhab) tersebut telah benar-benar menyatakan demikian” (Al Minhâj Al Qawîm, Hal. 224)

    • @AlifAlif-wg7yw
      @AlifAlif-wg7yw Před 3 lety +1

      @@LingkungSeniSantriKalijaga
      Jadi intinya adalah aqidah kalian berbeda dengan aqidah imam asyari.
      Lalu aqidah siapa yang kalian ikuti ????

  • @whitenoise6995
    @whitenoise6995 Před 2 lety +2

    Yg yg jelas dong pak razy, Ada kok dibilang ga ada, anda bisa bhs Arab apa ga?

  • @nurdinsultansyarifudin3627

    Kelak akan Allah tunjukkan apa yg kalian perdebatkan.

  • @irvanp.4495
    @irvanp.4495 Před 2 lety

    Taubatny imam asyari lewat kitabnya al ibanah,semoga pengikutnya sekarang jg bertaubat

    • @imammukhlis4127
      @imammukhlis4127 Před 2 lety

      wkwkw dari dulu aja imam dan pengikutnya sama kok disuruh tobat

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

    • @M_Respect
      @M_Respect Před 3 měsíci

      Lah mana ada, itu kitap Al ibanah versi arab, beda dengan yang aslinya.
      Kitap imam Ghazali aja yang asli dari Mesir sampai ke arab ilang 5 naskah tentang ziarah kubur

  • @jackasia5185
    @jackasia5185 Před měsícem

    Dari pada takwil ulama ash'ari jaman ini yg sesat mengatakan takwilnya menguasai salah satu abdul shomad dan ali jumuah

  • @ibnurasyid3349
    @ibnurasyid3349 Před 3 lety +5

    Hendaknya kita merujuk kpd sebenar2xnya aqidah ahlussunnah yaitu aqidahnya salafushshalih spt yg diajarkan Buya Hamka, spt yg beliau tulis di buku karya beliau "Tanja Djawab" hal 85: "Tuhan bersemayam di atas arsy haruslah (wajib) diterima dalam keseluruhannya, dengan tidak menanyakan “kaifa”, bagaimana rupa tangan itu, mata itu, atau duduk semacam itu."

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 2 lety +1

      Di Al Ibanah Cetakan Mesir tersebut di Bab 6, Imam Abul Hasan Al Asy'ari juga menetapkan bahwa Allah memiliki Wajah Mata dan Tangan tanpa membayangkan bagaimana bentuk-Nya.

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@zulkarnainalatsari684​​@zulkarnainalatsari684 ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

  • @scalperstudio432
    @scalperstudio432 Před 3 lety +1

    In sha Allah Asy'ariah di Indonesia gak bakalan bisa di kibulin wahabi.
    Mudah-mudahan Allah menjaga ustadz ar razzy

    • @fatiyamabruk9404
      @fatiyamabruk9404 Před 3 lety

      Jais Al-Penajamy setelah dengar paparan arrazi mengenai al ibana jelas2 akhidah imam asyari sama dgn ahli sunah, pertama imam asyari tidak mentakwil tidak seperti ahli bidah mentakwil istiwa dgn istaula, kedua imam asyari menetapkan allah diatas arsy sesuai keagungan dan kemulian nya begitu juga ahli sunah kita tidak boleh menafsirkan atau membanyangkan istiwanya allah, ketika mendengar ayat," allah diatas arsy" kami percaya saja tanpa membagaimanakan atau membayangkan istiwanya allah karena akal kita terbatas tidak bisa mengjangkau atau memikirkan zat allah, klau memikirkan zat allah bisa gila bahkan sesat, imam malik ketika ditanya " bagaimana istiwanya allah" imam malik marah sampai gemetar kemudian beliau berkata istiwa maklum maksudnya kata istiwa dalam bahasa arab semua sudah tahu maknanya yaitu "berada diatas" tapi menanyakan bagiamana istiwanya allah itu bidah, beda dgn ahlu bidah ketika mendengar ayat allah diatas arsy otak kotor mereka membayangkan istiwanya allah sehingga muncul pertanyaan konyol "klau begitu allah sperti mahluk butuh tempat dan arah terus sebelum arsy diciptakan allah ada dimana?" Sejatimya ahli bidah yg menyerupakan allah dgn mahluknya karena otak.kotor mereka yg membayangkan istiwanya allah dan parahnya ketika otak kotornya yg rusak bukan otaknya yg dibenerin tapi ayatnya yg ditakwil, arrazi berusaha menafsirkan ucapan imam asyari yg sesuai dgn akhidah ahli sunah untuk menggiring opini bahwa imam asyari berbeda dgn akhidah nya rosul sahabat tabiin dan para imam yg empat . Dan arrazi berdusta dia mengatakan ahli sunah mentakwil ayat allah lebih dekat dr urat nadi maknanya malaikat,

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety

      @@fatiyamabruk9404
      Betul, Mbak.
      Baaraka llaahu fiikum.
      Al Ibanah yang "asli" menurut Arrazi tersebut, isinya juga sama dengan Al Ibanah cetakan Saudi, yang diajarkan oleh pengajian Ahlussunah wal Jamaah Salafi.
      Sama-sama menetapkan bahwa:
      1. Allah bersemayam tinggal menetap di atas Singgasana-Nya di atas langit.
      2. Mentakwil istawa dengan menguasai (istaulaa, malaka, qahara) adalah kesesatan aqidah Jahmiyah.
      3. Allah memiliki Wajah Mata Tangan.
      4. Jahmiyah mengingkari bahwa Allah memiliki Wajah Mata Tangan.
      Sayangnya mereka (kaum Asy'ariyah) tidak mau membaca kitab Al Ibanah itu sendiri.
      Coba Arrazi mau membacakan Al Ibanah bab Istawanya Allah, Wajah, Mata, dan Tangan Allah.
      Insyaallah semua muridnya pindah ke pengajian Ahlussunah wal Jamaah Salafi.
      Alhamdulillah.

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety

      @@fatiyamabruk9404
      Bisa dilihat dengan mendownload Pdf Kitab Al Ibanah Mesir yang dishare oleh @ Ahmad Soediro di kolom komentar video ini juga.

    • @scalperstudio432
      @scalperstudio432 Před 3 lety

      @fatiya dan @zulkarnain :pindah? gamau ah udah mantep dengan ahlu sunnah yang sudah masyhur dari zaman ke zaman yang sanadnya sudah jelas.
      Wahabi? Gak bisa di terima dengan aql wa naql😂😂😂

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety

      @@scalperstudio432
      Silahkan, Mas.
      Saya tidak masalah.
      Yang penting kita sama-sama sudah punya jawaban di pengadilan akhirat kelak.
      Tinggal Allah menghukumi kita bagaimana.
      Semoga Allah memberikan hidayah dan ampunan kepada kita semua.
      Baaraka llaahu fiikum.

  • @abdullah5975
    @abdullah5975 Před rokem

    pdf Al Ibanah Imam Asyari

  • @mohammadabdullah5253
    @mohammadabdullah5253 Před 3 lety

    Kitab itu dijual di Indonesia?

    • @fatiyamabruk9404
      @fatiyamabruk9404 Před 3 lety +1

      Jais Al-Penajamy setelah dengar paparan arrazi mengenai al ibana jelas2 akhidah imam asyari sama dgn ahli sunah, pertama imam asyari tidak mentakwil tidak seperti ahli bidah mentakwil istiwa dgn istaula, kedua imam asyari menetapkan allah diatas arsy sesuai keagungan dan kemulian nya begitu juga ahli sunah kita tidak boleh menafsirkan atau membanyangkan istiwanya allah, ketika mendengar ayat," allah diatas arsy" kami percaya saja tanpa membagaimanakan atau membayangkan istiwanya allah karena akal kita terbatas tidak bisa mengjangkau atau memikirkan zat allah, klau memikirkan zat allah bisa gila bahkan sesat, imam malik ketika ditanya " bagaimana istiwanya allah" imam malik marah sampai gemetar kemudian beliau berkata istiwa maklum maksudnya kata istiwa dalam bahasa arab semua sudah tahu maknanya yaitu "berada diatas" tapi menanyakan bagiamana istiwanya allah itu bidah, beda dgn ahlu bidah ketika mendengar ayat allah diatas arsy otak kotor mereka membayangkan istiwanya allah sehingga muncul pertanyaan konyol "klau begitu allah sperti mahluk butuh tempat dan arah terus sebelum arsy diciptakan allah ada dimana?" Sejatimya ahli bidah yg menyerupakan allah dgn mahluknya karena otak.kotor mereka yg membayangkan istiwanya allah dan parahnya ketika otak kotornya yg rusak bukan otaknya yg dibenerin tapi ayatnya yg ditakwil, arrazi berusaha menafsirkan ucapan imam asyari yg sesuai dgn akhidah ahli sunah untuk menggiring opini bahwa imam asyari berbeda dgn akhidah nya rosul sahabat tabiin dan para imam yg empat . Dan arrazi berdusta dia mengatakan ahli sunah mentakwil ayat allah lebih dekat dr urat nadi maknanya malaikat,

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před 2 lety

      Saya tantang kepada para saudaraku semuslim yang masih belum meyakini bahwa Allah berada tinggi di atas Arsy, dan sudah mendapatkan penjelasan dari Arrazi Hasyim bahwa Al Ibanah yang asli adalah Al Ibanah Tahqiq Dr Fauqiyah, Cetakan Darul Anshar Mesir,
      SAYA TANTANG :
      MEMBACA KITAB AL IBANAH TERSEBUT.
      TERUTAMA DI BAB 5 : PEMBAHASAN TENTANG ISTAWA (HAL. 105-119).
      BUKTIKAN SENDIRI. MANA YANG BENAR MENURUT IMAM ABUL HASAN AL ASY'ARI.
      ALLAH BERADA DI ATAS ARSY.
      ATAU ALLAH TIDAK BERADA DI ATAS ARSY.
      Demikian tantangan saya. Tantangan untuk MEMBUKTIKAN SENDIRI isi Al Ibanah asli tersebut.
      Insyaallah, jika kalian jujur menerima isi kitab tersebut, kalian insyaallah akan hijrah kepada aqidah yang benar: Allah berada tinggi di atas Arsy di atas langit.
      Baaraka llaahu fiikum....
      Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua.

    • @faizhijaz6980
      @faizhijaz6980 Před 2 lety

      @@abdullah5975 dan disemua versi ibanah tidak ade pentakwilan ayat istawa

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před 2 lety

      @@faizhijaz6980
      Ya.
      Betul.
      Semuanya menunjukkan makna zhahirnya: 'ALAA (Berada Tinggi di atas)dan IRTAFA'A (Naik, meninggi, di atas).
      Baaraka llaahu fiikum.

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@fatiyamabruk9404​​@zulkarnainalatsari684 ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

  • @madukumurni1667
    @madukumurni1667 Před 2 lety

    Dibacakan teks al ibanah yang menurutnya shohih pun, dari awal sampai akhir video ini, apakah sedang membicarakan istawa sebagai istaula? bahkan Ustadz sendiri sedang membacakannya dari awal sampai akhir sedang berbicara tentang istawa yg suci dari menyentuh, dst.... tidak ada pembahasan ta'wil istawa adalah istaula. gak sadarkah? mau pakek naskah "yaa sakinal sama'" ataupun "yaa sakinal arsy", sama saja, gak ngaruh. kedua naskah sama sama sedang bicara ttg sifat istawa, bukan membahas tentang ta'wil istawa adalah istaula.
    saya tonton video ini berulang kali dari awal sampai akhir, bantahannya tidak ada di video ini. malah justru menguatkan bahwa Allah istawa 'ala Arsy, Allah fi Sama'. Sama sekali tidak ada bahasan imam asyari ttg ta'wil istawa adalah istaula.

