SHOLAT JAMAK DI INGKARI OLEH ULAMA HADIS!!? | Syaikh Dr. Abul Hasan Ali bin Jadullah حفظه الله
Vložit
- čas přidán 11. 07. 2024
- Silahkan Subscribe dan Follow channel CZcams dan Facebook Official Sheikh Dr. Abul Hasan Ali bin Jadullah حفظه الله Yaitu Atsar channel
Sumber: Atsar Channel
Link Channel;
/ @atsarchannel
Syaikhnya keren mengajarkan kritis thd hadis, ❤
jazakallahu khayr syaikh....
Ijin menyimak Ustadz ❤❤❤
❤
Baru aye tahu
Nih
Subhanallah
Terkait jamak takdim..
Jika terkait jamaq qasar
Biayaa aye ngerjain saat ada safar
..mohon pencerahan nya
Fikih selalu begitu ada yg mutasyaddid, muthawassith, n mutasahil. Umat tinggal pilih mana yg disukai.
Kalau dijaman ini ga boleh jamak tak zdim, maka kita akan kseulitan, karena kepadatan perjalanan misal terjadi kemacetan, atau kita perjalanan jauh kita ikut kendaran umum, maka kita ga bisa berhenti semau kita, bisa2 kita ga sholat baik takzdim maupun takhir,
Yang benar, kita yang harus nurut sama Syariat. Bukan Syariat yang nurut sama kita.
Itu namanya ittiba, bersabar dan berserah diri. Namanya juga mencari pahala dan ridho Allah, nggak semudah itu untuk mendapatkannya
@@inovade ini masih dalam khilaf, tapi bagi yang biasa safar akan mengalami hal yang tidak memungkinkan, misal nt berniat jamak trakhir diperkirakan suatu tempat bisa dilakuin, tapi dipertengahan jalan macet lama terjadi hujan akhirnya ga ada kesempatan untuk sholat jamak zuhur ashar, nyampai bisa sampai maghrib atau isya? Akhirnya kan ditangkep 3 sholat atau empat sholat dlm satu waktu, maka lebih aman ya jamak tkzdim,
Bingung saya, ilmu yang sampai ke saya sampai komen ini saya tulis yaitu sholat qoshor itu hanya berlaku untuk musafir. Selama dia masih mukmin, walaupun sudah ada niat untuk safar, Sholatnya harus sempurna.
Bagaimana jamak sholat ketika sakit? Bolehkah?
@@alexaja9706 jamak sholat boleh, apabila waktu safar (jamak ta'hir) lebih utama dan saat di butuhkan (kondisi yang tidak memungkinkan).
tergantung sakitnya berat apa ringan.❤kalau berat bisa kalau ringan tidak bsa.
Kapan yang lebih afdal untuk jamak takdim? Apakah yang lebih afdal shalat jamak dengan jamak takdim ataukah jamak takhir?
Ada empat keadaan:
Pertama:
Jika dalam keadaan naazil (turun) pada waktu pertama, lalu di waktu kedua dalam keadaan saa-ir, maka afdalnya adalah shalat jamak takdim.
Kedua:
Jika dalam keadaan berkebalikan dari kondisi yang pertama, maka afdalnya adalah shalat jamak takhir.
فقد ثبت في الصحيحين عن أنس رضي الله عنه قال: ﻛﺎﻥ ﺭﺳﻮﻝ اﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺇﺫا اﺭﺗﺤﻞ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺰﻳﻎ اﻟﺸﻤﺲ ﺃﺧﺮ اﻟﻈﻬﺮ ﺇﻟﻰ ﻭﻗﺖ اﻟﻌﺼﺮ ﺛﻢ ﻧﺰﻝ ﻓﺠﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ فإﻥ ﺯاﻏﺖ ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﻳﺮﺗﺤﻞ ﺻﻠﻰ اﻟﻈﻬﺮ ﺛﻢ ﺭﻛﺐ.
Ada HADITS SHAHIH yang diriwayatkan oleh BUKHARI dan MUSLIM dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika pergi sebelum matahari tergelincir ke barat (waktu Zhuhur), beliau mengerjakan shalat Zhuhur dan Ashar pada waktu Ashar. Beliau turun pada waktu Ashar, lalu menjamak shalat Zhuhur dan Ashar. Jika beliau pergi setelah matahari tergelincir ke barat (masuk Zhuhur), maka beliau shalat Zhuhur dahulu, lalu berangkat.
