Tari Legong Kuntir

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 8. 09. 2024
  • Tari Legong Kuntir merupakan salah satu jenis tari klasik yang tetap bersumber pada pakem-pakem Palegongan yang telah lama tercipta di Bali. Sumber ceritanya berasal dari mitologi Hindu yang mengisahkan tentang perebutan Cupu Manik oleh Subali dan Sugriwa yang berujung pada berubahnya wujud Subali dan Sugriwa menjadi kera. Tarian ini dibawakan oleh dua orang penari wanita tanpa adanya peran Condong seperti yang biasa kita jumpai dalam pementasan tari Legong Keraton Lasem.
    Tari Legong Kuntir direkonstruksi ulang pada tahun 1974-1975 dalam seminar yang diadakan oleh PPSW Budaya Denpasar. Seminar tersebut membahas tentang Legong Kuntir dan Legong Jobog yang ketika itu ibu Ni Ketut Arini merupakan salah satu peserta yang ikut berpartisipasi dalam pembentukan Legong Kuntir dan Jobog. Dalam pementasannya tari Legong Kuntir memiliki struktur tari yang lengkap. Struktur tari Legong Kuntir berdasarkan wawancara dengan Ni Ketut Arini (wawancara 28 Oktober 2020) dan Ibu Ni Rai Sariadi (20 Oktober 2020) beliau mengatakan ada 7 struktur yaitu (1) Pengawit; (2) Pengawak; (3) Gegaboran/Pengecet/Angkat-Angkatan; (4) Pengetog; (5) Pesiat ; (6) Tetangisan ; (7) Pekaad. Struktur tari dibagi perbabak sesuai pakem tari Legong yang asli sesuai cerita yang dibawakan.
    Fungsi Tari Legong Kuntir
    Tari Legong Kuntir berfungsi sebagai tari hiburan profan atau Balih-Balihan, hal ini terdapat dalam konsep pementasannya yang menonjolkan sisi profan atau hiburan estetis, meskipun dalam masyarakat Bali tari Legong dilestarikan dengan memasukan unsur sakral ke dalam pementasannya, Legong pada dasarnya adalah bentuk pementasan yang dapat dilakukan dimana saja, kapan saja hampir tanpa ikatan waktu tertentu (Dibia, 2012:4).
    Iringan
    Iringan tari merupakan sebuah musik instrumental yang mengiringi sebuah bentuk tari. Sesuai pengertian Legong yang terdapat pada buku PPSW Bali (1974-1975) Legong terdiri dari dua akar kata yaitu Leg yang artinya gerakan yang lemah gemulai dan, Gong yang mengacu pada musik pengiring tari, dapat diartikan Legong merupakan sebuah tari yang terikat dengan aksentuasi Iringan atau musik pengiring. Tari Legong pada awalnya diiringi menggunakan Gong Semar Pegulingan 7 nada sebagai salah satu instrumen turunan langsung dari gamelan Gambuh, yang juga merupakan cikal bakal dari gerak-gerak Legong. Namun setelah kemunculan Gong Semar Pegulingan, lalu diciptakan pula gamelan Palegongan 5 nada sebagai salah satu instrumen yang terpengaruh dari gamelan Semar Pegulingan, sehingga gamelan Palegongan sering disebut Gong Semar Pegulingan 5 nada (Bandem, 1975: 6). Gamelan Pelegongan terdiri dari beberapa instrumen yaitu: Gender Rambat 2 Tungguh, Gender Barangan 2 Tungguh, Gangsa Gantung 2 Tungguh, Gangsa Jongkok 2 Tungguh, Kantilan Gantung 2 Tungguh, Kantilan Jongkok 2 Tungguh, Jublag 2 Tungguh, Jegogan 2 Tungguh, Gong 1 buah, Ceng-Ceng Ricik 1 Pangkon, Kendang sepasang Lanang-Wadon, Gentorang 1 buah, Suling 4 buah, Kajar Trenteng 1 buah. Iringan tari Legong Kuntir merupakan hasil rekonstruksi dari beberapa empu Legong pada tahun 1974-1975 yaitu, I Wayan Lotring, I Wayan Sinti, dll. Pada video pembelajran ini digunakan musik pengiring berbentuk MP3 yang merupakan hasil rekaman tari Legong Kuntir pada tahun 1975 oleh SMKI Denpasar (saat ini SMK Negeri 3 Sukawati).
    Penari
    Ida Ayu Triana Titania Manuaba, S.Sn
    Putu Devia maharani
    Tata Rias
    Ni Nyoman Sri Wiriyanti, S.Sn
    Kostum
    Tantra Dewata Sanggar
    Editor Video dan cam
    I Gusti Made Sentana Putra, S.Tr.Sn

Komentáře • 1