🔴 Perjalanan Menilik Sumbu Filosofi Keraton Yogyakarta | Sumbu Imajiner Penuh Makna
Vložit
- čas přidán 7. 09. 2024
- Inilah Keraton Yogyakarta yang dulunya dikelilingi benteng dan memiliki 4 sudut yang dikenal dengan pojok beteng. Yaitu pojok beteng lor wetan atau di arah Timur Laut keraton, Pojok beteng lor kulon atau di arah Barat laut, pojok beteng kidul kulon atau di arah barat daya dan pojok beteng kidul wetan atau di arah tenggara keraton yogyakarta.
dari pojok beteng tersebut yang sering dibincangkan masyarakat adalah JOKTENG KULON dan JOKTENG WETAN atau pojok beteng kulon dan pojok beteng wetan.
Saat ini keempat sudut beteng yogyakarta telah selesai juga dilakukan pengembalian bangunan seperti semula. Sehingga nampak keaslian wujud pojok beteng tersebut
Pembangunan Yogyakarta dirancang oleh Sultan Hamengku Buwana I dengan landasan filosofi yang sangat tinggi.
Sultan Hamengku Buwana I menata Kota Yogyakarta membentang arah utara-selatan dengan membangun Keraton Yogyakarta sebagai titik pusatnya.
Sultan juga mendirikan Tugu Golong-gilig (Pal Putih) di sisi utara keraton, dan Panggung Krapyak di sisi selatannya.
Dari ketiga titik ter sebut apabila ditarik suatu garis lurus akan membentuk sumbu imajiner yang dikenal sebagai Sumbu Filosofi Yogyakarta.
Secara simbolis filosofis poros imajiner ini melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhannya (Hablun min Allah),
manusia dengan manusia (Hablun min Annas) maupun manusia dengan alam termasuk lima anasir pembentuknya yakni api (dahana) dari Gunung Merapi, tanah (bantala) dari bumi Ngayogyakarta dan air (tirta) dari Laut Selatan, angin (maruta) dan akasa (ether).
Demikian juga tiga unsur yang menjadikan kehidupan (fisik, tenaga dan jiwa) telah tercakup di dalam filosofis sumbu imajiner tersebut.
Sri Sultan Hamengku Buwana yang menyandang gelar Sayidin Panatagama Kalifatullah konsep filosofi sumbu imajiner yang Hinduistis ini kemudian mengubahnya menjadi konsep filosofi Islam Jawa “Hamêmayu Hayuning Bawana”, dan “Manunggaling Kawula lan Gusti”
Adapun letak Tugu Golong-Gilig, Kraton, dan Panggung Krapyak yang berada dalam satu garis lurus merupakan Sumbu Filosofi dari Kraton Yogyakarta.
Tugu Golong-Gilig/Pal Putih dan Panggung Krapyak merupakan simbol Lingga dan Yoni yang melambangkan kesuburan. Tugu Golong-Gilig pada bagian atasnya berbentuk bulatan (golong) dan pada bagian bawahnya berbentuk silindris (gilig) serta berwarna putih sehingga disebut juga Pal Putih.
Tugu Golong Gilig melambangkan keberadaan sultan dalam melaksanakan proses kehidupannya. Hal tersebut ditunjukkan dengan menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa secara tulus yang disertai satu tekad menuju kesejahteraan rakyat (golong-gilig) dan didasari hati yang suci (warna putih). Itulah sebabnya Tugu Golong-Gilig ini juga sebagai titik pandang utama (point of view) sultan pada saat melaksanakan meditasi di Bangsal Manguntur Tangkil di Sitihinggil Utara. Hubungan filosofi antara Tugu, Kraton dan Panggung Krapyak dan sebaliknya yang bersifat Hinduistis ini oleh Sri Sultan Hamengku Buwana I diubah menjadi konsep filosofi Islam Jawa “Sangkan Paraning Dumadi”
Filosofi dari Panggung Krapyak ke utara menggambarkan perjalanan manusia sejak dilahirkan dari rahim ibu, beranjak dewasa, menikah sampai melahirkan anak (sangkaning dumadi). Alun-alun Selatan menggambarkan manusia yang telah dewasa dan sudah wani (berani) meminang gadis karena sudah akhil baligh.
Sebaliknya dari Tugu Golong-Gilig/Tugu Pal Putih ke arah selatan merupakan perjalanan manusia menghadap Sang Kholiq (paraning dumadi). Golong gilig melambangkan bersatunya cipta, rasa dan karsa yang dilandasi kesucian hati (warna putih) melalui Margatama (jalan menuju keutamaan) ke arah selatan melalui Malioboro (memakai obor/pedoman ilmu yang diajarkan para wali), terus ke selatan melalui Margamulya, kemudian melalui Pangurakan (mengusir nafsu yang negatif).
Referensi :
visitingjogja....
Rosyid TV
• malioboro, Yogyakarta ...
Weng saaja
• Footage Drone Tugu Jog...
artMedia
• Konon, Panggung Krapya...
Akumuss
• Free Drone Footage Poj...