  • @zalwan9399
    @zalwan9399 Před 2 lety

    Bagi pencari kebenaran dn ini sebagai tambahn refernsi keilmuan... silahkan bisa lihat aqidah nya Abul Hasan Al asyari langsung dari kitab beliau klik linknya 👇
    czcams.com/video/GBpCIBp6I9g/video.html

  • @hardsteelworkshop
    @hardsteelworkshop Před 3 lety

    ما شاء الله...
    Terima kasih ust atas pnjelasan ttg Al-Ibanah...
    Semoga Allah mmberkati ust...
    Semoga Allah memelihara kt dari aqidah yg tidak benar...

    • @fatiyamabruk9404
      @fatiyamabruk9404 Před 3 lety

      Jais Al-Penajamy setelah dengar paparan arrazi mengenai al ibana jelas2 akhidah imam asyari sama dgn ahli sunah, pertama imam asyari tidak mentakwil tidak seperti ahli bidah mentakwil istiwa dgn istaula, kedua imam asyari menetapkan allah diatas arsy sesuai keagungan dan kemulian nya begitu juga ahli sunah kita tidak boleh menafsirkan atau membanyangkan istiwanya allah, ketika mendengar ayat," allah diatas arsy" kami percaya saja tanpa membagaimanakan atau membayangkan istiwanya allah karena akal kita terbatas tidak bisa mengjangkau atau memikirkan zat allah, klau memikirkan zat allah bisa gila bahkan sesat, imam malik ketika ditanya " bagaimana istiwanya allah" imam malik marah sampai gemetar kemudian beliau berkata istiwa maklum maksudnya kata istiwa dalam bahasa arab semua sudah tahu maknanya yaitu "berada diatas" tapi menanyakan bagiamana istiwanya allah itu bidah, beda dgn ahlu bidah ketika mendengar ayat allah diatas arsy otak kotor mereka membayangkan istiwanya allah sehingga muncul pertanyaan konyol "klau begitu allah sperti mahluk butuh tempat dan arah terus sebelum arsy diciptakan allah ada dimana?" Sejatimya ahli bidah yg menyerupakan allah dgn mahluknya karena otak.kotor mereka yg membayangkan istiwanya allah dan parahnya ketika otak kotornya yg rusak bukan otaknya yg dibenerin tapi ayatnya yg ditakwil, arrazi berusaha menafsirkan ucapan imam asyari yg sesuai dgn akhidah ahli sunah untuk menggiring opini bahwa imam asyari berbeda dgn akhidah nya rosul sahabat tabiin dan para imam yg empat . Dan arrazi berdusta dia mengatakan ahli sunah mentakwil ayat allah lebih dekat dr urat nadi maknanya malaikat,

    • @ksakksak739
      @ksakksak739 Před rokem

      @@fatiyamabruk9404 Hadis Qudsi dlm Sahih Bukhari: Maridtu Falam Taud'ni..Cuba diterjemahkan dong..

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@fatiyamabruk9404​​ ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

  • @ishaktaib5025
    @ishaktaib5025 Před 2 lety

    Si Azzary Al-Kazzab

  • @farizibrahim5969
    @farizibrahim5969 Před rokem +1

    Roozi Rozi.. Kerjaanlu ngelak melulu, elu mau keling dunia bagian manapun elu tanya sama orang "Dimana Allah" jawabanya ya udah pasti "Di langit". Bukan seperti keyakinanlu "Allah tidak diatas, dibawah, dikanan, dikiri, didalam, diluar, tidak di alam raya, tidak juga diluar alam raya, tidak di arah manapun" Lah berarti Allah itu dimana..?? pemahaman ngawurlu itu akan sulit diterima oleh orang yg paling cerdas sekalipun.!!

  • @muhammadfirmanudin6726

    Mau tanya Ustadz
    Allah Maha Melihat.... bagaimana cara Allah Melihat apakah dgn Mata, Kacamata, atau teropong?

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga Před 3 lety +2

      Bi la kaif! Tanpa cara. Cara hanya berlaku bagi makhluk

    • @wakwaw..
      @wakwaw.. Před 3 lety +1

      Ketika anda mimpi melihat seseorang,, dengan apa anda melihat itu, dengan mata, kacamata atau teropong??

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga Před 3 lety

      @@wakwaw.. nah itu kan makhluk yah. Bisa ditanyakan gimana caranya, kalau Allah tidak. Karena bi la kayf itu

    • @farhanfardan9916
      @farhanfardan9916 Před 3 lety

      @@wakwaw.. cerdas

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety +1

      Sebagaimana dijelaskan oleh Imam Abul Hasan Al Asy'ari sendiri di kitab Al Ibanah cetakan Mesir:
      1. Allah memiliki Wajah Mata Tangan.
      2. Jahmiyah mengingkari bahwa Allah memiliki Wajah Mata Tangan.

  • @juwariah921
    @juwariah921 Před 3 lety +1

    Assalamualaikum. Saudaraku islam itu mudah. Aqidah islatm itu mudah, semudah jawaban budak wanita atas pertanyaan Rusulullah sholatu wasalam " di mana Allah? di jawab Allah ada diatas langit.dan DIBENARKAN OLEH NABI. MUDAH KAN ?!. Shahabat gak ada yg protes, seperti asyairah. Tapi jawaban pertanyaan Allah dimana? di hadapan asyairoh membingungkan. Renungkan. Orang yng cerdas pasti pilih manhaj Rasulullah shalatu wasalam.

    • @biasaaja7103
      @biasaaja7103 Před 3 lety

      😛

    • @kolakpisang6384
      @kolakpisang6384 Před 3 lety

      Jujuk? Apakah akal anda sama seperti budak?

    • @juwariah921
      @juwariah921 Před 3 lety +2

      @@kolakpisang6384 saya lebih memilih akalnya budak yg jelas di benarkan oleh Rosulullah sholatu wasalam dari pada akalnya DR asyairoh yg tidak ada jaminan pembenaran dari Rosulullah sholatuwasalam.

    • @kolakpisang6384
      @kolakpisang6384 Před 3 lety

      @@juwariah921 coba tuliskan hadits lengkapnya,, kita bahas sama2

    • @juwariah921
      @juwariah921 Před 3 lety

      @@kolakpisang6384 afwan hadits pnjng silahkan lihat di blog abul jauza : hadist muawiyah bin khakam.

  • @ipulsaepullah1541
    @ipulsaepullah1541 Před rokem

    Penjelasan ust Arrazy justru semakin meyakinkan Allah istiwa diatas arsy, dengan cara istiwa yg berbeda dg mahluk spt halnya diyakini imam Hambali dan imam yg lainnya.
    Allah diatas bukan hanya derajatnya, keagungannya saja tapi juga zatnya.

    • @syamsuri3261
      @syamsuri3261 Před rokem

      Sebelum Allah menciptakan tempat apakah Allah diatas arsy ...?!? Lalu ketika kiamat Allah apakah masih ada diatas Arsy ...?!?

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před rokem

      ​@@syamsuri3261
      Sudah baca hadits "Di mana Allah sebelum ada makhluk", belum?
      Kalau belum, baca dulu! Ada jawaban dari pertanyaan sampeyan.
      ...
      Sudah baca "Ada 8 makhluk yang dikekalkan Allah", belum?
      Jika belum, baca dulu! Ada jawaban untuk pertanyaan sampeyan yang kedua.
      ...

    • @syamsuri3261
      @syamsuri3261 Před rokem

      @@abdullah5975 allah ada tanpa tempat ,TDK seprti Aqidah Wahabi yg Musyabbihah meyakini Allah berada diatas langit , Allah berada diatas Arsy ...?!?
      Langit & Arsy apakah kekal menurut anda ...?!?

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před rokem

      @@syamsuri3261
      Baca dulu.
      Baru komentar.

    • @syamsuri3261
      @syamsuri3261 Před rokem

      @@abdullah5975 klo anda merasa SDH LBH pintar dr sy tinggal jawab aja pertanyaan saya...simple kan

  • @zulkarnainalatsari684
    @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety +3

    Ternyata lafazh tambahan di halaman 21 Al Ibanah Cetakan Mesir, ini dijelaskan sendiri oleh Dr Fauqiyah di catatan kaki halaman 21, adalah lafazh dari 1 manuskrip yang menyendiri, berbeda dengan lafazh 3 makhtuthot yang lainnya.
    Dan Dr Fauqiyah sebelumnya, di halaman tulisan beliau 187-188, telah menjelaskan bahwa 1 manuskrip tersebut adalah manuskrip yang tidak jelas siapa nama penulisnya.
    Dan Lafazh 3 makhtuthot yang lainnya tersebut adalah sama dengan Al Ibanah Cetakan Saudi.
    Tanpa ada tambahan tersebut ("Istawa tanpa menyentuh, menetap, bertempat, dan seterusnya").
    Jelas dijelaskan oleh Dr Fauqiyah sendiri di catatan kaki.
    Jadi ucapan Arrazi, bahwa "Al Ibanah Cetakan Saudi adalah palsu", adalah salah besar.
    Justeru tambahan tersebut diragukan keasliannya.
    Seandainya lafazh tambahan tersebut shahih dari Imam Abul Hasan Al Asy'ari, justeru semakin menguatkan bahwa istawa di sini adalah tentang keberadaan Allah di atas Arsy.
    Apalagi lafazh "Yaa Sakinas samaak (Wahai yang tinggal di langit)" yang kata Arrazi sendiri menguatkan Keberadaan Allah di atas Arsy, ternyata juga ada di Kitab Al Ibanah Cetakan Mesir ini di halaman 115.
    Maka semakin jelaslah kesalahan Arrazi di dalam membandingkan kedua Al Ibanah tersebut (Cetakan Mesir dan Saudi).
    Yang benar, kedua Al Ibanah tersebut, baik yang Cetakan Saudi maupun yang Cetakan Mesir, adalah sama-sama menetapkan bahwa Allah berada di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
    Alhamdulillah.

    • @rz_deathbringer1221
      @rz_deathbringer1221 Před 2 lety

      Sama seperti yahudi suka mengubah ayat ayat Allah.
      Sama seperti oknum saudi yg mencetak dan menghapus catatan kaki...
      Padahal catatan kaki itu penjelasan si penulis...
      Oknum dari saudi tersebut tidak jujur..

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 2 lety +1

      @@rz_deathbringer1221
      Nggak nyambung, Pak.
      Ini membahas catatan kaki di Al Ibanah Cetakan Mesir, halaman 21.
      Isinya sama dengan Al Ibanah Cetakan Saudi, yang kata Arrazi "menghilangkan lafazh".
      Masalahnya antum tidak mau melihat kitabnya langsung.
      Cuma taqlid buta kepada Arrazi.
      Wajar...

    • @rz_deathbringer1221
      @rz_deathbringer1221 Před 2 lety

      @@zulkarnainalatsari684 lo anda sendiri yg bilang, baca dulu bacaan anda itu di atas..

