HAUL KE-10 GUS DUR - KH. Baha'uddin Nursalim (Gus Baha') jelaskan guru-guru Mbah Hasyim

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 25. 08. 2024
  • MALAM PUNCAK PERINGATAN HAUL KE-10 GUS DUR.
    TESTIMONI OLEH:
    1. DR. MARSILAM SIMANJUNTAK, S.H. (SEKRETARIS KABINET INDONESIA PADA MASA JABATAN PRESIDEN KH. ABDURRAHMAN WAHID)
    2. IR. SARWONO KUSUMAATMADJA (MENTERI EKSPLORASI KELAUTAN INDONESIA PADA MASA JABATAN PRESIDEN KH. ABDURRAHMAN WAHID)
    3. PROF. DR. KH. NASIHIN HASAN (SAHABAT GUS DUR)
    PEMBICARA INTI: KH. BAHA'UDDIN NURSALIM
    Kali ini beliau membacakan buku tentang Mbah Hasyim karya As'ad Syihab dan diterjemah oleh Zainur Ridho, M.Pd.I
    KH Hasyim Asy’ari merupakan pemegang sanad ke-14 dari Kitab Shahih Bukhari Muslim. Keilamuan agama ia perdalam di tanah hijaz dan banyak berguru dari ulama kelahiran Nusantara di Makkah seperti Syaikh Nawawi Al-Bantani, Syaikh Mahfudz Termas, Syaikh Yasin Al-Fadani, dan ulama-ulama lainnya.
    Kiai Hasyim Asy’ari mumpuni dalam ilmu agama, tetapi ia tidak menutup mata terhadap bangsa Indonesia yang masih dalam kondisi terjajah. Kegelisahaannya itu dituangkan dalam sebuah pertemuan di Multazam bersama para sahabat seangkatannya dari Afrika, Asia, dan juga negara-negara Arab sebelum Kiai Hasyim kembali ke Indonesia.
    Pertemuan tersebut terjadi pada suatu hari di bulan Ramadhan di Masjidil Haram, Makkah. Singkat cerita, dari pertemuan tersebut lahir kesepakatan di antara mereka untuk mengangkat sumpah di hadapan “Multazam”, dekat pintu Ka’bah untuk menyikapi kondisi di negara masing-masing yang dalam keadaan terjajah.
    Isi kesepakatan tersebut antara lain ialah sebuah janji yang harus ditepati apabila mereka sudah sampai dan berada di negara masing-masing. Sedangkan janji tersebut berupa tekad untuk berjuang di jalan Allah Swt. demi tegaknya agama Islam, berusaha mempersatukan umat Islam dalam kegiatan penyebaran ilmu pengetahuan serta pendalaman ilmu agama Islam.
    Bagi mereka, tekad tersebut harus dicetuskan dan dibawa bersama dengan mengangkat sumpah. Karena pada saat itu, kondisi dan situasi sosial politik di negara-negara Timur hampir bernasib sama, yakni berada di bawah kekuasaan penjajahan bangsa Barat.
    Sesampainya di tanah air, KH Hasyim Asy’ari menepati janji dan sumpahnya saat di Multazam. Pada tahun 1899 M, beliau mendirikan Pondok Pesantren Tebuireng di Jombang, Jawa Timur.
    Beli Bukunya di Pustaka Tebuireng
    Hub.: 081232776019
    IG: pustakatebuireng
    #haul_ke10_gus_dur
    #haulgusdur
    #gus_baha'
    #biografi_mbah_hasyim
    #guru2_mbah_hasyim

Komentáře •