SOEKARNO SOSOK PENYELAMAT UNIVERSITAS AL AZHAR MESIR

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 1. 05. 2021
  • Syeikh Dr Ali Jum’ah Muhammad Abdul Wahab mantan Mufti Besar Mesir 2003-2013 dalam wawancaranya dengan TV Kairo tahun 2020 menyatakan ‘setelah memenangi revolusinya, Gamal Abdul Nasser didukung kelompok perwira bebasnya, menyatakan akan mengadakan perombakanperombakan total untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Mesir’ yang saat itu dinilai sangat memprihatinkan akibat penindasan rezim Raja Farouk.
    Menurutnya, Gamal Abdul Nasser punya seorang sahabat di Indonesia, yakni Presiden Soekarno yang dikenalnya sejak bertemu untuk pertama kali pada Konferensi Asia- Afrika di Bandung, 1955. Jalinan persahabatan ini berlanjut terus hingga mereka menjadi pendiri dari Gerakan Nonblok bersama tokoh-tokoh yang lain seperti Jawaharlal Nehru dari India, Tito dari Yugoslavia, dan Kwame Nkrumah dari Ghana.
    Perombakan- perombakan yang dilakukan Nasser termasuk di dalamnya rencana untuk menutup Universitas Islam Al Azhar dan diganti dengan suatu institusi baru. Pada 1959 ketika Soekarno mengunjungi Mesir dan bertemu dengan sahabatnya itu, Nasser mengutarakan niat kepada Soekarno dan siap untuk menandatangani SK penutupan.
    Saat itu Soekarno bereaksi keras dan berkata, “Pertama itu adalah suatu keputusan yang berbahaya. Untuk itu, saya tidak setuju. Kedua, keputusan itu adalah suatu keputusan yang salah dan keliru. Selain itu, apakah Saudaraku juga akan menutup Sungai Nil dan piramida yang membuat Mesir terkenal di dunia internasional?”
    Nasser terhenyak. Namun, ia tetap mendengarkan dengan saksama apa kata-kata Soekarno. Suasana menjadi hening sesaat dan akhirnya Nasser berkata, “Baiklah, Saudaraku, aku akan batalkan penandatanganan surat keputusan tadi dan terima kasih atas nasihatnasihatmu.”
    Selanjutnya Nasser memanggil beberapa pejabat, antara lain Sulaiman Husein dan Said Aryan, untuk membuat konsep undang-undang mengenai penguatan fungsi Al Azhar agar lebih dikenal di dunia internasional maka lahirlah UU No 103 Tahun 1961. Di samping itu, Nasser juga memerintahkan agar segera dibentuk Majelis Tinggi Islam, diterbitkan majalah Mimbar Islam di samping diudarakan stasiun radio Al Quran Nul Qarim.
    #IniDiplomasi
    #IndonesianWay

Komentáře •