CINTA BEDA AGAMA - Asumsi Special Report
Vložit
- čas přidán 3. 02. 2019
- Pernikahan beda agama masih menjadi persoalan di Indonesia. Hukum di Indonesia belum mengakomodir pernikahan beda agama. Negara akan mencatat pernikahan apabila diakui oleh agama. Bukan hanya soal regulasi, restu keluarga juga jadi variabel yang penting sebelum masuk dalam ikatan pernikahan.
Tapi, namanya cinta memang tak kenal perbedaan, termasuk agama.
Asumsi bertemu dengan pasangan suami istri beda agama yang menikah di Indonesia. Sempat terhalang restu orang tua, keduanya kini sudah lebih dari 3 tahun menikah.
Seperti apa cara pasangan suami istri beda agama menjalani kehidupan rumah tangga? Bagaimana juga mereka yang ingin bersatu namun masih terhalang restu? Bagaimana sebenarnya regulasi pernikahan beda agama di Indonesia?
Tonton cerita cinta beda agama dalam Special Report Asumsi kali ini!
--------------------------------------------------
Like and follow us on Facebook, Instagram and Twitter @asumsico
and also check our website asumsi.co
Backsound from and you can hear it from / ___
Jangankan yg beda agama, kadang yg beda kasta, ras dsb aja masih jd bahan omongan baik dari keluarga dan lingkungan sekitar. Lah, lagian budaya kita kan masih budaya inferior, ya susah mengubah stigma tsb...
bokap gua buddha, nyokap gua khatolik.
Sedikit cerita aja nih dr personal experience gw sebagai anak dari pasangan emak-bapak yg beda agama,
Gue pernah ngalamin fenomena ini, panjang cerita setelah kita berpisah karena "PERBEDAAN" mantan gue trnyta memilih berpasangan lgi dgn seorang 'muslim' seperti gue. Dan pelajaran yg gue petik adalah : apapun agama lo, Tuhan manapun yg lo percaya kalo emng bukan jodoh pasti akan pisah. Tpi kalo emng jodoh, perbedaan apapun diantara lo dn pasangan lo pasti akan bertahan.
Susah emang kalo beda keyakinan. Sayanya yakin, dianya engga.
Jadi benar, LDR terjauh sebenarnya bukan pada jarak, dari sini ke Russia. Tapi ketika 1 pasangan mengucapkan Assalamualaikum dijawab dengan Shaloom.
"Agama itu hubungan Lo ke Tuhan secara pribadi.."
Sama seperti saya. Sayapun lahir dari orang tua yang berbeda agama. Ayah saya seorang Muslim dan Ibu saya beragama Kristen Protestan. Kebetulan di dalam keluarga saya, saya memeluk agama Islam, sedangkan kakak dan adik saya Nasrani. Walaupun demikian, kami tetap menghargai satu sama lain. Sebagai contoh, saya sering mengantar adik & Ibu saya pergi ke gereja. Sebaliknya pun begitu, Ibu saya kerap mengingatkan saya untuk sholat apabila saya belum sholat. Contoh lainnya ketika bulan puasa, Ibu saya selalu menyiapkan makan untuk saya dan Ayah saya ketika sahur dan berbuka. Kami tetap berdoa & beribadah sesuai dengan kepercayaan masing-masing. Ayah & Ibu saya tidak pernah sekalipun bertengkar masalah agama. Indahnya toleransi juga saya rasakan ketika masa SMP saya. Saya bersekolah di SMP Katolik. Teman-teman saya semua menghargai saya, mereka sangat friendly dan tidak pernah menghina ataupun mencemooh saya hanya karena beda agama. Begitupun dengan para guru dan para karyawan di sekolah. Sebaliknya, saya pun juga menghargai mereka. Kalau kata Ayah saya, agama itu hanyalah sarana untuk mencari Tuhan. Pada akhirnya pun semua orang akan menemukan Tuhan walau dengan cara yang berbeda-beda. Karena setiap manusia diciptakan oleh Tuhan yang sama, hanya berbeda keyakinan saja. Tuhan bisa saja berkehendak untuk menciptakan manusia sama semuanya tanpa perbedaan. Tetapi kenyataannya dengan segala kemahakuasaanNya, Tuhan menciptakan manusia dengan perbedaan-perbedaan seperti perbedaan agama, perbedaan ras, perbedaan suku, dst.
