EPS 494 | MENGAPA KUALITAS GURU DI INDONESIA BEGITU BURUK?

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 29. 08. 2022
  • Semoga saya tidak dituding sebagai penghina profesi guru. Ini adalah perbaikan bersama karena fakta buruknya kualtas guru kita adalah akta yang terang benderang dan butuh tindakan besar untuk mengubahnya
    Silahkan kunjungi medsos saya Website : Gurugembul.com vt.tiktok.com/ZSQmLqbp/ gurugembul?igsh... untuk donasi di channel ini bisa disalurkan melalui rekening berikut : saweria.co/donate/gurugembul no kontak profesional : 08971044343
    #nadiemmakarim
    #kurikulummerdeka

Komentáře • 1,5K

  • @pak.awal3tff612
    @pak.awal3tff612 Před rokem +305

    MasyaAllah pencerahannya tadzku😊🤗🤗🙏🙏
    Cerita pengalamanku: di awali dari kuliah ikutan ambil jurusan guru PAI karna ikut2 teman, Setelah selesai kuliah langsung kerja di lesing.
    Lama2 tdk tahan. Nahh kebetulan nih tempat istri mengajar itu butuh guru PJOK,kata istriku masukmiki, ya sudah saya gabung di sekolah berdua jadi guru honor sampai sekrng..😂
    Nahh di disinilah saya merasakan suka dan dukanya ya Allah.. Memang faktanya kalau sudah PNS hampir 89 persen itu guru masa bodoh, karna ngajar tdk ngajar tetap dapat.. Lahh kami ini yg gruop honor yang jadi bulan2nan siswa 😂 sudah setengah mati ngajar,gaji pun 7 bulan baru di bayar 🤭.. ini nyata saya kemarin di undangan resafel MGMP PAI, coba bayangkan yang hadir 4 orng ke 3nya adlh guru honor termasuk sy.
    Jadi mungkin kembali ke niat personal sih, apa niatnya mau jadi GURU, kalau orientasinya dunia ( perut dan di bawah perut ) itu sampai kiamat pun simtem tetap saja pendidikan kita demikian adanya.🤭🙏
    Tapi insyaAllah sy yakin dengan perbaikan yg di lakukan pk Nadiem skrng contoh KM itu sedikit laun akan jadi perbaikan di masa yg akan datang,asalkan GURU mendukung kebijakan Pemerintah khususnya kemendikbudristek.
    Salam dari guru honor di pelosok Negeri 😊🙏🙏💪💪💪💪

    • @gurugembul
      @gurugembul  Před rokem +50

      serem sekali pengalamannya

    • @sudarmonojtr8424
      @sudarmonojtr8424 Před rokem +16

      Ini adalah kenyataan yang ada.. Beberapa rekan atau istri rekan saya juga guru honor.. Cerita sama persis dengan anda. Semoga kedepan akan semakin membaik.

    • @fujiprameswarini6704
      @fujiprameswarini6704 Před rokem +5

      Saya jg pernah mendengarkan curhatan seorang guru honorer seperti ini pak

    • @cariyuli
      @cariyuli Před rokem +20

      PNS kolot selalu memanfaatkan tenaga honorer, terjadi di semua bidang, crab!

    • @frisianconstela9822
      @frisianconstela9822 Před rokem +1

      berapa usia maksimal daftar jadi guru, pak ?

  • @schutzfstaffel_neu
    @schutzfstaffel_neu Před 7 měsíci +12

    Dulu pernah dibully guru sendiri, ketika ngomong kerumah bukannya didengar baik-baik malah
    1.disuruh adu nasib. Bilangnya guru jadul lebih keras "jaman dulu guru itu lebih keras, salah sedikit dipukul pake penggaris kayu yang panjang"
    2.dipaksa hormat gara-gara umurnya lebih tua "kamu itu harus hormat sama yang lebih tua terutama guru"
    3.gurunya makin dijustifikasi
    "Bagaimanapun dia itu gurumu"
    Alhasil mentalku agak rusak.
    1.Sadistis
    2.kurang bisa menghormati orang lain yang lebih tua umurnya
    3.muak sama gelar "guru pahlawan tanpa tanda jasa"

  • @mahesamara4298
    @mahesamara4298 Před rokem +87

    Selama pendidikan formal, saya baru bertemu 1 guru yang benar2 menyentuh hati saya yaitu guru saya saat kelas 5 SD. Padahal smp, sma dan ptn saya itu yang terkenal 'terbaik' nasional tapi justru yang membekas adalah guru SD saya satu itu (mungkin juga bias karena sentimen masa kecil sih ya).
    Yang istimewa dari beliau salah satunya adalah beliau pakai sistem skor informal, di luar nilai yang akan masuk rapot. Misal kita dapat poin kalau mengumpulkan PR, berpartisipasi tanya jawab saat kelas, dst. Saya ingat kelas menjadi sangat seru, murid2 terbakar semangat kompetisinya dan pelajaran menjadi hidup karena pertanyaan yang menggelitik penasaran lebih jauh. Saat menjadi murid beliau, mata saya terbuka dan merasa haus akan ilmu, tidak terbatas hanya yang dalam kurikulum sekolah karena beliau agak mirip guru gembul ini haha yang bersedia menjawab pertanyaan2 muridnya meski nyeleneh.
    Sayangnya beliau dipecat dari sekolah ketika saya hampir lulus dari kelas 6. Entah apa penyebabnya, tapi rumor di antara murid bilang bahwa beliau tidak mau menurut pada kepala sekolah yang isu2nya memang gabut dan korup.
    Setelah beliau saya belum menemukan guru sekaliber itu lagi dalam pendidikan formal. Di dunia luar terutama setelah saya bekerja, memang bertemu guru2 luar biasa lagi dalam wujud mentor, senior, mitra, dll. Namun sosok guru yang benar2 guru rasanya paling diperlukan dalam masa formatif anak murid di sekolah.

    • @budigemarbalasbudi
      @budigemarbalasbudi Před rokem +1

      ​​@l33t tanya umur abangnya juga bisa, kali aja abangnya lagi lupa

    • @chanelgabut3264
      @chanelgabut3264 Před 11 měsíci

      Ya kali lupa, guru SD kan serba bisa, hampir semua mapel dia mulu y kan.

    • @KingsOfLosers123
      @KingsOfLosers123 Před 11 měsíci +1

      Astaghfirullah.... Dipecat? Mana kepseknya? Ngajak perang tuh. Minta dibacok celurit atau pedang?

  • @imamsutanto1109
    @imamsutanto1109 Před rokem +287

    Saya guru ngaji dan saya merrasa sangat tersentuh dengan hal ini, saya menjadi berpikir bahwa saya harus secepatnya upgrade agar sesuai dengan kondisi zaman. Saya harus banyak belajar cara² baru mendidik anak²...
    Terimakasih #gurugembul

  • @danscomp5009
    @danscomp5009 Před rokem +33

    kakak saya adalah guru terburuk di sekolah dalam hal administrasi, tapi beliau adalah guru paling disegani oleh semua siswa. beliau pandai mengajar dan memberi arahan yg baik untuk para siswa, tapi beliau tidak pandai dalam memakai komputer apalagi soal administrasi. alhasil sering kali saya membantu beliau dalam menyusun laporan akhir semester.

  • @arproject1726
    @arproject1726 Před rokem +24

    My teacher is Google and CZcams. Saya bisa belajar banyak hal yang menyenangkan dan bisa membandingkan dari banyak referensi di dunia maya. Hanya saja di negara kita skill bukan yang utama dalam banyak hal, hanya latar belakang pendidikan formal yg jadi perhatian kalau gk bermain dengan org dalam/ rekanan. Baru kita bisa terjun kelapangan Kerja.

  • @maylunanana2819
    @maylunanana2819 Před rokem +126

    Saya seorang siswa SMA. Di sekolah saya ada seorang guru yang menurut saya sangat tidak bertanggungjawab terhadap profesinya. Kerjaannya cuma kasih tugas, menjelaskan materipun sangat singkat, paling dari dua jam pelajaran hanya 15 menit yang digunakan untuk menjelaskan (itupun tidak ada yang masuk di otak). Waktu yang tersisa blio gunakan buat main hp. Entah apa yang dilakukan yang jelas saya sering mengamati blio sering senyum-senyum sendiri saat main HP. Saya sebagai murid sudah muak dengan kelakuan guru tersebut.

    • @hermawansaputro5038
      @hermawansaputro5038 Před rokem +19

      Gue pernah di posisi lu waktu SMA.. Dulu guru Matematika ku hanya memberikan tugas kepada siswanya lalu ditinggal mainan HP.. Lalu saya maju kedepan, ke meja guru langsung memprotes nya.. Menyampaikan bahwa temen temen gabisa paham tentang matematika jika hanya disuruh mengerjakan tugas dan membaca buku tanpa penjelasan dari guru.. Alhasil beliau marah dan memaki-maki saya, membongkar aib saya di depan kelas.. Barang barang saya disita dibawa ke ruang guru.. Untung teman teman saya mendukung saya dan beberapa guru disekolah itu juga mendukung saya, hingga saya lulus permasalahan itu belum terselesaikan

    • @muhammadzulkhamgustiar7086
      @muhammadzulkhamgustiar7086 Před rokem +4

      1 aja muak? Disekolah ku dulu malah banyak yang begitu, yg benar benar bertanggung jawab secara profesional bisa dihitung jari, udah gitu jarinya cuma tangan sebelah.

    • @maylunanana2819
      @maylunanana2819 Před rokem +1

      Jadi pengin cepet² lulusss......

    • @Anonym_976
      @Anonym_976 Před rokem +6

      itu pertanda, gaji minim, integritas/ intelektualitas 0.25%
      apalagi attitude - 0.99,9%
      yang penting hadir, ketemu murid, murid gerak, & kemudian belio pulang segera untuk menjalankan kehidupan pribadinya yang sangat berharga.

    • @darthvaderskywalker7657
      @darthvaderskywalker7657 Před 11 měsíci

      Pasti guru mtk😂

  • @ivasabrin6283
    @ivasabrin6283 Před rokem +102

    Saya dari LSM yg mendampingi guru di pedalaman Papua, saya bukan guru. Kebetulan ada pa guru yg membahas topik seksi ini. Guru di pedalaman itu paling produktif bikin anak kecil, ini jadi kendala, mereka udah pusing duluan urusan domestik kayak nyuci baju masak buat anak, belanja sayur, bergibah, sementara pasangan (suami/istri) banyak yg gak 1 tempat tugas dengan mereka, kadang saya yg bukan guru tapi pekerjaan saya ditambah harus momong anak2nya guru yg lagi sibuk mengajar, saya terkadang jadi tempat penitipan anak, kalo anaknya sudah balita dan bisa jalan kan aktif sekali butuh perhatian khusus, belum lagi guru2 juga sibuk urusan administrasi pendidikan kayak mengajar, membuat RPP, dsb. Guru di pedalaman paling gaptek, tapi ini gapteknya beda, gaptek yg malas belajar, bahkan sampe browsing internet atau googling aja gak ngerti, pakai laptop juga kurang gape padahal cuman pake microsoft word doank, apalagi pakai zoom meeting, hadeuh pusing aing mah. Para LSM yg menjadi perpanjangan tangan mendikbud jg terus berganti2, jadi sistem yg LSM jalankan kayak trial and error terus2, gak ada sistem yg berkelanjutan, ditambah guru2 pedalaman malas, aduh memusingkan sekali, ini saya gak hanya bicara guru dalam arti ras orang papua saja, ada guru orang toraja, maluku, manado, batak, bahkan guru orang jawa pun kalo udah di pedalaman etos kerjanya ya sama aja kayak gitu, tapi gak ada guru orang sunda di papua. Jadi guru2 udah pusing duluan urusan domestik dan merawat anak balita, gimana mau upgrade skill? Apa perlu mbak2 dari jawa yg jadi pembantu sini ke papua aja, bantu momong anak balitanya guru2 supaya mereka bisa lebih profesional mendidik anak2 di pedalaman papua.Tolong dong pak menteri kasih solusi buat guru2 di pedalaman yg punya anak balita tapi tetap mau belajar dan upgrade skill teknologi kayak gimana donk?

    • @jnampijinpa8813
      @jnampijinpa8813 Před rokem +4

      coba guru gembul suruh ke papua untuk memperbaiki kualitas guru disana..