    • @rz_deathbringer1221
      @rz_deathbringer1221 Před 2 lety

      @@zulkarnainalatsari684 catatan tambahan itu perlu untuk dibaca dan dipahami.
      Allah di atas Arsy, tanpa persentuhan, tanpa penyatuan, tanpa masuk ke dalam,
      Artinya
      Allah itu ada tanpa tempat.
      Jika tidak ada tempat maka tidak ada arah disisi Allah.
      Maka Allah Ada tanpa tempat di atas Arsy.
      Sehingga kata di atas bukan menunjukkan tempat, melainkan hanya nama atau penyebutan saja.

    • @rz_deathbringer1221
      @rz_deathbringer1221 Před 2 lety

      @@zulkarnainalatsari684 maka benarlah perkataan Allah.
      Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
      هُوَ الْاَ وَّلُ وَا لْاٰ خِرُ وَا لظَّاهِرُ وَا لْبَا طِنُ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ
      huwal-awwalu wal-aakhiru wazh-zhoohiru wal-baathin, wa huwa bikulli syai-in 'aliim
      "Dialah Yang Awal, Yang Akhir, Yang Zahir, dan Yang Batin; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."
      (QS. Al-Hadid 57: Ayat 3)

  • @masruhan9178
    @masruhan9178 Před 4 měsíci

    Wahabi memang suka menambah , mengurangi , memalsukan , membelokan makna kitab - kitab Ulama' ,

  • @Amalia-fx4im
    @Amalia-fx4im Před 3 lety +1

    Ma Lum hingga anak kecilnya pun tahu negara manakah itu?

    • @fatiyamabruk9404
      @fatiyamabruk9404 Před 3 lety

      Jais Al-Penajamy setelah dengar paparan arrazi mengenai al ibana jelas2 akhidah imam asyari sama dgn ahli sunah, pertama imam asyari tidak mentakwil tidak seperti ahli bidah mentakwil istiwa dgn istaula, kedua imam asyari menetapkan allah diatas arsy sesuai keagungan dan kemulian nya begitu juga ahli sunah kita tidak boleh menafsirkan atau membanyangkan istiwanya allah, ketika mendengar ayat," allah diatas arsy" kami percaya saja tanpa membagaimanakan atau membayangkan istiwanya allah karena akal kita terbatas tidak bisa mengjangkau atau memikirkan zat allah, klau memikirkan zat allah bisa gila bahkan sesat, imam malik ketika ditanya " bagaimana istiwanya allah" imam malik marah sampai gemetar kemudian beliau berkata istiwa maklum maksudnya kata istiwa dalam bahasa arab semua sudah tahu maknanya yaitu "berada diatas" tapi menanyakan bagiamana istiwanya allah itu bidah, beda dgn ahlu bidah ketika mendengar ayat allah diatas arsy otak kotor mereka membayangkan istiwanya allah sehingga muncul pertanyaan konyol "klau begitu allah sperti mahluk butuh tempat dan arah terus sebelum arsy diciptakan allah ada dimana?" Sejatimya ahli bidah yg menyerupakan allah dgn mahluknya karena otak.kotor mereka yg membayangkan istiwanya allah dan parahnya ketika otak kotornya yg rusak bukan otaknya yg dibenerin tapi ayatnya yg ditakwil, arrazi berusaha menafsirkan ucapan imam asyari yg sesuai dgn akhidah ahli sunah untuk menggiring opini bahwa imam asyari berbeda dgn akhidah nya rosul sahabat tabiin dan para imam yg empat . Dan arrazi berdusta dia mengatakan ahli sunah mentakwil ayat allah lebih dekat dr urat nadi maknanya malaikat,

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@fatiyamabruk9404​​@zulkarnainalatsari684 ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

  • @junartoimamprakoso
    @junartoimamprakoso Před 3 lety +1

    Mantap, keren ustaz Arrazy. Hampir saya terperdaya mereka

    • @fatiyamabruk9404
      @fatiyamabruk9404 Před 3 lety

      Jais Al-Penajamy setelah dengar paparan arrazi mengenai al ibana jelas2 akhidah imam asyari sama dgn ahli sunah, pertama imam asyari tidak mentakwil tidak seperti ahli bidah mentakwil istiwa dgn istaula, kedua imam asyari menetapkan allah diatas arsy sesuai keagungan dan kemulian nya begitu juga ahli sunah kita tidak boleh menafsirkan atau membanyangkan istiwanya allah, ketika mendengar ayat," allah diatas arsy" kami percaya saja tanpa membagaimanakan atau membayangkan istiwanya allah karena akal kita terbatas tidak bisa mengjangkau atau memikirkan zat allah, klau memikirkan zat allah bisa gila bahkan sesat, imam malik ketika ditanya " bagaimana istiwanya allah" imam malik marah sampai gemetar kemudian beliau berkata istiwa maklum maksudnya kata istiwa dalam bahasa arab semua sudah tahu maknanya yaitu "berada diatas" tapi menanyakan bagiamana istiwanya allah itu bidah, beda dgn ahlu bidah ketika mendengar ayat allah diatas arsy otak kotor mereka membayangkan istiwanya allah sehingga muncul pertanyaan konyol "klau begitu allah sperti mahluk butuh tempat dan arah terus sebelum arsy diciptakan allah ada dimana?" Sejatimya ahli bidah yg menyerupakan allah dgn mahluknya karena otak.kotor mereka yg membayangkan istiwanya allah dan parahnya ketika otak kotornya yg rusak bukan otaknya yg dibenerin tapi ayatnya yg ditakwil, arrazi berusaha menafsirkan ucapan imam asyari yg sesuai dgn akhidah ahli sunah untuk menggiring opini bahwa imam asyari berbeda dgn akhidah nya rosul sahabat tabiin dan para imam yg empat . Dan arrazi berdusta dia mengatakan ahli sunah mentakwil ayat allah lebih dekat dr urat nadi maknanya malaikat,

    • @ozilsyahruel7505
      @ozilsyahruel7505 Před 3 lety

      @@fatiyamabruk9404 setan pasti akan mengelincirkan aqidah Ahlussunnah... Setan dari timur Madinah yg menyebarkan faham mujassimah nya

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@fatiyamabruk9404​​ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

  • @Amalia-fx4im
    @Amalia-fx4im Před 3 lety +1

    Istiwa ma lum hingga anak kecilnyapun tahu negara manakah itu?

  • @mohamadabdullah6360
    @mohamadabdullah6360 Před 10 měsíci

    Taqwil lagi pegangan abu hasan.

  • @meizarabunadjib4358
    @meizarabunadjib4358 Před 3 lety +2

    Saran ana..yg datangi lah atau undang ustad firanda untuk diskusi atau debat terbuka..berani nggk ?

    • @ukeina1
      @ukeina1 Před 3 lety

      Kalau debat ujung ujungnya debat kusir....

    • @kolakpisang6384
      @kolakpisang6384 Před 3 lety

      @@ukeina1 orang yg tidak berilmu akan debat kusir dengan textualisnya

    • @asepsupriadi2583
      @asepsupriadi2583 Před 3 lety +1

      Ngeyel,.. wahabi nga puas,.. seribu dalil juga pasti di tolak

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety

      Alhamdulillah.
      Video Arrazi ini sudah pernah saya dengar.
      Dan sudah saya sampaikan penjelasan dari para Ustadz Ahlussunah wal Jamaah Salafi tentang perbedaan "versi" Al Ibanah.
      Setelah saya tampung semua, saya berusaha membuat kesimpulan:
      1. Cara menimbang Arrazi mana yang asli dan mana yang palsu, adalah TIDAK ILMIAH.
      Dia menimbang dengan cara mencocokkan dengan KEYAKINANNYA sendiri.
      Yang COCOK dengan keyakinannya, dia hukumi: Al Ibanah asli.
      Yang TIDAK COCOK dengan keyakinannya, dia hukumi: Al Ibanah palsu.
      Ini adalah TIDAK ILMIAH sama sekali.
      Bersifat subyektif.
      2. Alhamdulillah. Ada ulama Saudi membuat PENELITIAN ILMIAH di dalam masalah ini.
      Caranya:
      - Beliau mengumpulkan seluruh manuskrip Al Ibanah yang ada. Baik yang dipakai cetakan Saudi, India, Mesir, dan lain-lain.
      - Beliau mengumpulkan kitab-kitab para ulama lainnya yang menukil kitab Al Ibanah.
      Hasilnya:
      - Justeru yang NYELENEH di dalam bab Al istawa adalah SATU MANUSKRIP yang menukil tambahan yang dipakai oleh Dr. Fauqiyah (cetakan Mesir). Dan itu juga diakui oleh Dr. Fauqiyah sendiri. Bahwa manuskrip tersebut BERBEDA dengan manuskrip-manuskrip yang lainnya. Dan satu manuskrip tersebut TANPA ADA NAMA PENULISNYA.
      - Kitab-kitab yang menukil bab Al istawa, semuanya COCOK dengan Al Ibanah CETAKAN SAUDI, bukan yang cetakan Mesir.
      - Kesimpulannya: tambahan penjelasan tentang istawa nya Allah di cetakan Mesir, adalah TAMBAHAN yang LEMAH. Berlawanan dengan perkataan Imam Abul Hasan Al Asy'ari sebelumnya dan sesudahnya tentang istawa nya Allah.
      3. Meskipun Arrazi berkata bahwa Al Ibanah cetakan Mesir tersebut adalah Al Ibanah yang asli, tetap saja dia tidak mau membacakan kitab tersebut atau menerjemahkannya.
      Kenapa?
      Karena, secara utuh, Al Ibanah yang "asli" tersebut, ternyata kesimpulannya adalah sama dengan yang diajarkan oleh pengajian Ahlussunah wal Jamaah Salafi.
      Bahwa:
      - Allah berada di atas Singgasana-Nya di atas langit ketujuh, dengan cara sesuai dengan keagungan Allah.
      - Memaknai istawa dengan menguasai (istaulaa, malaka, qahara), adalah termasuk kesesatan aqidah Jahmiyah.
      - Allah memiliki Wajah Mata Tangan sesuai dengan keagungan Allah.
      - Mengingkari bahwa Allah memiliki Wajah Mata Tangan, adalah juga kesesatan aqidah Jahmiyah.
      Demikian.
      Semoga bermanfaat.

