Evaluasi = gua dengerin lagu ini pas lagi ngerawat bokap gua yang udah sakit selama satu tahun, pas gua dengerin dan nyanyiin lagu ini, gua nangis gak henti" depan bokap gua.
sebenarnya "merasa paling" itu udh tren anak muda dr dlu, era metal (melayu total) org2 ngomong musik sampah, mendayu2 dan cinta melulu, masuk era indie org2 juga ikutan ngatain, musik sok puitis, senja senja tai anjing. tren melawan arus itu udh selalu dianggap keren dan edgy oleh sebagian anak muda yg haus atensi dan tdk punya jati diri
tren melawan arus itu udh selalu dianggap keren dan edgy oleh sebagian anak muda yg haus atensi dan tdk punya jati diri keren kata" lu yg ini, setuju gw padahal apa susahnya sih ikutin arus yg lu mau aja kan gampang, tanpa harus usik arus org lain
Padahal mah kalau konflik, ya konflik aja. Di musik, konflik itu malah sehat, btw. Asal ngga sampe bentrok fisik sama cekal-cekalan aja. Beberapa yang aku tahu: 1. Dangdut Rhoma Irama vs rock Godbless di era 80an, dua-duanya malah makin produktif. 2. 2000an itu perang dingin komunitas Palu vs Republik Cinta. Asuhannya Bang Pay vs asuhannya Ahmad Dhani. Dan dua-duanya malah lomba bikin karya semua. Banyak musisi baru dari sana yang moncer. 3. Poprock vs melayu sama boyband. Peterpan-Padi dkk vs Kangen band-Radja-Wali sama Smash. 4. Iwan Fals vs Slank. Ini bahkan mungkin konflik terbesar tahun 2000an. Sampe sekitar 10 tahun lebih, mereka dilarang jadi tamu di 1 event yang sama. 5. Denger-denger dulu Sony juga konflik lawan Musica. Makanya pada lomba bikin nyanyi bareng. Search aja Indonesian Voices bawain lagu Rumah Kita, vs Marilah Kemari dan beberapa lagu lain di Musica. 6. Sekarang sih bibit-bibitnya udah ada. Indie vs major label. Apalagi Baskara udah keluarin statemen 'metal' itu, kan? Harusnya dilanjutin aja. Siapa tau anak metal malah makin terpacu.
Yes, Stevi Item (Deadsquad-Andra&TheBackbone) berkata "gk perlu klarifikasi, klo mau songong ya songong aja gk usah tanggung", rebel kok minta maaf, jadi hilang wibawa dimata fansnya"
@@aJAY-gk2vn nah, nama kayak Stevie Item, Eben, Andre 'bacot' Tiranda, dll jadinya malah kena spotlight, kan? Sayang ada Corona, sih. Atensi macam gitu ke mereka harusnya udah bisa jadi amunisi buat 'perang'.
Terakhir sebelum ini kalau ga salah juga ada konflik dangdut koplo vs lagu pop modern. Hasilnya: nama Via Vallen menggila, lagu "Meraih Bintang" jadi anthem Asian Games, dan lagu pop ngga mati tuh.
makasih kang udah upload lagi jadi ada temen buat ngabuburit hehe. . saya sendiri gk tau band feast pun lagunya. tp saya dengerin bberapa lagu hindia, asyik. tp yaa gk pngn ngulik siapa penyanyinya hehe. . buat kang Baskara, makasih udah bikin lagu yg enak. maaf klo saya enggak ngulik orangnya. tp ini lagu favorit saya: Besok Mungkin Kita Sampai, Evaluasi.
