VIDEO|SEJARAH ASAL-USUL MASYARAKAT WAE REBO SESSION I
Vložit
- čas přidán 2. 01. 2021
- Kampung Wae Rebo terletak di kabupaten manggarai,Flores,Nusa Tenggara Timur. Kampung ini sangat unik, uniknya adalah mereka merupakan masyarakat yang masih mempertahankan status asal-usul dari adat istiadat, tipe bangunan, serta pola hidup.
Masyarakat Wae Rebo dominan berkeyakinan Katolik, berdasarkan sejarah,masyarakat wae rebo asli orang Minang, lalu menetap di Kampung Wae Rebo. #asalusulmasyarakatwaerebo#waerebo#adatwaerebo
simak sejarahnya di video ini, jangan lupa mendukung TV Culture Channel dengan cara Like,Subscribe,Share, komentar.
Saya sebagai orang Minang salut...dari dulu orang Minang telah bermigrasi keseluruh dunia ..di Aceh orang Minang jdi suku Aneuk jamee...di Malaysia jdi orang negri sembilan..difilipina jdi orang Filipina..di Riau jdi orang ocu..di divetnam jdi orang Vietnam..bahkan ada dsuriname..di Myanmar..Kamboja..tailand..bahkan di Amerika dan Eropa semua nya orang Minang jadi warga sana..tetapi ada yg lupa asal nya..ada yg tetap mengakui diri mereka tetap Minang sperti warga wae rebo..saluttt ..tidak lupa asal nya
Minangkabau is The Best In The World.
Wae Rebo berasal Dari Suku Minangkabau Sumatera Barat
Silahkan Kalian Datang & Kunjungi Negeri Minangkabau Sumatera Barat
Mantap orang Todo selalu mengingat nenek moyang, silakan datang ke Minangkabau tempat asal usul moyang. Saya yakin masih ada persamaan kebudayaan leluhur yang masih tinggal. Persaudaraan perlu dijalin lagi. Ratusan tahun berpisah tentu ada perubahan
1¹¹1qq11111qqqqqq
Salam dari orang minang saudara wae rebo
Halo minangkabau🎉
Jadi rindu dengan saudara" yg ada di Minangkabau,,,, 🙏
Datanglah kakak ke ramah minang tanah leluhurmu
@@fauzansikumbang502 lai uda namuah menampung makan jo tampek lalok,kwkakakw
@@yogiyogi4032 ngeri paretongan sanak mah
@@ryansol1550 kalau awak ndak paretongan do da,kalau tamu datang harus di layani ,karena emang gitu syariat islam,bapahalo awak ,
Selain waerebo di ntt ,dayak kudangan di kalimantan juga mengaku keturunan minangkabau , lalu ada lagi suku anak dalam di jambi , talang mamak di riau , aneuk jamee di aceh selatan dan suku rimba asli di negeri 9 mengaku keturunan minangkabau
Saya asli orang Minang merinding gw dengar kisah ketua adat Wei Rebo..
Iya. Bang🙏....
Saya orang Manggarai ....ternyata kita masih bersaudara adat❤️
bukan saudara adat. saja tapi saudara sedarah minang kabau yg kita cintai salam dari minang kabau
Iya itu semua cerita betul 😭😭😭
Buat saudra2 ku di sana minangkabau tak akan pernah melupakan mu aku ingin sekali ke sana
Salam sodara sy..wayrebo..dr minangkabau dijakarta..
Memanglah orang Minang ini sudah perantau dari dulu makanya turun temurun ga pernah betah di Padang.
makanya di mana" sll ada warung minang..di manggarai juga ada juga warung minang
Salam hangat dr minangkabau ya pak.smoga bapak sehat ya
Awak asli urang Minang kabau. Bapak hebat ingat dengan sejarah
Org minang sekarang harus kesini. Saya org jawa aja pernah kesitu!
Orang minang memang hebat2,presiden singapura pertama juga berasal dari minang,imam masjid di makkah juga ada yg berasal dari minang
Pendiri Indonesia, pendiri Brunei, pendiri Filipina
Pahlawan aceh cut nyakdin dan tengku umar pun keturunan minang dari kerajaan makudun sati pariaman.
Ciek salah urang awak nyo. Suko membangga2kan
@@ryansol1550onggok waaang yuang
@@ryansol1550dima salah e mambanggakan tu pakak ang mah,jaleh itu kebanggaan bagi sejarah minang pakak
Menurut data dari Natalius pigai seorang tokoh Papua yg jga mantan peneliti masyarakat Indonesia ,70persen orang Manggarai keturunan Minangkabau.
Penelitian Dr. Verhoeven memberikan petunjuk tentang adanya kehidupan zaman purba di daerah Manggarai (Mirsel dan Embu, 2004). Tempat hidup manusia purba antara lain ditemukan di Labuan Bajo, sedangkan alat-alat batu yang umumnya berbentuk mikrolit (flake and blade) ditemukan di Golo Bekkum, Liang Momer dan Liang Panas. Pada tahun 1951, tim yang sama membuat penggalian di beberapa situs antara lain di Liang Momer dan Liang Panas. Pada dua tempat itu, ditemukan tulang belulang manusia purba yang kemudian ditetapkan sebagai manusia protonegrito (Doroteus Hemo, 1990).
Penelitian tentang keberadaan manusia purba di Manggarai juga masih dilanjutkan hingga tahun 2004. Pada tanggal 7 November 2004, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan fosil berupa kerangka manusia yang diidentifikasi sebagai homo floresiensis (manusia dari Flores) di Liang Bua. Selain itu juga ditemukan periuk, beliung persegi dan beberapa benda lain. Temuan-temuan ini seperti menguak masa lalu orang Manggarai yang ternyata nenek moyang mereka telah menginjakkan kaki di tanah Manggarai jauh sebelum suku-suku lain di bumi Nusantara menetap dan bermigrasi ke sana.
Jika demikian, bagaimana hal itu dikaitkan dengan sejarah keberadaan setiap suku di Manggarai yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah pendatang? Apakah manusia purba yang ditemukan di Liang Bua pada waktu tertentu punah dan kemudian terjadi missing link (mata rantai terputus) seperti nasib Homo Erectus di Pulau Jawa? R.P. Soerjono (2005) dalam tulisannya di Majalah Tempo mengatakan bahwa sebenarnya masih banyak rahasia manusia kerdil dari Flores yang belum terjawab. Pernyataan ini menyajikan kenyataan bahwa di Manggarai ada penduduk asli yang sudah mendiami wilayah itu jauh sebelum beberapa suku di Nusantara menetap di sana.
