Gus Baha : Sayyid Abu Bakar Syatha & Umar Syatha Sumber Sanad Kailmuan Waliyullah Jawa

SdĂ­let
VloĆŸit
  • čas pƙidĂĄn 17. 05. 2024
  • Gus Baha : Sayyid Abu Bakar Syatha & Umar Syatha Sumber Sanad Kailmuan Waliyullah Jawa
    1. Tidak semua perintahnya Allah atau Rosululloh (Nabi) langsung dihukumi wajib. Dibutuhkan ilmu ushul fiqih untuk menterjemahkan perintah tersebut menjadi suatu hukum.
    2. Dalam kaidah ilmu fiqih, suatu yang haram ketika terkena hukum mubah (boleh), maka langsung naik tingkat menjadi wajib. Contoh: memakan bangkai itu haram, tapi ketika dalam keadaan darurat dan jika hanya itu satu-satunya cara untuk bertahan hidup, maka hukumnya tidak hanya boleh (mubah) tetapi malah menjadi wajib.
    3. Tapi setelah wajib dengan standar situasi mendesak tersebut, jika makan bangkai itu cukup makan kakinya sudah bisa menyambung kehidupan, maka tidak boleh (haram) makan semuanya.
    4. Tentunya Allah tidak mungkin memperbolehkan kita berbuat apa saja semau sendiri (semaunya semuanya). Tetapi ketika Allah marah / kecewa, malah "diblondrokke" diperintah untuk melakukan apa saja sesukanya semaunya semuanya sendiri.
    5. Kyai Sahal Mahfudz itu memang terkenal ahli fiqih, karena sebelum mondok di Sarang (di Mbah Zubair), beliau mbah Sahal sudah alim, beliau alim karena mempunyai metode belajar tiga (3) lapis, yaitu; Ngaji bersama teman-temannya terlebih dahulu, lalu dikaji sendiri (ngaji mandiri) dan terakhir disetorkan dicocokkan dengan gurunya.
    6. Gus Baha karena saking alim cerdasnya, sampai pernah distop ngajinya oleh Mbah Maimoen Zubair, karena ketika sudah alim maka jangan terlalu rajin ngajinya, dan karena cara menterjemahkan/mengartikan kitabnya sudah sama dengan Mbah Maimoen, maka Gus Baha ngaji kitab yang lainnya saja (tinggal setor ke mbah maimoen).
    7. Sebelum sorogan maka pelajarilah terlebih dahulu secara mandiri, lalu ketika sorogan ke mbah yai, hanya tinggal mencocokkan benar salahnya saja.
    8. Kenangan betapa sukanya (cintanya) mbah maimoen zubair terhadap ilmu pengetahuan, sampai ketika diberi kitab karangan Mbah Zubair yang disarehkan oleh Kyai Sahal Mahfudz (kitab litoriqul ushuli), beliau mbah maimoen sangat senang dan minta dibacakan kitab tersebut.
    9. Silsilah (kaifiyah) manhaj kita sudah benar, maka tradisi keilmuan termasuk metode keilmuannya dipertahankan.
    10. Dahulu saat pembelajaran (ngaji), yang membaca kitab adalah muridnya bukan gurunya, termasuk metode belajarnya imam syafii, sang guru hanya menerima setoran sorogannya dan memperbaiki yang masih salah.
    11. Sanad keilmuan semua ulama / kyai di Indonesia semuanya satu sanad hingga Rosululloh saw, dan semuanya sudah benar, maka ngajilah dengan menyambung sanadnya.
    12. Tidak semua perintah harus menjadi wajib hukumnya.
    mungkin itu yang bisa kita catatkan pada ngaji kali ini, semoga menjadi ilmu yang manfaat dunia akhirat, menjadikan amal ibadah Gus Baha yang berkah lan mberkahi untuk kita semua. Aamiin đŸ€ČđŸ€ČđŸ€Č
    #gusbaha
    #gusbahaterbaru
    #gusbahalive
    #livegusbaha
    #gusbahalucu
    #khbahauddinnursalim
    #ngajigusbaha
    #ngajinahdlatululama

Komentáƙe • 18