cepung

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 8. 09. 2024

Komentáře • 39

  • @karsa5796
    @karsa5796 Před 6 měsíci

    Perlu di jaga kelestariannya.budaya lokal

  • @user-kh1ni6wq5m
    @user-kh1ni6wq5m Před 5 měsíci +1

    .saya suka sama genjek cepung .inin

  • @igedepartha8486
    @igedepartha8486 Před rokem +1

    Mudahan keswnian cepung ini tetep lestari dimasa kemajuan jaman yang menggerus ini. Swaha

  • @gustilanang3971
    @gustilanang3971 Před rokem +1

    Cepung tambang eleh.

  • @wayankarya875
    @wayankarya875 Před 5 měsíci

    Ingot masihtran Haman Kecil orange that fending ini mesesuuk. .krng ase一m.

  • @ferryhariadi3749
    @ferryhariadi3749 Před 3 měsíci +1

    Pire siwe semalem ne

    • @madelamper9084
      @madelamper9084  Před 3 měsíci

      Nah kurang tau pak...bpak bisa tanyakan langsung ke tambang eleh pak

  • @jingga3698
    @jingga3698 Před rokem +1

    Mantap cepung kesenian sasak lombok pengaruh karang asem..

  • @gustilanang3971
    @gustilanang3971 Před rokem +1

    Biiiiihhhhh mantap,, ki mare adane hiburan klasik

  • @roykrishna2817
    @roykrishna2817 Před 2 lety +3

    Ndaaaq kaken endak kaken rarit sampi bejererot takin kepeng
    ndaq kangen bajang bali lemak repot impan celeng
    Aku meken aku meken jok semparu aku nembok bujan ujan
    Aku nyesel jari bebalu tegebog isiq utang
    Nyenjengjet .😂

  • @nengahardi2525
    @nengahardi2525 Před 3 lety +3

    Cepung tb eleh dibawah
    PIMPINAN ING ARDI

  • @youtublombok
    @youtublombok Před 2 lety +1

    Waaah mantap kawan

  • @iputumanusujana658
    @iputumanusujana658 Před 2 lety +1

    Good leq Sudana bagus👍👍👍

  • @auralarchipelago
    @auralarchipelago Před 3 lety +1

    Boleh tanya rekaman ini diambil dari mana? Siapa yg rekam, tahun berapa, di mana, dll...terima kasih....

  • @bajangngejreng4758
    @bajangngejreng4758 Před 3 lety

    Mantap cepung mbi niki bli.

  • @gottarparra114
    @gottarparra114 Před 2 lety +1

    Bli, ini suara asli Ida Wayan Menggala

  • @wayanchannelpowerofawoman3216

    berembe kabar selapuk batur batur eman lombok..jetung eman lombok mbe ne

  • @abdkadir9417
    @abdkadir9417 Před 3 lety +1

    Sungguh terhibur dihati yg sdang gundah gulana

  • @roykrishna2817
    @roykrishna2817 Před 2 lety +2

    Tukang redebnya baloq sya

  • @wayanarsana2819
    @wayanarsana2819 Před 4 lety +3

    Pak made saya yang subscrib tadi apa ada cepung yang laek laek seperti ini yang lainya

  • @iketutsuweca4924
    @iketutsuweca4924 Před 3 lety +1

    Bisa di ablud yang lengkap pak...kalau dulu kan kaset nya bolak balik

  • @inengahkompiang9280
    @inengahkompiang9280 Před 3 lety +1

    Pak Made. Ada punya kaset cepung

  • @samsulsamsulhadi2418
    @samsulsamsulhadi2418 Před rokem

    Q tdak ngerti

  • @sangkepalit8680
    @sangkepalit8680 Před 3 lety +1

    Cerita monyeh nya mana?

  • @dyrchenalofficial783
    @dyrchenalofficial783 Před 3 lety

    Adat orang mana ini?