    • @Rizalsyamsu07
      @Rizalsyamsu07 Před rokem +6

      sedikit paham soalnya saya pernah jadi murid dari banyak guru kya gini, malahan kadang lebih pinter murid dari gurunya.. RIP

    • @Veruzax
      @Veruzax Před rokem +9

      saya faham kenapa guru2 di pedalaman itu malas, ya karena jenjang kariernya disitu2 juga 😅.gak kemana2.

    • @pakputra7552
      @pakputra7552 Před rokem +1

      Kayaknya dulu ada program SM3T.

    • @januardiedwin408
      @januardiedwin408 Před rokem +3

      @@jnampijinpa8813 prcma btuh krja sama pmrnth dlm hal ini, gg skrng kn dah jdi ytuber 😁

  • @niniekhartiwiyati3549
    @niniekhartiwiyati3549 Před rokem +54

    Sy pribadi sama sekali tdk tersinggung krn yg disampaikan pak gurgem memang benar adanya. Sampai purnatugas sy masih bingung apa yg sebenarnya sdh sy lakukan selama ini ?, nggak merasa puas sj dgn hasil yg dicapai.
    Mungkin krn sy termasuk guru gol ke 3 menurut gurgem ( ibu Guru, bpk TNI ) he he he 🤗🙏

  • @SuwandyOnggo
    @SuwandyOnggo Před rokem +92

    Kesimpulannya yang saya dapat dari video ini :
    1. Kita perlu mengajarkan generasi baru yang mau memperbaiki kesalahan dan tekad untuk menjadi lebih baik untuk penyelesaian masalah pertama. Mental gila hormat dan gak mau menerima perubahan harus diberantas sekarang juga. Justru kalau guru-guru itu punya mental mau memperbaiki diri dan menerima perubahan akan membuat profesi guru menjadi sakral seperti zaman-zaman kerajaan.
    2. Bisa jadi hampir 75% dari guru di Indonesia itu sebenarnya hasil paksaan (dituntut orangtua atau jadi profesi cadangan). Hal yang harus diperbaiki menurut saya adalah sifat orangtua yang menuntut anaknya untuk mengikuti profesi mereka dulu. Lagipula, ada beberapa anak yang sebenarnya sudah ada cita-cita sendiri. Tapi harus dipendam karena paksaan orangtua dan hanya menjadi angan-angan.
    3. Sistem penidikan di Indonesia memang sudah banyak yang gak benar. Tapi ada beberapa hal yang bisa diperbaiki duluan. Contoh sederhannya mengubah kriteria kompetensi unuk menjadi seorang guru, seperti mengutamakan kepribadian dan sosialnya dalam berinteraksi dengan murid-murid. Juga kalau soal administrasi mengajar itu lebih baik jadi prioritas terakhir atau tidak ada sama sekail. Dengan begitu, value dari profesi guru bisa ditingkatkan dan guru bisa lebih sejahtera.

    • @helmyirhab1426
      @helmyirhab1426 Před rokem +2

      bener banget, gw pernah diskusi masalah soal kenapa jurusan kependidikan selalu bukan jadi pilihan utama calon mahasiswa. Itu yang bikin kualitas guru kurang joss karena bukan SDM terbaik yang mau jadi guru

    • @Kaindo1180
      @Kaindo1180 Před rokem +1

      Guru Matematika Sekaligus Wali Kelas saya jadi Guru Karena tuntutan orang tua (BTW dia: Orang Batak)

    • @hilmaamalia582
      @hilmaamalia582 Před rokem +2

      Yap setuju banget. Tang terakhir juga emang itu yang utama dan seharusnya di dahulukan sih
      Kompetensi dalam keilmuan tidak akan berguna jika tidak dibarengi dengan kompetensi pada bidang sosial dan psikologi anak. Sehingga banyak sekali siswa yang tidak suka pada suatu ilmu hanya karena metode pembelajaran gurunya yang kaku

    • @budigemarbalasbudi
      @budigemarbalasbudi Před rokem

      benar sekali baraya, saya adalah contohnya. Minat bakat saya dari kecil adalah ilmu komputer tpi org tua malah bilang jurusan komputer hanya jurusan main main.

    • @nuristhifaiyatunnisa5638
      @nuristhifaiyatunnisa5638 Před 8 měsíci

      Mana bener lagi, aku disuruh jadi guru karena tuntutan orangtua. Apalagi alasannya karena pakai seragam guru itu terpandang. Terpandang darimana coba, kalo gajinya aja menyedihkan 🥲 duh gimana ya, aku orangnya realistis, gk mikirin pandangan orang lain ke aku, tapi mikirin nasib diri aku sendiri kalau penghasilan perbulannya aja segitu

  • @komangputra8294
    @komangputra8294 Před rokem +52

    ijin curhat, sepertinya pola pikir dosen/guru itu harus sedikit diperbaiki, terutama dosen mereka selalu merasa diatas mahasiswa, mahasiswalah yg perlu dosen.
    saya pengalaman dengan dosen penguji sidang, saya chat melalui WA jarang sekali dibalas tepat waktu, bahkan sering hanya dibaca saja, seminggu/dua minggu berlalu tidak kunjung direspon, mesti kita follow up kembali, benar2 sangat menyulitkan dan menguji kesabaran.
    jika memang sedang sibuk minimal balas lah chat tsb dg blg "maaf saya sedang sibuk nanti akan saya periksa" pasti mahasiswa mengerti asalkan benar2 nanti diperiksa bukannya malah dibiarkan saja dengan berbagai alasan kesibukan, dibiarkan tanpa kejelasan itu ga enak bgt, kita memang perlu tp tolong hargai juga mahasiswa.
    menurut saya dosen-dosen skrg ini perlu pelatihan tentang tata cara me-manage komunikasi dg mahasiswa terutama yang melalui media komunikasi (WA, telegram, dll), yang skrg sering kita lihat kan pelatihan bagi mahasiswa bagaimana sopan santun berkomunikasi kepada dosen, harusnya dosen juga perlu pelatihan semacam itu.
    dosen juga manusia, tolong jangan mengharap dihormati saja cobalah saling menghormati antara dosen dengan mahasiswa.

    • @komangputra8294
      @komangputra8294 Před rokem +3

      @Feby Firmansyah klo dosen perlu waktu buat memeriksa revisi sih wajar aja ya, tp ada dosen yg sulit sekali merespon chat dr mahasiswa, kadang cuma di baca doang, 2 minggu baru d bls itupun harus kita follow up lg, seakan mahasiswa itu ga penting dan urusan no sekian. Memeriksa revisi yg memang tugasnya saja mesti harus diingatkan berkali2.
      Ga semua mhs punya mental yg bagus, bs jd krn hal2 seperti itu justru yg membuat down.

    • @agsidkr
      @agsidkr Před rokem +2

      @Feby Firmansyah penelitian apa? Mana hasilnya? Judulnya penelitian tp aslinya cm omong kosong.

    • @kiwibear439
      @kiwibear439 Před rokem +2

      @Feby Firmansyah penelitiam kasur?

    • @sdm_muhammadalfarizi9136
      @sdm_muhammadalfarizi9136 Před rokem +3

      @Feby Firmansyah itu udah tg jawab dosen, mau ada penelitian kek, rapat kek, mencalonkan diri jadi dekan/rektor kek tetap harus memperhatikan mahasiswa. saling menghargai aja sama komunikasi yg baik

    • @BiasaAjaOfficial
      @BiasaAjaOfficial Před rokem +1

      Saya sih dlu kirim sms gtau dibaca apa gak dan gboleh telpon wkwk, klo dibalas paling cuma ya atau tidak

  • @irwansutanto5202
    @irwansutanto5202 Před rokem +31

    Teruntuk guru-guru yang masih berjuang di pelosok gajinya belum dibayar berbulan-bulan, makan sulit, fasilitas seadanya, tetap semangat! nasib pendidikan anak-anak bergantung pada anda.💖

  • @yudist84
    @yudist84 Před rokem +22

    Saya paling ingat omongan bang Pandji Pragiwaksono bliau berkata "banyak orang yang menjadi guru di Indonesia itu rata - rata mereka tidak berniat menjadi guru, tetapi karna keterpaksaan dan lain hal serta hanya di bidang itu saja terdapat lowongan pekerjaan mau tidak mau dia ambil bidang itu sebagai pekerjaannya". Dan saya rasa statement ini terbilang valid selama saya bersekolah bahkan kini saya telah memasuki perguruan tinggi hanya segelintir orang yang memang niatnya untuk berkontribusi di dalam dunia pendidikan berdasarkan hati nurani dan keikhlasannya. Dan sisanya hanya "SEKEDAR" mengajar dan itu jumlahnya banyak. Sangat miris memang.

  • @matakucing9743
    @matakucing9743 Před rokem +23

    Di sekolah 12 tahun saya belajar dan menerapkan hanya 10% (mungkin kurang) tentang ilmu "UNTUK HIDUP".
    Di luar saya menerima dan menerapkan 90% ilmu untuk hidup "Mencari Cuan".
    Malahan, bertahun-tahun belajar English saja sampai saya lulus SMK saya masih goblok, lulus SMK auto moncer hanya dalam beberapa tahun.
    😂

  • @GatraTv
    @GatraTv Před rokem +353

    Saya masih kuliah pak, tapi saya udah jadi guru honorer disekolah swasta dan apa yg dibicarakan pak guru di video tersebut saya mengafirmasi kebeneranya pak

    • @wayyoffyouyuo868
      @wayyoffyouyuo868 Před rokem +6

      Semangat pak guru

    • @sayahebat804
      @sayahebat804 Před rokem +7

      Menganfirmasi apaan ya?
      Mengkonfirmasi kah pak?

    • @Jumalan_Miekka
      @Jumalan_Miekka Před rokem +50

      @@sayahebat804 mengafirmasi = memberikan tanggapan positif = setuju

    • @petrusgamez755
      @petrusgamez755 Před rokem +26

      Mangkannya dukung sistem outsourcing untuk ASN/PNS seperti di amerika,,w yakin yg suka sosialita disekolahan/di kelurahan yg gaada skill akan tersingkir / tersaingi untuk menjadi lebih baik☝🗿

    • @hamzahalmahera2585
      @hamzahalmahera2585 Před rokem +2

      Semangat pak guru👍

  • @insanecamel986
    @insanecamel986 Před rokem +78

    Setelah sempat di sekolah formal selama hampir 2 tahun lalu beralih jadi guru les, berdasarkan pengalaman saya bisa katakan salah satu faktor terbesar yang menghilangkan passion seorang guru untuk mengajar adalah kakunya kurikulum sekolah (terutama masuk SMP-SMA). Sekolah konvensional cenderung mengabaikan fakta bahwa demi seorang murid ingin mempelajari, kita butuh untuk membuat mereka menyenangi pelajaran tersebut terlebih dahulu. itulah mengapa permainan dan cerita (menurut saya) sangat penting dalam langkah-langkah pertama mengajar. Sayangnya, guru-guru yang mencoba berinovasi seperti ini cenderung dianggap mengganggu dan banyak gaya (saya pernah dipanggil oleh kepala sekolah karena banyaknya komplain dari kelas-kelas sebelah yang notabene sepi karena tidak adanya interaksi). Akhirnya, guru-guru seperti ini lebih memilih 'lari' ke lembaga belajar, alhasil murid-murid sekolah juga merasa lebih mendapat ilmu di lembaga belajar.

    • @javamanet4840
      @javamanet4840 Před rokem +7

      @@Sulaya_ Anda bingung krn gak paham

    • @insanecamel986
      @insanecamel986 Před rokem +1

      @@Sulaya_ coba dibacanya sambil terbalik kak, saya jamin akan lebih bingung.

    • @insanecamel986
      @insanecamel986 Před rokem

      @@Sulaya_ ada baiknya jelaskan bingung itu dimananya. bagaimana saya mau jawab kalau anda bilangnya cuma bingung sayang. aku terus yang berusaha, tapi kamu ga peka sama aku.

    • @insanecamel986
      @insanecamel986 Před rokem +5

      @Aranxvaza 『 Virtualizer 』 iya murid saya juga banyaknya bilang materi di sekolah itu sana sekali nggak nangkep, mereka sendiri bingung kenapa lebih mudah di bimbel. Asumsi saya mungkin ada kaitannya dengan metode AIDA (attention interest desire action), yang di sekolah konvensional kayanya pengen langsung loncat ke Action nya sementara proses penyampaian ini seharusnya berurutan.