  • @khairrusydi7595
    @khairrusydi7595 Před 3 lety

    Admin yang ganteng.
    Bagaimana dengan lanjutan di tafsir Al-Qurthubi di surat Al-A'raf? Tepatnya di tafsir beliau halaman 219/7
    وَالْأَكْثَرُ مِنَ الْمُتَقَدِّمِينَ وَالْمُتَأَخِّرِينَ أَنَّهُ إِذَا وَجَبَ تَنْزِيهُ الْبَارِي سُبْحَانَهُ عَنِ الْجِهَةِ وَالتَّحَيُّزِ فَمِنْ ضَرُورَةِ ذَلِكَ وَلَوَاحِقِهِ اللَّازِمَةِ عَلَيْهِ عِنْدَ عَامَّةِ الْعُلَمَاءِ الْمُتَقَدِّمِينَ وَقَادَتِهِمْ مِنَ الْمُتَأَخِّرِينَ تَنْزِيهُهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى عَنِ الْجِهَةِ، فَلَيْسَ بِجِهَةِ فَوْقٍ عِنْدَهُمْ، لِأَنَّهُ يَلْزَمُ مِنْ ذَلِكَ عِنْدَهُمْ مَتَى اخْتَصَّ بِجِهَةٍ أَنْ يَكُونَ فِي مَكَانٍ أَوْ حَيِّزٍ، وَيَلْزَمُ عَلَى الْمَكَانِ وَالْحَيِّزِ الْحَرَكَةُ وَالسُّكُونُ لِلْمُتَحَيِّزِ، وَالتَّغَيُّرُ وَالْحُدُوثُ. هَذَا قَوْلُ الْمُتَكَلِّمِينَ. وَقَدْ كَانَ السَّلَفُ الْأَوَّلُ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ لَا يَقُولُونَ بِنَفْيِ الْجِهَةِ وَلَا يَنْطِقُونَ بِذَلِكَ، بَلْ نَطَقُوا هُمْ وَالْكَافَّةُ بِإِثْبَاتِهَا لِلَّهِ تَعَالَى كَمَا نَطَقَ كِتَابُهُ وَأَخْبَرَتْ رُسُلُهُ. وَلَمْ يُنْكِرْ أَحَدٌ مِنَ السَّلَفِ الصَّالِحِ أَنَّهُ اسْتَوَى عَلَى عَرْشِهِ حَقِيقَةً
    [القرطبي، شمس الدين، تفسير القرطبي، ٢١٩/٧]
    Lah, disitu dibilang kalau akidah admin ini adalah akidah AHLUL KALAM? ALIAS متكلمين? Tolong penjelasannya wan kawan

    • @khairrusydi7595
      @khairrusydi7595 Před 3 lety

      Admin ini mengutip tafsir Al-Qurthubi di surat Al-Baqarah karena ada pendapat Ibnu A'thiyyah disana. Tapi gk berani ke surat Al-A'raf karena disana langsung membahas ayat ثم استوى على العرش

    • @khairrusydi7595
      @khairrusydi7595 Před 3 lety

      Kethuan yang bohong sebenarnya siapa? Maka jaga lisanmu kisanak dari vonis mujassimah de el el yak

    • @khairrusydi7595
      @khairrusydi7595 Před 3 lety

      @@cctvaswaja6143 kita beriman dengannya dan membenarkannya. Apakah itu bermakna ITSBAT (MENETAPKAN) atau TA'THIL (MENGINGKARI)????
      Ngaku tafwidh tapi sejatinya MENOLAK SIFAT hadewhhh yang saya nukil diatas kok gk ditanggapi ya? Padahal gamblang banget disitu penjelasannya 😤. Mentang-mentang Ibnu 'Athiyyah pendapatnya seperti itu d pas ayat kursi aja. Di surat Al-A'raf malah kebalikannya. Sebenarnya yang tukang sunat fakta siapa?

    • @khairrusydi7595
      @khairrusydi7595 Před 3 lety

      @@cctvaswaja6143 TAFWIDH juga jalan Asy'ariyah yang mana? Di video diatas kalian menafsirkan dengan uluwwul qudrah? Jadi sebenarnya mana yang aaidah Asy'ari? Katanya the real ahlussunnah kok beda2? Ada yang sampe nanya-nanya gimana cara Allah turun sepertiga malam? Ini udah perkara TAKYIF (membagaimanakan) broooo!!! Dan sebelum ada takyif muncul di pikiran antum, maka pasti SEBABNYA adalah TA'THIL (ingkar shifat). Lah ini nukil kata2 para Ulama' salaf yang bilang KAMI BERIMAN TANPA KAYF? Di IG, admin ini belagak paling SALAFI tapi suka pelintir2 pemikiran. Ingat yang HAQ akan tetap HAQ sampe hari kiamat bro, dan semuanya bakal ditanya secara detail di yaumul hisab.
      Ittaqillah

    • @khairrusydi7595
      @khairrusydi7595 Před 3 lety

      @@cctvaswaja6143 ana tanya ke anda Min! JAWAB JUJUR!
      Apa pendapatmu tentang hadist NUZUL Allah di sepertiga malam?
      APAKAH JAWABAN ANDA AKAN SAMA DENGAN 'DIALOG UST IDRUS RAMLI dan ABDUL SHAMAD yang INGKAR sifat dan malah menTAKWIL?
      Manhaj salafus shaleh jelas sekali mereka mengimani dan mempercayai tanpa menafsirkan dan tanpa membagaimanakan. Jika ada yang membagaimanakan sungguh ia telah tergelincir Wallahua'lam bisshawab.
      Semoga Allah memberikan ampunan dan hidayah bagi kita semua

  • @ojan5613
    @ojan5613 Před 3 lety +2

    Kan yang di bahas sama ustadz firanda kitab maqolat islamiyin kenapa yang di bahas ustadz ini al ibanah? Gak nyambung menurut saya

  • @aryanto4156
    @aryanto4156 Před rokem

    Heh sadar gak?
    Teksnya sama dengan yang di sampaikan oleh ust firanda
    Hanya ust firanda tidak memakai takwil
    Pertanyaan utuk ust kenapa di takwil seperti itu?
    Apa dalil pentakwilan itu?
    Misal istiwa di takwil berkuasa apa dalilnya?

  • @biasaaja7103
    @biasaaja7103 Před 3 lety +1

    Syekh Talafi Jahiliyun Youtubiyun pasti selalu nongol kalau di video cctv aswaja🤣

    • @fatiyamabruk9404
      @fatiyamabruk9404 Před 3 lety

      Jais Al-Penajamy setelah dengar paparan arrazi mengenai al ibana jelas2 akhidah imam asyari sama dgn ahli sunah, pertama imam asyari tidak mentakwil tidak seperti ahli bidah mentakwil istiwa dgn istaula, kedua imam asyari menetapkan allah diatas arsy sesuai keagungan dan kemulian nya begitu juga ahli sunah kita tidak boleh menafsirkan atau membanyangkan istiwanya allah, ketika mendengar ayat," allah diatas arsy" kami percaya saja tanpa membagaimanakan atau membayangkan istiwanya allah karena akal kita terbatas tidak bisa mengjangkau atau memikirkan zat allah, klau memikirkan zat allah bisa gila bahkan sesat, imam malik ketika ditanya " bagaimana istiwanya allah" imam malik marah sampai gemetar kemudian beliau berkata istiwa maklum maksudnya kata istiwa dalam bahasa arab semua sudah tahu maknanya yaitu "berada diatas" tapi menanyakan bagiamana istiwanya allah itu bidah, beda dgn ahlu bidah ketika mendengar ayat allah diatas arsy otak kotor mereka membayangkan istiwanya allah sehingga muncul pertanyaan konyol "klau begitu allah sperti mahluk butuh tempat dan arah terus sebelum arsy diciptakan allah ada dimana?" Sejatimya ahli bidah yg menyerupakan allah dgn mahluknya karena otak.kotor mereka yg membayangkan istiwanya allah dan parahnya ketika otak kotornya yg rusak bukan otaknya yg dibenerin tapi ayatnya yg ditakwil, arrazi berusaha menafsirkan ucapan imam asyari yg sesuai dgn akhidah ahli sunah untuk menggiring opini bahwa imam asyari berbeda dgn akhidah nya rosul sahabat tabiin dan para imam yg empat . Dan arrazi berdusta dia mengatakan ahli sunah mentakwil ayat allah lebih dekat dr urat nadi maknanya malaikat,

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@fatiyamabruk9404​​@zulkarnainalatsari684 ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

  • @juniarchannel8545
    @juniarchannel8545 Před 3 lety +1

    Akidah Imam al-Asy’ari sebelumnya adalah Mu'tazilah yaitu Allah adalah Makhluk dan menolak Allah diatas Arsy kemudian beliau bertobat
    Kemudian sekarang para pengikutnya modifikasi Akidah Mu'tazilah menjadi Allah ada dimana-mana atau Allah adalah ion-ion dalam semua Makhluk (Wahdatul Wujud) .

    • @muhammadmustaqim3990
      @muhammadmustaqim3990 Před 3 lety

      Mas masio muktazilah ya nggak Allah adalah mahluk .mas di busek ae tulisan itu.

    • @juniarchannel8545
      @juniarchannel8545 Před 3 lety

      @@muhammadmustaqim3990
      Wahdatul wujud sendiri artinya bersatunya Tuhan dengan manusia yang telah mencapai MAKRIFAT
      Aqidah Musailamah al-Kazzab telah mencapai tingkat makrifat bahwa ia memperoleh bisikan wahyu dari Allah dan menyebut dirinya sebagai RAHMAN dan menyatakan dirinya memiliki Sifat Ketuhanan (Wahdatul Wujud)

    • @Averos8178
      @Averos8178 Před 3 lety +1

      @@juniarchannel8545 lah tololnya justru akidah thohawiyah, asyairah, mathuridi itu mengatakan allah ada tanpa tempat. Jadi kalau kau memfitnah akidah kami mengatakan allah dimana-mana berarti kau mengatakan allah bertempat. Justru akidah kalian yang mengatakan allah bertempat ( mujassimah, musyabbihah). Kau memfitnah akidah kami sama kayak musailamah al kadzab..apa kau ga tau musailamah itu lahir du najd..najd itu tempat lahirnya junjungan kalian muhammad bin abdul wahab, utsaimin dan bin baz juga lahir di najd. Najd ( tanduk setan)

    • @juniarchannel8545
      @juniarchannel8545 Před 3 lety

      @@Averos8178
      Makrifat Dajjal
      "Barangsiapa mengenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya atau WAHDATUL WUJUD maka AKU adalah TUHAN"
      Tidak ada yang percaya Manusia mengaku Tuhan kecuali pengikut Wahdatul Wujud

    • @ilkomunublitar946
      @ilkomunublitar946 Před 3 lety

      Fitnah terussss..... lanjutkan fitnahnya! mana ada Asy'ariyyah bilang Allah dimana-mana

  • @moeslimin2735
    @moeslimin2735 Před 2 lety

    Ceramah ini berisi pembohongan publik, katanya dalam cetakan mesir tdk ada kalimat "ya saakinassama'. Ternyata saya cek sendiri ada kalimat itu.
    Katanya naskah yg ditahqiq ada 5 ternyata yg benar ada 4,dan itu tertulis di kitabnya jadi bisa di cek.
    Katanya cetakannya darul abshar, yg benar darul anshar bisa di cek pdfnya.

    • @ahmadjauhari8878
      @ahmadjauhari8878 Před 2 lety

      Atau kh kemungkinan palsu juga kitab yg ada di pdf anda tersebut ( ada perubahan isinya).. Sorry..

    • @moeslimin2735
      @moeslimin2735 Před 2 lety

      Bisa jadi, bisa juga yg palsu yg dia pegang, yg katanya muktamad

  • @NasalChain
    @NasalChain Před 3 lety +2

    Al-Ibanah saja yg dibahas? Kalo kitab Maqolat Al-Islamiyyin gimana? Yang dipakai untuk metodologi aqidah jangan hanya kitab Imam Asy-Ari yang fase kullabiyah saja dong. Ini Al-Ibanah saja yg dinukil cuman sebagian sebagian 😂

    • @hijratgrafika2030
      @hijratgrafika2030 Před 3 lety

      Itulah sobat... Salafi ni memang suka memfitnah... Tuduhan bidah.. Bahkan Imam Syafii dan syekh sudaispun kena Bidah oleh mereka... Bahkan nuduh Imam Syafii berkata Allah Duduk Di Arsy, pdhal pakai refensi Dhaif Jiddan... Jelas2 pengikut Syafii dari dulu mengetahui Imam Syafii berkata MAUJUD BILLAMAKAN (ALLAH ADA DAN TIDAK BUTUH TEMPAT)

    • @NasalChain
      @NasalChain Před 2 lety

      @@hijratgrafika2030 Iman Syafii menulis dalam kitab nya Al Uluww
      القول في السنة التى أنا عليها ورأيت أصحابنا عليها أهل الحديث الذين رأيتهم وأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله وأن الله تعالى على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وأن الله تعالى ينزل إلى سماء الدنيا كيف شاء
      Pendapat dalam sunnah yang aku di atasnya dan aku melihat para shahabat kami juga di atasnya yaitu ahlul hadits yang aku melihat mereka dan mengambil ilmu dari mereka seperti Sufyan, Malik dan lainnya adalah menetapkan syahadat laa ilaaha illallah wa anna muhammadan rosulullah dan bahwanya Allah di atas Arasnya di langit, Dia mendekat kepada makhluknya dengan apa yang ia kehendaki. Dan bahwa Allah Ta’ala turun ke langit dunia dengan cara yang Dia kehendaki

    • @karl-asadel
      @karl-asadel Před rokem

      @@NasalChain ada pdfnya gak ustadz?