Dari awal paling suka lagunya Hindia yang featuring Rara Sekar Membasuh sih. Walau Baskara di .feast membuat statement yg berhasil membuat banyak orang emosi, tapi tak bisa dipungkiri dia adalah salah satu musisi bertalenta. Tapi balik lagi ke selera musik masing² sih, tidak ada yang lebih bagus dan tidak ada yang lebih buruk. Buat fansnya Hindia, saya juga suka sama karyanya Hindia, tapi tolong jgn merendahkan selera orang lain apalagi sampai men-dewa-kan idola kalian. Itu tidak sehat. Saya ngomong apa sih, maklumin aja bre, ngelantur siang-siang panas gini wkwkwk
@@muhammadirvanfachreza2690 di twitter sama ig parah juga bre, ada orang yg suka lagu dangdut lsg disuruh stop dengerin lagu itu dan ganti disuruh ganti haluan jadi pendengar setia hindia. Pusing sendiri bacanya
@@panjisatriapan9169 Gausah ngegas juga bre. Oh berarti Tulus yang tidak membuat semua instrumennya sendiri itu tidak bertalenta juga ya bre? Ohh gitu, paham-paham. Berarti definisi orang bertalenta itu orang yang harus apa apa sendiri ya? Paham.
gua setuju bngt sama openingnya "interview bbrpa tahun lalu, tapi baru hits sekarang" "yaa bisa jadi emng wawasan baskara dengerinnya lagu metal ya segitu-gitunya" setuju bngt, soalnya baskara dengerin lagu apa, ya dia doang yang tau.
bagaimanapun Baskara membuat warna dalam lagunya, gaya bernyanyi, musik, lirik...masih masuk...sedangkan seumuran dia ada dul jaelani, yang punya potensi dan sumberdaya...tapi bikin sesuatu nanggung karena nggak bisa lepas dari bapak dan grup bapak nya...biasa banget dengan gaya puritan ala dewa yang karya2 barunya sepi peminat
Gue suka sama boxset ini karna cukup niat dibikinnya dan detil gak asal-asalan boxsetnya dari luar sampe dalem (terlepas dari boxset yg dibikin belialbumfisik ya). Rapih pokoknya. Emang cocok buat dikoleksi. Karna namanya boxset, menurut saya pribadi boxnya sendiri salah satu yg penting juga.
kang soleh ini layaknya orang tua yg penuh pengalaman di tengah perjalanan musik indie Indo...menertawakan sebuah proses / fenomena yang memang biasa terjadi (sok keren dari yang lain)
Entah kenapa gua dengerin Hindia itu sama kaya dengerin feast. Mungkin karena vokalnya yang sama kali ya dan yang gua dengerin lagu secukupnya yang nadanya menurut gua gak jauh dari feast (gua belum dengerin satu albumnya). Tapi dengerin sekilas lagu2 dari ulasannya Soleh penilaian gua berubah. Hindia sepertinya lebih berwarna daripada feast. Gua sepakat sama Soleh kalau album Menari dengan Bayangan ini begitu intim. Baskara dari lirik yang disebut Soleh terasa seperti mengajak pendengarnya untuk masuk ke dunia pribadinya. Seperti membaca buku harian miliknya.
Gw suka Baskara putra saat jadi Hindia drpd saat jadi vokalis Feast. Maaf, opini pribadi saya, buat saya feast musiknya overpolish seperti mau outstanding tp terdengar di kuping ku jadi album terlalu gado gado aja dan terkesan menggurui di departemen lirik. Tp hebatnya, baskara as Hindia di Menari dengan bayangan musiknya simpel, sederhana, mengalir begitu aja dengan lirikan lbh ke curhat, apa adanya.
menurut gw emang gk seharusnya dibandingin hindia ama feast, tujuan bas bikin hindia ya karna dia pengen bikin musik yg kontra dari feast, klo lirik feast terkesan berat dngan kata" yg asing di telinga, ya hindia liriknya dibikin santai kyak curhatan,, tapi mnurut gw dua"nya tetep punya kesamaan yaitu keresahan yg real
Rang orang lebih intrik sama intro/bridging yg kang soleh bilang di awal, padahal inti bahasannya bukan disitu. Setuju atau engga, ini album memang sangat personal tapi dalam cakupan yang masih general (gimana coba), banyak point yg diutarakan Baskara mewakili secara harfiah & tanpa rasa "pretensius" di kalangan anak muda bahkan orang tua muda baru, bener juga kata kang Sholeh, ini album layaknya nonton film yg notasi awal sampe akhir alurnya sudah dirancang sedemikian rupa dan saya termasuk orang yang sangat menikmati album ini hampir dikeseluruhan aspek (diluar wejangan & voice note). Kang Sholeh menikmati sekali di lagu rumah ke rumah dan yg relate biasanya sudah punya cerita panjang naik turun soal kehidupan, saya pribadi begitu dengar apapun yang terjadi seoalah olah saya yg menulis lagu itu, sangat dekat sekali dan tanpa bumbu tambahan yang terkesan berlebihan, good job Baskara!