    • @flevite8251
      @flevite8251 Před rokem

      @@Sulaya_ gini bro.... Hadeuh lu ada masalah apa sih?

  • @NoWBrian
    @NoWBrian Před rokem +110

    ini terjadi juga dengan dosen... (walau beda konteks)
    bbrp dosen haus akan hormat dan seringkali semena2 contohnya mempersulit mahasiswa ketika skripsi tanpa alasan yang objektif
    contoh aja adik saya yang mana dah sidang dll namun dipersulit dosen senior (disuruh revisi mulu) padahal dosen lain dah ok. hal ini bikin adik saya drop dan tidak lanjut kuliah bertahun2 terus setelah bbrp tahun itu ditelpon kampus kenapa tidak lanjut kuliah dan diajak untuk menyelesain laporan skripsi dan wisuda (dan breaking newsnya dosen tsb dah gak ngajar di kampus tsb lagi)
    ini kampus swasta btw dan harus bayar lagi seperti kena reset gara2 drop bbrp tahun
    dan ternyata yg mengalami hal tsb bukan adik saya saja (ada info juga bbrp mahasiswa yang dihubungi gak mau lanjut karena dah married, kerja 'walau tanpa ijazah kuliah' dsb)
    sharing aja wkwk

    • @komangputra8294
      @komangputra8294 Před rokem +31

      setuju, dosen bahkan lebih "kejam" dr guru, karena berpendidikan tinggi sehingga merasa paling dibutuhkan oleh mahasiswa, bukan saling membutuhkan

    • @infinitewisdomstar
      @infinitewisdomstar Před rokem +6

      Bener bang dan saya mengalaminya :"

    • @vankuro4453
      @vankuro4453 Před rokem

      Yang jadi koruptor kemarin itu atau bukan?

    • @alamsemesta2976
      @alamsemesta2976 Před rokem +13

      katain gini, "Alat kelamin laki laki"
      byk bet dosen kek gini, dan dia malah sok2an kek penguasa. Semoga dosen kek gitu berubah dan meminta maaf.

    • @januardiedwin408
      @januardiedwin408 Před rokem +1

      Itu yg saya alami bhkn tmn2 ane pas resepsi dah pke gelar mski blm lulus, biasanya krban bginian jln kluarnya emang nikah sih 😁

  • @kaptenhiu5623
    @kaptenhiu5623 Před rokem +22

    Beberapa guru yang saya benci itu ketika saya bertanya, justru tidak dijawab, mencoba mengalihkan perhatian, atau malah pura2 menuduh saya bodoh. Saya pernah punya guru kimia yang sama sekali tidak mampu mengajar ataupun menjawab pertanyaan saya. Setiap kali masuk kelas, malah saya yang di-bully dan diolok2 kalau bertanya macam2.
    Karena sudah jengkel dengan gurunya, akhirnya nilainya jelek, dan masuk kelas perbaikan, ehh apes nya ketemu guru ini lagi.... di kelas itu juga saya sering bersilat lidah dengan dia, karena saya merasa tidak ada faedahnya kimia koq 100% menghafal, justru saya itu perlu paham teori dasar di balik perhitungan reaksi kimia itu, biar saya gak perlu menghapal lagi. Waktu itu tidak ada internet, hanya ada buku diperpustakaan, tetapi tidak punya waktu untuk membaca karena kelas selalu pulang sore dan dibebani dengan PR bejibun dari guru kimia satu ini.

    • @perfectlyaware2953
      @perfectlyaware2953 Před rokem +1

      I can relate😢

    • @zilverheart
      @zilverheart Před rokem +1

      Beruntung saya di smp ketemu guru fisika yg bisa menjelaskan dr why nya. Sehingga sejak smp 1 sampe atas bagus terus walau tdk diajar guru sebagus itu lagi

    • @yzadrena
      @yzadrena Před rokem

      Sama anjir gw punya guru biologi, tiap gw tanya pasti di jawab nya "coba cari sendiri". Jengkel gw sebenernya buat apa lu jadi guru nyet kalo gw tanya malah jawab gitu

    • @fitriningsih3283
      @fitriningsih3283 Před rokem

      Guru kyk gtu biasanya dia sendiri minim pengetahuan, makanya ketika ditanya malah balik marah dan malah ngatain muridnya bodoh krna dia jg insecure dgn kemampuannya

  • @abdiflah
    @abdiflah Před rokem +44

    Hampir sulit menemukan ruang demokrasi di tingkat sekolah, setelah mereka lulus, siswa-siswi ini jadi kagok menemui betapa suara mereka pada akhirnya dapat diterima dan tidak lagi dilabeli sebagai bentuk "perlawanan terhadap guru" ditingkat kampus. Aneh juga, padahal sama2 ruang akademis.

  • @freepalesteen2769
    @freepalesteen2769 Před rokem +34

    dulu waktu masih SMP kelas 2 guru sejarah saya adalah guru tua d sekolah itu. karna si guru ini juga punya jualan d kantin sekolah maka kami para murid selalu dapat nilai bagus ASALKANN kita rajin beli jualan si ibu. dan parahnya setiap kali jam dia ngajar dia tdk pernah ngasih penjelasan mengenai materi yg d bawakan. setiap kali jam pelajaran sejarah selalu dan selalu saja murid d suruh buka buku halaman sekian dan kerjain soal yg ada d buku itu kemudian si gurunya tidur.. gitu gitu dan gitu trus dan terkadang tdk pernah d lakuin pemeriksaan saking banyaknya tugas soal yg d kasi. belum periksa yg satu udah d suruh kerja tugas baru.. kalau ujian kenaikan kelas atau ujian tengah semester nggak usah d pikirin soal nilai bagus yg penting kita rajin beli jajanan dia aja d jamin dapat nilai bagus😅 jujur gw selama pelajaran sejarah d SMP sampai gw lulus nggak pernah ada satu pengetahuan pun yg nyangkut d otak.. benar katakata guru gembul pendidikan d indonesia ini memang kacau balau garagara guru gurunya yg aneh aneh.. mereka cuman ngajar satu mata pelajaran sdangkan para murid d paksa harus nguasai semua mata pelajaran. dan nggak ada punya rasa pengertian. yg dapat nilai jelek selalu kena hadiah rotan... ini karna orang indonesia udah d doktrin oleh kalimat "di ujung rotan ada emas" maka kalau anak d pukul guru, orang tua nganggap itu hal baik. padahal itu merusak mental, psikologis anak.setiap orang punya talenta dan bidang masing masing tapi di indonesia sang anak murid terpaksa ngerjain tugas yg bukan bidangnya hanya karna takut dirinya d pukul guru atau d suruh berlutut d depan anak murid yg lain..

  • @eastXander
    @eastXander Před rokem +49

    saya setuju gugem, anak saya sd kelas 4 sering cerita kalau ada anak murid yang bertanya karena kurang paham mengenai salah satu tugas dengan entengnya ibu guru menjawab "kan tadi ibu sudah jelaskan", dan tidak berusaha untuk menjelaskan kembali dengan lebih baik. saya di rumah berkali kali mengatakan kepada anak saya jangan pernah takut untuk bertanya kalau belum mengerti apa yang dijelaskan guru, tanya, tanya dan tanya. dan ketika anak saya sudah memberanikan diri untuk bertanya karena kurang paham tapi malah dijawab begitu..disitu kadang saya merasa lelaaahhhhhh....

    • @alza4985
      @alza4985 Před rokem +7

      Bener itu kak, saya dari sd-sma jarang tanya kepada guru, nanti ujungnya dijawab "kamu nggak memperhatikan ya". Itu juga yang membuat saya takut dan malas bertanya, jadi semenjak saya punya hp mending saya liat CZcams atau google kalo belum paham materi.

    • @thequeen.8811
      @thequeen.8811 Před rokem +6

      ada lagi guru kurang ajar yg ngatain ade saya bego dan banding2in ke murid lain dimana ini sangat ga bijak, hanya karena ade saya gabisa jawab satu materi, mengapa guru itu ga bisa mikir kalo anak ga bisa satu pelajaran bukan berarti dia bodoh, karena anak bisa bodoh di pelajaran tertentu tapi pintar di pelajaran lain ade saya sangat bagus dibidang fashion dan design. apa guru itu juga akan ngatain dia bego hanya karena gabisa matematika aljabar? sangat absurd sekali jadi guru seperti itu. kalo anak ga bisa artinya gurunya yg sbnemya bodoh karena gagal dalam mengajar dam tiidak kreatif dalam mengajar, krn ga semua anak mental nya sama
      pas ade saya cerita, saya langsung datengin gurunya dan edukasi guru tsbt dan akhirnya minta maaf.

    • @eastXander
      @eastXander Před rokem

      @@thequeen.8811 waduh kita satu frekwensi Kak.. toss.. tapi saya belum sampe ngedatengin guru sih, meskipun rasanya sangat ingin tapi istri saya sudah panik duluan, takut nanti anak di cirenin di sekolah. udaaaaaaahlah jangan diperpanjanaagg.. akhirnya cuma bisa menghela napaaasss..wkwkwkwk

    • @thequeen.8811
      @thequeen.8811 Před rokem

      @@eastXander ya, saya sebagai kaka juga sakit hati ade saya dan anak anak lain yg mungkin jadi korban diperlakukan buruk dgn alasan yg tidak masuk akal, dan sebenarnya bukan masalah "gausah diperpanjang" masalah nya guru guru racun seperti ini memang perlu di edukasi, perlu di luruskan pemikiran mereka yg sempit agar dunia mereka menjadi luas, dan tidak ada korban lagi ini masalah serius, kalo terus terusan banyak korban dimana korban2nya itu murid murid kan jadi menyedihkan, sebenarnya selama kita secara objektif benar, kita gaperlu takut , justru kita harus konfrontasi guru guru racun tsbt. demi kemajuan cara berpikir masyarakat kita.

    • @user-zq2gv8os2h
      @user-zq2gv8os2h Před rokem

      Itu strategi supaya gx tanya2 lg anaknya, jurus guru killer keluar,padahal justru yg harus diapresiasi yg mau nanya itu , karena sudah berani mengungkapkan pendapatnya , tp yg sabar ya Buk,saya yakin pasti masih ada Guru yg sebenarnya disana dan semoga anak Ibuk cepat dipertemukan dgn Guru itu, Semangat Buk!

  • @geowanayuka3834
    @geowanayuka3834 Před rokem +26

    Pilihan kedua bukanlah sebuah problem. Saya kuliah di Jurusan Teknik Material / Metalurgi yang hampir semua mahasiswa bahkan dosennya ga berharap berkecimpung di situ. Tapi karena proses belajar di dalamnya bagus semua berjalan baik. Mahasiswanya lulus relatif tepat waktu dengan IPK tinggi, mudah diterima bekerja atau lanjut kuliah di luar negeri. Secara prestasi Program Studi pun banyak menerima penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri. Akreditasi penilaiannya selalu meningkat. Performa publish tulisan dan karya ilmiah para dosennya pun semakin bagus dan banyak. Jadi seburuk apapun modal sumber-daya manusia jika proses pembelajaran di dalamnya baik ya akan menghasilkan output yang baik dan berdaya saing tinggi.

  • @SuwandyOnggo
    @SuwandyOnggo Před rokem +219

    Saya disini ingin meluapkan beberapa opini pribadi (dan mungkin juga mewakilkan semua siswa di Indonesia) dari sistem pendidikan di Inonesia saat ini :
    1. Kurikulum 2022 Merdeka itu sudah bagus. Hanya saja pelaksanaannya itu jangan mengandalkan administrasi. Kasihannya buat guru-guru yang punya passion tapi terhalang oleh admisitrasi.
    2. Jurusan keguruan pun perlu dirombak ulang. Masalah administrasi ini memang sudah mengakar di sistem pendidikan kita. Harusnya hal yang ditambahkan itu adalah mental yang tidak anti-kritik dan terbuka.
    3. Banyak sekali guru yang maunya mudah aja. Contoh utamanya sayang murid yang lebih pintar. Padahal gur kan seharusnya mengajarkan murid-murid yang belum bisa menjadi bisa.
    4. Kalau soal sikap, guru malah perhatian ke sesuatu yang sebenarnya gak penting, tapi mengabaikan yang seharusnya penting. Contoh utamanya guru malah fokus menegur murid yang memakai jaket dan mengabaikan kasus pembullyan.
    Note : saya akan tambahkan lagi kalau sudah menemukan opini lainnya

    • @Hideawayate
      @Hideawayate Před rokem +4

      Taun depan juga kurikulum merdeka bakal diganti lagi.. Artinya emg gk bagus..