Bahkan informasi yang disampaikan oleh Marybeth Erb (1997) mengatakan bahwa orang Manggarai berasal dari Vietnam dan Thailand. Pernyataan ini berdasarkan penelitiannya di Warloka yang menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Manggarai Barat dan menjadi informasi yang sangat luar biasa. Perdagangan yang dilakukan pada masa lampau membawa serta akibat pertemuan dengan penduduk asli dan adanya keputusan untuk menetap di sana. Apalagi posisi Warloka berdekatan dengan Kerajaan Bima di bagian Barat dan Kerajaan Gowa di bagian Utara.
Meskipun demikian, studi-studi kritis yang menelusuri sumber-sumber sejarah berusaha meluruskan sejarah yang disorientasikan. Ada satu kesalahan dalam pelajaran sejarah yang menyatakan seakan-akan orang-orang Manggarai hanya berasal dari satu suku dan satu nenek moyang (Toda, 1992). Penelitian-penelitian ilmiah atas temuan fosil serta kontak dengan pihak luar melalui perdagangan menunjukkan dengan tegas bahwa orang-orang Manggarai berasal dari suku dan keturunan yang berbeda. Toda (1992) dalam hasil studinya menyebutkan keturunan-keturunan itu berasal dari Sumba, Mandosawu, Pong Welak, Sulawesi Selatan, Bima, Turki, Melayu-Malaka, Melayu-Minangkabau, dan Tanah Dena.
Toda (1992) juga menjelaskan bahwa keturunan-keturunan yang beranekaragam ini kemudian tersebar di seluruh Manggarai. Keturunan Wangsa Kuleng (Mandusawu) berasal dari Turki. Dari kepandaian yang mereka miliki pada masa itu, jelas bahwa mereka bukan berasal dari kebudayaan batu melainkan keturunan manusia yang sudah mengenal menyepuh logam. Maka, amat mungkin orang-orang Turki ini adalah pedagang-pedagang yang terdampar dan menetap di Manggarai pada abad ke-16. Wangsa Kuleng inilah yang mengasalkan dalu Cibal dan Dalu Lamba Leda di wilayah Manggarai.
Pada bukunya berjudul ”Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi” Toda (1992) menjelaskan keturunan Sumba membentuk Adak Bajo yang berpusat di Tangge dan membawahi sejumlah wilayah Selatan dan Barat Manggarai sehingga membentuk gelarang-gelarang adak dan beberapa kedaluan seperti: Dalu Kolang, Lo’ok, Wontong, Munting Welak, Matawae dan Ramut. Selain keturunan Sumba dan Turki, ada pula migran asal Sulawesi Selatan dan Bima yang menetap di Manggarai, baik di bagian Barat maupun di pantai utara dan sedikit di selatan.
Diduga kuat, migrasi ini terjadi pada abad ke-16 tatkala Kerajaan Luwu dan Goa berjaya dan memperluas kerajaannya. Pada masa itu gelombang migrasi terjadi selain karena keinginan sukarela, juga karena adanya tekanan politik lalu menjadi pelarian politik ke pulau-pulau lain, termasuk ke Manggarai. Akan tetapi, gelombang pelarian politik terbesar terjadi setelah Perjanjian Bungaya 18 November 1667 antara Belanda dan Kerajaan Goa-Tallo (Sultan Hasanudin).
Selain suku-suku yang disebutkan di atas, masih ada suku lain yang menjadi pendatang di Manggarai yaitu suku Melayu Minangkabau. Mereka mendirikan dalu dan mendiami wilayah selatan Manggarai. Suku ini mendapat tempat tersendiri dalam sejarah Manggarai karena mejadi penantang kerajaan Cibal yang terletak di utara. Kelompok yang menjadi keturunan langsung dari Minangkabau adalah keturunan Todo-Pongkor.
Dari uraian yang menyelisik usul-asal ini dapat disimpulkan bahwa orang Manggarai tidak berasal dari satu keturunan saja. Mereka datang dari Sumba, Malaka, Minangkabau, Sulawesi Selatan, Bima dan bahkan dari Turki dengan daerah pemukiman serta persebaran utamanya yang berbeda-beda pula. Dewasa ini, dengan adanya mobilitas sosial yang tinggi dan pembauran lewat perkawinan, suku-suku dengan usul-asal yang berbeda ini mulai tercampur baur membentuk identitas baru yang lebih “Manggarai” (Mirsel dan Embu, 2004).
Latar belakang yang berbeda itu menjadi alasan beberapa dekade terakhir orang Manggarai mulai menelusuri kembali identitas mereka. Sebenarnya nenek moyang mereka berasal dari mana saja. Apa benar seperti klaim selama ini nenek moyang orang Manggarai hanya berasal dari Minangkabau? Pencarian-pencarian itulah yang mengantar pada beberapa fakta mengejutkan bahwa orang Manggarai berasal dari berbagai daerah di Nusantara bahkan juga negara tetangga. Fakta-fakta yang sebelumnya tersembunyi dan berserakkan kini berhasil dikumpulkan.
Dengan berbagai latar belakang yang demikian, semuanya menjadi satu dalam budaya Manggarai. Perpaduan berbagai latar belakang turut memperkaya budaya dan tradisi orang Manggarai. Pandangan terhadap alam, kehiduan sosial, toleransi, keagamaan, tanah, air, rumah dan masih banyak lainnya merupakan efek lanjut dari keberagaman latar belakang orang Manggarai. Semuanya terangkum dalam filosofi hidup orang Manggarai yang masih terus bertahan hingga sekarang
Makanya..dijakarta ada manggarai..ada jl.minangkabau..ini bkn suatu kebetulan
@@sangpejalankaki3739 yup.itu lokasi yg berdekatan
@@ultrasmanggarai7806 👍🏻👍🏻👍🏻setuju..saya rasa manggarai ada penghuni aslinya org manggarai.mungkin mayoritas memang dari minangkabau karena sudah kawin mawin.bukan berarti semua org manggarai asal usulnya dari minangkabau👍🏻maf klo salah,tabe🙏
@@ultrasmanggarai7806 iyah keturunan asli minang adalah todo pongkor sampe waerebo ini👍🏻
Salam persaudaraan dari minang kabau
Salam dari minang bengkulu saudaraku, salut tidak lupa sejarah, meluruskan adu kerbau tersebut bukan antara kakak beradik saidaeaku, melainkan adu kerbau antara kerajaan pagaruyung minang & kerajaan majapahit jawa, untuk menghindari perang/pertumpahan darah
Adu kerbau itu dulu tradisi. Di lakukan bukan hanya pagaruyung dan Majapahit sja. Untuk menghindari konflik Maka mending adu kerbau saja.