Saat ini saya mengandalkan review nya kang Soleh untuk beli album, secara sekarang sudah tidak ada lagi majalah musiknya. Ha ha ha haa..... lanjut terus Kang Soleh.
Karyanya menurut saya bagus, Tapi fansnya sok edgy anj*ng. artisnya langsung dijadiin nabi palsu sama fansnya. Jadi peringatan untuk seniman² yg lainya pastikan fans anda tidak norak karena akan berpengaruh terhadap citra anda sebagai seniman.
Sebagai kritik ya Kang, beberapa kekurangan Kang Soleh sebagai reviewer dan kritikus musik populer adalah pengetahuan teknis musik, dan kurangnya effort untuk riset. Jadi sebagian besar adalah review lirik saja. Padahal kita bukan sedang menjalankan kritik sastra. Harusnya imbang porsi musik dan liriknya. Seorang Lester Bangs dan Jan Wenner akan riset dalam siapa saja kolaborator, jadi tidak ada "siapa ini ya saya tidak tahu". Juga akan mengaji musiknya secara komposisi dan teknis, bukan hanya sekedar "wah tipikal lagu modern, enak diputar di lounge". Kang Soleh punya kemampuan jurnalistik yang di atas rata-rata jurnalis musik Indonesia. Jika bisa dilengkapi sisi musikalnya, pasti menurut saya lebih gila. Sebagai benchmark di Indonesia, bisa look up to Marcell Thee (sekaligus vokalis Sajama Cut) yang tulisannya sudah masuk ke banyak media dalam dan luar negeri.
Bagusan gini sih menurutku. Kang Soleh me-review menurut taste dan ada orang2 yg relate sama itu. Salah satunya Rolling Stone Indonesia. Kalau setelah itu pengen lihat review yg lebih technical-minded, baru baca punya Marcel. #IndahnyaKeberagaman.
Dari zaman majalah RSI dulu, review album kang Soleh ini selalu bisa memaksa aku mendengar musik yang mungkin secara taste dan kesan awal sudah malas dengarnya, itulah hebatnya review kang soleh, btw kangen juga kalau bg ricky siahaan bisa cover album metal kyk RSI dulu, ensiklopedia musik metalnya luar biasa 👍🏽
Nuhun kang soleh! 🙏🏻
Wah idola gw
Mantap
Mantap
sukses terus bang
Semangat bang 🙏
Tidak suka tingkah baskara di Feast,
Tapi mengagumi karya baskara di Hindia.
Soleh Solihun 👌🏼
Penilaian yang objektif. Bisa memuji mana yang bagus dan mengkritik mana yang menurutnya tidak bagus.
Soleh mah gitu🤘🏾
" gaada gunanya juga merasa lebih keren, karena mendengarkan musik yang tidak didengar orang lain. " - Soleh Solihun
menit berapa?
@@muhammadfadil2067 05:10
Evaluasi = gua dengerin lagu ini pas lagi ngerawat bokap gua yang udah sakit selama satu tahun, pas gua dengerin dan nyanyiin lagu ini, gua nangis gak henti" depan bokap gua.