    • @helmyirhab1426
      @helmyirhab1426 Před rokem

      @@Hideawayate iya kurikulum percobaan yaa

    • @vrlryn2899
      @vrlryn2899 Před rokem +23

      Opini yang ke 4 relate dgn beberapa guru di sekolah sy, setiap masuk kelas selalu nyuruh nyopot jaket, bahkan ada guru yang ikutan ngatain anak yang kurang dalam kemampuan akademiknya dan ada juga guru yang tiap pelajaran selalu ngomongin sesuatu yang tidak pantas dan di luar dari topik pelajaran kayak misalnya (mengoc*k, itunya kecil,dll) jujur sedikit risih saat dengerin sih dan di kelas itu juga setiap hari banyak jam kosnya jadi rada mikir ini sekolah tapi kayak tempat nongkrong

    • @Jaki_not_hendsem
      @Jaki_not_hendsem Před rokem +1

      @@Hideawayate anti teros..
      Tapi semoga kedepannya bakal jadi lebih baik lagi

    • @minoneko
      @minoneko Před rokem

      sangat mewakili

  • @kocakgaming6936
    @kocakgaming6936 Před rokem +11

    Kualitas guru emang faktor terpenting dalam kemajuan pendidikan. Sebaiknya dari sd pun guru" yg ngajar minimal sudah S2 serta administrasi" yang berbelit kalau bisa diminimalisir karena menghambat kreativitas guru dan murid.

  • @ynubbplayers5237
    @ynubbplayers5237 Před rokem +10

    guru : seorang yang sangat berambisi pada pengetahuan
    profesi : seorang yang sangat berambisi pada kebutuhan

  • @dickynurahman2.057
    @dickynurahman2.057 Před rokem +62

    Menurut pendapat saya waktu SD:
    1. Satu guru terlalu kompleks dalam mengajar mata pelajaran
    2. Stress karena murid2 waktu pembelajaran pada ribut (untung gw pendiam dan penyimak)
    3. Peraturan yang terlalu longgar. Murid diperbolehkan pulang sementara untuk makan siang di rumah apabila kantin habis stok

    • @luxinogen6651
      @luxinogen6651 Před rokem +3

      SD dmn om bisa pulang pas makan siang?

    • @dickynurahman2.057
      @dickynurahman2.057 Před rokem

      @@luxinogen6651 ga mau gw sebut, takut ganti kebijakan nanti 🗿

    • @faridrizki3442
      @faridrizki3442 Před rokem +7

      @@luxinogen6651 keknya banyak bang,,, ane pas masih SD gitu juga sih,,,

    • @ariellesantana3256
      @ariellesantana3256 Před rokem +4

      @@luxinogen6651 di desa desa kayaknya soalnya pas gw KKN ya begitu, soalnya deket deket cuman 3 gang

    • @kirourou1331
      @kirourou1331 Před rokem +1

      Wah kamu pasti DINGIN banget karna kamu PENDIAM dikelas🥶🥶🥶🥶....

  • @meong6809
    @meong6809 Před rokem +23

    Banyak guru yg terlanjur merasa pintar dan tidak mau dikoreksi apalagi meningkatkan kompetensi dan pengetahuan, alhasil ilmu yg diberikan kepada murid"nya menjadi tidak maksimal, ditambah sifat beberapa guru yg di ruang kelas cenderung membahas mata pelajaran yg bukan bidangnya, diperparah anggaran pendidikan dari negara yg belum sesuai dengan kebutuhan dasar 🙏

    • @helmyirhab1426
      @helmyirhab1426 Před rokem +2

      asli inimah banyak faktor jadi penghambat guru untuk lebih berkualitas

    • @lah-kok-gitu
      @lah-kok-gitu Před rokem +3

      keinget masa SMA kelas 1
      guru MTK ( sekaligus wali kelas " ibu-ibu" )
      ngajar MTK ngak pernah ngasih contoh soal 😂😂😂
      GILAA kita cuma di kasih teori bacaan dari buku paket, lalu suruh mengerjakan, selama 1 th kita kelas 10 digituin
      saya dan ketua kelas ( yg sebangku ) protes dong tp jawaban dia itu sesuai kurikulum
      taek kali jawaban dia 😂, guru fisika ngasih contoh, guru kimia ngasih contoh, guru ekonomi ngasih contoh
      cuma ini mahluk yg beneran cuma teori tanpa praktik 😂
      stresss kaga 1 th digituin
      taek ah
      sampe kasar njirrr 😂

  • @TheRajapala
    @TheRajapala Před rokem +13

    Hehehe, saya pengusaha tapi sangat hobby mengajar, saya belajar pedagogi dan andragogi secara otodiak dan memiliki beberapa murid yang sangat serius dengan gratis

  • @narafamily7052
    @narafamily7052 Před rokem +17

    setuju dengan guru gembul. sy kuliah belajar admstrasi KTSP. Pas lulus kuliah dan ngajar di sekolah sudah menganti jadi kurikulum 2013. tp dari segi pengajaran sama aja. guru sibuk dan selalu dituntut untuk menyelesaikan RPPH, dsb dg ancaman tdk digaji. sehingga guru banyak yg tidak sempat mempersiapkan media, bahan ajar, dan pengembangan materi untuk diberikan kpd siswanya. ada pula guru yang sebenarnya sangat bagus dan cerdas, tp karena minimnya penghargaan dan gaji yg didapat, dia jd malas dan tidak semangat untuk mengajar dan mungkin semangat mengajar, tapi tidak bisa berbuat apa2 karena keterbatasan sarana dan prasarana serta dana untuk mempersiapkan bahan ajar yang bagus.
    guru dituntut untuk memiliki kompetensi yang tinggi, tp tidak disertai dengan pelatihan2 gratis, gaji yang tinggi, dan kelengkapan sarana dan prasarana sekolah. sehingga, setinggi apapun kompetensi guru tsb, akan sia2 jika sistem dan pendukung2 lainnya tidak terpenuhi.
    yang salah siapa? menurut saya, yg salah adalah penguasanya. karena penguasalah yang memiliki segala akses untuk membuat peraturan, menentukan sistem pendidikan, mempunyai dana yang besar untuk pengembangan kompetensi guru, juga kemampuan untuk menyediakan sarana dan prasana yang bagus untuk guru2 bisa mengembangkan kemampuannya.
    jadi, inilah PR untuk kita bersama. jika mau maju, orang2 cerdas harus mau berkontribusi untuk masuk ke dunia pendidikan dan mengubah sistem dan peraturan agar pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik.

  • @sanres
    @sanres Před rokem +28

    Pengalaman saya sebagai mantan murid dari golongan minoritas di sekolah negeri:
    1. Guru-guru PNS hebat dan menginspirasi itu ada. Tetapi mereka terkekang kurikulum. Mereka dipaksa untuk downgrade kualitas mengajarnya agar setara guru-guru lain.
    2. Sekolah tidak diadakan untuk mengubah pola pikir tapi untuk membuat murid mengamini pola pikir yang sudah ada (status quo).
    3. Sekolah tidak mengajarkan cara bergaul di masyarakat global. Yang ada adalah pengajaran-pengajaran yang makin sektarian. Hasilnya adalah murid terbelakang dengan pola pikir chauvinist.
    4. Sekolah menganggap agama adalah satu2nya sumber moralitas. Orang jepang dan swiss bersih padahal tdak ada pelajaran agama wajib di sekolahnya.
    "Tapi di jepang banyak bokep, dimana moralnya bang?". Well, di indonesia juga banyak. Bedanya, bintang bokep di jepang dibayar secara profesional dan juga menyumbang pajak. Disini orang jadi bintang bokep karena lupa hapus data saat servis hp di konter. Dan yang menikmati uangnya adalah akun-akun bokep twitter, serta jadi bahan promo iklan slot.
    5. Dalam era reformasi, kementerian pendidikan didominasi (kecuali pak nadiem makarim) oleh ormas M*******i**h dan ini sedikit banyak turut andil dalam berbagai tindakan intoleransi di dunia pendidikan, termasuk pemaksaan berjilbab serta pendirian UIN alih2 Universitas Negeri yang bisa merangkul semua golongan. Padahal dibiayai pajak yang yang regulasinya sama baik muslim maupun nonmuslim. Saya menganggapnya jizyah terselubung.
    6. Adalah aneh ketika mengatakan SMK untuk siswa agar siap kerja, tapi tidak diajarkan cara mengurus NPWP, cara melaporkan dan menghitung pajak, cara komplain ketika kelebihan bayar pajak, cara mendirikan badan usaha, cara mengurus BPJS dll.
    7. Muhammad Hatta sangat dielu-elukan di Sumatera Barat. Tapi andai bukunya "alam pikiran Yunani" disebarkan gratis disana dengan terlebih dahulu identitas muhammad hatta disembunyikan dari bukunya tersebut, saya yakin buku itu akan langsung dicap melanggar adat sumbar. Itu karena kita hanya diajarkan soal mengagung2kan pahlawan tanpa diajak memahami pola pikir tokoh-tokoh tersebut. Apa yang dikutuki Tan Malaka dalam buku Madilog-nya yang masyhur itu juga adalah apa yang terjadi tepat di tanah kelahirannya sendiri saat ini.

  • @agungnugroho5997
    @agungnugroho5997 Před rokem +2

    Inti nya adalah mohon para guru menaikkan berat badan agar cerdas dan gembul seperti guru tercerdas dan tawadhu ini🙏 Jazakallah Khair Ustadz...

  • @tesyaaprilia303
    @tesyaaprilia303 Před rokem +15

    Yg dibahas sama pak guru adalah opini sy yg tidak sy keluarkan selama ini😂. Sy pribadi anak yg selalu ranking di kelas, dan lulus SNMPTN pilihan pertama di jurusan pendidikan. Sy meniatkan diri ingin mempelajari pendidikan dan ingin jadi guru. Namun fakta menampar sy. Ternyata guru merupakan profesi terbuka. Dokter, pengacara itu profesi tertutup. Beda dengan guru yg siapa saja ternyata bisa. Peraturan kita yg mengijinkan seperti itu. Jujur hal ini bikin sy "patah hati". Semangat sy sedikit menurun. Namun menjadi guru juga proses belajar. Sy tidak ingin menyerah dan terus belajar untuk menjadi guru yg kompeten.
    Terkait kurikulum merdeka, sy sudah mempelajari sedikit2 meskipun sekolah d tempat sy belum menerapkan. Sy menilai kurikulum ini mempermudah guru dan berusaha memfokuskan guru pada tujuan pembelajaran dan kesesuaiannya dengan asesmen. Nah, ini merupaka hal yg baik.

    • @astonmartin7170
      @astonmartin7170 Před rokem +1

      Semangat kakak...memang g 100% guru "salah" dlm mengajar...toh guru harus patuh sama SISTEM...yg sdh dibuat dari ATAS...

    • @haris_mansah
      @haris_mansah Před rokem +2

      saya setuju, emang rada rada sistem pendidikan kita sekarang.. sudah tau pemerintah ada perguruan tinggi dengan FKIP, kok bisa-bisanya bikin program prajabatan dan menerima lulusan ilmu murni spt MIPA dan Psikologi, Agama.. kan ngaco.. belum lagi kecolongan di sekolah swasta ada guru lulusan sosiologi, komunikasi dll.. ini pemerintah melihara sistem tapi kaya ga tau lapangannya gimana..

  • @sircrowley5067
    @sircrowley5067 Před rokem +16

    Guru skrg banyak yg cuma bisa ngasih PR. Hanya selesaikan tugas mengajar tanpa ada skill bagaimana cara murid agar paham. Dan perhatian trhdp potensi masing-masing murid yg berbeda-beda.
    Apalagi di pedesaan. Pulang sekolah tidak dapat apa-apa, hanya PR yg harus dibantu orang tua dan kerabat di rumah utk memahami dan menjawab.