    • @rajasingosari9422
      @rajasingosari9422 Před 3 lety +2

      Adat orang Sasak Lombok dan orang bali ,,
      Ini namanya cepung ,,
      Emang Pelinggih dari mana??
      Kok orang Lombok nggak tahu namanya cepung ,,
      Baca ini biar tahu ??
      Cakepung adalah salah satu bentuk kesenian teater bertutur yang memiliki unsur-unsur lengkap sebagai perpaduan dari seni musik, vokal, tari, sastra dan teater. Kesenian Cakepung biasanya menampilkan lakon yang diadopsi dari ceritera rakyat seperti lakon Panji. Kesenian Cakepung merupakan hasil akulturasi budaya yang tidak terlepas dari hubungan dan kontak budaya yang berlanjut di masa lampau antara Karangasem dengan Lombok. Pada awalnya Cakepung muncul di Lombok dengan sebutan Cepung yang selanjutnya mengalami proses pengintegrasian. Hal ini dapat dilihat salah satunya dari penyajian tembang yang didominasi oleh alunan tembang sesasakan namun tata caranya masih kental menunjukkan pengaruh dari sistem mabebasan pada tradisi Bali. Sehingga Cakepung di Bali dapat dikatakan disebabkan oleh adanya kontak budaya melalui penaklukan Lombok oleh Bali dan terjadinya perpindahan penduduk yang menyebabkan kontak budaya berlanjut dalam kurun waktu yang relative lama.
      Terkait penamaan sampai saat ini belum ada sumber pasti yang menyebutkan namun dari beberapa informasi dapat disampaikan bahwa Cakepung berasal dari peniruan suara gamelan cak…pung, cak…pung yang kemudian mendapat tambahan huruf e menjadi cakepung. Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa Cakepung berasal dari kata jagkepung yang berarti kejar terus yang dianalogikan dengan ungkapan-ungkapan dalam situasi perang seperti celekik (menikam), seruit (memberi), seriung (menghunus keris) dan jemak saup sangkol ajak mulih yang sering dilontarkan pemain dalam pertunjukkan.
      Akulturasi ini berlangsung pada akhir abad ke XVII dimana Kerajaan Karangasem berhasil menaklukkan Kerajaan Selaparang di Lombok Timur dan Kerajaan Pejanggik di Lombok Tengah. Raja Karangasem yang berkuasa di Lombok ingin membawa seni Sasakan atau Cepung ke Karangasem sehingga beliau mengajak seniman Karangasem yang berasal dari Budhakeling sebanyak 3 (tiga) orang berangkat ke Lombok untuk mempelajarinya dan selanjutnya mengajarkan kepada generasi-generasi penerusnya. Dari informasi tersebut dikatakan bahwa Cakepung sudah berkembang di Karangasem dan di Desa Budhakeling khususnya sekitar tahun 1920-an dimana diajarkan oleh Tokoh Cakepung bernama Ida Wayan Tangi yang mengajarkan tembang-tembang sesasakan, dikembangkan dengan beberapa lagu pengecek, kemudian cara-cara bernyanyi yang disesuaikan dengan gerak-gerak dalam menirukan pola-pola permainan instrument gamelan, sementara yang lain mengisi dengan gerak-gerak tari yang diselipkan secara improvisasi. Selain itu beliau juga menciptakan lagu-lagu Cakepung Umbara, Semarandana dan Baris Kupu-kupu. Sejak itu Sekaa Cakepung di Desa Budhakeling ini mulai termotivasi untuk berkembang.
      Perkembangan Cakepung berikutnya sejak periode tahun 30-an sangat adaptif dengan kondisi sosial di lingkungan sekitarnya. Pembaruan-pembaruan terus diupayakan namun tidak meninggalkan ciri khas yang menjadi frame Cakepung. Ada upaya-upaya pengolahan dan pengembangan terhadap bentuk yang disesuaikan dengan cita rasa dan nilai-niai budaya yang berkembang di Bali. Pengolahan tersebut meliputi seleksi, pengurangan dan penambahan dari unsur-unsur seni tertentu. Dengan demikian Cepung Lombok yang dikembangkan di Bali setelah mengalami rentang waktu yang cukup panjang, mengalami perkembangan dan perubahan dengan pola garapan melalui strategi adaptasi dan inovasi sehingga agak berbeda dengan Cepung aslinya di Lombok.