Seneng liat generasi senior review album musisi baru. Soalnya pengalamannya lebih banyak, plus, lebih objektif aja
sebenarnya "merasa paling" itu udh tren anak muda dr dlu, era metal (melayu total) org2 ngomong musik sampah, mendayu2 dan cinta melulu, masuk era indie org2 juga ikutan ngatain, musik sok puitis, senja senja tai anjing.
tren melawan arus itu udh selalu dianggap keren dan edgy oleh sebagian anak muda yg haus atensi dan tdk punya jati diri
Pas melayu rame, barengan sama band indie jaman dulu, gak identik sama folk kali brou
Tidak punya jati diri atau sedang mencari jati diri ? Tanpa anda sadari anda menjadi bagian manusia* yang melihat manusia lainnya dari sampul
menurut siklus "melayu total" bentar lagi nunggu fase gak lakunya 😄
Baru tau saya indie itu genre lagu
tren melawan arus itu udh selalu dianggap keren dan edgy oleh sebagian anak muda yg haus atensi dan tdk punya jati diri
keren kata" lu yg ini, setuju gw
padahal apa susahnya sih ikutin arus yg lu mau aja kan gampang, tanpa harus usik arus org lain
Padahal mah kalau konflik, ya konflik aja. Di musik, konflik itu malah sehat, btw. Asal ngga sampe bentrok fisik sama cekal-cekalan aja. Beberapa yang aku tahu:
1. Dangdut Rhoma Irama vs rock Godbless di era 80an, dua-duanya malah makin produktif.
2. 2000an itu perang dingin komunitas Palu vs Republik Cinta. Asuhannya Bang Pay vs asuhannya Ahmad Dhani. Dan dua-duanya malah lomba bikin karya semua. Banyak musisi baru dari sana yang moncer.
3. Poprock vs melayu sama boyband. Peterpan-Padi dkk vs Kangen band-Radja-Wali sama Smash.
4. Iwan Fals vs Slank. Ini bahkan mungkin konflik terbesar tahun 2000an. Sampe sekitar 10 tahun lebih, mereka dilarang jadi tamu di 1 event yang sama.
5. Denger-denger dulu Sony juga konflik lawan Musica. Makanya pada lomba bikin nyanyi bareng. Search aja Indonesian Voices bawain lagu Rumah Kita, vs Marilah Kemari dan beberapa lagu lain di Musica.
6. Sekarang sih bibit-bibitnya udah ada. Indie vs major label. Apalagi Baskara udah keluarin statemen 'metal' itu, kan? Harusnya dilanjutin aja. Siapa tau anak metal malah makin terpacu.
Yes, Stevi Item (Deadsquad-Andra&TheBackbone) berkata "gk perlu klarifikasi, klo mau songong ya songong aja gk usah tanggung", rebel kok minta maaf, jadi hilang wibawa dimata fansnya"
@@aJAY-gk2vn nah, nama kayak Stevie Item, Eben, Andre 'bacot' Tiranda, dll jadinya malah kena spotlight, kan? Sayang ada Corona, sih. Atensi macam gitu ke mereka harusnya udah bisa jadi amunisi buat 'perang'.
@@aJAY-gk2vn nah, apalagi Feast kan rata-rataa lagunya tentang isu sosial semua. Kalau mau lawan sekalian aja hahaha
Opini valid🙌 Benny Soebardja soal "Dangdut tai anjing" jangan lupa bre
Terakhir sebelum ini kalau ga salah juga ada konflik dangdut koplo vs lagu pop modern. Hasilnya: nama Via Vallen menggila, lagu "Meraih Bintang" jadi anthem Asian Games, dan lagu pop ngga mati tuh.
Umur emang gak bohong. Dewasa banget kang soleh ngereview, sampe review tabiat orang juga enak dengernya 😂😂
Asik juga denger review mendalam tentang musik gini, lanjutkan terus om Soleh.
Ehe ehe ehe
(Soleh Solihun, 2020)
menyesal meembaca komen ini, setiap kang soleh ketawa begitu, gua juga jd ketawa
@@muhammadfirasandanawarih2262 ehe ehe ehe
Beneran jd ikutan ketawa gara gara komen ini
@@amburegul4897 sinetron naga indosiar
bisa nih masuk la casa de papel
Indonesia butuh lebih dari satu soleh solihun klo mau meningkatkan selara musik masyarakat sekarang
makasih kang udah upload lagi
jadi ada temen buat ngabuburit hehe.
.
saya sendiri gk tau band feast pun lagunya. tp saya dengerin bberapa lagu hindia, asyik. tp yaa gk pngn ngulik siapa penyanyinya hehe.