  • @ArielS99
    @ArielS99 Před rokem +20

    Beginilah realita di lapangan
    Saya dari SD sampai SMA sangat tersesat dengan sekolah,karena bakat saya musik dan saya ahli di situ tetapi sekolah kurang mendukung
    Sekolah itu penting tapi tidak cukup
    Akhirnya dengan adanya internet saya bisa menyalurkan dan belajar hal baru dan bahkan sangat diluar pelajaran sekolah saya,yaitu music production
    Jangan terpaku dengan pelajaran sekolah,belajarlah hal lain

    • @zchoqie1978
      @zchoqie1978 Před rokem

      Jadi ingat lagu VOB - SCHOOL REVOLUTION

    • @yoseppriyanggamukti3765
      @yoseppriyanggamukti3765 Před rokem +2

      @@zchoqie1978 Daha = doho dolopo madiun
      Kahuripan = surabaya
      Pajang = pajang jawa tengah
      Wengker = Ponorogo
      Wirabhumi = banyuwangi
      Matahun = bojonegoro
      Tumapel = malang
      Jagaraga = ngawi
      Tanjungpura ?
      Keling = kediri
      Kelinggapura = nganjuk
      Bakat musik gak bisa juga dapat uang

    • @yoseppriyanggamukti3765
      @yoseppriyanggamukti3765 Před rokem +1

      @@zchoqie1978 Daha = doho dolopo madiun
      Kahuripan = surabaya
      Pajang = pajang jawa tengah
      Wengker = Ponorogo
      Wirabhumi = banyuwangi
      Matahun = bojonegoro
      Tumapel = malang
      Jagaraga = ngawi
      Tanjungpura ?
      Keling = kediri
      Kelinggapura = nganjuk
      Bakat musik gak bisa juga dapat uang

  • @legendmaulana4942
    @legendmaulana4942 Před rokem +5

    Menjadi PNS menciptakan potensi diri kita menjadi pemalas. Buat PNS yg gak ngerasa selamat dan respect sebesar-besarnya buat kalian, buat PNS yg merasa dirinya seperti itu semoga segera bertobat.

  • @subagjaru8985
    @subagjaru8985 Před rokem +10

    Setuju apa yang telah disampaikan Pak guru, Realistis. Semoga cepat sadar (pihak terkait), dapat solusi dan menyelesaikan masalah ini agar pendidikan di Indonesia lebih efektif dan kondusif.

  • @benmugase
    @benmugase Před rokem +25

    Saya pernah memegang jabatan di sebuah yayasan pendidikan swasta, di atas human resource. Memang sangat miris ketika melihat banyak calon guru yang tidak lulus bahkan tahap psikotes..

  • @averageboxingenjoyer968
    @averageboxingenjoyer968 Před rokem +22

    Pak Guru, izinkan saya berbagi pengalaman. Saya guru PKN Sosiologi, Sejarah Indonesia, dan Mulok, pengalaman 7 tahun. Pernah masuk di MGMP disalah satu wilayah di Jakarta untuk ngurusi materi dan soal UN, waktu itu kita kebagian buat materi dan soal IPS yg mana semua guru mapel sosial dilibatkan, termasuk PKN.
    Saya melihat guru2 di mapel lain sudah mulai bertransformasi, maksudnya mereka sudah diisi oleh guru2 muda yang new minds. Di mapel PKN, sangaat sedikit sekali guru muda yg masuk disitu. Mayoritas guru boomer. Dan sialnya saya masuk di regional MGMP yg didominasi oleh boomer dan saya hanya satu-satunya guru muda disitu.
    Akhirnya, waktu perampungan naskah soal, kita simpan ke Google Drives biar si guru bisa unduh sendiri. Tapi krn saya satu2nya yg muda, jadinya mereka minta copy filenya pake flashdisk. Padahal udah saya jelasin caranya tp mereka ngotot minta di copy. Mana flashdisknya banyak virus. Gara2 mereka dan kepolosan saya waktu itu, saya hampir membocorkan soal UN. Untung saya ada firasat ga enak jadinya lgsg tanya2 dulu ke ketuplaknya.
    Dari sini saja kita lihat kualitas guru2 kita sangat memprihatinkan. Banyak guru muda yg kreatif dan apik ngajarnya, tersingkir sama guru2 boomer old minds. Pola ngajar mereka masih ngandelin ceramah dan slides ppt yg ngebosenin. Belum lagi sebagian ada yg killer. Gimana anak mau tertarik coba?
    Jadi solusi sementaranya adalah potong generasi. Guru2 lama dipensiunkan serentak, lalu masuk guru2 muda. Saya liat semua mapel, terutama mapel eksak, guru2nya sudah bertranformasi digantikan sama yg muda. Bahkan mapel agama juga mulai berubah. Masa mapel PKN dan mapel sosial lainnya harus stuck disitu? Ga kan.
    Sekian dari saya, kurang lebihnya mohon maaf. Terima kasih 🙏

    • @suryadiana2824
      @suryadiana2824 Před rokem +1

      Kamu lupa, yang ngajarin kamu baca dulu guru -guru yang kata kamu old minds itu...
      Coba lebih mengerti... Masak kamu berani punya pikiran harus dipensiunkan semuanya...

    • @gold_real_money
      @gold_real_money Před rokem +1

      @@suryadiana2824 memang, tapi cara ajarnya diubah dong, berani gak?

    • @suryadiana2824
      @suryadiana2824 Před rokem +1

      @@gold_real_money tentu lah para guru senior mau.. beliau beliau itu manusia pendidikan,, prinsip keterbukaan dan open minded itu sudah menjadi makanan mereka.

    • @susiawati8855
      @susiawati8855 Před rokem +1

      Jangan begitu, adanya anda guru muda yg handal menurut anda, krn adanya guru tua, wajarlah mereka hadir bukan di jaman skrg, tp dlu dgn segala keterbatasannya, tp mereka mampu mencetak generasi yg handal, anda apa sdh ada generasi penerus yg anda hasilkan, maaf ya agak emosian 🙏🙏

    • @averageboxingenjoyer968
      @averageboxingenjoyer968 Před rokem

      @@suryadiana2824 bang, maaf ye bang ya, dari pengalaman saya di MGMP, katakan ada 10 guru senior, cuma 1 guru yg mau update pengetahuannya. Hal ini jg dikonfirmasi sm dosen ane yg juga jadi pengajar buat sertif guru PPG. Sekian 🙏

  • @sultanaditia3985
    @sultanaditia3985 Před rokem +4

    13:01 sperti yg diktakan pak guru, saya jd inget wktu saya SMA dlu ada guru baru di sekolah saya. Beliau lngsung berhenti stahun stelahnya dan milih jd dosen. Kita kurang guru matematika wktu itu. Jd akhirnya direkrut lah guru baru itu. Tdnya beliau data analys engineer di perusahaan, pnghasilannya smpe belasan juta perbulan, ini menurut pngakuan beliau. Trs brhenti kerja jd data analys engineer jd guru dngan gaji 300k/bulan.
    Sejak itu tekad saya untk gk mau jd guru mkin kuat. Dan saya milih fokus mngejar cita2 saya sbgai software engineer

  • @aldianoriki
    @aldianoriki Před rokem +5

    jujur ya sejak dari SD sampe SMA gak ada guru yang berkesan di ingatan gw, ada sih cuma 1-2 guru, jadi inget dulu gw ngoreksi guru eh gw malah dipermalukan sama tuh guru, beda banget sama dosen hampir semua dosen yang pernah gw ikutin kelasnya berkesan di ingatan gw karena bisa diajak diskusi dan tidak mempermalukan mahasiswanya

  • @ubaidillahhamdani1638
    @ubaidillahhamdani1638 Před rokem +7

    Request episode lanjutan tema ini pak. Ini kesaksian saya, teman saya, dan guru2 saya. Jadi ada fenomena, banyak sekali anak atau murid atau mahasiswa yg di masa pendidikannya nakal, bandel, suka tidur, goblok, tp ketika balik ke masyarakat malah banyak yg jadi orang. Lebih sukses drpd anak atau murid yg pinter di masa sekolahnya.

  • @rhesilamadi9816
    @rhesilamadi9816 Před rokem +8

    Terima kasih. Kalau boleh saya berkomentar, sebenarnya kalau menilai pendidikan Indonesia, saya rasa kita harus kembali lagi pada tiga pilar pendidikan, sekolah, rumah, dan lingkungan (masyarakat). Hal ini yang sangat terabaikan di sekolah2 Indonesia. Seakan2 tanggungjawab mendidik anak ada pada guru saja. Jadi semua beban dilimpahkan kepada guru. Belum lagi ditambah, saat guru melakukan kesalahan, maka 2 pilar yang lain akan memojokan guru. Bahkan, saat guru berusaha melakukan hal yang benar untuk seorang siswa. Sering kali orang tua dan masyarakat tidak mendukung tindakan guru. Banyak juga karena tekanan dari orang tua dan masyarakat, yang membuat kualitas pendidikan turun. Contoh: Penerapan KKM, idealnya KKM adalah standard utk nilai, baik kognitif, skill, maupun sikap. Pada penerapannya. Guru2 dibanyang2in dgn "ancaman" kalau bisa dibilang seperti itu, bahwa jangan sampai anaknya nilainya dibawah KKM. Utk kognitif n skill g boleh 3 nilai, uk sikap g boleh sama skali. Lalu buat apa KKM? KKM malah pada aplikasinya hanya membuat nilai tinggi dengan kualitas rendah. Begitu juga uji kompetensi. Seingat saya, saat uji kompetensi pun, yang diujiankan berupa soal2 kognitif dan terminologi. Ya, pasti wajar untuk nilai ujian rendah bagi seorang guru. Kalau seorang pilot di tes melalui tes penerbangan pesawat, seharusnya guru di tes bagaimana dia mengajar di kls. Karena byk saya temui guru2 yg terus berusaha berinovasi dalam metode pengajaran. Tetapi terkendala dalam mengidentifikasi nama metode tersebut. Jadi, ya memang ada beberapa oknum guru yang mungkin tidak bertanggungjawab dengan pekerjaannya. Tapi jangan juga menutup mata terhadap kebobrokan faktor2 lain yang sebenarnya juga SEHARUSNYA IKUT ANDIL DALAM PENDIDIKAN SEORANG ANAK. Terima kasih. 🙏🏻

  • @orangtampan6675
    @orangtampan6675 Před rokem +8

    Ketika zaman SMK saya dulu ada 1 guru, yang hanya masuk 2 atau 3 kali dalam satu tahun ajaran, yang artinya beliau ini hampir tidak pernah masuk/mengajar selama satu tahun. Dan bukan hanya itu saja guru-guru yang lain pun sama, banyak yang jarang masuk kelas, dengan berbagai alasan, mungkin minggu ini masuk minggu depannya lagi ntah kemana.

    • @kapanpulang965
      @kapanpulang965 Před rokem +1

      Saya juga pernah dan dia jabatannya tinggi. PNS. 🤣 buka buku saja gak pernah. 🤣🤣 nilainya sulapan.

  • @auliarahman2382
    @auliarahman2382 Před rokem +2

    Mari kita hargai guru yang benar benar mengajar dan mendidik dengan mendoakannya 🤲

  • @aisyakamila
    @aisyakamila Před rokem +18

    Kualitas pendidikan "masal" memang susah diharapkan bro. Solusinya ya pendidikan swasta premium dimana anak didiknya dilayani secara memadai.

    • @ayamkampungnya6365
      @ayamkampungnya6365 Před rokem

      Yoiii

    • @detektifpesugihan3959
      @detektifpesugihan3959 Před rokem

      Betul sig saya sekolah sd dan smanya negri tapi waktu mtsnya di swasta dan itu rasanya beda sekali kualitasnya

    • @seovinlyric3332
      @seovinlyric3332 Před rokem +4

      Nah iya mending swasta. Tpi swasta nya yg bagusan. Emang agak mahal sih, tapi itu demi menciptakan lulusan yang berkualitas 👍👍

    • @hollaacrushyt2486
      @hollaacrushyt2486 Před rokem

      turu

    • @zilverheart
      @zilverheart Před rokem +4

      Swasta mau masuk saja minta uang pembangunan 10jt untuk SD weleh2

  • @terimaimade7082
    @terimaimade7082 Před rokem +13

    yang paling mendasar menurut saya sebetulnya adalah cerminan masyarakat kebanyakan. Tak punya rasa ingin tahu. Mental ini menimbulkan dampak berganda yg luas dlm bidang transfer konsep. Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya konsep dasar diajarkan kalau literasi bahasa guru terbatas. Ini penyebab ambil jalan pendek "hafalan" bukan penalaran.
    Bidang sosial lebih berat lagi, apa metode yg cocok agar terbangun epistemologi empirik sejak dini tanpa menghilangkan metafisika.
    Saya kira usaha2 ke arah itu sdh ada spt cbsa, namun lagi2 gurunya yg tak paham. Prof Notonegoro men P & K jaman P Harto pernah mengatakan beri pancing, jangan ikan Jika 2 kinsep ini dipahami oleh para guru, sebenarnya mereka tak kurang sumber pendapatan.

