1506. SULIT MENDAPATKAN PEKERJAAN SETELAH HIJRAH | Riyaadhush Shaalihiin | Ustadz Nuzul Dzikri

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 10. 09. 2024
  • 1506. SULIT MENDAPATKAN PEKERJAAN SETELAH HIJRAH
    Riyaadhush Shaalihiin
    Bab 46 | Bagaimana Mencintai Karena Allah, Anjuran Mencintai karena Allah, Mengungkapkan Cinta kepada yang Kita Cintai, & Apa yang Diucapkan Jika Mengungkapkannya
    Tanya jawab

Komentáře • 13

  • @Nabila_marsy
    @Nabila_marsy Před 25 dny +2

    Alhamdulillah Alhamdulillah Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat
    Jazakumullahu Khairan wa Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan Tim
    Semoga Allah senantiasa jaga bangsa dan negara ini, dan memberikan kita Taufik untuk selalu mensyukuri nikmat kemerdekaan Aamiin 🤲
    Hari ini, kembali mendengar rekaman pekikan takbir yg menggetarkan hati yg diucapkan salah satu pejuang kemerdekaan kita di Surabaya "Bung Tomo",
    Hari ini kembali mendengar pembacaan pembukaan UUD 1945, termaktub kalimat "Atas berkat Rahmat Allah yang maha Kuasa..."
    Semuanya seraya mengingatkan kita bahwa para pejuang kemerdekaan negeri ini mengerti betul bahwa kemerdekaan negeri ini adalah anugerah Allah, kemenangan itu dari Allah, mereka syukuri betul nikmat kemerdekaan itu hingga tersimbol dalam konstitusi kita, bentuk syukur yg agung agar kita generasi bangsa ini selalu mengingat Rabbul Alamin, semoga Allah jaga bangsa ini diatas iman dan taqwa
    Dan semoga saudara saudara kita di Palestina segera merasakan nikmat kemerdekaan yang sejati 🤲

