SENIMAN KARAWITAN BERPULANG MENDADAK USAI MAIN TENIS MEJA | Ngaben Penuh Haru dihadiri ribuan orang

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 28. 10. 2023
  • Dunia seni tradisional Bali berduka. Maestro seni kerawitan, I Made Subandi meninggal mendadak pada Senin (16/10) malam. Belum diketahui secara pasti penyebab kematian mendiang. Namun diduga akibat serangan jantung. Sebelum meninggal, mendiang masih beraktivitas seperti biasa. Bahkan sempat bermain tenis meja bersama temannya. Ia meninggal di usia 57 tahun.
    Banjar Buda Ireng, Desa Batubulan Kangin, Sukawati, jenazah diaben pada 23 Oktober.
    Teman mendiang, I Nyoman Siman menjelaskan, sebelum meninggal ia bersama Subandi bermain tenis meja sekitar pukul 19.00 Wita. Saat bermain, tidak ada hal aneh dari mendiang. Dimana mendiang bermain seperti biasa.
    "Malam sekitar jam 7 malam kami main ping pong di rumah saya. Mainnya santai, menikmati permainan. Tidak ada keanehan apapun. Permainan pertama, dia memang 3:0
    Lalu dia main lagi, sampai dua kali permainan. Permainan kedua juga sampai selesai. Lalu istirahat. Saat istirahat juga kondisinya bagus. Sempat minum, bicara sama teman juga biasa," ujar Siman.
    Setelah bermain tenis meja, mendiang Subandi sempat bangun untuk jalan-jalan kecil masih di seputaran tempat bermain. Namun tiba-tiba tubuh Subandi roboh ke lantai. "Tiba-tiba jatuh. Sempat digigitkan sendok. Karena tidak kunjung membaik, lalu dibawa ke RS Primagana," ujarnya.
    Adik sepupu mendiang, Jero Mangku Gede alias Dedy Tompel mengatakan, menurut dokter di rumah sakit, kakaknya tersebut sudah meninggal dalam perjalanan. "Kata dokter, sudah meninggal di perjalanan. Karena saat tiba di rumah sakit, kelopak mata melebar dan tubuhnya dingin. Belum bisa dipastikan penyebab kematiannya, tapi diperkirakan serangan jantung," ujar Maestro Lawak Bali tersebut.
    Nama I Made Subandi bukan nama yang asing di dunia seni tradisional Bali. Bahkan hampir semua seniman Bali tahu dan mengenal sosoknya sebagai guru. Keterkenalan tersebut tak terlepas dari peran mendiang I Made Subandi dalam mencetak generasi seni unggulan, serta membesarkan sanggar-sanggar seni di Bali lewat sentuhan melodinya yang dikenal ekspresif dan megah.
    Semasa hidupnya, mendiang Subandi mengabdikan hidupnya sebagai guru seni kerawitan di SMK Negeri 3 Sukawati atau dikenal sebagai Kokar Bali. Ia juga dikenal sebagai salah satu komposer atau pencipta gending untuk festival maupun parade gong kebyar di Pesta Kesenian Bali. Sudah tak bisa dihitung lagi jumlah gending ciptaannya yang digunakan pentas oleh sanggar-sanggar seni di Bali.
    Selain sebagai komposer, Subandi juga memiliki sanggar seni binaannya, yaitu Ceraken, dimana sanggar tersebut merupakan basis dari seniman-seniman berbakat Gianyar, yang kerap dipercaya mengisi acara-acara penting. Bahkan Subandi dan sanggarnya itu kerap berkolaborasi dengan pemusik papan atas, salah satunya Balawan.
    Tak hanya itu, Subandi yang telah dianugrahi berbagai penghargaan di bidang seni, memiliki banyak murid yang berasal dari berbagai belahan dunia. Biasanya mereka yang dari luar negeri belajar gamelan gender wayang dan alat musik yang bisa dimainkan bersama segelintir orang atau individu.
    Adik sepupu mendiang, Jero Mangku Gede atau karib dikenal sebagai Dedy Tompel, merupakan salah satu orang yang sangat kehilangan sosok Made Subandi. Menurut Dedy, mendiang bukan hanya sosok kakak, tetapi juga guru. Mendiang Subandi jugalah orang yang mengarahkannya untuk terjun ke dunia seni tari, hingga kini ia dikenal sebagai Dedy Tompel, yakni sosok pelawak kocak yang leluconnya menginspirasi. Dan, disebut-sebut sebagai salah satu pelawak paling berbakat di Bali. Selain sebagai pelawak, Dedy Tompel juga dikenal sebagai penggarap tari yang sudah terkenal di kalangan seniman di Bali.
    "Selama ini keluarga kami memang dikenal sebagai keluarga penabuh. Lalu beliau bilang sama saya, kamu ngapain ke karawitan, ambil tari satu. Kakak-kakak mu sudah di kerawitan semua, biar ada satu penggarap tari," ujarnya.
    Dedy Tompel mengisahkan, selama hidupnya, mendiang Subandi merupakan sosok seniman yang tidak pelit ilmu. "Orang ini orang ceria dan tidak pernah pelit ilmu. Kepada siapapun dia tak pernah pelit. Orientasi hidupnya memang untuk seni. Melahirkan berbagai karya yang luar biasa. Dia merupakan tokoh lintas generasi. Generasi tua dia bisa, muda, dan banyak melahirkan seniman luar biasa dari pola pikir liar untuk membentuk seniman berkreativitas tinggi,
    Dedy mengungkapkan, sebelum mendiang meninggal, ia tak sadar bahwa ada banyak firasat yang diterimanya. Satu diantaranya, Subandi mengirimkan pesan WhatsApp pada dirinya, yang berisikan kata yang mengisyatkan mekndiang akan pergi jauh. Adapun isinya, "Kangwang Bli jadi nyama ane joh, singidang metulungan, tapi bli sayang ajak mangku (mohon diterima, sekarang kakak jadi saudara yang jauh, tidak bisa memberikan pertolongan, tapi kakak sayang sama kamu), saya tidak menyangka itu merupakan tanda-tanda kakak saya akan meninggal," ujar Dedy dengan raut wajah sedih.
    Hari ini 23 Oktober 2023 di Banjar Buda Ireng, Desa Batubulan Kangin, Sukawati, jenazah diaben.
    kutiptribunbali
  • Zábava

Komentáře • 16