  • @redbeen147
    @redbeen147 Před rokem +7

    saya punya PAUD yang materinya lebih banyak bermain ala montessori, ide kegiatannya pun bisa kita ambil contoh dari luar negri yang luar biasa banyak eksploringnya. Mau saya daftarin sekolahnya masih pikir pikir, takut jadi PAUD pada umumnya 😆😂
    tapi sukur, walau belum terdaftar di dinas, sekolah saya tetep rame.
    pak guru, tolong di sematkan, biar yang punya passion didunia pendidikan mau buat sekolah yang bagus

  • @dzielkautsar4954
    @dzielkautsar4954 Před rokem +12

    Entah di jawa aja atau di seluruh indonesia, guru dianggap awto benar dan yg mendebat akan 'diancam' dengan kualat...
    Makanya ga heran orang jawa kreativitas nya bisa dikatakan mati karena dari kecil sudah di tekan daya pikir kritis nya

    • @tayonfriends3534
      @tayonfriends3534 Před rokem +4

      Emang Feodalisme orang Jawa itu beneran Akut, makanya Banyak anak Jawa nanti pas dewasa itu cuma jadi "Nggih" Man .

    • @budigemarbalasbudi
      @budigemarbalasbudi Před rokem

      ​@@SAMtheART nggk ngadi ngadi ini, gw org jatim budayanya ya gini. Mau tanya harus dipikir dulu, bisa jawab nggak gurunya. kalau dirasa nggak bisa jawab dan masih ditanyakan nanti di cap 'mateni guru' maksudnya membuatnya jadi gk bisa jawab didepan umum.

  • @alfiannjunior
    @alfiannjunior Před rokem +3

    Wahai Netizen. Bantu viralkan nih video pak guru gembul. Biar guru-guru di Indonesia makin tau dan cerdas serta SDM guru makin baik kedepannya!!!
    Karena saya juga dulu pernah berkecimpung dalam dunia pendidikan. Ironi banget sistemnya sampai sekarang!
    Dampaknya akan terasa di tahun yang akan datang dan untuk masa depan!!!

  • @anggadarajat8013
    @anggadarajat8013 Před rokem +6

    paling benci saya terhadap guru yang melarang muridnya mencontek ketika ulangan
    padahal itu kreativitas kami dalam belajar. 😁
    dulu saya mencontek saat ulangan ipa, sampai sekarang saya masih ingat pertanyaan dan jawabannya.
    kepintaran bisa kita dapatkan ketika kita menggali informasi dengan cara apapun.
    ulangan mtk di larang mencontek, di pastikan 1000℅ kertas putih bersih mulus no minus,cod kopo.
    😂

  • @tantyyunyafarrisa5477
    @tantyyunyafarrisa5477 Před rokem +2

    Apapun yg dikatakan tentang sosok guru... Saya berdoa semoga Allah ridho dan menjadikan GURU SEJATINYA GURU untuk semua Bapak Ibu guru di negeri tercinta ini... Semoga peradaban Indonesia-ku terus berjaya hingga dihari akhir... Aamiin amin...

  • @pakputra7552
    @pakputra7552 Před rokem +23

    Saat mau naik pangkat, guru di sekolah negeri diwajibkan membuat Penelitian. Jika penelitian ini dilakukan efeknya akan bagus sekali bagi pendidikan. Sayangnya guru banyak yang hanya copy paste atau bahkan meminta bantuan jasa pembuatan laporan.
    Akhirnya ini hanya menjadi ladang bisnis belaka.

    • @larasayu1390
      @larasayu1390 Před rokem

      Betttul.

    • @helmyirhab1426
      @helmyirhab1426 Před rokem

      bagaimana mau buat penelitian, kalo hal administratifnya masih jadi tanggung jawab guru juga

    • @pakputra7552
      @pakputra7552 Před rokem

      @@helmyirhab1426
      Yupz. Banyak sekali administrasi-administrasi guru, walau administrasi tersebut pada akhirnya hanya copy paste.
      Misal RPP yang harus dibuat oleh guru. Saya yakin banyak guru yang hanya copy paste milik orang lain.

    • @dadidudu4203
      @dadidudu4203 Před rokem

      Kebanyakan seperti itu,kalo buat tugas cuma copy paste,ato menyuruh orang lain ngerjain tugasnya.

    • @kapanpulang965
      @kapanpulang965 Před rokem

      Adik saya jadi honorer di SD. Dia cerita kalau disuruh bikin penelitian oleh seniornya. Nggak dibayar, pula. Sampai gak tidur berhari-hari. Dia nggak bisa lawan soalnya nanti kalau gak mau bakal dikucilkan. Bahkan sesama guru pun ada perundungan, gimana dengan siswanya.

  • @MrMalikiy
    @MrMalikiy Před rokem +4

    Kita sedang mengalami bonus demografi pak Guru,,, sekolah sekarang diisi guru2 yg muda dan kompeten, guru2 tua sudah pensiun massal, kita lihat saja beberapa tahun lagi pasti pendidikan kita akan meningkat kualitasnya.

  • @TOPIKojol
    @TOPIKojol Před rokem +8

    Pak Guru setelah nonton dan baca komentar, saya jadi terpancing ingin curhat juga🤣. saya pernah kuliah dan Alhamdilillah selsai, dulu cita cita saya ingin menjadi guru tetapi keterimanya di studi pekerja sosial.
    saat kuliah saya mempunyai ketertarikan lebih terhadap bidang akademik, terasa asik bisa penelitian dan mengetahui berbagai hal.. hal ini juga yg kemudian yg mendewasakan cara berfikir saya sampai saat ini.
    setelah lulus saya malah memilih untuk ngojol (ojol) karena kebingungan melihat situasi sistem rekriutmen kerja, selain itu di satu sisi saya akui juga karena saya memang benar benar tidak bisa menguasai bidang tertentu, sehingga membuat saya seperti saat ini.🤣🤣
    "hanya curhat"

  • @ahmadkun7941
    @ahmadkun7941 Před rokem +7

    Saya dulu sekolah SMP gila kepseknya killer bgt.. bahkan dgn guru juga gk main² ini kepsek.. nangis² guru diomelin klo gk serius/buat kesalahan..
    Trus sya pernah honor di sekolah² yg kepseknya disiplin bgt.. klo ada guru yg malas si kepsek marah besar..
    Jdi sya simpulkan maju tdk.a pendidikan tergantung pimpinan..
    Skrg sya PNS di daerah pelosok.. dan sya berkomitmen sya tetap seperti waktu sya honor dulu dalam bekerja..

  • @davidpurba1415
    @davidpurba1415 Před rokem +5

    Benar sekali yang di katakan guru gembul, pengalaman saya sebagai guru ASN selama 19 tahun. Setiap ganti Menteri kurikulumpun ikut berubah-rubah setiap tahun, dari KTSP, K13 belum tuntas di ganti lagi dengan K. Merdeka. Guru 80 % lebih banyak berkutat dengan Administrasi dari pada masuk kekelas.

  • @paksun1053
    @paksun1053 Před rokem +4

    Kunci kemajuan sekolah itu 70% - 80% ada di tangan kepala sekolah, bukan guru. Jika seorang guru PNS yg sudah bersertifikat tapi masih dianggap belum profesional maka pertanyakan lagi gimana kualitas perguruan tinggi yg telah meluluskannya dan gimana sistem perekrutan oleh pemerintah kok bisa diterima jadi guru PNS? Guru bukan satu-satunya penentu kualitas pendidikan tapi guru sebagai ujung tombak pendidikan,

  • @kangabay9303
    @kangabay9303 Před rokem +8

    guru adalah profesi pelarian , semua semua lulusan kuliah BUKAN JURUSAN KEGURUAN bisa jadi guru ( jadi guru honor)
    Baru lulus SMA/SMK juga bisa ngajar terutama di SD
    Bahkan ada yg bilang DARIPADA NGANGGUR MENDING JADI GURU AJA LAH .
    haduuuuh sedih kalau ada statement bgtu
    Jadi ngajarnya sak karepe, semaunya sendiri pokoknya semrawut
    Ini nih yg menyebabkan guru kurang berkualitas

  • @alexanderdalopez4080
    @alexanderdalopez4080 Před rokem +3

    kebetulan sekali, nonton video ini ketika baru 4 hari menjadi guru.
    ya begitulah...
    meskipun saya bukan lulusan pendidikan, saya sangat bersyukur bisa menjadi guru SMK.
    Ada lucunya, saya lulusan teknik murni tanpa gelar pendidikan namun baru saja 4 hari, saya sudah diberi banyak tanggung jawab, termasuk menjadi team kurikulum.
    Bidang kompetensi dan kemampuan saya itu kelistrikan, namun saya disuruh ngajar Mesin juga untuk menggantikan guru yang keluar.
    Hal tersebut menjadi semangat dan tantangan untuk diri saya sendiri agar bisa memberikan kontribusi yang baik dan bertanggung jawab dengan pekerjaan saya.
    terima kasih atas videonya pak guru.

  • @pakaji5997
    @pakaji5997 Před rokem +4

    Permasalahan pendidikan saat ini adalah pelajar dituntut untuk mengusai semua ilmu (mata pelajaran) padahal dalam kehidupan kadangkala 1 ilmu saja dipelari dengan baik sudah cukup menjadi bekal hidup.

  • @chariot007
    @chariot007 Před rokem +3

    Sesuai pengalaman saya saat bersekolah ada guru yg ngasih tugas selalu mengeluarkan biaya ya walaupun ga sampe juta'' tpi ketika saya debate karna ekonomi saya hanya biasa biasa saja, dia bilang kamu mau guru yg kasih materi atau murid?, Dan jga dia bilang kalo kamu mau ngasih materi/tugas sesuai kamu, kamu harus jadi seperti saya dlu.
    Menurut saya pendidikan di indo bukan cuma monoton dan kirisis literasi tapi jga krisis adab/attitude ,liat aja anak muda jaman sekarang😂

  • @nabiljanuar
    @nabiljanuar Před rokem +8

    Ya, begitulah, Pak! Di sekolah kami, para siswa dilarang untuk membawa HP ke sekolah. Siswa yang berani bawa HP ke sekolah, bakalan disita HP-nya. Sedangkan guru dan kepala sekolah dibolehkan. Jadi, ada kesenjangan tersendiri antara guru dan siswa.
    Dan, selalu terlintas di benak saya, "Jadi guru enak, ya! Boleh bawa HP ke sekolah, kantornya ber-AC, ada TV juga..."

    • @user-zq2gv8os2h
      @user-zq2gv8os2h Před rokem +2

      Takut tu nanti siswa cuma main hp aja hehe uda buruk sangka dulu ni ya,padahal iya,guru main hp aja juga,memang asik main hp tp buat cari yg bisa nambah pengetahuan dan manfaat,semoga segera diperbolehkan pakai hp diSekolah nya, Semangat!

    • @nabiljanuar
      @nabiljanuar Před rokem

      @@user-zq2gv8os2h | Iya. Semoga dibolehkan. Kalo main pas jam belajar itu baru disita.

    • @haris_mansah
      @haris_mansah Před rokem +1

      ya kalo itu sih wajar kan memang beda posisi.. yg ga adil itu kalo anak guru boleh bawa hp sedangkan anak lain tidak...
      dimana-mana juga gitu, lagi pelatihan lagi seminar lagi training ada hal-hal yg boleh untuk panitia tapi ga boleh bagi peserta..

  • @thejoke001
    @thejoke001 Před rokem +3

    PINK FLOYD - ANOTHER BRICK IN THE WALL PART 2...BENAR-BENAR MENCERITAKAN PENDIDIKAN INDONESIA.
    DAN TERIMAKASIH PAK GURU GEMBUL, UNEK-UNEK SAYA SELAMA INI BISA DI KELUARKAN OLEH PAK GURU GEMBUL.

  • @mrlukmanwan3913
    @mrlukmanwan3913 Před rokem +3

    Jangan malu untuk belajar dari negara lain.!!! Semoga sistem pendidikan Indonesia semakin membaik!!
    Salam dari Malaysia.