Ketiga:
Jika dalam keadaan saa-ir (dalam perjalanan) pada kedua waktu.
Keempat:
Jika dalam keadaan naazil (sudah turun) pada kedua waktu.
Apakah yang afdal pada dua keadaan tadi, shalat jamak takdim ataukah jamak takhir?
Ibnu Hajar Al-Haitami memilih pendapat jamak takdim karena lebih melepaskan diri dari kewajiban.
Sedangkan Imam Ar-Ramli dan Al-Khathib memilih lebih afdal adalah shalat jamak takhir karena dua alasan:
Waktu shalat kedua adalah waktu untuk shalat pertama bagi orang yang memiliki uzur seperti menjamak shalat dan orang yang dalam keadaan darurat seperti yang telah hilang penghalang untuk shalat, maka menjamak shalat di waktu kedua lebih afdal daripada waktu pertama. Ini berlaku ketika dapat uzur saja yaitu menjamak shalat.
Agar keluar dari perselisihan ulama yang melarang jamak takdim seperti Imam Ahmad dan Ibnu Hazm. Keluar dari perselisihan itu dianjurkan.
Tulisan ini diringkas dari penjelasan Syaikh Sa’id Al-Jabiri di channel telegram beliau, @saeed_algabry.
Sumber rumaysho.com/36092-keadaan-yang-lebih-afdal-untuk-shalat-jamak-memilih-jamak-takdim-ataukah-jamak-takhir.html
@@bundaal6686 ini Mazhab Ahli Hadis
Ap setiap postingan sudah izin ke beliau? Ana bertanya ke beliau, beliau tidak tau channel ini
@@abu_uwwais setiap postingan tidak ada izin dari Syaikh tapi secara umum Syaikh membolehkan pada kajiannya untuk di potong dan di sebarkan atas kaumuslimin ini kata beliau, adapun apabila Syaikh hanya ingin konsentrasi pada media Atsar channel official saja dan melarang secara khusus kita tidak keberatan untuk hapus semua video yang telah di upload berkaitan dengan Beliau.
Bagaimana cara ana bisa beli buku yg beliau tulis??
@@user-hj8rd5rt7t insyaallah nanti kita tanyakan
Ada yg sudah diterjemahkan?
@@alghurabah7626 ada beberapa buku tapi ana pribadi masih belum dapat info pasti
@@user-hj8rd5rt7t
Segala karya Abu Al-Hasan Ali bin Jadallah, semoga Allah mengampuninya.
Tautan unduhan dari Telegram /
t.me/muallafatabulhasan
Baiknya pake bhs arab jelasinnya trus kasih subtitle, saya agak bingung memahami kata2 ustadz ini
@@tatakuwata7639 tidak semua orang baik dalam melihat dan memahami teks
La uda bagus gitu kok
Klo gak faham ya bidaah..pokoknya bidaaah...
Diulang ulang aja akhi, ana jg awal2 agk kesulitan memahami perkataan beliau, tp krn ilmunya yg luas, sayang kalau dilewatkan, jd ana ulang2 terus sampa paham. Alhamdulillah skrg cukup sekali dengar sdh paham apa yg disampaikan
@@jtvtransjtvtrans6867 maksud lo apa tong?
Afwan min.... antum kalau bikin judul itu sdh ijin syeikhnya blm sih? judulnya kok ga pas sama yg dibahas.
@@adityaakbar1618 anta bacanya apa...?? Dan isi kajian nya apa??
@@sabilulhuda6023 "sholat jamak diingkari ulama hadis!!?" Penjelasan syeikh nya kurang lebih mana yang lebih utama takhir atau taqdim. Sama apa ga?
@@adityaakbar1618 sahih, anta sudah paham masalah judul di situ ada tanda tanya??? Bukan pernyataan tapi pertanyaan dan anta tidak baca thumbnail video. Dan untuk judul teks di batasi
@@sabilulhuda6023 penggunaanmu ga cuma tanda tanya (?) saja, tapi pakai tanda seru (!). Kalau orang paham bahasa pasti mudeng itu sdh beda arti. Katakanlah antum buat seperti itu untuk menaikkan traffic, tapi afwan banyak masalah fikih yang antar ulama berbeda pendapat.
Takutnya banyak yang hanya melihat dr judul trs nyimpulin sendiri. Padahal tdk seperti itu penjelasan syeiknya. Barakallahufikum
❤