.
buat kang Baskara, makasih udah bikin lagu yg enak. maaf klo saya enggak ngulik orangnya. tp ini lagu favorit saya: Besok Mungkin Kita Sampai, Evaluasi.
review dengan vibes roasting. emang keren sih kang soleh, jiwa jiwa komedinya mantaaap:))
Khas bngt ketawanya kang soleh .. “khee khee khee..”
Waduh saya harusnya nulis buat kerjaan nih, tapi malah dengerin om Soleh.. gak bisa berhenti. Hehe.
Dari awal paling suka lagunya Hindia yang featuring Rara Sekar Membasuh sih. Walau Baskara di .feast membuat statement yg berhasil membuat banyak orang emosi, tapi tak bisa dipungkiri dia adalah salah satu musisi bertalenta. Tapi balik lagi ke selera musik masing² sih, tidak ada yang lebih bagus dan tidak ada yang lebih buruk. Buat fansnya Hindia, saya juga suka sama karyanya Hindia, tapi tolong jgn merendahkan selera orang lain apalagi sampai men-dewa-kan idola kalian. Itu tidak sehat. Saya ngomong apa sih, maklumin aja bre, ngelantur siang-siang panas gini wkwkwk
parah bre fans2nya gue denger lagu barasuara aja ditongkrongan dibilang lagu band bangkrut abis itu diganti lagu hindia
@@muhammadirvanfachreza2690 di twitter sama ig parah juga bre, ada orang yg suka lagu dangdut lsg disuruh stop dengerin lagu itu dan ganti disuruh ganti haluan jadi pendengar setia hindia. Pusing sendiri bacanya
Bertalenta matamu wkwk , gitar dll aja masih diisiin orang. Bertalenta tuh pamungkas semua instrumen lagu dia yg isi
@@panjisatriapan9169 salah satu contoh nya ya ini wkwk
@@panjisatriapan9169 Gausah ngegas juga bre. Oh berarti Tulus yang tidak membuat semua instrumennya sendiri itu tidak bertalenta juga ya bre? Ohh gitu, paham-paham. Berarti definisi orang bertalenta itu orang yang harus apa apa sendiri ya? Paham.
gua setuju bngt sama openingnya
"interview bbrpa tahun lalu, tapi baru hits sekarang"
"yaa bisa jadi emng wawasan baskara dengerinnya lagu metal ya segitu-gitunya"
setuju bngt, soalnya baskara dengerin lagu apa, ya dia doang yang tau.
Sok mang sing semanget bikin soleh solihun review, semoga rutin dan rajin seterusnya mereview album musik.
Kang, sering2 bikin review album gini ya. Baguus sekali reviewnya.. gk cuma mentok di kata2 baguus atau enak didenger aja
Rara Sekar bareng Ananda Badudu dalam duo Banda Neira. Tapi sekarang udah ga ada. Jalan masing-masing. Hehe cuma tau itu aja.
:*) badudu ada project sendiri kh? Klo denger lagi lagu-lagu mereka dulu malah menambah rasa rindu haha
@@AnimeRusak badudu sekarang kerja di vice katanya
Akhirnya jurnalis rolling stones berbicara musik lagi
terimakasih soleh, banyakin kaya video kaya gini yah... Gantinya baca majalah Rolling Stone jaman dulu... sekali thanks and GBU !!!!
bang soleh ngereview nya pake kaos yang tulisanya "metal untuk semua".
Favorit saya dari album Hindia adalah lagu Untuk Apa / Untuk Apa?
liriknya bro, aduh relate banget
Keren kang. Semoga setelah ini: Agterplaas - The Adams.
Kalo agterglass beli dimana boxsetnya
@@witchromance7459 sudah dijawab lur. Monggo diklik di atas ini
Up
Up
Up
Salut buat kang soleh yutupnya ga bisa adsense tapi tetep rajin upload videonya panjang² lagi
Mantap. Kang soleh memang objektif.