Salut buat bapak ini gak lupa dengan leluhurnya,salam sesama keturunan minangkabau
salam dari ranah minang ..............
Mntap bpak.. Uda tua tggl daera pedalamn jau dr sgla bntuk apapun.. Tpi bhasa indonesia sngat koko dan sngat paham bagi smua org yg mndengar critanya... Jdi enak critanya... Bgmna d kmpung kawan2 yg lain ada gak org tua sperti ..🙏😍😍😍
Salam dari minang kabau bapak datuk sehat selalu untuk saudara wae rebo di manggarai aamiin
Salam dari ranah Minangkabau saudaraku👍👍🙏🙏
Memang benar manggarai itu asalnya dari minang kabau...namun adapun disebagian besar wilayah dimanggarai tercampur ras dari kedaluan bima (NTB) dan goa,bajo,selayar,(sulawesi). Tetapi bukan tidak mungkin pada saat itu wilayah manggarai pasti ada suku bangsa asli terbukti ditemukan fosil manusia purba....untuk membedakan mana manggarai minangkabau dan manggarai dari sulawesi secara akurat yaitu budaya manggarai yg sangat intim yaitu ting hang ema lopo ende lopo..yg paling kuat budaya ini adalah manggarai dari minangkabau..
Salam saya asli minang banga punya saudara dari plores
Salam dari Minang Sumatra barat
Sangat menjaga sejarah keluarga ya orang Minang
Mantap bpk Bahasa indonesianya sangat bagus
wkwkwk jadi akhirnya mulu wkwkw
Mau orang wae rebo keturunan Minang kek keturunan mana kek yg penting kita satu Indonesia semua saudara. NKRI harga mati. .🇮🇩
preet.ini soal asal usul.
Bongak
@@amekriborara4625 bnyak pro kontra maleh den caliak ..pesan buat orang Manggarai .klo kalian gk percaya ya silahkan. tpi sejarah mengatakan fakta nya dri minang.
@@Oranganeh918 waang nan bongak.sketek2 nkri .ini ndak ado hubungan jo nkri2.iko asal.usul.suatu kaum!
Nkri..baru thn 45..ini lbh dr nkri
semoga bapak ini di berikan umur yg panjang.. tym pa..🙏
Ketika suku minangkabau masuk di todo, suku apa yg sudah ada atau yg menerima mereka di todo, karena ada cerita yg terkait dg nama seorang nenek moyang yg pernah tinggal di gunung ranaka namanya Sawusa yg keturunannya sudah menyebar di setiap kampung /desa /kedaluan/gelarang sebelum suku minangkau datang. Menurut cerita bahwa sebelum suku minangkau datang ke manggarai/todo sudah ada penduduk yg menyebar disetiap wilayah kedaluan/gelarang ( sebelum masa penjajah) yg menurut cerita kalau Sawusa itu yg pernah tinunggal di ranaka adalah berasal dari Turki, yg hingga saat ini menyebar di tiga kabupaten manggarai.
Mantap 👍👍👍
Tidak sadar air mataku menetes mendengar cerita Ketua Adat Wae Rebo moga sehatt sllu Datuk Kami Ketua Adat Wae Rebo
salam dari minangkabau
Akhirnya pak, semoga sukses
Apa yg diceritakan oleh tua adat itu benar, bahwa nenek moyang sebagian orang manggarai itu berasal dari minangkabau dan mendarat pertamakali di Waraloka dari situ mereka berjalan terus mereka kakak beradik serta keluarga mereka sampai di lembor mereka sepakat untuk berpisah yang kakak dan keluarganya menyusuri bagian utara poco pontoara dan sempat tinggal di Lale lombong di desa Perang sekarang lalu mereka berjalan lagi dan menetap di Kilor sampai saat ini sdh 7 sub suku kecil perkembangannya bukti sejarahnya di kampung kilor itu ada besi tebal menyerupai jangkar (manggar bahasa manggarainya) sedangkan adik dan keluarganya menyusuri sisi bagian selatan poco Pontoara dan sekarang yg mendiami kampung wae rebo.
Mantap 👍👍👍👍
Saya jga bp Orang suka manggarai Barat kec,kuwus asal mingka bau, orang pertama yg sya tau dulu di turunan pertama .namanya RATO di Waerana, sekarang sya guru SMA di manggarai Barat kec.Boleng .salam utk semua kel Ss
Orang minang bukan cuma di wae rebo, tapi disetiap pasar di NTT pasti ada . Mereka dagang pakayan dan warung padang😊
Terima kasih Kraeng tu'a.
Mantap sukses kedepanya
Keren 👍👍🇮🇩
mana yg benar secara historis untuk tidak masuk dalam versi guna membenarkan keadaan sosial yg dengan dibungkus legenda2 yg berbeda2. Ini tantangan buat sejarahwan
Akirnya terdampar di manggrai dan Akirnya tinggal di waerebo
Penelitian Dr. Verhoeven memberikan petunjuk tentang adanya kehidupan zaman purba di daerah Manggarai (Mirsel dan Embu, 2004). Tempat hidup manusia purba antara lain ditemukan di Labuan Bajo, sedangkan alat-alat batu yang umumnya berbentuk mikrolit (flake and blade) ditemukan di Golo Bekkum, Liang Momer dan Liang Panas. Pada tahun 1951, tim yang sama membuat penggalian di beberapa situs antara lain di Liang Momer dan Liang Panas. Pada dua tempat itu, ditemukan tulang belulang manusia purba yang kemudian ditetapkan sebagai manusia protonegrito (Doroteus Hemo, 1990).
Penelitian tentang keberadaan manusia purba di Manggarai juga masih dilanjutkan hingga tahun 2004. Pada tanggal 7 November 2004, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan fosil berupa kerangka manusia yang diidentifikasi sebagai homo floresiensis (manusia dari Flores) di Liang Bua. Selain itu juga ditemukan periuk, beliung persegi dan beberapa benda lain. Temuan-temuan ini seperti menguak masa lalu orang Manggarai yang ternyata nenek moyang mereka telah menginjakkan kaki di tanah Manggarai jauh sebelum suku-suku lain di bumi Nusantara menetap dan bermigrasi ke sana.