      Namun kesenian Cakepung ini sempat mengalami keterpurukan setelah beberapa tokohnya sudah tidak ada, hampir ditinggalkan oleh generasi berikutnya yang beralih kepada kesenian modern lainnya dikarenakan Cakepung memiliki tingkat kesulitan yang tinggi untuk dipelajari yakni aturan-aturan main yang cukup rumit pemakaian Bahasa Sasak. Disamping itu kebutuhan masyarakat yang lebih menginginkan hiburan yang bersifat ringan mudah dicerna tanpa harus berimajinasi dan penghayatan dalam menikmatinya pun menjadi kendala yang mengurangi minat akan kesenian ini. Namun beberapa tahun belakangan dengan motivasi dari Ida Wayan Oka Adnyana serta para seniman lainnya di Desa Budhakeling Cakepung ini kembali bangkit bahkan tetap eksis tampil di setiap event budaya. Generasi ini membuat terobosan-terobosan baru untuk menjadikan Cakepung lebih bisa di nikamti semua kalangan salah satunya dengan menambahkan unsur dramatari dalam penyajiannya disamping vokal sebagai unsur utamanya. Disamping itu mulai dipadu padankan dengan beberapa alat musik lain untuk menambah semarak pertunjukkan seperti alat musik penting. Sehingga saat ini terdapat Sekaa Cakepung Citta Wistara di Desa Budhakeling yang tetap melestarikan seni warisan ini meskipun sudah mengalami perubahan dalam penampilan yang membedakan dengan Cepung aslinya namun nuansa dan nafas Cakepung masih tetap dijaga.
      Sebagai kesenian lokal masyarakat Budhakeling, kesenian Cakepung dalam perkembangannya memiliki fungsi-fungsi strategis diantaranya :
      1. Fungsi Upacara Ritual biasanya terdapat dalam upacara sesangi (bayar kaul), kepus puser, mapag/nelubulanin (upacara bayi tiga bulanan), upacara perkawinan dan kematian.
      2. Sebagai media pendidikan informal, dimana banyak nilai-nilai etika dan tuntunan moral yang disuguhkan dalam setiap pertunjukkan Cakepung.
      3. Sebagai Pengikat solidaritas masyarakat. Cakepung mencerminkan sikap hidup masyarakat tempat kesenian ini tumbuh dan juga kearifan lokalnya serta dengan dukungan sistem sosialnya dalam sekaa berfungsi untuk mempererat solidaritas dalam kehidupan masyarakat.
      4. Sebagai media komunikasi estetis, yakni penyampaian ide atau pesan seniman kepada penonton.
      5. Sebagai “Prasasti” Rekaman Historis. Cakepung terbentuk oleh konteks sejarahnya seperti hubungan politik Kerajaan Karangasem dengan Kerajaan-Kerajaan di Lombok.
      6. Sebagai Media Propaganda, karena melalui seni pertunjukkan dapat menyampaikan ide dan pesan yang bisa mempengaruhi penonton, dan
      7. Sebagai Media hiburan
      *------
      Cakepung berkembang di Karang Asem sekitar tahun 1922 oleh Tuan Haji Sin, tokoh sastrawan Lombok yang memiliki suara seperti biuk. Tradisi lisan yang awalnya berasal dari suku Sasak dan Orang Bali yang bermukim di Lombok.
      Makanya jangan terlena oleh adat budaya Eropa ,orang Eropa malah datang ke sini untuk mencari adat budaya kita, untung untung ada orang bali yg masih menjalankan adat dan ritual nenek moyang kita ,,kalo nggak ada sudah musnah anak cucu kita tanpa adat dan budaya akan jadi perusak di bumi ini,,,

    • @dyrchenalofficial783
      @dyrchenalofficial783 Před 3 lety

      @@rajasingosari9422 ooo baru saya tau pak de mksih info nya tpi skarng kurang di lestarikan di Lombok?

    • @jingga3698
      @jingga3698 Před 3 lety

      Cepung Sasak Lombok. 👍 Asli kesenian Sasak. Justru di Bali gak ada. Bangga jadi orang Sasak. 👍

    • @komangdaffy1621
      @komangdaffy1621 Před 3 lety +1

      @@jingga3698 dibali namanya genjek 👌

    • @opanmanopan9233
      @opanmanopan9233 Před 3 lety +1

      @@jingga3698 Bali juga ada mas.. Genjek namanya