Bagus, kamu bergaul dengan orang yang tepat - Soleh Solihun 2020
Isyana album lexicon kang
Nah ini baru mahakarya
@@altarseni4553 asliiiii gak pernah kebayang isyana buat album kek gini, khususnya lagu lexicon itu sendiri
up
ya lu beliin lah kirim kerumah kang soleh
@@AhmadFadhil dihhh nge gas😅
kang soleh bener bener asik emang klo bahas musik, ngga pernah ketinggalin si klo kang sholeh upload. semngat kang soleh upload" nya ya
Ini bos kuh yg d tunggu “review daging”
haha bajunya metal untuk semuaaa
Sependapat gw sama om sholeh, kan itu pendapat ya dan ngga ada unsur2 menjatuhkan, ya istilahnya hyperbole aja 😂
Saya termasuk yang senang dengan penyampaiannya kang soleh.
mantap emang soleh solihun reviewnya, bisa nebak dari lirik kalo feast projekan, solonya yg utama... goks...
JOYLAND FESTIVAL, kang 😊
"Lagi-lagi kalimat sok asik" saya suka bagian ini dan saya putar-putar ulang untuk mendapatkan makna yang berbeda.
sumpah ga gue skip! kang soleh emg keren 🙌🏻
Mantap kang soleh. 🙏.
bagaimanapun Baskara membuat warna dalam lagunya, gaya bernyanyi, musik, lirik...masih masuk...sedangkan seumuran dia ada dul jaelani, yang punya potensi dan sumberdaya...tapi bikin sesuatu nanggung karena nggak bisa lepas dari bapak dan grup bapak nya...biasa banget dengan gaya puritan ala dewa yang karya2 barunya sepi peminat
Kang Soleh kek mirip penguji yg sedang cek skripsi wkwk
matur nuwun kang soleh...terima kasih banyak review yg jujur
Terbaekkk lah kang soleh
Soleh Solihun bersabda🔥🔥🔥
Bang Sholeh, review album ERK yg sinestesia dong
totalitas bgt reviewnya subscribe deh hehe
GE bang. Goodnight electric.
belum rilis fisiknya
Bagaimana~
Gue suka sama boxset ini karna cukup niat dibikinnya dan detil gak asal-asalan boxsetnya dari luar sampe dalem (terlepas dari boxset yg dibikin belialbumfisik ya). Rapih pokoknya. Emang cocok buat dikoleksi. Karna namanya boxset, menurut saya pribadi boxnya sendiri salah satu yg penting juga.
beli album fisik maksudnya mas?
@@hei_hafizh iya maksud saya belialbumfisik.com
Beli box set nya dimana sih?
@@indramaulana5032 udah sold out, sistem preorder.
Ka, kalau boleh tau untuk beli albumn resminya dimana ?
"orang orang pada marah, khususnya anak metal" kata soleh solihun sambil pake baju metal untuk semua
Review yg gak ngebosenin, keren kang 👍🏼👍🏼
Akhirnya di review juga 😁
34:23 kang Soleh sudah mulai pakai nada nada :)
The Strokes "the new abnormal"
Sering-sering review track atau album mas Soleh 🙏
mantap, kang. Review-nya sampai kebas
Cuma di album hindia doang, gue bisa suka sama semua lagu nya dalam 1 album
Sama
Sama kayak komentar gue
dari mana aja bang, masa cuma album ini.
@@riyansyafii5895 dari tadi
lhab gimana bang?
kang soleh ini layaknya orang tua yg penuh pengalaman di tengah perjalanan musik indie Indo...menertawakan sebuah proses / fenomena yang memang biasa terjadi (sok keren dari yang lain)
Entah kenapa gua dengerin Hindia itu sama kaya dengerin feast. Mungkin karena vokalnya yang sama kali ya dan yang gua dengerin lagu secukupnya yang nadanya menurut gua gak jauh dari feast (gua belum dengerin satu albumnya). Tapi dengerin sekilas lagu2 dari ulasannya Soleh penilaian gua berubah. Hindia sepertinya lebih berwarna daripada feast.