Jika demikian, bagaimana hal itu dikaitkan dengan sejarah keberadaan setiap suku di Manggarai yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah pendatang? Apakah manusia purba yang ditemukan di Liang Bua pada waktu tertentu punah dan kemudian terjadi missing link (mata rantai terputus) seperti nasib Homo Erectus di Pulau Jawa? R.P. Soerjono (2005) dalam tulisannya di Majalah Tempo mengatakan bahwa sebenarnya masih banyak rahasia manusia kerdil dari Flores yang belum terjawab. Pernyataan ini menyajikan kenyataan bahwa di Manggarai ada penduduk asli yang sudah mendiami wilayah itu jauh sebelum beberapa suku di Nusantara menetap di sana.
Bahkan informasi yang disampaikan oleh Marybeth Erb (1997) mengatakan bahwa orang Manggarai berasal dari Vietnam dan Thailand. Pernyataan ini berdasarkan penelitiannya di Warloka yang menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Manggarai Barat dan menjadi informasi yang sangat luar biasa. Perdagangan yang dilakukan pada masa lampau membawa serta akibat pertemuan dengan penduduk asli dan adanya keputusan untuk menetap di sana. Apalagi posisi Warloka berdekatan dengan Kerajaan Bima di bagian Barat dan Kerajaan Gowa di bagian Utara.
Meskipun demikian, studi-studi kritis yang menelusuri sumber-sumber sejarah berusaha meluruskan sejarah yang disorientasikan. Ada satu kesalahan dalam pelajaran sejarah yang menyatakan seakan-akan orang-orang Manggarai hanya berasal dari satu suku dan satu nenek moyang (Toda, 1992). Penelitian-penelitian ilmiah atas temuan fosil serta kontak dengan pihak luar melalui perdagangan menunjukkan dengan tegas bahwa orang-orang Manggarai berasal dari suku dan keturunan yang berbeda. Toda (1992) dalam hasil studinya menyebutkan keturunan-keturunan itu berasal dari Sumba, Mandosawu, Pong Welak, Sulawesi Selatan, Bima, Turki, Melayu-Malaka, Melayu-Minangkabau, dan Tanah Dena.
Toda (1992) juga menjelaskan bahwa keturunan-keturunan yang beranekaragam ini kemudian tersebar di seluruh Manggarai. Keturunan Wangsa Kuleng (Mandusawu) berasal dari Turki. Dari kepandaian yang mereka miliki pada masa itu, jelas bahwa mereka bukan berasal dari kebudayaan batu melainkan keturunan manusia yang sudah mengenal menyepuh logam. Maka, amat mungkin orang-orang Turki ini adalah pedagang-pedagang yang terdampar dan menetap di Manggarai pada abad ke-16. Wangsa Kuleng inilah yang mengasalkan dalu Cibal dan Dalu Lamba Leda di wilayah Manggarai.
Pada bukunya berjudul ”Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi” Toda (1992) menjelaskan keturunan Sumba membentuk Adak Bajo yang berpusat di Tangge dan membawahi sejumlah wilayah Selatan dan Barat Manggarai sehingga membentuk gelarang-gelarang adak dan beberapa kedaluan seperti: Dalu Kolang, Lo’ok, Wontong, Munting Welak, Matawae dan Ramut. Selain keturunan Sumba dan Turki, ada pula migran asal Sulawesi Selatan dan Bima yang menetap di Manggarai, baik di bagian Barat maupun di pantai utara dan sedikit di selatan.
Diduga kuat, migrasi ini terjadi pada abad ke-16 tatkala Kerajaan Luwu dan Goa berjaya dan memperluas kerajaannya. Pada masa itu gelombang migrasi terjadi selain karena keinginan sukarela, juga karena adanya tekanan politik lalu menjadi pelarian politik ke pulau-pulau lain, termasuk ke Manggarai. Akan tetapi, gelombang pelarian politik terbesar terjadi setelah Perjanjian Bungaya 18 November 1667 antara Belanda dan Kerajaan Goa-Tallo (Sultan Hasanudin).
Selain suku-suku yang disebutkan di atas, masih ada suku lain yang menjadi pendatang di Manggarai yaitu suku Melayu Minangkabau. Mereka mendirikan dalu dan mendiami wilayah selatan Manggarai. Suku ini mendapat tempat tersendiri dalam sejarah Manggarai karena mejadi penantang kerajaan Cibal yang terletak di utara. Kelompok yang menjadi keturunan langsung dari Minangkabau adalah keturunan Todo-Pongkor.
Dari uraian yang menyelisik usul-asal ini dapat disimpulkan bahwa orang Manggarai tidak berasal dari satu keturunan saja. Mereka datang dari Sumba, Malaka, Minangkabau, Sulawesi Selatan, Bima dan bahkan dari Turki dengan daerah pemukiman serta persebaran utamanya yang berbeda-beda pula. Dewasa ini, dengan adanya mobilitas sosial yang tinggi dan pembauran lewat perkawinan, suku-suku dengan usul-asal yang berbeda ini mulai tercampur baur membentuk identitas baru yang lebih “Manggarai” (Mirsel dan Embu, 2004).
Latar belakang yang berbeda itu menjadi alasan beberapa dekade terakhir orang Manggarai mulai menelusuri kembali identitas mereka. Sebenarnya nenek moyang mereka berasal dari mana saja. Apa benar seperti klaim selama ini nenek moyang orang Manggarai hanya berasal dari Minangkabau? Pencarian-pencarian itulah yang mengantar pada beberapa fakta mengejutkan bahwa orang Manggarai berasal dari berbagai daerah di Nusantara bahkan juga negara tetangga. Fakta-fakta yang sebelumnya tersembunyi dan berserakkan kini berhasil dikumpulkan.
Dengan berbagai latar belakang yang demikian, semuanya menjadi satu dalam budaya Manggarai. Perpaduan berbagai latar belakang turut memperkaya budaya dan tradisi orang Manggarai. Pandangan terhadap alam, kehiduan sosial, toleransi, keagamaan, tanah, air, rumah dan masih banyak lainnya merupakan efek lanjut dari keberagaman latar belakang orang Manggarai. Semuanya terangkum dalam filosofi hidup orang Manggarai yang masih terus bertahan hingga sekarang
Sejarah penjajah
Sejarah sampai sekarang tidak membuktikan adanya dinosaurus fosil atau rangka yg ada di musium sudah di rekayasa...peneliti sejarah dari Inggris membongkar kebohongan itu.. Anda masih percaya.. Yg mengetahui sejarah adat mereka ya mereka sendiri bukan org asing paham
Mereka berasal Dari Suku Minangkabau Sumatera Barat....