  • @ahidamuhsin953
    @ahidamuhsin953 Před 19 dny +1

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
    Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
    PART ONE
    Session Tanya-Jawab:
    Tanya: Apakah dikatakan pelit atau kikir jika kita tidak bersedekah atau ber-infaq untuk orang-orang yang di timpa musibah atau untuk membangun Masjid, karena ketika itu kondisi kita juga sedang sulit. Dan kita merasa bahwa jika kita memberi pada waktu tersebut tidak berarti apa-apa, sementara bagi kita sendiri nilai tersebut sangat berarti. Mohon nasihatnya Ustadz.
    Jawab: Pada dasarnya yang kita prioritaskan adalah kewajiban, baik itu ibadah atau amalan pisik maupun ibadah atau amalan harta di mana yang merupakan fardhu ‘ain bagi kita. Apabila kita bicara tentang amalan harta, maka diantara fardhu ‘ain, adalah menafkahi diri sendiri agar kita tidak menjadi benalu, beban bagi orang lain dan kita tidak meminta-minta sebagaimana yang di larang oleh Rasulullah ﷺ. Lalu diantara fardhu ‘ain kita adalah memberikan nafkah kepada keluarga. Kata Allah, لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan” (QS At-Talaq: 7). Hendaklah memberikan nafkah sesuai dengan kelapangannya atau kemampuannya dan itu yang kita tekankan dan kita sudah bahas. Jadi alasan penghasilan atau omzet atau income atau harta sedang sedikit atau sempit itu bukan alasan untuk tidak memberikan nafkah, namun tetap memberikan nafkah sesuai dengan kemampuan dan sesuai yang Allah berikan pada bulan itu atau pada hari itu. Lalu setelah itu kita memberikan Infaq atau Sedekah yang berikutnya, seperti memberikan kepada Fakir Miskin, Masjid atau pihak lain dan seterusnya. Kecuali kalau kita masuk kepada Bab Itsar atau memprioritaskan saudara kita di luar keluarga yang menjadi tanggungan fardhu ‘ain kita. Tetapi dengan catatan bahwa kita menanggalkan hak kita dan kita tidak melakukan hal yang haram, jadi jangan sampai kita memberikan uang itu kepada pihak lain dan kita meminta-minta dan kita merepotkan orang atau kita memberikan itu kepada pihak lain lalu kita mencuri, merampok dengan alasan itsar. Jadi selama kita tanggalkan hak kita lalu kita tidak melakukan hal yang haram, maksiat dan kita bersabar akan hal tersebut sebagaimana kaum Anshor lalu anggota keluarga kita pun menanggalkan haknya. Jadi yang itsar bukan hanya kepala keluarga atau suami, tetapi istri dan anak-anak juga melakukan itsar. Jika ini hanya inisiatif suami tetapi istri tidak ridha dan anak tidak mau menanggalkan haknya, maka ini kezhaliman dan ini tidak diperbolehkan dan ini dijelaskan oleh para ulama kita. Terkadang kita suka berfikir bahwa orang lain itu standarnya sama dengan kita dan kita berfikir istri kita standarnya sama dengan kita, padahal setiap orang itu berbeda. Dan Nabi ﷺ mengatakan, ابدأ بنفسك ثم بمن تعول “Mulailah dengan dirimu sendiri, kemudian baru kepada orang yang ada dalam tanggunganmu”, kecuali kalau mereka menanggalkan haknya dan melepaskan dan dia menyerahkan yang menjadi haknya, maka itu semua satu keluarga melakukan itsar. Tetapi istri tidak menanggalkan haknya atau ingin mengambil haknya karena itu hak istri, atau anak-anak ingin mengambil haknya dan itu hak anak, maka kalau kita mau itsar untuk diri kita pribadi saja adapun istri dan anak-anak kita berikan haknya. Dan perlu kita camkan bahwa kaidah fiqh mengatakan, ‘Tidak ada kewajiban kalau kita tidak mampu’. Dan tidak ada syariat di atas kemampuan kita dan membebankan seseorang di atas kemampuannya atau mampu tetapi membuat dia menderita dan itu tidak diperbolehkan. Makanya setiap malam kita di suruh berdo’a kepada Allah, kita minta 3 permintaan di akhir QS Al-Baqarah: 286 yaitu;
    1. رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah”;
    2. رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami”;
    3. رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya”.
    Dan semua permintaan itu, apa jawaban Allah? Dalam hadits shahih disebutkan, Allah ‘azza wajalla telah menjawab do’a yang terdapat dalam ayat ini dengan, “Qad fa’altu” (Telah Aku kabulkan), dalam riwayat lain, “Na’am” (Ya). (HR. Muslim No. 199, 200). Makanya kalau kita benar-benar bisa menghayati do’a itu sangat personal dan emosional. Dan kalau kita tidak sanggup atau kita berikan akan berdampak sangat berat dalam keluarga kita, maka jangan lakukan. Ayat ini diSunnahkan kita baca di setiap malam, dan diantara hikmahnya adalah untuk memberikan rasa optimis dan semangat dan semakin mencintai Allah, karena kita punya Rabb yang Maha Pengampun, Maha Kasih dan Sayang kepada kita, dan kita tidak diberikan ujian atau sesuatu yang sangat berat. Makanya ayat itu dimulai dari لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS Al-Baqarah: 286). Dan seringkali yang membuat kita tidak sanggup itu pola pikir kita dan asumsi kita dan bukan di fakta atau di takdir dan kenyataan itu sendiri.
    To be continued 1 of 3 part
    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
    Barakallahu fikum…
    Jakarta, Sabtu, 13 Safar 1446 AH/17 Agustus 2024
    Ahida Muhsin

  • @hj.wiwikrumiati6791
    @hj.wiwikrumiati6791 Před 25 dny +3

    Alhamdulillah

  • @fijafaujiah25_
    @fijafaujiah25_ Před 25 dny +1

    masyaAllah jazakallahu khairan ustdz ilmunya, barakallahu fiikum

  • @paramitharamlan07
    @paramitharamlan07 Před 22 dny

  • @herwanisarmansugianto9126

    🙏
    Cawang hadir, ustadz
    Jazakumullah khair
    Barakallahu fiikum

  • @syaputrifebrinasari4840

    Masya Allah Tabarakallah

  • @dzikristore528
    @dzikristore528 Před 25 dny

    Alhamdulilah

  • @Dhon-rb9mq
    @Dhon-rb9mq Před 25 dny +1

    Assalamualaikum
    Wa'alaikumsalam
    Bismillah
    Alhamdulillah
    Aamiin
    ☺️
    🤲
    Surah Al-rahman
    Surah Al-Kautsar
    🌋🏞️
    🌊🏝️
    🌅🌌
    Hidup di dua Muara
    🤲
    ☺️🕊️ 🇮🇩

    • @Dhon-rb9mq
      @Dhon-rb9mq Před 25 dny

      ( Ba )
      Bumi & Alam
      Budaya & Agama
      Rukun iman & Islam
      Surah Al-Ikhlas
      🇮🇩
      🤲

    • @Dhon-rb9mq
      @Dhon-rb9mq Před 25 dny

      Alhamdulillah
      🤲
      ada yang like Aku 🤣🤏
      ☺️🕊️
      🙏