  • @blackartist127
    @blackartist127 Před rokem +7

    Kalo alasan guru ga kompeten karena gaji kecil saya kurang setuju, soalnya gaji guru di sekolah swasta sudah lebih dari cukup terutama sekolah swasta yg pake embel2 internasional atau embel2 agama.
    Atau guru2 PNS juga sangat sejahtera, apalagi guru PNS DKI.
    Yg jadi masalah itu orang2 yg MAKSAIN jadi guru, ya jadi guru honorer di sekolah negri, yg bayarannya lebih kecil dari petugas kebersihan. Karena memang ga ada anggarannya. Saya rasa untuk guru honorer ini pernah dibahas guru gembul juga di episode lain.

  • @Hd-nc3lm
    @Hd-nc3lm Před rokem +9

    Terima kasih pak guru sudah mewakili emosi saya sesuai dgn realitas pengalaman saya , sedikit cerita, dulu waktu saya sma ada beberapa guru yg saya anggap gk berkualitas, alasanya dari cara mereka mengajar sangat berantakan, guru sejarah saya kerjaannya ngasih tugas mulu satu pertemuan satu tugas karena dia mengejar laporan administrasi, padahal dia belum pernah sama sekali menjelaskan materi materi yang berkaitan dgn mapel sejarah, saya waktu itu sangat kesal, bagaimana saya bisa mengerjakan tugas tapi dia sendiri belum pernah menjelaskan ditambah jarang masuk pula, jarang masuk pun dia tetap memberikan tugas lewat WA, ada sesekali dia menjelaskan yg dia jelaskan bukan materi sejarah tapi materi agama kan gk nyambung, saya sering mengkritik dia tapi dia gk terima sampai sampai dia bersikap sinis terhadap saya, saya sering bertanya ttg sejarah pada dia tapi yg dia jawab" itu dibuku ada silahkan baca" kadang kadang menjawab "sebentar saya cek Google dulu" disitu saya berpikir guru ini memang sampah merusak generasi bangsa, tujuan saya masuk jurusan IPS karena saya suka sejarah tapi saya malah mendapatkan guru yg seperti itu. Memang benar guru yg berkualitas di Indonesia sangat jarang saya akui itu, ahh masih banyak yg ingin saya luapkan tapi apa daya tangan ku pegel😅

    • @Hd-nc3lm
      @Hd-nc3lm Před rokem

      Dan lebih parah nya lagi hampir di seluruh sekolah Indonesia guru guru yg memberi tugas projek seprti makalah, artikel dll ketika murid sudah menyelesaikannya dan ngumpulin tugas nya, tugas tugas trsbt pasti gk bakal di baca sama guru, palingan langsung tanda tangan.

  • @belajarmengeja
    @belajarmengeja Před rokem +1

    Terima kasih Pak Guru Gembul, Video ini jadi bahan introspeksi bagi saya sebagai guru SD. Semua terpulang kepada masing² pribadi guru. Alhamdulillah di sekitar saya masih banyak guru² yang bisa bagi waktu antara tanggung jawab mengajar dan mendidik serta tugas administrasi guru...

  • @ReedWanadiOfficial
    @ReedWanadiOfficial Před rokem +6

    Akhirnya di bahas juga soal ini, mantab. Banyak guru yg masih hidup tertinggal di jaman dulu, sehingga tidak merasa perlu upgrade, padahal saat ini semua semakin cepat, bahkan anak didik lebih fasih teknologi dibanding gurunya

  • @udinpetot4582
    @udinpetot4582 Před rokem +12

    pada dasarnya semua jurusan/bidang keilmuan sama pak guru, jadi harus di seleksi lebih KETAT dan kompeten
    saya yg background lulusan IT (Teknik informatika) juga memiliki hal yg sama dari pengelaman saya selama kuliah sampai lulus, dimana siapapun bisa masuk (ya bedanya IT tidak seperti guru yg banyak jadi second option tapi ini kebanyakan mereka masuk cuma karena film2 hacker/liat programming keren tapi tanpa tau / pernah cari tau sedikitpun) yg jadi kendala pas di skripsi pasti mereka banyak yg joki program atau yg lebih parah ama skripsinya juga, ini bukan rahasia umum lah di dunia per IT an, disitu bakal ketahuan yg mana emang passionya disana atau cuma sekedar ikut2an aja, kita ambil contoh saat kemarin pemblokiran apps, kita liat kominfo disuruh buat apps serupa aja gk bisa, bahkan pas buat search engine ketar ketir, bahkan juru bicaranya gk bisa bedain mana judi online ama game online yg temanya emang maen kartu (kyk texas holdem di fb atau pocker zygna), dikarenakan itu siapapun bisa masuk dengan mudah dan lulus dgn mudah (jika dijoki) mangkanya rata2 lulus IT dari lingkup saya jarang lanjut hanya segelintir aja tarolah 40 kelas teman saya hanya 15 saja yg terus di it 25nya lagi OOT dari jurusannya....
    jadi kesimpulannya semua jurusan harus KETATKAN bgt gitu biar tidak terjadi hal yg serupa

    • @agsidkr
      @agsidkr Před rokem

      Sekolah cm mengejar ijazah, bkn krn passion jd cm asal²an lulusan apa kerjanya apa gak sinkron.

  • @jauharryfaddly8304
    @jauharryfaddly8304 Před rokem +21

    Saya sepakat bahwa kompetensi guru bersertifikat melalui jalur PPG lebih tingi dari jalur lainnya (mungkin yang dimaksud adalah PLPG), sebab dalam PPG guru mendapat Pendidikan mungkin semacam "upgrade" yang mana menurut saya itu lebih penting dari pada gonta ganti kurikulum bukan hanya sekedar Pelatihan saja.

    • @pakputra7552
      @pakputra7552 Před rokem +1

      PLPG masih mending. Zaman dulu malah hanya pemberkasan.

    • @jauharryfaddly8304
      @jauharryfaddly8304 Před rokem

      @Fahmi Abdillah bahkan draft undang undang tentang pemberian tunjangan profesi guru dihapus (saya lupa bunyi yg barunya)

    • @jauharryfaddly8304
      @jauharryfaddly8304 Před rokem

      @@pakputra7552 saya anggap itu adalah apresiasi

    • @bageur3909
      @bageur3909 Před rokem

      Nah ini slah 1ny bner bngtt

    • @haris_mansah
      @haris_mansah Před rokem

      fact nya adalah materi PPG sudah dipelajari di perkuliahan.. bedanya PPG harus selesai 1 - 2 semester.. sedangkan kuliah bisa 8 semester..

  • @mrjohn59
    @mrjohn59 Před rokem +2

    Semoga guru guru di indonesia maju jaya, di murahkan rezeki dan sihat selalu. Salam dari malaysia.

  • @eliteglobalis4454
    @eliteglobalis4454 Před rokem +2

    Teman" sekelasku waktu SMA ngambil jurusan Pendidikan semua demi dpt masuk di PTN padahal mereka gk ada yg berminat jadi guru. Kebanyakan ambil Pendidikan Geografi di Universitas Negeri Malang.

  • @Ajiban9
    @Ajiban9 Před rokem +3

    pengalaman saya belajar serius
    temen saya banyak yang becanda
    akhirnya guru saya gak mau ngajar
    trus nasib saya pie

  • @isku9117
    @isku9117 Před rokem +8

    karena guru masuknya banyak yg tanpa seleksi, banyak masuk ASN karena pengabdiannya, bukan karena tes kompetensi. pengangkatan PPPK juga lolos karena afirmasi atau tambahan nilai atau passing gradenya diturunkan.

  • @yohaneschandra238
    @yohaneschandra238 Před rokem

    Ye,, betul sx itu.. Puji Tuhan sudah ada yg menyuarakan,, terimakasih atas bahan diskusinya.. Saya sepakat dan semoga permasalahan itu dapat segera dilihat dan ditindaklanjuti oleh birokrasi terkait,,

  • @akhydion7943
    @akhydion7943 Před 3 měsíci +1

    Pernah di buly teman² sokolah akhirny saya sering bolos saat smp.,dirumah sering kena marah ,mau cerita tkut. ,tpi lebih prh ny lagi guru malah bilng gini ,dri pda kmu ngrepotin saya mnding kmu berenti aj sekolah ,,dri situ saya mnjdi anak yg drop bngt ,,akhir ny sya berenti skolah.,buat guru sya dlu yg bilng gitu ,kmu bertanggung jwb ats apa yg saya rasakn skrng ,sya menanggung ny spjng hidup sya ,,sya akan meminta pertnggung jwban di akhirat kelak

  • @muhammadandrisetiawan7966

    Permasalahan yang mendasar adalah banyak orang di Indonesia memiliki potensi, bakat, dan minat terhadap suatu bidang pekerjaan atau profesi tertentu. Namun yang dites adalah kemampuan di luar bidang itu, ketika ia tidak lulus maka ia tidak lulus karena tidak lulusa di luar bidang itu. Bukan tidak lulus pada bidang pekerjaan atau profesi yang sesuai bidangnya...........Inilah yang menyedihkan tatkala ikan dites untuk terbang dan burung dites untuk berenang..........

    • @nabiljanuar
      @nabiljanuar Před rokem +1

      Ya, bener, sih! Nggak semua ikan bisa terbang, dan nggak semua burung bisa berenang.

    • @CesOrealz
      @CesOrealz Před rokem +1

      Iya, teman gw dia suka geografi jadi dia maunya fokus belajar ke situ, tapi masalahnya nilai pelajaran yg lain harus bagus biar bisa lulus, jadi fokus belajar dia ke geografi di kurangi banget. Padahal tinggal pelajaran kayak bahasa Indonesia doang yg perlu tuh sama pelajaran perhitungan, eh malah pelajaran yg gak berhubungan sama geografi juga harus dimasukin di sistem negara ini kalau mau fokus ke situ.

  • @nandarafi6751
    @nandarafi6751 Před rokem +3

    Izin berpendapat, solusi untuk guru² yg cenderung malas, jika nilai uji kompetensi gurunya itu rendah, bisa diturunkan golongannya/gajinya, mau gamau dia jadi terpaksa harus serius untuk mengajar murid²nya. Trus kurikulum uji kompetensinya perlu menjunjung tinggi yg mau improve dan belajar sesuai dengan perkembangan zaman, zaman terus berubah mau gamau harus terus berkembang belajar teknologi baru, mungkin dulu njelasin ke papan pake kapur, sekarang pake laptop bisa pake ppt kalo pgn bebas bisa make aplikasi coret-coretan

  • @pakdhe6565
    @pakdhe6565 Před rokem +2

    Kalau opini aku, satu waktu 1969an guru-guru dari Indonesia itu berkualitas tinggi, rajin, jujur dan bersunguh-sunguh dalam peranannya, mereka pernah mengajar-anak Malaysia, akibatnya.. anak-anak Malaysia menjadi orang yang berprofesi tinggi, sopan, baik akhlak, creatif, enovatif dan berfikiran rasional.

  • @alucardpublik1025
    @alucardpublik1025 Před rokem

    Pak Guru kren.... smga bs brtmu dg mentri pendidikn pak nadim agr bs brdiskusi utk mndpatkn sbuah solusi trbaik utk pndidikn di negeri ini... aamiin 🤲☺️

  • @rizalabdillah9833
    @rizalabdillah9833 Před rokem +3

    Siswa juga kurang kritis. Pernah ada guru yg datang hanya masuk, salam siswa disuruh bljr sendiri habis itu keluar tinggal nongkrong di taman sambil sebat. Asyek... Siswa pun merasa senang menikmati jamkos...

  • @farosrohmangeloraramadan3897

    Sesuai apa kata Professor Yohanes Surya kalok masalah no 1 pendidikan Indonesia itu kualitas guru bukan pembangunan yang gak merata, karena Prof Yohanes Surya pun sudah biasa mengajar di daerah2 terpencil dan di kota besar yang fasilitasnya lengkap pun belum tentu kualitas gurunya bagus

    • @kapanpulang965
      @kapanpulang965 Před rokem

      Kualitas guru penting banget. Guru IPS saya dulu aslinya bukan guru IPS. Orangnya sendiri ngaku kalau gak bisa IPS🤣

  • @savila168
    @savila168 Před rokem +1

    Benar sekali argumen guru gembul tentang bgmn keadaan guru di Indonesia PD umumnya.Kita terlalu lelah dgn administrasi yg hrs kita selesaikan setiap semester .Dituntut Sepenjang THN.