Saya lebih percaya apa yang dikatakan tetua adat waerebo bukan dongeng penjajah , melaka itu kesultanan islam abad ke 16 sedangkan mereka menyebut nenek moyang mereka masih animisme sesuai agama leluhur orang sumatera
Kajian Peneliti peneliti itu cuma dongeng penjajah
manggarai...hebat
Boleh bergabung sodara..wae rebo di minang diaspora global network..
Sehat sllu kraeng tua
Dongeng
Akhirnya, akhirnya
Ada juga yg muslim keturunan Minangkabau kraeng tu'a ,konon dulu trans dari Todo juga🙏salam dari kami lembor smoga kraeng tua sehat selalu
Tara manga muslim..cee manggarai..wajol du mai diset bima agu diset bugis....
Lelo kt sot one pesisir..
@@reginaldustriyuliusharu4173 toe sanggen Taung kes,manga asli Manggarai tapi muslim agu manga Kole ase kaed ata katolik.ca keluarga tapi beda imbi
contoh yg di lembor slatan nagalili mereka adik bersaudara sama orang kampung kaca,suaminya dari bima istrinya orang dari kampung kaca dan jadi tinggal di nangalili..dan ikut muslim,
Manggarai wae rebo...
Salam dari Minangkabau 🙏
Kami ada warung minang di Manggarai kapan2 aja kami ke Sumatra Minangkabau.
Akhirnya bertambah terus😂😂😂😂
Saya Minang pengen kesini,ketemu sama saudara jauh.
Perjalann yg sangat jauh
Orang warebo dan magarai, jalan jalanlaj ke minang.
sy rasa suku wae rebo memang dari minang kabau tapi sewaktu metantau agama masih animisme sebelum islam masuk....sy respek semoga sehat slalu den orang minang parantau jakarta...😘😉
pantasan orang ntt suka lagu minang tak ubahnya dengar musik saudaranya sendiri...😉😊
Betul, saya setuju, migrasinya terjadi sebelum Islam masuk ke Minangkabau, beda dg migrasi orang Minangkabau ke Aceh Barat dan Aceh Selatan, Negeri Sembilan dan Panrai Timur Sumatera yg terjadi setelah Islam masuk ke Minangkabau.
@@chandrabb768 iyo😁😁😁
@@chandrabb768 tidak semua manggarai, kami asli manggarai bukan berasal dari minang
@@attaatwoo1001ya kan di judul juga di diceritakan khusus wae rebo
sehat selalu ema tu,a
Akirnya akirnya akirnya
mantap e ..
Izin share kk
Salam dari ranah Minangkabau
Gaga melajunne😂😂
Baeng kraeng tua e, semoga sehat e kradng tua, akhirnya
Baeng Kraeng, kl org Makassar Daeng(kakak yg tertua) dan Karaeng (Raja)…. Wae kld makassar artinya Air
@@arungnawayka5050 sama bang, kalo orang manggarai, kraeng itu suatu bentuk sapaan yang sungguh sopan, dan di manggarai, wae juga artinya air
Ternyata mirip dengan adu kerbau di Minangkabau
Kami di sini..tdk ada adu kerbau
@@reginaldustriyuliusharu4173 ooo
Sy lahir di kampung wae rebo, sejak SD juga ada ceritera seperti ini tetapi alur ceritanya agak berbeda. Menurut sy perlu ada penelitian sejarah guna memastikan versi mana yg ben
Ini sudah versi benar Dunsanak. Beliau Kepala Adat mu bukan???
@@junaidipurwanto5926 masih simpang-siur itu, belum ada bukti otentik.
Bagusnya sih menggunakan bahasa manggarai baru diterjemahkan ke bahsa indonesia dgn dibantu sama org lain...
RIP Ame Alex❤️🙏
Minangkabau suku pegembara di Aceh Anak jamme
Wah kisah tentang adu kerbau itu mirip banget sama kisah adu kerbau minangkabau
Cuman dalam minang, adu kerbaunya itu perebutan wilayang minang oleh orng orng dari jawa,
Kerbau kecil punya orng minanang, yang ada pisaunya tanduknya
Kerbau besar punya orng jawa
Kerbau kecil sengaja ga di kasih makan dan susu ber hari hari, agar pas di adu dengan kerbau besar, kerbau kecil akan menyangka itu induknya
Lalu ya pas di adu, perut kerbau besar robek, trus kerbaunya lari cukup jauh
Lalu berdasarkan kejadian kerbau yang lari dalam keadaan perut yang terjuntai, lahir lah bbrapa nama desa di sumatra sumbar
Ada nama daerahnya si jangek, jangek artinya kulit, itu tempat dimana kerbau akhirnya mati lalu di kuliti untuk di ambil dagingnya
Ada bbrapa nama desa yang lahir
Dan motif adu kerbau itu karna perebutan wilayah minang oleh jawa, menurut cerita
Karna sblum itu memang sudah ada perang kecil kecil, trus di cari akal buat mengakali
Mungkin yang di maksud 2 bersaudara ini beda namanya di desa wae rebo
Tapi di minang mreka brdua di sebut
Datuak parapatiah nan sabatang
Satu lagi datuak katumanggungan
Mreka memang punya 1 adik perempuan
Mreka brdua memang pada awalnya punya selisih paham dalam polafikir dan hukum
Yang saya sebut tadi itu Gelar dari mereka, bukan nama
Saya lupa siapa nama kecil mreka
Orang minang laki laki semuanya punya gelar , atau kami sebut gala
Biasanya itu di peroleh ketika sudah menikah
Jadi laki laki punya 2 nama
Nama kecil ,
Dan nama gala
Wahhh mirip
Saya orang manggrai. Dan wae rebo ada di manggrai. Asal usul nenek moyang kami memang orang Minang kabau. Dri sejarahnya memang terdpat bnyk kemiripan. Tu sebabnya di rumah adat orang manggrai pasti di pasang tanduk kerbau pada puncaknya.
Itu datuk katumengung Dan marpatih nan sabatang yg beradik Kakak itu masih kerajaan pagaruyung
Kandang2 orang asli di suatu tempat selalu beri hak kekuasaannya kepada orang pendatang,yg pendatang tdk diri ,mulai putar balik sejarah ,tapi bukti rumah adat wairebo itu adalah rumah adat rumpung MELASESIA:seperti di Timor,Alor,Papua dan sevagian kecil dimaluku.
goblok kamu
Bengak kau
Kamu tdak bisa dengar cerita dri bapk ketua adat tsb?jadi orang dengki boleh bodoh jgn.