Gua sepakat sama Soleh kalau album Menari dengan Bayangan ini begitu intim. Baskara dari lirik yang disebut Soleh terasa seperti mengajak pendengarnya untuk masuk ke dunia pribadinya. Seperti membaca buku harian miliknya.
Gw suka Baskara putra saat jadi Hindia drpd saat jadi vokalis Feast. Maaf, opini pribadi saya, buat saya feast musiknya overpolish seperti mau outstanding tp terdengar di kuping ku jadi album terlalu gado gado aja dan terkesan menggurui di departemen lirik. Tp hebatnya, baskara as Hindia di Menari dengan bayangan musiknya simpel, sederhana, mengalir begitu aja dengan lirikan lbh ke curhat, apa adanya.
Sama gw juga gitu bro
Lebih kerass hindia dari pada feast 😂😂🛌
Feast liriknya kayak sengaja dipaksain dibuat keren, jadinya kalo denger lirik baskara di hindia kelihatan lebih apa adanya natural.
Calon masuk txtbocahindie nihh🤭🤭
menurut gw emang gk seharusnya dibandingin hindia ama feast, tujuan bas bikin hindia ya karna dia pengen bikin musik yg kontra dari feast, klo lirik feast terkesan berat dngan kata" yg asing di telinga, ya hindia liriknya dibikin santai kyak curhatan,, tapi mnurut gw dua"nya tetep punya kesamaan yaitu keresahan yg real
ga diragukan musikalitasnya hindia tinggi, org pintar egonya tinggi, tp masih star syndrome sih...semoga berlalu, yg sulit adalah album ke 2
43:16 Banda neira kang
Seneng banget liat orang ngereview album gini
Luv luv
(Soleh Solihun, 2020)
CZcamsr paling ikhlas
Rang orang lebih intrik sama intro/bridging yg kang soleh bilang di awal, padahal inti bahasannya bukan disitu. Setuju atau engga, ini album memang sangat personal tapi dalam cakupan yang masih general (gimana coba), banyak point yg diutarakan Baskara mewakili secara harfiah & tanpa rasa "pretensius" di kalangan anak muda bahkan orang tua muda baru, bener juga kata kang Sholeh, ini album layaknya nonton film yg notasi awal sampe akhir alurnya sudah dirancang sedemikian rupa dan saya termasuk orang yang sangat menikmati album ini hampir dikeseluruhan aspek (diluar wejangan & voice note). Kang Sholeh menikmati sekali di lagu rumah ke rumah dan yg relate biasanya sudah punya cerita panjang naik turun soal kehidupan, saya pribadi begitu dengar apapun yang terjadi seoalah olah saya yg menulis lagu itu, sangat dekat sekali dan tanpa bumbu tambahan yang terkesan berlebihan, good job Baskara!
Nonton ini berasa gua lagi sidang skripsi online via zoom njir hahaa. Keren kang soleh entah kenapa gue seiya sepaham sama semua reviewnya 👍👍
Entah kenapa saat ada masalah atau lagi down banget dengerin lagu membasuh gua jdi menangis memang asli lagu ini memiliki sihir menurut saya.🙂
kang sholeh bersabda,kelar lo semua🤣🤣
Saat ini saya mengandalkan review nya kang Soleh untuk beli album, secara sekarang sudah tidak ada lagi majalah musiknya. Ha ha ha haa..... lanjut terus Kang Soleh.
Keras dari isi lirik yang terkandung .
Keras dalam menyentuh lewat liriknya
Rara sekar Banda Neira kang wkwk live youtube asik kali kang
Karyanya menurut saya bagus,
Tapi fansnya sok edgy anj*ng. artisnya langsung dijadiin nabi palsu sama fansnya.
Jadi peringatan untuk seniman² yg lainya pastikan fans anda tidak norak karena akan berpengaruh terhadap citra anda sebagai seniman.