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@NasalChain​​@zulkarnainalatsari684 ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

    • @muhammadhidayatullah1285
      @muhammadhidayatullah1285 Před 10 měsíci

      ​@@karl-asadel​​@zulkarnainalatsari684 ini semua hanya kelaim kaum Wahabloon lol😂😂 lu liat ceramah Buya arazzy yg lain tentang ibnu teimiyah.. Wahabloon yg mengkalim mengikuti akidah imam Ahmad ternyata bertentangan dngn imam Ahmad asli.. justrus imam Asy'ari lah yg mengikuti imam Ahmad yg benar didalam kitab Al ibanah versi Al'azhar tdak seperti pemahaman Wahabloon yg menetapkan arah tempat di ayat mutasyabihat justru imam Ahmad memakai metode tafwhid yg mengimani ayat dan mengembalikan makna nya sesuai yg Allah maksud dan pemikiran ini sama dngn Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah pke metode tafwhid dan takwil.. beda jauh sma Wahabloon yg menetapkan arah dan tempat😂😂 Wahabloon terjebak mengikuti pemikiran ibnu teimiyah yg terpengaruh oleh paham karomiyah Mujasimmah.. ini pakta bi😂😂 jdi mau ngelak gmna jga Wahabloon bkn bagian dari pengikut imam Ahmad yg asli Wahabloon bkn salafi bkn Ahlusunnah😂😂 justru Asy'ariyah Maturidiyah lah pengikut imam Syafi'i imam Ahmad dll pengikut salaf asli mangkanya di bentengi dngn nama Ahlusunnah Waljamaah Asy'ariyah Maturidiyah... Paham sampe sini bi😂😂

  • @rangtaeh2000
    @rangtaeh2000 Před 3 lety

    Imam Asy'ari bukan salaf, karena salaf berakhir dengan meninggalnya mayoritas generasi tabi' tabi'in sekitar tahun 132 H.
    Ada sebagian ulama yg berpendapat bahwa salaf berakhir sekitar tahun 220 H

    • @putriyuliawardani4868
      @putriyuliawardani4868 Před 3 lety

      1 generasi itu 100 tahun
      1-100 tahun generasi sahabat
      100 - 200 generasi tabiin
      200 - 300 generasi tabi' tabi'in

    • @rangtaeh2000
      @rangtaeh2000 Před 3 lety

      @@putriyuliawardani4868
      Shahabat adalah orang yang bertemu dengan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dalam keadaan beriman.
      Tabi'in adalah orang yang bertemu dengan Shahabat
      Tabi' tabi'in adalah orang yang bertemu dengan tabi'in.
      Coba sebutkan siapa tabi'in yg bertemu dengan Imam Asy'ari?

  • @nurwae3637
    @nurwae3637 Před 2 lety

    😃😃😃😃😃😃😃 cari pembenaran,,,,,,

  • @yudoas-sundawiy8955
    @yudoas-sundawiy8955 Před rokem

    TIPU-an KUNO

  • @user-kq4th7lj3r
    @user-kq4th7lj3r Před 4 lety +1

    Pendeta firanda baca sendiri....ustad arazi lebih brani menunjukkan langsung teksnya.

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před 2 lety

      Saya tantang kepada para saudaraku semuslim yang masih belum meyakini bahwa Allah berada tinggi di atas Arsy, dan sudah mendapatkan penjelasan dari Arrazi Hasyim bahwa Al Ibanah yang asli adalah Al Ibanah Tahqiq Dr Fauqiyah, Cetakan Darul Anshar Mesir,
      SAYA TANTANG :
      MEMBACA KITAB AL IBANAH TERSEBUT.
      TERUTAMA DI BAB 5 : PEMBAHASAN TENTANG ISTAWA (HAL. 105-119).
      BUKTIKAN SENDIRI. MANA YANG BENAR MENURUT IMAM ABUL HASAN AL ASY'ARI.
      ALLAH BERADA DI ATAS ARSY.
      ATAU ALLAH TIDAK BERADA DI ATAS ARSY.
      Demikian tantangan saya. Tantangan untuk MEMBUKTIKAN SENDIRI isi Al Ibanah asli tersebut.
      Insyaallah, jika kalian jujur menerima isi kitab tersebut, kalian insyaallah akan hijrah kepada aqidah yang benar: Allah berada tinggi di atas Arsy di atas langit.
      Baaraka llaahu fiikum....
      Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua.

    • @faizhijaz6980
      @faizhijaz6980 Před 2 lety

      Dan apa yg dibaca ar razi tidak trdapat takwilan ayat istawa didalam ibanah..adakah anda tidak sedar atau berpura2 didalam kebodohan?

    • @user-kq4th7lj3r
      @user-kq4th7lj3r Před 2 lety

      @@faizhijaz6980 tuhan itu awal (tidak ada yang menciptakan).
      Arsy itu makhluk.tempat ciptaan
      Dimana tuhan menciptakan arsy tidak bisa di bayangkan.imani saja.
      (Siapa yang tau dimana tuhan menciptakan arsy????)

    • @faizhijaz6980
      @faizhijaz6980 Před 2 lety

      @@user-kq4th7lj3r siapa yg ckp tuhan ade awl ade akhir? Jgn menuduh
      Dan tiada siapa membayangkan arash Allah seperti mana fahaman salaf yg tidak takwil dan diserahkan maksudnya kpd Allah..salaf hanya beriman spt mana firman quran
      Dimana dalam ibanah imam asyaari takwil ayat istawa spt mana asyairah didlm al ibanah? Boleh nyatakan?

  • @juniarchannel8545
    @juniarchannel8545 Před 3 lety

    Apa itu Mujassimah ???
    Mujassimah adalah Allah seperti Makhluk-Nya
    1. Mendengar
    2. Melihat
    3. Berbicara
    4. Murka
    dll..

    • @LingkungSeniSantriKalijaga
      @LingkungSeniSantriKalijaga Před 3 lety +1

      @@cctvaswaja6143 pernah saya ajak dialog min, dia bahas2 ttg wihdatul wujud dan jism tapi ga tau ta'rif jism dan wihdatul wujud itu apa

    • @ilkomunublitar946
      @ilkomunublitar946 Před 3 lety +1

      Memalukan, yuk ngopi di ASWAJA NU CENTER KOTA BLITAR

    • @juniarchannel8545
      @juniarchannel8545 Před 3 lety

      Membongkar Aqidah Asy'ariyah
      (ASWAJA versi TASAWUF)
      Asy'ariyah awalnya berakidah muktazilah yaitu Quran adalah Makhluk kemudian pindah Akidah mengambil dasar keyakinannya dari Kullabiyah, yaitu Kalam Allah adalah makna yang melekat tersimpan pada dzatNya
      Asy'ariyah meyakini Al-Quran bukan Kalam Allah tetapi kalam Jibril karena Jibril hanya yang mengungkap makna yang melekat dan tersimpan pada dzatNya dalam bahasa Arab disebut Al Qur’an, bila dalam bahasa Ibrani disebut Taurat, dalam bahasa Suryaniyah disebut Injil
      Asy'ariyah menetapkan tujuh sifat Allah seperti yang dimiliki pada BATHIN manusia yaitu hayah, ilmu, qudrah, iradah, sam’u, bashir, dan kalam.
      Asy'ariyah menolak sifat DZAHIR perbuatan Allah (seperti istiwa, nuzul, tangan, wajah dll)
      Aqidah asy'ariyah mengedepankan akal (rasional) daripada IMAN pada tekstual ayat (nash) dalam memahami Al-Qur'an dan Hadits
      Aqidah Asy’ariyah menjadi Aqidah para Tasawuf (sufi) dunia yang tergabung dalam konfrensi Checnya yang mengeluarkan fatwa secara resmi menegaskan bahwa aliran Wahabi bukan bagian dari TASAWUF

    • @ilkomunublitar946
      @ilkomunublitar946 Před 3 lety +1

      @@juniarchannel8545 Ngakunya pengikut salaf. Tapi copy paste dari internet. Memalukan ente. Mana rujukan kitab salafnya?

    • @ilkomunublitar946
      @ilkomunublitar946 Před 3 lety +1

      @@juniarchannel8545 Dilihat dari video yang anda upload di channel anda. Anda upload kemaksiatan dengan memajang aurat perempuan. Dalam ilmu hadist. Anda tidak layak diterima ilmu dan sanad ilmunya. Tobat akhi. katanya ikut salaf.

  • @abujabir5415
    @abujabir5415 Před 3 lety +1

    Ini bantahannya ga nyambung ust firanda membaca kitab maqalatul islamiyyin eh doktor arrrazy ini malah membaca kitab al ibanah. Mugkin ga bisa membantah ust firanda ya.

    • @abujabir5415
      @abujabir5415 Před 3 lety

      Yg dibaca juga DR arazy dari kitab ibanah tetap juga menetapkan Allah istiwa di atas arsy tidak ada dalam teks yg dibaca buku ibanah karya abu hasan al asyaari mentakwil kalimat istiwa menjadi istawla, berarti ust firanda benar.
      Yg kedua ijma dinukil oleh ibnu mubarak, al auzai, imam bukhari dan yang lainya bahwasanya Allah istiwa di atas arsnya.
      Mana hebat Dr rozzy dgn abdull bin mubarak, al auzaii dan imam bukhari?
      Berarti memnurt DR Arrzy ini imam bukhari sesat, imam auzai sesat, ibnu mubarak juga sesat kerena mengatakan Allah di istiwa ditas arsnya.

    • @Averos8178
      @Averos8178 Před 3 lety +2

      @@abujabir5415 lah dengar baik2 penjelasannya..imam asyari berpendapat tafwidh (menyerahkan maknanya kepada allah dan hanya allah yang tau maknanya)
      Kutipannya:
      makna allah istiwa diatas arsy kata imam asyari adalah allah istiwa sesuai dengan apa yang allah maksud, bukan sesuai dengan apa yang kita katakan. Jelas disini imam asyari tafwidh. Kemudian imam asyari memperjelas lagi dengan mentakwil ( menarik makna ayat2 mutasyabihat sesuai dengan makna ayat2 muhkamat). Kutipannya:
      Bukan menempati atau berada diatas, yakni istawa yang munazzahan (yang suci dari gambaran2) tidak pula menyentuh dan tidak pula istiqrar (menempati). Dipertegas lagi allah tidak mengambil makan (tempat) dan hulul (memasukinya) dan intiqal (berpindah-pindah) dan allah tidaklah dipikul arsy atau dipikul oleh malaikat yang menahan arasy justru mereka dijamin dan dijaga oleh kehalusan qudrah allah taala dan mereka dikuasai oleh kekuasaan allah taala. Jelas pada kutipan ini imam asyari mentakwil kata istiwa ke makna istaula (menguasai) sesuai dengan sifat allah maha kuasa. Dan tuduhan2 firanda mengatakan imam asyari memaknai istiwa secara zohir adalah dusta belaka..