@@adityavarman6880 hahahha 😂
Penelitian Dr. Verhoeven memberikan petunjuk tentang adanya kehidupan zaman purba di daerah Manggarai (Mirsel dan Embu, 2004). Tempat hidup manusia purba antara lain ditemukan di Labuan Bajo, sedangkan alat-alat batu yang umumnya berbentuk mikrolit (flake and blade) ditemukan di Golo Bekkum, Liang Momer dan Liang Panas. Pada tahun 1951, tim yang sama membuat penggalian di beberapa situs antara lain di Liang Momer dan Liang Panas. Pada dua tempat itu, ditemukan tulang belulang manusia purba yang kemudian ditetapkan sebagai manusia protonegrito (Doroteus Hemo, 1990).
Penelitian tentang keberadaan manusia purba di Manggarai juga masih dilanjutkan hingga tahun 2004. Pada tanggal 7 November 2004, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan fosil berupa kerangka manusia yang diidentifikasi sebagai homo floresiensis (manusia dari Flores) di Liang Bua. Selain itu juga ditemukan periuk, beliung persegi dan beberapa benda lain. Temuan-temuan ini seperti menguak masa lalu orang Manggarai yang ternyata nenek moyang mereka telah menginjakkan kaki di tanah Manggarai jauh sebelum suku-suku lain di bumi Nusantara menetap dan bermigrasi ke sana.
Jika demikian, bagaimana hal itu dikaitkan dengan sejarah keberadaan setiap suku di Manggarai yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah pendatang? Apakah manusia purba yang ditemukan di Liang Bua pada waktu tertentu punah dan kemudian terjadi missing link (mata rantai terputus) seperti nasib Homo Erectus di Pulau Jawa? R.P. Soerjono (2005) dalam tulisannya di Majalah Tempo mengatakan bahwa sebenarnya masih banyak rahasia manusia kerdil dari Flores yang belum terjawab. Pernyataan ini menyajikan kenyataan bahwa di Manggarai ada penduduk asli yang sudah mendiami wilayah itu jauh sebelum beberapa suku di Nusantara menetap di sana.
Bahkan informasi yang disampaikan oleh Marybeth Erb (1997) mengatakan bahwa orang Manggarai berasal dari Vietnam dan Thailand. Pernyataan ini berdasarkan penelitiannya di Warloka yang menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Manggarai Barat dan menjadi informasi yang sangat luar biasa. Perdagangan yang dilakukan pada masa lampau membawa serta akibat pertemuan dengan penduduk asli dan adanya keputusan untuk menetap di sana. Apalagi posisi Warloka berdekatan dengan Kerajaan Bima di bagian Barat dan Kerajaan Gowa di bagian Utara.
Meskipun demikian, studi-studi kritis yang menelusuri sumber-sumber sejarah berusaha meluruskan sejarah yang disorientasikan. Ada satu kesalahan dalam pelajaran sejarah yang menyatakan seakan-akan orang-orang Manggarai hanya berasal dari satu suku dan satu nenek moyang (Toda, 1992). Penelitian-penelitian ilmiah atas temuan fosil serta kontak dengan pihak luar melalui perdagangan menunjukkan dengan tegas bahwa orang-orang Manggarai berasal dari suku dan keturunan yang berbeda. Toda (1992) dalam hasil studinya menyebutkan keturunan-keturunan itu berasal dari Sumba, Mandosawu, Pong Welak, Sulawesi Selatan, Bima, Turki, Melayu-Malaka, Melayu-Minangkabau, dan Tanah Dena.
Toda (1992) juga menjelaskan bahwa keturunan-keturunan yang beranekaragam ini kemudian tersebar di seluruh Manggarai. Keturunan Wangsa Kuleng (Mandusawu) berasal dari Turki. Dari kepandaian yang mereka miliki pada masa itu, jelas bahwa mereka bukan berasal dari kebudayaan batu melainkan keturunan manusia yang sudah mengenal menyepuh logam. Maka, amat mungkin orang-orang Turki ini adalah pedagang-pedagang yang terdampar dan menetap di Manggarai pada abad ke-16. Wangsa Kuleng inilah yang mengasalkan dalu Cibal dan Dalu Lamba Leda di wilayah Manggarai.
Pada bukunya berjudul ”Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi” Toda (1992) menjelaskan keturunan Sumba membentuk Adak Bajo yang berpusat di Tangge dan membawahi sejumlah wilayah Selatan dan Barat Manggarai sehingga membentuk gelarang-gelarang adak dan beberapa kedaluan seperti: Dalu Kolang, Lo’ok, Wontong, Munting Welak, Matawae dan Ramut. Selain keturunan Sumba dan Turki, ada pula migran asal Sulawesi Selatan dan Bima yang menetap di Manggarai, baik di bagian Barat maupun di pantai utara dan sedikit di selatan.
Diduga kuat, migrasi ini terjadi pada abad ke-16 tatkala Kerajaan Luwu dan Goa berjaya dan memperluas kerajaannya. Pada masa itu gelombang migrasi terjadi selain karena keinginan sukarela, juga karena adanya tekanan politik lalu menjadi pelarian politik ke pulau-pulau lain, termasuk ke Manggarai. Akan tetapi, gelombang pelarian politik terbesar terjadi setelah Perjanjian Bungaya 18 November 1667 antara Belanda dan Kerajaan Goa-Tallo (Sultan Hasanudin).
Selain suku-suku yang disebutkan di atas, masih ada suku lain yang menjadi pendatang di Manggarai yaitu suku Melayu Minangkabau. Mereka mendirikan dalu dan mendiami wilayah selatan Manggarai. Suku ini mendapat tempat tersendiri dalam sejarah Manggarai karena mejadi penantang kerajaan Cibal yang terletak di utara. Kelompok yang menjadi keturunan langsung dari Minangkabau adalah keturunan Todo-Pongkor.
Dari uraian yang menyelisik usul-asal ini dapat disimpulkan bahwa orang Manggarai tidak berasal dari satu keturunan saja. Mereka datang dari Sumba, Malaka, Minangkabau, Sulawesi Selatan, Bima dan bahkan dari Turki dengan daerah pemukiman serta persebaran utamanya yang berbeda-beda pula. Dewasa ini, dengan adanya mobilitas sosial yang tinggi dan pembauran lewat perkawinan, suku-suku dengan usul-asal yang berbeda ini mulai tercampur baur membentuk identitas baru yang lebih “Manggarai” (Mirsel dan Embu, 2004).
