Pesona Gunung Ciremai Jawa Barat Indonesia

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 6. 09. 2024
  • Gunung Ceremai (seringkali secara salah kaprah dinamakan "Ciremai") adalah gunung berapi kerucut yang secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Posisi geografis puncaknya terletak pada 6° 53' 30" LS dan 108° 24' 00" BT, dengan ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut. Gunung ini merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat.
    Gunung ini memiliki kawah ganda. Kawah barat yang beradius 400 m terpotong oleh kawah timur yang beradius 600 m. Pada ketinggian sekitar 2.900 m dpl di lereng selatan terdapat bekas titik letusan yang dinamakan Gowa Walet.
    Kini G. Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektare.
    Nama gunung ini berasal dari kata cereme (Phyllanthus acidus, sejenis tumbuhan perdu berbuah kecil dengan rada masam), namun seringkali disebut Ciremai, suatu gejala hiperkorek akibat banyaknya nama tempat di wilayah Pasundan yang menggunakan awalan 'ci-' untuk penamaan tempat.
    Vulkanologi dan geologi
    Gunung Ceremai termasuk gunungapi Kuarter aktif, tipe A (yakni, gunungapi magmatik yang masih aktif semenjak tahun 1600), dan berbentuk strato. Gunung ini merupakan gunungapi soliter, yang dipisahkan oleh Zona Sesar Cilacap - Kuningan dari kelompok gunungapi Jawa Barat bagian timur (yakni deretan Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Patuha hingga Gunung Tangkuban Perahu) yang terletak pada Zona Bandung.
    Ceremai merupakan gunungapi generasi ketiga. Generasi pertama ialah suatu gunungapi Plistosen yang terletak di sebelah G. Ceremai, sebagai lanjutan vulkanisma Plio-Plistosen di atas batuan Tersier. Vulkanisma generasi kedua adalah Gunung Gegerhalang, yang sebelum runtuh membentuk Kaldera Gegerhalang. Dan vulkanisma generasi ketiga pada kala Holosen berupa G. Ceremai yang tumbuh di sisi utara Kaldera Gegerhalang, yang diperkirakan terjadi pada sekitar 7.000 tahun yang lalu (Situmorang 1991).
    Letusan G. Ceremai tercatat sejak 1698 dan terakhir kali terjadi tahun 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek 3 tahun dan terpanjang 112 tahun. Tiga letusan 1772, 1775 dan 1805 terjadi di kawah pusat tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Letusan uap belerang serta tembusan fumarola baru di dinding kawah pusat terjadi tahun 1917 dan 1924. Pada 24 Juni 1937 - 7 Januari 1938 terjadi letusan freatik di kawah pusat dan celah radial. Sebaran abu mencapai daerah seluas 52,500 km bujursangkar (Kusumadinata, 1971). Pada tahun 1947, 1955 dan 1973 terjadi gempa tektonik yang melanda daerah baratdaya G. Ciremai, yang diduga berkaitan dengan struktur sesar berarah tenggara - barat laut. Kejadian gempa yang merusak sejumlah bangunan di daerah Maja dan Talaga sebelah barat G. Ceremai terjadi tahun 1990 dan tahun 2001. Getarannya terasa hingga Desa Cilimus di timur G. Ceremai.
    Margasatwa
    Keanekaragaman satwa di Ceremai cukup tinggi. Penelitian kelompok pecinta alam Lawalata IPB di bulan April 2005 mendapatkan 12 spesies amfibia (kodok dan katak), berbagai jenis reptil seperti bunglon, cecak, kadal dan ular, lebih dari 95 spesies burung, dan lebih dari 20 spesies mamalia.
    Beberapa jenis satwa itu, di antaranya:
    Bangkong bertanduk (Megophrys montana)
    Percil Jawa (Microhyla achatina)
    Kongkang Jangkrik (Rana nicobariensis)
    Kongkang kolam (Rana chalconota)
    Katak-pohon Emas (Philautus aurifasciatus)
    Bunglon Hutan (Gonocephalus chamaeleontinus)
    Cecak Batu (Cyrtodactylus sp.)
    Elang Hitam (Ictinaetus malayensis)
    Elang Brontok (Spizaetus cirrhatus)
    Elang Jawa (Spizaetus bartelsi)
    Puyuh-gonggong Jawa (Arborophila javanica)
    Walet Gunung (Collocalia vulcanorum) [masih perlu dikonfirmasi]
    Takur Bultok (Megalaima lineata)
    Takur Tulung-tumpuk (Megalaima javensis)
    Berencet Kerdil (Pnoepyga pusilla)
    Anis Gunung (Turdus poliochepalus)
    Tesia Jawa (Tesia superciliaris)
    Ceret Gunung (Cettia vulcania)
    Kipasan Ekor-merah (Rhipidura phoenicura)
    Burung-madu Gunung (Aethopyga eximia)
    Burung-madu Jawa (Aethopyga mystacalis)
    Kacamata Gunung (Zosterops montanus)
    Trenggiling biasa (Manis javanica)
    Tupai kekes (Tupaia javanica)
    Kukang (Nycticebus coucang)
    Surili jawa (Presbytis comata)
    Lutung budeng (Trachypithecus auratus)
    Ajag (Cuon alpinus)
    Telegu (Mydaus javanensis)
    Kucing Hutan (Prionailurus bengalensis)
    Macan Tutul (Panthera pardus)
    Kancil (Tragulus javanicus)
    Kijang (Muntiacus muntjak)
    Jelarang Hitam (Ratufa bicolor)
    Landak Jawa (Hystrix javanica)
    Sumber : id.wikipedia.o...

Komentáře •