    • @abujabir5415
      @abujabir5415 Před 3 lety

      @@Averos8178 imam abu hasan al-asyari tafwid dari sisis kaifiah bukan dari sisi makna, dan semua orang yg mengatakan Allah diatas merreka tafwid dari sisi kaifiah bukan dari sisi makna, makanya antum harus jeli juga dalam memahami perkataan imam abu hasan asyari yg antum nukil.

    • @Averos8178
      @Averos8178 Před 3 lety +2

      @@abujabir5415 lah kan udah aku jelaskan sesuai nukilan kitabnya makna tafwidh itu artinya menyerahkan makna sebenarnya kepada allah cuman allah yang tau makna yang sebenarnya.

    • @abujabir5415
      @abujabir5415 Před 3 lety

      @@Averos8178 antum berarti salah faham apa yg antum baca, coba antum nukil teksnya dalam bahasa arab disini dan kita bahas dari sisi ilmu bahasa arab. Sama salah fahamnya antum dengan DR asyari dalam memahami perkataan abu hasan al asyaari. Atau dia menyembunyikan perkataan abu hasan al asyari yg jelas dikitabnya.

  • @user-kq4th7lj3r
    @user-kq4th7lj3r Před 4 lety

    Pendeta firanda wkwkwkwkw

    • @khairrusydi7595
      @khairrusydi7595 Před 3 lety

      Datang ke orangnya klo antum berani bro 🥴

    • @user-kq4th7lj3r
      @user-kq4th7lj3r Před 3 lety

      @@khairrusydi7595 sy gak berani di karenakan saya sudah islam tapi kalau ketemu pendeta firanda saya di katakan bid'ah .kafir. karena saya bukan wa**bi.lariii

    • @khairrusydi7595
      @khairrusydi7595 Před 3 lety

      @@user-kq4th7lj3r siap-siap hujjah aja di akhirat kelak ya bro 🔥

    • @user-kq4th7lj3r
      @user-kq4th7lj3r Před 3 lety

      @@khairrusydi7595 ha ha ha wahabi ngegass.......pendetanya kalau di kritik.🔥🔥wahabi sesat

    • @khairrusydi7595
      @khairrusydi7595 Před 3 lety

      @@user-kq4th7lj3r Panggil Admin akun yang terhormat ini akhi untuk jawab pertanyaan yang saya pun kaget pas menelusuri kitab Tafsir Al-Qurthubi lebih lanjutnya 🤔

  • @kchannelquran3544
    @kchannelquran3544 Před 3 lety

    Palsu. Gak suka debat , mencintai orang yang bersyahadat, tapi dia benci banget dengan Syeikh al bani.. itulah liberal

    • @Universe-of.Sholawat_Channel
      @Universe-of.Sholawat_Channel Před 3 lety

      Mengkritik koq dibilang benci. Dari kalangan ulama hadits ahlusunnah wal jamaah sudah banyak yg mengkritik kontradiksi dalam kitab2nya syaikh albani. Diantaranya syaikh hasan bin ali assaqof yordania, yg menulis buku tentang 1000 kontradiksi dalam kitab syaikh albani. Nah ini ada tulisan menarik kiai Ma'ruf Khozin, apa pendapat sesama salafi tentang syaikh albani;
      Ketika Saya Ditanya Tentang Syekh Albani
      Tentu saya berada di sudut yang berseberangan dengan Syekh Albani, hal ini bukan karena saya merasa selevel dengan Syekh Albani, bukan, tetapi karena saya mengikuti para ulama yang amalannya selalu ditentang dan dibidahkan oleh Syekh Albani.
      Saya sudah kenyang dengan membaca kitab-kitab yang mengkritisi karya-karya dan penilaian hadis oleh Syekh Albani, mulai dari para ulama Azhari, Syekh Abdullah Al-Harari dan para muridnya, Syekh Abu Fattah Abu Ghuddah, Syekh Al-Ghummari yang terjadi perdebatan dengan Syekh Albani dan sebagainya. Rasanya tidak fair jika saya memandang sosok Syekh Albani melalui ulama-ulama yang kontra dengan beliau.
      Baiklah. Alhamdulillah saya mendapat kemudahan membaca kitab-kitab yang sealiran dengan Syekh Albani. Diantaranya:
      1. Syekh Bin Baz, Mufti Saudi Arabia
      أما كتاب [سلسلة الأحاديث الضعيفة والموضوعة] فمؤلفه واسع الاطلاع في الحديث قوي في نقدها والحكم عليها بالصحة أو الضعف وقد يخطئ. (فتاوى اللجنة الدائمة - المجموعة الأولى 4/ 474)عبد الله بن قعود. عبد الله بن غديان . عبد الرزاق عفيفي . عبد العزيز بن عبد الله بن باز
      "Kitab Silsilat al-Ahadits adh’Dhaifat wa al-Maudhu’ah', Pengarangnya -Syekh Albani- memiliki pengetahuan yang luas di bidang hadis, kuat dalam mengkritik hadis, memberi penilaian sah atau dlaif. DAN TERKADANG DIA SALAH (Fatwa Lajnah ad-Daimah).
      Syekh Bin Baz sudah mengingatkan terkadang ada kesalahan dari Syekh Albani. Maka saya tidak berani mengambil dari kitab-kitab beliau karena kuatir pada keterangan yang salah. Bukankah Mujtahid tetap dapat 1 pahala jika salah? Pertanyaan dibalik, sudahkah Syekh Albani memenuhi kriteria Mujtahid?
      2. Syekh Abdullah bin Muhammad Dawisy
      Beliau ini merangkum dan menjelaskan beberapa kontradiksi Takhrij dan penilaian sahih-dhaif oleh Syekh Albani. Beliau tegaskan di Mukadimah kitabnya:
      أَمَّا بَعْدُ : فَهَذِهِ أَحَادِيْثُ وَآثَارٌ وَقَفْتُ عَلَيْهَا فِي مُؤَلَّفَاتِ الشَّيْخِ مُحَمَّدٍ نَاصِرِ الدِّيْنِ اْلأَلْبَانِي تَحْتَاجُ إِلَى تَنْبِيْهٍ مِنْهَا مَا ضَعَّفَهُ وَلَمْ يَتَعَقَّبْهُ وَمِنْهَا مَا ضَعَّفَهُ فِي مَوْضِعٍ وَقَوَّاهُ فِي مَوْضِعٍ آخَرَ وَمِنْهَا مَا قَالَ فِيْهِ لَمْ أَجِدْهُ أَوْ لَمْ أَقِفْ عَلَيْهِ أَوْ نَحْوَهُمَا ، وَلَمَّا رَأَيْتُ كَثِيْرًا مِنَ النَّاسِ يَأْخُذُوْنَ بِقَوْلِهِ بِدُوْنِ بَحْثٍ نَبَّهْتُ عَلَى مَا يَسَّرَنِيَ اللهُ تَعَالَى . فَمَا ضَعَّفَهُ وَهُوَ صَحِيْحٌ أَوْ حَسَنٌ وَلَمْ يَتَعَقَّبْهُ بَيَّنْتُهُ وَمَا ضَعَّفَهُ فِي مَوْضِعٍ ثُمَّ تَعَقَّبَهُ ذَكَرْتُ تَضْعِيْفَهُ ثُمَّ ذَكَرْتُ تَعْقِيْبَهُ لِئَلاَّ يَقْرَأَهُ مَنْ لاَ اطِّلاَعَ لَهُ فِي الْمَوْضِعِ الَّذِي ضَعَّفَهُ فِيْهِ فَيَظُنُّهُ ضَعِيْفًا مُطْلَقًا وَلَيْسَ اْلأَمْرُ عَلَى مَا ظَنَّهُ (تنبيه القارئ على تقوية ما ضعفه الألباني عبدالله بن محمد الدويش 5)
      "Kitab ini terdiri dari hadis dan atsar yang saya temukan dalam kitab-kitab Syaikh Albani yang memerlukan peringatan, diantaranya hadis yang ia nilai dhaif tapi tidak ia ralat, diantaranya juga hadis yang ia nilai dhaif di satu kitab tetapi ia sahihkan di kitab yang lain, juga yang ia katakan 'saya tidak menemukannya' (padahal dapat ditemukan dalam kitab-kitab hadis), dan sebagainya. Ketika saya melihat banyak orang yang mengambil keterangan dari Albani tanpa meneliti maka saya ingatkan, sesuai yang dimudahkan oleh Allah kepada saya. Maka, apa yang didhaifkan oleh Albani padahal hadis itu sahih atau hasan, maka saya jelaskan. Juga hadis yang didhaifkan Albani di satu kitab tapi ia ralat, maka saya sebutkan penilaian dhaifnya dan ralatnya tersebut. Supaya tidak dibaca oleh orang yang tidak mengerti di bagian kitab yang dinilai dhaif oleh Albani sehingga ia menyangka bahwa hadis itu dhaif secara mutlak, padahal hakikatnya tidak seperti itu" (Tanbih al-Qari', 5, Abdullah ad-Dawisy)
      Abdullah bin Muhammad ad-Dawisy menilai kontradiksi Albani yang dinilainya dlaif di satu kitab tetapi ia sahihkan di kitab lain berjumlah 294 hadis. Sementara yang sebaliknya (dari sahih ke dhaif) berjumlah 13 hadis (Baca keseluruhan kitab Tanbih al-Qari').
      3. Syekh Muhammad Abu Umar mengkaji kontradiksi tersebut dari dlaif ke sahih 110 hadis, dar sahih ke dlaif 71 hadis dan dari hasan ke sahih dan sebaliknya 29. Kesemuanya berjumlah 210 hadis (Mukhtashar Tarajuat al-Albani).
      Lha sesama muridnya Syekh Albani saja beda penilaian baik dalam jumlah atau sahih tidaknya. Lalu mana yang akan kita ikuti?
      Kesalahan kan wajar, banyak ahli hadis lain yang lalai dan melakukan kesalahan? Ya betul. Sekarang pertanyaan dibalik, siapa di antara ahli hadis seperti Al-Hafidz Ibnu Hajar, As-Suyuthi, As-Sakhawi, Al-Haitsami, Al-Ajluni, Al-Kinani, Al-Fatanni, yang melakukan kesalahan sampai ratusan?