Latar belakang yang berbeda itu menjadi alasan beberapa dekade terakhir orang Manggarai mulai menelusuri kembali identitas mereka. Sebenarnya nenek moyang mereka berasal dari mana saja. Apa benar seperti klaim selama ini nenek moyang orang Manggarai hanya berasal dari Minangkabau? Pencarian-pencarian itulah yang mengantar pada beberapa fakta mengejutkan bahwa orang Manggarai berasal dari berbagai daerah di Nusantara bahkan juga negara tetangga. Fakta-fakta yang sebelumnya tersembunyi dan berserakkan kini berhasil dikumpulkan.
Dengan berbagai latar belakang yang demikian, semuanya menjadi satu dalam budaya Manggarai. Perpaduan berbagai latar belakang turut memperkaya budaya dan tradisi orang Manggarai. Pandangan terhadap alam, kehiduan sosial, toleransi, keagamaan, tanah, air, rumah dan masih banyak lainnya merupakan efek lanjut dari keberagaman latar belakang orang Manggarai. Semuanya terangkum dalam filosofi hidup orang Manggarai yang masih terus bertahan hingga sekarang
Beda sekali dg Kampar Bangkinang taluak..nan indak maakui
Mereka sombong alah lupo kacang jo kulik
Dialah lah dirasoi, beko nyo tapakai antah dek musibah apo", mereka akan Liek dia yg takajuik dan manolong duluan. Kadang org br ingat sodara kl lg kena musibah.
Sebelum orang Minang datang,, berarti Uda ada orang Manggarai nya,, pak, berarti campuran,bukan semua dari Minang kabau,,
Pulang lah saudara ku ke Minang kabau kami akan sambut dengan rendang
@@edygasius ke tolol ya ...bagi orang mangarai yg ga da sangkut nya dengan suku Minang buat apa,,,lagi pun di sini komen mempersatu,,mau yg ada darah Minang mau ga apa salah nya dia silaturahmi ke Sumbar ,,,Sumbar kan masih Indonesia,,tolol asli
@@edygasius satu lagi ya siapapun boleh ke Sumbar kecuali orang kyk kw ,,,asal ke tau mulai dari timur sampai Indonesia barat semua bersaudara...jangan pernah ke bedakan,,suku adalah warna yg pada dasarnya kita satu kecuali benak moyang kaw yg komen buat merah belah bngsa
@@edygasius serah lu lah peak.ga usah lu ke minang. bisa gua pijak pijak lu
@UCvxqvOY3DT2usKeRLtyAP-A dari asal usul suku mlah larinya ke agama ..mnusia macam apa lah kau ini.sory ye gua bukan Minang assuuu..
@@edygasius sembahhh yesus tu sampee isi otak lu hancurrr
Ada hal-hal yang prinsipil yang perlu diperbaiki dalam sejarah yang disampaikan ini, ini menyesatkan generasi berikutnya.
Sebelum suku minang masuk manggarai sdh ada penduduk asli di Manggarai. Berdasarkan petunjuk yang diberikan kepadaku, orang minang yang datang ke manggarai hanya 4 bersaudara, semua laki-laki.
Mereka kawin-mawin dengan penduduk asli. Mereka migrasi ke timur setelah perang dengan bejawa. banyak di antara mereka tidak kembali ke manggarai., ttp melanjutkan perjalanan ke arah timur Flores bahkan Timor Leste.
RIP Pak Alex
Dayak Tomon juga keturunan minang katanya . dan ada juga suku buqis yang salah satunya keturunan minang
Salam persaudaraan minangkabau dayak tomon keturunan minangkabau👍👍
baca sejarah orang2 dipulau selayar sulsel.
@@pantainipah5606 pak tlg diberikan penjellasannya ttg ada keturunan minang di selayar sulsel wassalam
@@amrisamir6393 Bugis dan Minangkabau dari dulu punya hubungan sejarah, itulah sebabnya di Sumatra pun juga banyak Bugis
"Kami berasal dari" 👉 0:54
Kami suku Chaniago siap menerima kedatangan saudaraku Dari Wae Rebo. Ke Payakumbuh
Bkan hanya di wae rebo bang,pada umumnya,hampir 80% mggrai tengah sku minangkbau
@@johntebaktiar2978 Insya Allah saya Akan ke Wae Rebo saudaraku. Sampaikan ke Datuk kepala suku. 🙏
@@johntebaktiar2978 Kami suku Caniago insyaallah Akan datang ke Manggarai
@@johntebaktiar2978 kamu tau dari mana
@@penikmat619 literatursejarah serta keterangan salah satu kepala suku di Wae Rebo🙏
bahwa Manggarai bukan kekuasaan Belanda-Bima adalah kunjungan orang Barat ke Manggarai baru terjadi pada 1880. Fredericus Albertus Colfs adalah orang Barat pertama yang menjelajahi wilayah Manggarai untuk meneliti perihal kupu-kupu. Colfs membuat peta pedalaman Manggarai. Jadi meski seandainya Manggarai telah menjadi wilayah kekuasaan Belanda, Belanda sejatinya tidak pernah tahu menahu, apalagi mengurus wilayah ini sampai dengan kedatangan Colfs pada 1880.
Toda juga memeriksa dokumen-dokumen pasca-1900 yang berhubungan dengan Manggarai. Berbeda dengan sumber-sumber sebelum 1900 yang kebanyakan adalah dokumen Kerajaan Bima, dokumen setelah 1900 adalah dokumen-dokumen yang ditulis orang Belanda di lokasi (di Manggarai atau dari kunjungan ke Manggarai). Meski orang Belanda ini berhasil merangkai sumber-sumber asli dari informan lokal, meski masih menggunakan latar belakang dokumen Bima.
Tiga dokumen utama Belanda yang dikaji oleh Toda adalah Laporan Zollinger, Laporan Freijss dan Dokumen Braam Morris. Pada 1847 pemerintah Belanda di Sulawesi mengirim Zollinger untuk membuat penelitian di Flores. Zollinger mengumpulkan informasi tentang sejarah, geografi, etnologi, religi dan kepercayaan lokal, demografi, kemasyarakatan, pemerintahan dan ekonomi. Zollinger mempertanyakan klaim kerajaan Bima atas Maggarai karena tidak menemukan jejak Bima dalam penelitiannya (hal. 180).