  • @sudahgila
    @sudahgila Před rokem +1

    Dulu waktu sekolah
    Teman yang pinter masuk stan
    Teman yang bandel jadi isilop
    Teman yang biasa tapi rejekinya bagus masuk sesuai pilihan
    Teman yang biasa saja baru masuk guru
    Dari modal sdm sudah kalah karena tuntutan ekonomi
    Jaminan ekomoni harus ada biar yang pintar dan punya panggilan jiwa sebagai guru beneran mau jadi guru

  • @NAEZCHANNEL
    @NAEZCHANNEL Před rokem +4

    Mungkin pemerintah tidak terlalu fokus ke dunia pendidikan karena sektor pendidikan tidak ada timbal balik secara instan (menguntungkan),, yang mungkin terlalu banyak pengeluarannya padahal itu semua belum cukup masih banyak guru yang gajinya kecil,, utamakan gaji guru sebesar besarnya sehingga orang orang cerdas mau menjadi guru dan peduli untuk menuntaskan masalah pendidikan, karena di dunia pendidikanpun banyak orang yang culas dan malas

  • @hi-he5cx
    @hi-he5cx Před rokem +3

    Saya jadi asdos di salah satu PT sdh sektar 5 tahunan. Secara status mmg asisten dosen, tp secara praktek mengajar hampir tdk ada bedanya dengan dosen tetap. Bedanya dlm gaji yg setiap 6 bln sekali baru diberikan. Jika dihitung rata2 per bulan, gajinya jauh sekali di bawah umr di daerah sy tinggal. Masalah berikutnya adalah jika mau menjadi dosen tetap, maka hrs lanjut S2 dan kemudian ikut tes CPNS. Tesnya pun harus lulus. Saya tidak terlalu masalah untuk S2 nya karena sy msh mampu. Namun, masalahnya sebenarnya terletak di soal-soal yang diujikan dalam tes CPNS, yg sama sekali tidak ada hubungannya dengan bidang yg saya tekuni. Dengan kata lain, pantas atau tidaknya saya bekerja atau mengajar di bidang X, ditentukan oleh soal-soal Z yang sama sekali tidak berhubungan dgn bidang X. Padahal untuk lulus S2 saja susahnya minta ampun. Rumitnya persyaratan-persyaratan seperti ini yg membuat saya bimbang untuk meneruskan menjadi dosen tetap atau tidak. Mungkin hal ini jg yg menyebabkan banyak teman-teman sya enggan untuk menjadi dosen tetap. Padahal sy lihat secara intelektual mereka mampu.

  • @YangTetapAbadi
    @YangTetapAbadi Před rokem +2

    Iya betul pak guru kualitas guru di Indonesia itu memang buruk sekali, contohnya aja guru lebih sayang ke murid yang lebih pintar itu kan gak adil, yang namanya guru itu harus memperlakukan semua muridnya dengan adil.

  • @akbaruddinfadhilah3103
    @akbaruddinfadhilah3103 Před rokem +1

    Ini menyadarkan saya sebagai guru. Poin penting yang baru saya dapat adalah perihal kasta guru di tingkat spiritual dan keinginan menjadi profesional. Hatur nuhun. Jadi lebih sadar kalo mau lebih harus belajar lebih. 👍

  • @jantisusanto9836
    @jantisusanto9836 Před rokem +3

    Saya guru sosiologi dan antropologi di sebuah sma favorit di kota saya tapi kontrak saya diputus ketika saya hamil anak pertama dan sekarang saya mengajar les di rumah, hikmah dari pemutusan kontrak saya di sekolah tersebut adalah dengan menjadi guru les di rumah saya malah bisa belajar dan mengembangkan diri bersama anak2 didik saya di rumah tanpa dibebani berbagai beban administrasi, beban perasaan karena jangan2 saya ndak kompeten sehingga saya di putus kontrak sehingga saya benar-benar menerapkan kurikulum merdeka sesuai dengan tingkat pemahaman anak-anak yang sebenarnya, mengajar anak2 dengan hati sehingga anak2 enjoy belajar untuk bisa memahami materi pelajaran yang mereka dapat dari sekolah.

  • @imenkkelana7786
    @imenkkelana7786 Před rokem +3

    Ini kenyataan dan harus kita sadari bersama. Memang betul sistem di negara ini terlalu bobrok, bikin kurikulum kek gak observasi lapangan dulu. Kayak gak ngelihat kebutuhan anak tuh apa gitu?
    Berbondong bondong ikut tes p3k, untuk apa? Untuk menaikan penghasilan. Lalu, apakah ada keinginan untuk memperbaiki kompetensi? Kebanyakan nggak. Selfish juga Guru saat ini, egois jadinya cuma mikirim hidup pribadi dia doang, tapi kehidupan anak2 yang notabene kewajiban dia, gak digubris. Mereka fokus ke hasil, tapi cara menyampaikan ilmu, proses transform pengetahuan nya, tidak dilakukan. Makanya, gaya ngajar dari dulu y gt2 aja. Karena kita kehilangan fokus, payahnya, fokus yg dilewatkan adalah urat nadi pendidikan.
    Kesalahannya memang bukan hanya pada guru, terlalu mengakar kebobrokan ini, dilakuan dari atas sampe ke bawah. Profesi guru gak seksi, gaji kecil. Tapi. Mau intervensi juga pemerintah ya susah karena kebutuhan dasarnya gak tercukupi.
    Solusinya mungkin bikin proses guru se seksi dokter, pilot, dan lainnya. lalu kemudian rekruitment guru yang jujur dan benar2 fair. Jadi dokter aja pendidikan dan sertifikasinya susah. Masa guru semudah itu?
    Kalau prosesnya seksi, sistem rekruitment bisa diperbaiki dong. Bisa nuntut lebih pemerintah juga.
    Kalau gurunya bener, peradaban pasti akan sedikit lebih baik. Sikap2 otoriter guru akan hilang.
    Disclaimer, saya udah 7 tahun jadi Guru.

    • @budigemarbalasbudi
      @budigemarbalasbudi Před rokem

      ya, inti masalahnya mana yang harus duluan diubah? Apakah gajinya? tapi pns udah lumayan seksi tinggal guru honorer yang gk, tapi guru honorer terlalu banyak karena minimnya syarat menjadi honorer.

    • @imenkkelana7786
      @imenkkelana7786 Před rokem

      @@budigemarbalasbudi Menurut gue si, sistem rekruitmen gurunya yang mesti diubah, harus benar2 ada test yang testnya nguji skill mengajar. Jadi, rekruitmen gurunya bagus, univ juga pasti bagus.
      Nah, rekruitmen guru bagus, tidak mudah jadi guru, akan semakin meningkatkan kompetensi para guru. Pemerintah bisa berbuat gitu karena ditunjang dengan gaji yang gede. Semisal, gaji guru setaraf hakim begitu. Kan enak mau nuntut juga kalau dikasih banyak.
      Ini mah dikasih uang dkit, dituntut banyak, ya, meradang lah orang2.

    • @imenkkelana7786
      @imenkkelana7786 Před rokem

      @@budigemarbalasbudi Masalah guru honorer, kadang sedikit sekali guru yang linear dengan kompetensi yg harus dia miliki. Tidak bisa honorer selalu dikasihani dengan embel-embel tugas mulya, mesti ada kesadaran akan tanggung jawab lah.
      Honorer guru itu, bukan siapa yang pantas, kadang siapa yg mau. Jadi, serampangan aja. Ini juga yang mesti kita aware kalau emang peduli pada kualitas pendidikan.
      Pemerintah bagusin kebijakan, guru perbesar kesadaran diri. Kalau ga sanggup, ya udah jangan ngajar. Dari pada ngedumel terus, kan? Ikhlas kagak, dosa iya.

  • @nedyolumadi
    @nedyolumadi Před rokem +2

    seorang Guru itu panggilan hati ( ada Passion di situ). buat siapa saja yang ingin jadi guru hanya untuk mengejar uang tolong pikirkan ulang, daripada menghambat kemajuan generasi muda.

  • @ndartokhelm2145
    @ndartokhelm2145 Před rokem +2

    Fenomena itu terjadi pada ULAMAX pak..
    Diundang ke sana kemari demi "fulush", tapi minta "disakralkan". Dan bahkan karena "sakralnya" ucapan seorang ULAMAX, mereka sering di-endorse politisi untuk mendukungnya. Lahan basah penghasil fulush.
    Profesinya sudah seperti pemain organ tunggal.
    Di masa lalu Rasulullah dan para sahabat datang berdakwah tanpa dibayar, karena mereka sadar ilmu mereka adalah Risalah dari Allah yg WAJIB disebarkan pada seluruh umat.

  • @syamriady6912
    @syamriady6912 Před rokem +3

    Allhamdulilah saya bangga jadi guru😍 dan bercita-cita jadi guru pilihan pertama pilihan jurusan😍

  • @mohen-mi6cg
    @mohen-mi6cg Před rokem +13

    Saya sepakat dengan penjelasan Pak Guru Gembul, karena banyak siswa yang jadi kurang pintar sebab diajar oleh oknum guru yang juga kurang pintar ( menghaluskan kata bodoh ).

  • @wan7ucxOqSUBryTgfpBr7777

    tanpa ada budaya gemar membaca, mustahil ada budaya berpikir ...... tanpa ada masyarakat yg berpikir, mustahil ada peradaban yg selalu improve ..... akhirnya jadi peradaban yg stagnan, kalaupun "dipaksa" berpikir, lebih karena insting, bukan krn wawasan & daya analisa nalar .... akhirnya menghasilkan sebuah produk pemikiran yg dangkal dan saling berbenturan dg realita lainnya .......

    • @Army_satender_17
      @Army_satender_17 Před rokem

      Dan ternyata memang benar ada nya, d lingkungan pabrik yg saya kerja, dari cara bicara ny sperti orang lbih pintar, tp stelah saya ajukan pertanyaan sepele, mlh g ngrti, kata 'signifikan' aja da yg g ngrti lho. Parah emang, kata dia mlh bilang gini "ya kita mah orang petani mana tau hal2 yg kyk gt", utk d jaman skrang serba digital g da alasan utk menambah wawasan lewat Google youtube atau apa lah. Pernah saya ke toko buku, d kota saya, yg dateng dikit bgt, klo bnyak Mreka cuma beli alat tulis atau buku pelajaran, buku novel atau semacam ny jrang bgt yg lirik,

  • @elisabethtyasmutiaraningsi1544

    Sungguh prihatin, semoga suatu saat guru gembul bisa menjadi mentri pendidikan.🙏

  • @zizaabdul02
    @zizaabdul02 Před rokem +3

    Saya lulusan jurusan pendidikan dan saya sangat setuju dengan ungkapan pak guru gembul, karena kurangnya kapabilitas saya dalam merubah sistem tersebut, yang saya rubah adalah bidang saya hahaha. Karena saya tidak mau menanggung dosa akan lalainya saya dalam menjalankan tugas saya sebagai seorang pengajar.

  • @NahasonBastin
    @NahasonBastin Před rokem +3

    Saya baru saja lulus tahun 2022, dan saya baru keterima di SMA Swasta sebagai pengajar salah satu pembelajaran. Salah satu yang menarik adalah di guru ini mendapatkan tugas-tugas yang sangat luar biasa hebat. Bagi saya sangat menantang dan rintangan dan tantangan. itu adalah hal yang saya sukai ketiak mengajar, mendapatkan tugas lain dan tugas lain. Mungkin yang dikatakan oleh Guru Gembul ini baik mengenai administrasi pendidikan. Tetapi untuk administrasi pendidikan saya bisa lengkap karena bisa maksimal tetapi mengajar juga maksimal tanpa meninggalkan tugas dan hal-hal demikian. Menjadi guru Ideal adalah mencoba untuk mengorbankan diri kita untuk bener-bener mencintai pendidikan dan peserta didik. masalah administrasi bisa saja mudah kalau paham alurnya.

  • @agusmursidi4683
    @agusmursidi4683 Před rokem +1

    Kalau guru di Indonesia seperti guru gembul semua,
    Indonesia pasti menjadi negara yang hebat.

  • @8urekurj
    @8urekurj Před rokem +2

    kemendikbud saja sekarang namanya sudah banyak merangkap "Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia" pusing deh tuh Nadiem Makarim. saya sebagai mantan siswa baru tahu kalo guru itu punya sistem administrasi yg ruwet