Memahami Karakteristik Tanpa Diri (Anatta) dalam Meditasi I Bhikkhu Santacitto I Edisi Ngajar STAB
Vložit
- čas přidán 16. 11. 2020
- Salah satu ajaran yang sangat penting yang ditunjukkan oleh Sang Buddha adalah keberadaan realitas anatta. Anatta adalah tanpa diri atau tanpa roh. Realitas ini ditunjukkan oleh Sang Buddha bukan semata-mata hasil logika, tetapi melalui pengalaman meditatif Sang Buddha, diperoleh melalui pengetahuan tinggi (abhiññā).
Beliau melihat bahwa pandangan yang kebanyakan manusia memegang bahwa ada diri, individu, makhluk atau roh, sebenarnya merupakan kecenderungan batin semata. Pandangan ini telah dibangun begitu kokoh dan kuat selama kelahiran-kelahiran yang tidak terhitung banyaknya. Hakekatnya, tidak ada diri atau roh. Yang ada adalah kumpulan berbagai faktor yakni secara singkat batin dan jasmani, dan jika dijabarkan adalah lima gugusan (jasmani, perasaan, persepsi, bentuk-bentuk batin dan kesadaran) yang karena saling menyokong, memunculkan sebuah pandangan adanya diri.
Melihat keberadaan anatta tentu tidak mudah karena selama jangka waktu yang begitu lama batin kita terdoktrin untuk melihat ada diri, roh, aku atau individu. Realitas anatta akan terlihat jelas dengan seseorang bermeditasi, dengan seseorang melihat ke dalam diri, melihat hubungan batin dan jasmani, atau melihat hubungan lima gugusan.
Dengan meditasi, seseorang akan melihat bahwasanya setiap fenomena baik batin maupun jasmani ternyata hanya timbul tenggelam. Dengan keberadaannya yang timbul tenggelam, tidak ditemukan entitas, diri atau individu di sana. Yang ada hanyala sekedar fenomena yang selalu berubah, tidak tetap, tidak permanen. Semakin melihat lagi ke dalam, seseorang akan melihat bahwa ia tidak dapat mengontrol perubahan tersebut sesuai dengan keinginannya. Ia tidak bisa mengontrol perasaannya agar selalu bahagia, atau mengontrol pikirannya agar selalu damai. Karena hal ini, dimanakah ditemukan diri, aku, individu, roh atau entitas?
Melihat keberadaan tanpa diri bertujuan agar batin tidak melekat dengan batin dan jasmani. Sang Buddha menunjukkan bahwa salah satu yang menyebabkan seseorang terus dicengkeram dukkha (penderitaan) adalah karena kecenderungan batin yang menganggap bahwa ada diri atau entitas. Ketika merasa dirinya direndahkan, seseorang menjadi marah. Ketika merasa dirinya lebih unggul, seseorang menjadi sombong dan serakah. Banyak konflik dan penderitaan muncul karena kecenderungan ini. Oleh sebab itu, mengenali batin dan jasmani untuk melihat realitas anatta sangat penting dalam kehidupan meditatif, demi kedamaian batin.
Untuk lebih lengkapnya, simak video berikut...
Bagaimana pandangan Buddha tentang "Ketuhanan Yang Maha Esa"?, bagaimana dengan istilah umum yang telah diterima oleh sebagian besar umat manusia tentang "Jasmani dan Rohani"?, mungkinkah ini salah satu sebab munculnya pandangan "miring" tentang Buddha. Anatta/tanpa diri/tanpa ego/tanpa inti dalam Hindu disebut Ahamkara, sedangkan Atman/Roh Agung/Tuhan/ALam/atau apapun sebutannya itu Ada, Selalu Ada, Abadi, Murni. YANG ADA AKAN SELALU ADA, YANG TIDAK ADA TIDAK AKAN PERNAH ADA. pernah sy baca, bahkan Buddha Gotama pernah berkata "Karena Ada yang Abadi, maka Kita Bisa Mencapai Yang Abadi, andaikata Tidak Ada Yang Abadi, maka Kita Tidak akan pernah Bisa Mencapai Yang Abadi Itu". Semoga Semua Hidup Berbahagia. APA YANG ADA/BERPROSES ADALAH BAGIAN DARI YANG ADA, APA YANG TIDAK ADA ADALAH TIDAK PERNAH ADA. Buddha Gotama hanya menyatakan "Apa yang telah Aku nyatakan sebagai Telah Dinyatakan, Apa yang tidak Aku nyatakan sebagai tidak dinyatakan, krn itu TIDAK MEMBAWA PADA PENCERAHAN", menurut saya Beliau TIDAK MENOLAK YANG ABADI. Namo Buddhaya
Anumodana Bhante , memang Anatta ini sangat dalam sekali , tidak sembarangan orang bisa menerima ,beruntung kita2 disini masih bisa menerima dan bahkan mengerti secara teori.
iya, betul , tidak ada yg suci dalam kondisi gila,
1jam 49 menit yang sangt bermanfaat.. thanks Bhante 🙏🙏🙏🙏🙏🙏
Gampang Bhante...pemahaman tidak ada diri atau self memang benar Bhante...jika ada diri itu punya kita kita tidak akan mati Bhante..justru karena tidak ada self kita bisa mati
Namo Buddhaya Bhante... Bila seseorang telah memahami dgn benar Anatta, lantas siapa/apa yg mencapai Arahat? Bagaimana kita mengetahui bahwa pemahaman kita bukan termasuk nihilisme/kehancuran total? Anumodana Bhante... Mohon pencerahannya..
Terima kasih. Bhante 👏 pembabaran ini bisa bantu atasi masalah yg saya alami saat ini . Terima kasih 👋👍
Pak saya mau tanya,apakah orang non Budhis boleh mengikuti meditasi Anatta
Anumodana Bhante. Semoga bhante selalu sehat . Semoga semua makhluk hidup berbahagia.🙏🙏🙏
hebat sekali babaran dharma bhante.enak didengar dan di selami dan saya titip pessn sedikit bhante..klu nanti sudah jamannya.jgn serakah dan sombong.agar mangkin maju.agama buddha di tangan bhante. tg bhante sehat2 selalu.
setuju bante, diri/ aku sesunguhnya tiada
Bhante, thank you so much for sharing this dhamma. I have been reflecting this talk into not only sitting meditation but also contemplating in many activities. It has helped to keep my mind calm down when things are so stressful out there.
Sādhu Sādhu Sādhu
semoga agama ini berkembng dan banyak lgi banthe2 menerangkan jelas sekali seperti ini trimksih banthe sanagat membuka pengetahuan
Saya paling suka dengar ceramah bhante santacito👍👍🙏anumodana bhante👍🙏
The best monks indonesia 👍🙏
Ajaran buddha sangat dalam..
Para psikolog harus simak kuliah ini, baru tau ada 108 jebis perasaan, luar biasa, sang Buddha adalah Bapak Sains teknologi batin dan Psikolog terhebat
Namo Buddhaya Bhante 🙏🙏🙏
Terima kasih Bhante