Saksikan Langsung Videonya : • Video
Support Channel kita yang lain :
adhiza chanel [ Pendidikan ] :
/ adhizachanel
Track : KRETAYUGA
Music provided by Donkgedank
Watch : • Donkgedank - KRETAYUGA...
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sosial Media:
Instagram (@agusbintarto) : / agusbintarto
Facebook (Agus Bintarto) : / gusbint
CZcams AgusBintarto : / agusbintarto
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Peralatan yang saya pakai:
Kamera:
- DJI OSMO Action CAM
- DJI Osmo Pocket
- Canon EOS M100
Mic:
- Soundtech V2
Drone:
- DJI MAVIC MINI
Video Editing:
- Adobe Premiere Pro CC2018
gw senang banget Indonesia punya historis banyak kerajaan, di Jogja, Solo, Kutai, di Sumamtera dll.. sampe ada sumpah Palapa dari Gajah Mada. Dan modernnya nyatu dibawah Pancasila -NKRI.
tayangan apik so.. kenapa gak dicoba untuk Kerajaan lain? belum lagi situs-situs peninggalan Kerajaan yang mungjin ada.
Jayalah Indonesi, NKRI-ku.❤🇮🇩💪
video asli keren 'min.👍🙏
Terimakasih om masukannya, juga suport atensinya, sukses selalu
selalu takjub dan gak pernah bosen kalo bahas Yogyakarta...
Bangga jd orang yogya
Bagus bgt mas,filosofi dan sejarahnya Yogyakata 👍
sampai pemilihan pohonpun ada maknanya...luar biasa
iya saya juga baru tahu niki mas
Narasinya keren banget ...sukses selalu kak ..
terimakasih atensinya
Konten Filosofi Keraton Yogyakarta yang menarik ❤❤
enak ditonton✔✔
sukses selalu chanelnya😎😎
alhamdulilah menemukan sejrah
Jih leres om meniko
Konten Filosofi Keraton Yogyakarta yang menarik ❤❤
enak ditonton
Terimakasih atensinya pak
Saya suka bahasannya. Mantap!! Masih terkenang saat merantau ke jogja th 82 dan sekolah di sma Bosa. Matur suksma!!
Terimakasih om atensinya
Terimakasih Mas Agus sdh berbagi pengetahuan tentang Filosofi keraton Yogyakarta, Salam Rahayu🙏
Terimakasih kembali pak
Keren
Terimakasih om atensinya
Narasi dengan filosofi Jawa tingkat tinggi yang padat. Mantab, keren, Siiippp 👍
Maturnuwun pakde atensinya pagi ini, sehat selalu
Luar biasa,,,terimakasih berbagi pengetahuan
Sae mas Agus, nambah wawasan..Matur nuwun.🙏👍 Kagum dng pemikiran -filosofi pendiri Kraton Ngayogyakartohadiningrat. 🤩
terimakasih atensinya om
Ilustrasi dan narasiyg menarik pak Agus..
Masih banyak yg blm kita ketahui ttg Jogja ternyata.
Maturnuwun pak
Terimakasih, atas pengetahuan yang penting. Semoga sukses.
Sama sama, terimakasih kembali sukses selalu
Perjalanan dan penjelasan Keraton Jogja yg jelas mantap om ku
Siap terimakasih atensinya mas dedy
suaranya mirip Mardigu wowiek
masak sih he he
Selain keraton Yogyakarta yang mempunyai garis imajiner ternyata rumah dinas bupati Kulon Progo juga punya garis imajiner. Dari depan pintu yang menghadap lurus segaris dengan ringin kembar ditengah alun alun Wates. Setelah melintasi Stasiun ada jalan lurus keselatan sampai pantai Bugel dipantai selatan. Sedangkan yang belakang rumah dinas keutara segaris ke Puncak Suroloyo yang juga disakralkan oleh masyarakat Jawa khususnya Yogyakarta.
Trimakasih mas informasinya
Sama sama om, terimakasih atensinya
Nderek nyimak mas agus,,,
Maturnuwun pak, sugeng enjang
_Joss mas Agus,penjelasan dan videonya mantab,salam kenal dan salam sukses selalu_
Terimakasih om suportnya...salam kenal sukses selalu
Satu garis lurus penuh makna ..
leres mas mur , maturnuwun atensinya
Kalo di negara maju raja itu hanya simbol dan berperan sebagai kepala negara untuk menjaga persatuan bangsanya sedangkan kepala pemerintahan di pegang oleh perdana menteri raja juga bertugas menjaga budaya bangsanya dan mengembangkannya kalo di Indonesia masih kuno karena kekuasaan masih di pegang oleh sang raja jadi kita liat saja sampai kapan hal ini bisa bertahan
negara lain kok di buat contoh,
tanda gk cinta budaya sendiri
Pikiran dangkal
Assalamualaikum wr wb salam Cimahi hadir.
Waalaikumsalam
Terimakasih atensinya pagi ini
Karaton Ngayogyakarta bukan negeri Jepang jangan samakan, jadi berbeda jauh, sebagai generasi muda mari kita melek sejarah dan mempelajari secara cermat dan teliti, jangan asal menilai, ayo belaja dan belajar agar memahami budaya dan kehidupan
Maksudnya gimana mas, Yogyakarta kan memang bukan Jepang?
Betol