Jangankan beda agama. Satu agama tp beda golongan aja sudah susah..
tiga hal gak akan pernah habis untuk di bahas
Aku katolik pacarku hindu.
"Setiap agama mengajarkan hal yg baikk ,dan pernikahan bukan sesuatu hal yg buruk". Kalo belajar agama terkhususnya islam pasti tahu hukumnya nikah beda agama dalam islam
Kalo saya pribadi, mending gak usah, ya. Agama kan bukan hanya masalah keyakinan personal dengan Tuhan, tapi jalan dan pandangan hidup. Agama tidak hanya keyakinan di hati, tapi tuntunan yang harus diamalkan dalam kehidupan nyata. Jika ada dua orang beda agama nikah, pasti salah satu atau dua2nya akan mengorbankan sebagian nilai agamanya. Bukankah hidup di dunia ini cuma sementara, jadi bukankah sebaiknya kita mengedepankan Tuhan dalam setiap masalah, khususnya dalam masalah pernikahan dan keluarga? Toh masih banyak kan pasangan seiman?
Saya lahir dari orang tua beda agama, sama seperti mbak ajeng dan suami, ketika mau sekolah saya disuruh milih mau ikut agama mama atau papa, dan alhamdulillah saya milih ikut agama papa. Waktu kecil sama kayak tmn2 yang lain, aku les ngaji dll. Dari smp sampe kuliah aku pacaran beda agama, lumayan lama 6 tahun. Aku mutusin buat pisah, yg ada di benak ku cuman satu sih, aku gak mau anak ku nanti ngerasain apa yg aku rasain. Aku gak tau gimana rasanya tumbuh di keluarga yg seagama, tapi tumbuh di keluarga yg beda agama aku ngerasa kayak ada yang hilang dan aku gak mau nanti anakku ngerasa kayak gitu :')
Video ini ngajarin gw, betapa pentingnya belajar di tempat ibadah, nanya sama ustad langsung. Daripada lu dengerin orang2 yang mereka ga sadar mereka cuma manusia biasa yg bisa salah dan masih mentingin nafsu, berkomentar seenaknya dengan tameng "agama urusan gw dan tuhan" ketimbang restu orang tua dan berkahnya allah. 😆😆😆
Well sedikit berbagi pengalaman orang tua saya beda agama, kebudayaan dan bahasa malah , ibu saya muslim dan ayah saya Kristen ,sampai sekarang mereka masih bertahan dengan keyakinan mereka masing-masing , pengalaman tumbuh di keluarga yang beda agama itu ada pahit manis nya sih tapi yang paling saya suka adalah saya di ajarkan untuk toleransi,menghargai keberagaman,sy juga diajarkan untuk melihat segala sesuatu dari banyak perspektif , saat ada hari raya baik hari raya umat muslim maupun Kristen , orang tua saya saling mengucapkan dan nanti kami akan merayakan bersama , contoh nya saja saat lebaran orang tua dari ayah saya yg notabenenya Kristen bahkan menyiapkan kue-kue khas lebaran dan biasanya juga banyak dari tetangga sekitar yg muslim bahkan anak-anak kecil datang ke rumah kakek saya , contoh lainnya saat natal ibu saya dan keluarganya (orang tua ibu saya) biasanya mengucapkan selamat hari natal ke ayah saya maupun kakek dan nenek saya , misal yang lain saat ibu saya akan salat id yg mana hari itu bertepatan ayah saya harus pergi ke gereja , saat itu ayah saya mengantarkan ibu saya lebih dahulu baru berangkat ke gereja .
pernah pacaran beda agama sampai 4 tahun, akhirnya nyerah karna kehalang restu&ras hehe. sesusah itu menjalin hubungan sama beda agama. beruntung ada yang bisa terus yakin dihubungan beda agama dan sama2 berjuang.
both my parents were married while they have different religion. i was raised in such circumstances were multicultural ethic combined very well and up until now, my parents still stay in what they belief since beginning. from that point of view, it taught me to tolerate more about diversity in many ways.
"Cinta itu agung, mengalahkan suku, Ras, Agama dan Politik"
Pacaran beda agama emg berat bgt ya, apalagi dari dua sisi keluarga yg religius. Hubungan yg tanpa kepastian, mau jalani takut semakin dalam cintanya, mau lepas tapi gamau dia bahagia sm yg lain😭 entah knp w selallu nyaman pcran sm yg beda agama sm gw. Setiap pcran sm se iman pasti ga lama😭