    • @scalperstudio432
      @scalperstudio432 Před 3 lety

      😂😂😂😂 Wahabi kepanasan

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety

      Alhamdulillah.
      Video Arrazi ini sudah pernah saya dengar.
      Dan sudah saya sampaikan penjelasan dari para Ustadz Ahlussunah wal Jamaah Salafi tentang perbedaan "versi" Al Ibanah.
      Setelah saya tampung semua, saya berusaha membuat kesimpulan:
      1. Cara menimbang Arrazi mana yang asli dan mana yang palsu, adalah TIDAK ILMIAH.
      Dia menimbang dengan cara mencocokkan dengan KEYAKINANNYA sendiri.
      Yang COCOK dengan keyakinannya, dia hukumi: Al Ibanah asli.
      Yang TIDAK COCOK dengan keyakinannya, dia hukumi: Al Ibanah palsu.
      Ini adalah TIDAK ILMIAH sama sekali.
      Bersifat subyektif.
      2. Alhamdulillah. Ada ulama Saudi membuat PENELITIAN ILMIAH di dalam masalah ini.
      Caranya:
      - Beliau mengumpulkan seluruh manuskrip Al Ibanah yang ada. Baik yang dipakai cetakan Saudi, India, Mesir, dan lain-lain.
      - Beliau mengumpulkan kitab-kitab para ulama lainnya yang menukil kitab Al Ibanah.
      Hasilnya:
      - Justeru yang NYELENEH di dalam bab Al istawa adalah SATU MANUSKRIP yang menukil tambahan yang dipakai oleh Dr. Fauqiyah (cetakan Mesir). Dan itu juga diakui oleh Dr. Fauqiyah sendiri. Bahwa manuskrip tersebut BERBEDA dengan manuskrip-manuskrip yang lainnya. Dan satu manuskrip tersebut TANPA ADA NAMA PENULISNYA.
      - Kitab-kitab yang menukil bab Al istawa, semuanya COCOK dengan Al Ibanah CETAKAN SAUDI, bukan yang cetakan Mesir.
      - Kesimpulannya: tambahan penjelasan tentang istawa nya Allah di cetakan Mesir, adalah TAMBAHAN yang LEMAH. Berlawanan dengan perkataan Imam Abul Hasan Al Asy'ari sebelumnya dan sesudahnya tentang istawa nya Allah.
      3. Meskipun Arrazi berkata bahwa Al Ibanah cetakan Mesir tersebut adalah Al Ibanah yang asli, tetap saja dia tidak mau membacakan kitab tersebut atau menerjemahkannya.
      Kenapa?
      Karena, secara utuh, Al Ibanah yang "asli" tersebut, ternyata kesimpulannya adalah sama dengan yang diajarkan oleh pengajian Ahlussunah wal Jamaah Salafi.
      Bahwa:
      - Allah berada di atas Singgasana-Nya di atas langit ketujuh, dengan cara sesuai dengan keagungan Allah.
      - Memaknai istawa dengan menguasai (istaulaa, malaka, qahara), adalah termasuk kesesatan aqidah Jahmiyah.
      - Allah memiliki Wajah Mata Tangan sesuai dengan keagungan Allah.
      - Mengingkari bahwa Allah memiliki Wajah Mata Tangan, adalah juga kesesatan aqidah Jahmiyah.
      Demikian.
      Semoga bermanfaat.

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety

      Di menit 4.39 Arrazi berkata bahwa di Al Ibanah Dr Fauqiyah tidak ada lafazh "Ya sakinas samaak".
      Ternyata setelah saya lihat di halaman 115, ada lafazh tersebut.
      Alhamdulillah.
      Semakin mantap dengan aqidah Ahlussunah wal Jamaah Salafi.
      Dan semakin jelas aqidah Arrazi.
      Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua untuk menjadi muslim Ahlussunah wal Jamaah yang sebenarnya.
      Aamiin.
      Yaa Rabbal 'aalamiin.

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 2 lety

      Berkata Imam Abul Hasan Al Asy'ari:
      فصل
      وقد قال قائلون من المعتزلة والجهمية و الحرورية، إن معنى قول الله تعالى:
      (( الرحمن على العرش استوى))
      أنه استولى وملك وقهر.
      و أن الله تعالى في كل مكان.
      وجحدوا أن يكون الله عز وجل مستو على عرشه كما قال أهل الحق.
      وذهبوا في الاستواء إلى القدرة.
      "PASAL
      Dan sungguh kaum Mu'tazilah, Jahmiyah, dan Haruriyah (Khawarij) berkata, bahwa makna Firman Allah Ta'ala:
      ((Allah Yang Maha Rahman, Dia (tetap senantiasa) ISTAWA (berada tinggi) di atas Singgasana.))
      maknanya adalah: *ISTAULAA (Menguasai),* MALAKA (Memiliki), dan QAHARA (Mengalahkan).
      Dan bahwa Allah berada di setiap tempat (di bumi).
      *Dan mereka (kaum Jahmiyah Mu'tazilah dan Khawarij) MENGINGKARI bahwa Allah 'Azza wa Jalla berada tinggi di atas Singgasana-Nya, sebagaimana yang dikatakan oleh Ahlul Haq (Para Pengikut Kebenaran).*
      Dan mereka (kaum Mu'tazilah, Jahmiyah dan Khawarij) berpendapat bahwa ISTAWA itu adalah QUDRAH (Kekuasaan)."
      (Kitab Al Ibanah, Cetakan Darul Anshar Mesir, halaman 108).

  • @giribib9661
    @giribib9661 Před 3 lety +1

    Yaa Sakinassama' : wahai yg tinggal di langit.
    Yaa Sakina Alalarsy : wahai yg tinggal di Arsy.
    Akibat otak manusia berpikir yg bukan haknya.
    Dalam otak orang2 Mu'tazilah Asyairoh dan Matudiriyah : Allah Ta'ala diletakkan dalam logika otak nya, ditempatkan dalam otak, kemudian di pertanyakan dg logika2 otaknya.

    • @user-kq4th7lj3r
      @user-kq4th7lj3r Před 3 lety +2

      Yang betul yang mana tempatnya.: Di langit.di arsy.atau dia awal tanpa tempat lalu dia menciptakan tempat tanpa menempati tetapi menguasainya.

    • @khairrusydi7595
      @khairrusydi7595 Před 3 lety

      @@user-kq4th7lj3r Makan filsafat jadinya gini. Aqidah Ahlul Kalam ini mah. Imam As-syafii mencela ahlul Kalam bro.
      Imani DALILNYA TANPA MEMBAGAIMANAKAN sudah ok toh?

    • @user-kq4th7lj3r
      @user-kq4th7lj3r Před 3 lety +1

      @@khairrusydi7595 permisi iman dengan potongan ayat ini "......ALLAH lupa....."....anda iman potongan ayat ini.????

    • @khairrusydi7595
      @khairrusydi7595 Před 3 lety

      @@user-kq4th7lj3r lihat komen saya di depan ya kawanku 🙂. Silahkan ini jawaban untuk kebimbangan antum dalam masalah itu silahkan dibaca
      وقد وردت في القرآن الكريم بعض الآيات، تتحدث عن نسبة النسيان لله سبحانه، من ذلك قوله تعالى: {نسوا الله فنسيهم} (التوبة:67)؛ وبالمقابل، فقد وردت آيات أخرى، تنفي عنه سبحانه صفة النسيان، كقوله عز وجل: {وما كان ربك نسيا} (مريم:64).
      وقد يبدو للوهلة الأولى، أن بين الآيتين تعارضًا؛ فكيف السبيل لرفع ما يبدو من تعارض ظاهر؟
      لقد أجاب أغلب المفسرين عن هذا التعارض، بأن قالوا: إن النسيان يطلق على معنيين؛ أحدهما: النسيان الذي هو ضد الذكر ومقابل له، وهو الحالة الذهنية التي تطرأ على الإنسان، فتغيِّب عن ذاكرته بعض الأمور؛ ثانيهما: يطلق النسيان ويراد به (الترك)؛ قالوا: والنسيان بمعنى (الترك) مشهور في اللغة، يقال: أنسيت الشيء، إذا أمرت بتركه؛ ويقول الرجل لصاحبه: لا تنسني من عطيتك، أي: لا تتركني منها.
      وبناء على هذا المعنى الثاني للنسيان، وتأسيسًا عليه، وجهوا قوله تعالى: {نسوا الله فنسيهم}، فقالوا: إن الآية جاءت على أسلوب المشاكلة والمقابلة والمجاراة، وهو أسلوب معهود في كلام العرب، بحيث يذكرون الشيء بلفظ غيره؛ لوقوعه في صحبته؛ وبحسب هذا الأسلوب، جاء قول عمرو بن كلثوم في معلقته المشهورة:
      ألا لا يجهلن أحد علينا فنجهل فوق جهل الجاهلينا
      فسمى جزاء الجهل جهلاً؛ مصاحبة للكلام، ومشاكلة له.
      ومنه قول جحظة البرمكي، وقد دُعي إلى طعام في يوم بارد، وكان لا يجد ثوبًا يقيه ألم البرد، قال:
      قالوا: اقترح لونًا يجاد طبخه قلت: اطبخوا لي جبة وقميصًا
      فعبر الشاعر عن حاجته لما يقيه ألم البرد بفعل الطبخ، وإنما فعل ذلك مجارة ومشاكلة لمقدم الكلام.
      وعلى هذا الأسلوب جاء القرآن أيضًا، كما في قوله تعالى: {وجزاء سيئة سيئة مثلها} (الشورى:40)؛ إذ من المعلوم أن السيئة الأولى من صاحبها سيئة؛ لأنها معصية من فاعلها لله تبارك وتعالى، أما الثانية فهي عدل منه تعالى، لأنها جزاء من الله للعاصي على معصيته، فالكلمتان وإن اتفقتا لفظًا، إلا أنهما اختلفتا معنى؛ فالأولى على الحقيقة، والثانية على المقابلة.

    • @user-kq4th7lj3r
      @user-kq4th7lj3r Před 3 lety +1

      @@khairrusydi7595 tolong translate????😭😭😭

  • @kchannelquran3544
    @kchannelquran3544 Před 3 lety +1

    Kami lebih percaya dengan keilmuan Ustadz DR Firanda andirja .. Orang cerdas ,. Lulusan S1 Sampai S3 Di universitas Islam Madinah. Jelas sanad ke ilmuan nya.. kalau Arrazy Hasyim adalah lulusan Universitas yang penuh dengan liberal nya UIN ... Gak jelas keilmuan nya

    • @rizqiahmadfauzi6741
      @rizqiahmadfauzi6741 Před 3 lety

      Dah jangan saling mencela dan saling merendahkan pihak yg lain bro kita harusnya bersatu bukan berpecah belah.

    • @scalperstudio432
      @scalperstudio432 Před 3 lety +3

      Kami lebih percaya ke syekh Nawawi al bantani di banding firanda😂😂😂
      Baca sejarahnya dan liat komentar para ulama dunia tentang syekh Nawawi al Bantani.
      Firanda mah seupilnya syekh Nawawi 😂😂😂

    • @zulkarnainalatsari684
      @zulkarnainalatsari684 Před 3 lety

      Di menit 4.39 Arrazi berkata bahwa di Al Ibanah Dr Fauqiyah tidak ada lafazh "Ya sakinas samaak".
      Ternyata setelah saya lihat di halaman 115, ada lafazh tersebut.
      Alhamdulillah.
      Semakin mantap dengan aqidah Ahlussunah wal Jamaah Salafi.
      Dan semakin jelas aqidah Arrazi.
      Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua untuk menjadi muslim Ahlussunah wal Jamaah yang sebenarnya.
      Aamiin.
      Yaa Rabbal 'aalamiin.