Hahaha
nice statement otis milburn, salam buat maeve ya
@@ranahspace6066 aduh maeve gaada obat
@Gusti Muhammad Reza Meldianta Rahman ruby hamil dgugurin bang
Emang berapa prsentase yg sok asik, gw yakin gak semua sih
Iya om, itu bener nama2 asli dilagu rumah ke rumah. Anggra Panda itu salah dua team hindia
Ga semuanya
Soleh solihun, emg soleh terasa
Keren disini kita tidak hanya mendapat review tentang musik saja, 👍👍
pantesan ya desta inget banget pernah di comment albumnya
Salfok baju kang soleh "metal untuk semua" 😄
Eky Mochamad Yanuar macam pesan yang secara tak langsung di sebut “keknya”
@@contraflow8717 bukan keknya, emg iya.
kaos konser metal untuk semua 2010
Counter movement jaman Metal Satu Jari kalo ngga salah Metal Untuk Semua ini ya?
Mantapp kang soleh
Bagus banget nih kang konten nya
Punchline nya: " dadaa luv luv .."
"metal untuk semua"
Luv luv!!!
kereeen om !!!
Setau saya album menari dengan bayangan terinspirasi sama albumnya mas kunto aji "mantra mantra"
Iyaa sekawanan la sama Mas Kunto aji sama Petra, Sal, dkk.
@@igekhndrwn155 yap betul!
Nyanyi nya kayak males malesan tapi masih kerasa energi nya. Itu kekuatan vokal baskara
Mantap, saya suka reviewnya
review terjujur yang saya tonton sampe saat ini :)
The Strokes 'The New Abnormal' kang
I second this
up
Yes, please
Ap ap
Burgerkill killchestra kang
Setujuuuuu ini album termegah mungkin 2020
asli ini goks parah sih
Up
Next Pamungkas kangg👍
Album terakhir bung Glenn kang, romansa kemasa depan sok di ripiu🙏🙏
Sebagai kritik ya Kang, beberapa kekurangan Kang Soleh sebagai reviewer dan kritikus musik populer adalah pengetahuan teknis musik, dan kurangnya effort untuk riset. Jadi sebagian besar adalah review lirik saja. Padahal kita bukan sedang menjalankan kritik sastra. Harusnya imbang porsi musik dan liriknya. Seorang Lester Bangs dan Jan Wenner akan riset dalam siapa saja kolaborator, jadi tidak ada "siapa ini ya saya tidak tahu". Juga akan mengaji musiknya secara komposisi dan teknis, bukan hanya sekedar "wah tipikal lagu modern, enak diputar di lounge". Kang Soleh punya kemampuan jurnalistik yang di atas rata-rata jurnalis musik Indonesia. Jika bisa dilengkapi sisi musikalnya, pasti menurut saya lebih gila. Sebagai benchmark di Indonesia, bisa look up to Marcell Thee (sekaligus vokalis Sajama Cut) yang tulisannya sudah masuk ke banyak media dalam dan luar negeri.
Bagusan gini sih menurutku.
Kang Soleh me-review menurut taste dan ada orang2 yg relate sama itu. Salah satunya Rolling Stone Indonesia.
Kalau setelah itu pengen lihat review yg lebih technical-minded, baru baca punya Marcel.
#IndahnyaKeberagaman.
Waduh kalo kayak gitu bisa 3 jam videonya ntar
dude, do you even know who he is?
Bacyooott
Ah elu palingan ga terima
Dari zaman majalah RSI dulu, review album kang Soleh ini selalu bisa memaksa aku mendengar musik yang mungkin secara taste dan kesan awal sudah malas dengarnya, itulah hebatnya review kang soleh, btw kangen juga kalau bg ricky siahaan bisa cover album metal kyk RSI dulu, ensiklopedia musik metalnya luar biasa 👍🏽
Kang kalau dah selesai pendemi gw request interview duta s07 dong
Kang Leh .. Interview Surya Insomnia Kang Leh ..
Jaya Jaya Jaya .. !!!
boleh nih
"lagi lagi sok asik kan" 😂
kocak bang soleh wkwkwk
"ah.. lagi lagi kalimat sok asik" 😂😂
Huah, nih "hati hati memilih racunmu"
Sok asik ya.
ngakkak parahh
Kang Soleh. Itu lemari/ rak nya bikin sendiri atau pesen di tukang?
grrrl gang kang soleh