  • @zulkarnainalatsari684
    @zulkarnainalatsari684 Před 2 lety +5

    Sama saja antara cetakan Mesir dan Cetakan Saudi.
    Sama-sama menetapkan bahwa Allah berada di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
    Di cetakan Mesir juga ada lafazh: #Yaa Saakinas samaa' (Wahai Allah Yang tinggal di langit)#. Yakni di halaman 115.
    Ini menunjukkan bahwa Imam Abul Hasan Al Asy'ari menetapkan bahwa Allah berada di langit.
    Arrazi salah fatal mengatakan: "Tidak ada lafazh #Yaa Saakinas samaa'# di Al Ibanah Cetakan Mesir."
    Arrazi juga salah fatal mengatakan bahwa tambahan di halaman 21 (nomer 27) DIHILANGKAN di cetakan Saudi.
    Padahal dijelaskan sendiri oleh pentahqiq Dr. Fauqiyah, di catatan kaki, bahwa di 3 manuskrip (sumber naskah asli) Al Ibanah, TIDAK ADA TAMBAHAN tersebut. SAMA dengan yang di Al Ibanah Cetakan Saudi.
    Sedangkan tambahan tersebut, berarti dari 1 manuskrip saja. Dan dijelaskan di depan oleh pentahqiq (Dr. Fauqiyah), manuskrip tersebut tidak ada nama penulisnya.
    Jadi jika DITIMBANG dengan ADIL, justeru tambahan tersebut lah yang bisa dikatakan: tambahan yang PALSU, bukan tulisan asli Al Ibanah. Karena:
    1. Diambil dari hanya 1 manuskrip (naskah asli) yang sanadnya lemah (tidak ada nama penulisnya).
    2. Menyelisihi 3 manuskrip (naskah asli) yang lainnya.
    Arrazi menuduh cetakan Saudi yang palsu adalah hanya berdasarkan: cocok atau tidaknya dengan pemahaman dirinya.
    Penilaiannya TIDAK ILMIAH. Tidak adil. SUBYEKTIF.
    Jika pun tambahan di cetakan Mesir tersebut shahih dari Imam Abul Hasan Al Asy'ari (padahal jelas tidak shahih), tambahan tersebut justeru semakin menguatkan bahwa:
    1. Imam Abul Hasan Al Asy'ari, TIDAK mentakwil (MERUBAH ARTI) kata ISTAWA (yang berarti: menetap tinggi di atas), menjadi ISTAULAA (yang berarti: menguasai).
    Bahkan Imam Abul Hasan Al Asy'ari menyatakan bahwa yang memaknai ISTAWA dengan makna ISTAULAA adalah: kelompok sesat Jahmiyah, Mu'tazilah, dan Haruriyah/Khawarij. Lihat halaman 108.
    2. Imam Abul Hasan Al Asy'ari TIDAK MENTAFWIDH (menyerahkan kepada Allah) makna ISTAWA. Bahkan beliau berkali-kali menetapkan makna ISTAWA tersebut. Yakni bahwa Allah betul-betul berada menetap di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
    Dilihat dari:
    - penjelasan tambahan di manuskrip tanpa nama tersebut (tambahan di Al Ibanah Cetakan Mesir) adalah menjelaskan POSISI ALLAH. Yakni: DI ATAS tapi tidak menyentuh, tidak menyatu, dan tetap dekat dengan seluruh makhluk di mana saja mereka berada.
    - penjelasan Arrazi sendiri tentang lafazh #Yaa Saakinas samaa'#. Ini jelas menunjukkan bahwa lafazh #Yaa Saakinas samaa'# bertentangan dengan aqidah Arrazi.
    - juga penjelasan Imam Abul Hasan Al Asy'ari yang lainnya di Bab 5 (halaman 105-119).
    Semuanya tersebut, jelas menetapkan makna ISTAWA, bahwa Allah berada menetap tinggi di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
    BUKAN MENTAFWIDH maknanya.
    Alhamdulillah...
    Sangat jelas bagi yang jujur dan mau menerima kebenaran.

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před 2 lety

      *IMAM ABUL HASAN AL ASY'ARI MENETAPKAN BAHWA ALLAH BERADA DI ATAS. DI ATAS ARSY. DI ATAS LANGIT*
      *(Faidah dari kitab Al Ibanah "asli"-nya Arrazi Hasyim)*
      ==============
      🌷 Alhamdulillah...
      Imam Abul Hasan Al Asy'ari telah menulis kitab rujuk kepada aqidah Ahlussunnah wal Jamaah. Kitab tersebut berjudul Al Ibanah 'an Ushulid Diyanah.
      Saat ini ada beberapa terbitan kitab Al Ibanah.
      🌷 Al Ibanah Cetakan Mesir adalah yang dianggap kaum "Asy'ariyah", sebagai Al Ibanah yang asli dan bersanad. Yakni : *Kitab Al Ibanah Tahqiq Dr Fauqiyah Darul Anshar Mesir.*
      🌷 Sedangkan Al Ibanah Cetakan Saudi, dianggap oleh kaum "Asy'ariyah", sebagai Al Ibanah yang dipalsukan oleh kaum "Wahhabi".
      🌷 TERNYATA, setelah saya membaca kedua kitab Al Ibanah tersebut, ternyata isi kedua kitab Al Ibanah (Cetakan Saudi dan Cetakan Mesir) tersebut, adalah SAMA-SAMA MENETAPKAN keberadaan Allah di atas Arsy. Sama-sama MENETAPKAN bahwa Allah memiliki Wajah, Mata dan Tangan.
      Dengan MAKNA ZHAHIRNYA. Tidak ditakwil dan tidak ditafwidh maknanya.
      Sesuai dengan keagungan-Nya.
      Tidak dibayangkan bagaimana caranya /rinciannya.
      Dan tidak disamakan dengan makhluk-Nya.
      🌷 Saya tunjukkan saja dari Al Ibanah Cetakan Mesir yang dianggap asli dan bersanad oleh kaum "Asy'ariyah":
      🌿 Di halaman 21:
      Imam Abul Hasan Al Asy'ari memaknai ISTAWA 'ALAA Arsy, dengan FAUQA (di atas) Arsy.
      🌿 Di Bab 5 (halaman 105-119), Imam Abul Hasan Al Asy'ari membahas secara khusus tentang keberadaan Allah di atas Arsy.
      Rinciannya:
      1️⃣ Dimulai dan judulnya: "Pembahasan Istawa di Atas Arsy".
      2️⃣ Kemudian di halaman 105-107, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menukilkan ayat-ayat tentang keberadaan Allah di atas. Di atas Arsy. Di atas langit.
      Beliau menetapkan makna zhahirnya. Tidak mentakwil dan tidak mentafwidh maknanya.
      Berbeda dengan kaum Asy'ariyyah saat ini.
      3️⃣ Kemudian, di halaman 108, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menjelaskan sikap kelompok bidah sesat Jahmiyah, Mu'tazilah dan Khawarij, yang mereka semua MENGINGKARI keberadaan Allah di atas Arsy, dan mereka semua MERUBAH makna ISTAWA (tinggi di atas) menjadi ISTAULAA (menguasai). SAMA seperti yang dikatakan KAUM ASY'ARIYYAH saat ini.
      4️⃣ Imam Abul Hasan, di halaman 111-112, menguatkan keberadaan Allah di atas, dengan beberapa hadits NUZUL (turunnya Allah).
      BERBEDA dengan kaum Asy'ariyyah saat ini.
      5️⃣ Imam Abul Hasan Al Asy'ari juga membawakan ayat-ayat yang lainnya di halaman 113-114, tentang keberadaan Allah di atas, tentang kedatangan Allah pada hari kiamat, dan lain-lain.
      Dengan makna zhahirnya. Tidak mentakwil dan tidak mentafwidh maknanya.
      6️⃣ Di halaman 115, Imam Abul Hasan Al Asy'ari juga menyebutkan ucapan doa dan ucapan seluruh kaum muslimin:
      يا ساكن السماء
      "Wahai (Allah) Yang tinggal di langit."
      لا، والذي احتجب بسبع سموات
      "Tidak, demi (Allah) yang terhijabi oleh tujuh langit.".
      Berbeda dengan ucapan, seorang ustadz Asy'ariyyah, Arrazi Hasyim, yang mengatakan : "Tidak ada kalimat Yaa Saakinas Sama'."
      7️⃣ Di halaman 116-117, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menegaskan keberadaan Allah di atas Arsy, dengan dalil-dalil tentang "Terpisahnya antara Dzat Allah dengan makhluk.
      Dzat Allah tidak berada di dalam makhluk.
      Makhluk pun tidak berada di dalam Dzat Allah".
      Berbeda dengan kaum ahli bidah sesat tasawuf ekstrim yang meyakini bahwa Allah menyatu dengan makhluk-Nya.
      8️⃣ Di halaman 118, Imam Abul Hasan Al Asy'ari menukilkan ucapan Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma, yang mana Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma dijadikan dalil oleh kaum "Asy'ariyah", untuk membolehkan "merubah makna ISTAWA tinggi di atas menjadi ISTAULAA (menguasai).
      Ternyata Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma menjelaskan bahwa Allah FAUQA (di atas) Kursi atau di atas langit.
      9️⃣ Terakhir, di halaman 119, Imam Abul Hasan Al Asy'ari membawakan hadits "Di mana Allah". Kemudian menjelaskan bahwa hadits ini adalah dalil keberadaan Allah di atas Arsy, di atas langit.
      🌷 *KESIMPULANNYA:*
      1. Imam Abul Hasan Al Asy'ari menetapkan bahwa Allah berada di atas. Di atas langit. Di atas Arsy. Dengan makna zhahirnya.
      2. Beliau juga menetapkan sifat Allah: "Turun ke langit dunia" dan "Datang pada hari kiamat". Dengan makna zhahirnya.
      3. Beliau TIDAK menyerahkan maknanya kepada Allah (TAFWIDH) dan tidak merubah maknanya (TAKWIL/TAHRIF), terhadap ayat-ayat dan hadits-hadits shahih tentang keberadaan Allah, sebagaimana yang disangka oleh kaum "Asy'ariyah".
      4. Beliau menjelaskan bahwa justeru yang mengingkari keberadaan Allah di atas Arsy, dan yang merubah maknanya menjadi ISTAULAA (menguasai), adalah kaum ahli bidah sesat Jahmiyah, Mu'tazilah dan Khawarij.
      🌷 Demikian.
      Semoga bermanfaat.
      🌷 Saya hanya berkewajiban menyampaikan.
      Mau diterima atau tidak, terserah.
      🌷 Semoga Allah memberikan hidayah kepada kita semua.
      Aamiin...
      🌿🏵️🌿🏵️🌿

    • @helmirusdiansyah5370
      @helmirusdiansyah5370 Před 2 lety

      @@abdullah5975 kalian kaum Wahabiyun cuma bisa komentar di sini. Kalau memang berani jangan cuma tulis komentar di sini. Ajak tabayyun DR. Arrazi.
      Kalian di ajak diskusi Ilmiah paling cuma melengos.
      Wahabiyun = Kahwarij zaman Now

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před 2 lety

      @@helmirusdiansyah5370
      Lho...
      Ini kan sama dengan tabayyun.
      Jika salah tinggal diluruskan.
      Arrazi Hasyim diam saja. Berarti yang saya sampaikan benar.

    • @helmirusdiansyah5370
      @helmirusdiansyah5370 Před 2 lety

      @@abdullah5975 Nah kan dungu.. memang channel ini punya Dr. Arrazy. Kalau pun admin channel ini membaca komentar anda, mungkin sulit di sampaikan ke Dr. Arrazy
      Lebih baik anda buat channel sendiri. Sampaikan bantahan anda dan tunjukkan secara visual Kitab Dan teks yg anggap anda salah.
      Jangan cuma komentar !!!

    • @abdullah5975
      @abdullah5975 Před 2 lety

      @@helmirusdiansyah5370
      Tidak apa-apa jika Arrazi Hasyim tidak mau menjawab tabayyun saya di kolom komentar.
      Itu hak dia.
      Antum lebih percaya Arrazi Hasyim, itu juga hak antum.
      Laa ikraaha fid diin.
      Qad tabayyanar rusydu minal ghai.
      Masing-masing kita akan mempertanggungjawabkan keyakinan masing-masing.