J.J Freijss melakukan perjalanan ke Manggarai dalam rangka menjajaki perdagangan ke wilayah ini pada tahun (1854). Freijss menggunakan surat dari Raja Bima untuk kunjungannya. Namun surat tersebut ditolak oleh Adak Todo, karena Adak Todo tidak merasa bahwa Manggarai adalah bawahan Bima. Meskipun begitu, Adak Todo tetap berkenan memberikan ijin bagi Freijss dan anak buahnya untuk melakukan penelitian dan tinggal di salah satu lokasi di dekat pantai (hal. 185).
Dalam laporannya pada 1860, Freijss menyebutkan bahwa Flores memiliki potensi tambang mineral (emas, timah dan besi). Namun setelah diteliti oleh Wichmann, seorang ahli geologi yang didatangkan oleh Belanda, ternyata laporan Freijss tidak benar. Laporan Freijss salah karena dia menggunakan penterjemah dari Bima yang tidak paham bahasa Manggarai. Akibatnya Wae Pesi yang artinya ‘sungai untuk mencari udang’ diterjemahkan sebagai ‘sungai yang mengandung besi’.
Sementara itu, dokumen Braam Morris tentang nama-nama kampung dan nama-nama tempat ternyata 99 persen salah! Braam Morris membuat dokumen administrasi kepemerintahan di wilayah Manggarai dalam rangka menyiapkan intervensi Belanda di wilayah Manggarai (hal. 194).
Selain mengkaji dokumen, Toda juga melakukan penelitian langsung di lapangan dengan mewawancarai para informan. Melalui para informan ini, dilengkapi dengan hasil penelitian John Hakim Song (1986), Toda menggambarkan asal mula kerajaan Manggarai. Toda menyampaikan bahwa selain penduduk lokal, Manggarai berturut-turut bercampur dengan pendatang dari Sumba, Turki, Goa-Tallo, Melayu dan Minang. Baru pada tahun 1640, terjadi pembaharuan ketataneragaan mengikuti model yang dibawa oleh Goa-Tallo (hal. 247).
Kehadiran Kerajaan Bima di wilayah ini adalah karena diundang salah satu kerajaan Todo yang berkonflik dengan kerajaan Cibal. Namun Bima tidak pernah berani menghancurkan Cibal karena Cibal masih berada dalam perlindungan Goa-Tallo.
Yg saya tahu Cibal itu bukan kerajaan,tapi dalu. Dalu cibal.
Bang kali bisa pake bahasa Manggarai🙏🙏
mana yg ben
Orang Minang mayoritas muslim
Dulu minangkabau Hindu budha 😅
@@user-vi1ss9hs8t dinamisme
Bismillahir Rahmanir Rahim
Salam dan selawat
Soalan: Kenapakah para sahabat dan para isteri (Nabi saw) tidak termasuk di dalam ال محمد ketika diucapkan selawat: اللهم صل على محمد
وال محمد di dalam solat dan di luar solat?
Jawapan:
1. Kerana para sahabat seperti Abu Bakar, Umar, Uthman, Abu Zar, Abu Ubaidah, al-Miqdad dan lain-lain bukanlah di kalangan ال محمد (ali Muhammad) menurut al-Qur’an dan Hadis. Hanya Sunni sahaja yang menambah واصحابه di dalam selawat mereka di luar solat. Sekiranya mereka menambah واصحابه …di dalam solat mereka, nescaya solat mereka tidak sah kerana para sahabat bukan daripada ال محمد menurut al-Qur'an dan Hadis.
2. Begitu juga dengan para isteri (Nabi saw) seperti Khadijah, Umm Salamah, Hafsah, Aisyah dan lain-lain bukanlah daripada ال محمد menurut al-Qur'an dan Hadis.
3. Justeru, para sahabat dan para isteri (Nabi saw) tidak termasuk di dalam selawat yang diucapkan ketika solat 5 waktu dan di luar solat. Sedangkan Hasan, Husain, Fatimah dan Ali AS termasuk di dalam selawat sama ada di dalam solat atau di luar solat kerana mereka adalah daripada ال محمد .
4. Justeru, ال محمد adalah lebih tinggi kedudukan mereka daripada para isteri dan para sahabat menurut al-Qur'an dan Hadis.
5. Para isteri dan para sahabat bukanlah daripada darah daging Rasulullah saw (sila baca "Hadis al-Kisa').
6. Terdapat di kalangan para isteri Nabi saw yang telah dicerai oleh Nabi saw.
7. Terdapat di kalangan para isteri Nabi saw yang telah dicela oleh Tuhan kerana menghina Nabi saw di dalam al-Qur'an.
8. Terdapat di kalangan para sahabat Nabi saw yang telah melanggar perjanjian mereka dengan Nabi saw menurut al-Qur'an dan Hadis.
9. Terdapat di kalangan para sahabat yang telah lari dalam peperangan di zaman Nabi saw dengan meninggalkan Nabi saw bersendirian.
10.Terdapat di kalangan para sahabat Nabi saw yang telah menghina Nabi saw menurut al-Qur'an dan Hadis serta sejarah kerana mereka bukanlah maksum. Sementara ال محمد adalah maksum (terpelihara) menurut al-Qur'an dan Hadis.
11. Justeru, para isteri dan para sahabat wajib dinilai berdasarkan al-Qur'an dan Hadis kerana mereka tidak maksum ( tidakterpelihara).
**
12. Di dalam al-Qur’an, sahabat bukan semuanya adil.Ini termasuklah kes:
i. Ada sahabat yang telah melarikan diri dari jihad, surah al-Taubah (9): 25
ii. Ada sahabat yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada Akhirat, surah al-Taubah (9): 38.
ii. Ada sahabat yang telah berdusta, surah al-Taubah (9): 43.
iv. Ada sahabat yang telah bersumpah namun berdusta, surah al-Taubah (9): 56.
v. Ada sahabat penyebar fitnah dan ragu-ragu, surah al-Taubah (9): 45-47.
vi. Ada sahabat yang mencampur amal soleh dengan keburukan, surah al-Taubah (9): 102.
vii. Ada sahabat munafik, surah al-Taubah (9): 101
viii. Ada sahabat yang dikenali sebagai munafik, surah al-Munafiqun (63): 1
ix. Ada sahabat yang telah berburuk sangka kepada Allah SWT tanpa hak,surah Ali-Imran (3): 154.
x. Ada sahabat yang telah lari dari peperangan Uhud dan Hunain surah, Ali-Imran (3): 153.
xi. Ada sahabat yang fasik, surah al-Hujurat (49): 6.
xii. Ada sahabat yang membantah Rasulullah SAW dan membenci jihad kerana cintakan dunia, surah al-Anfal (8): 5-8.
xiii. Ada sahabat yang telah menghindari jihad di dalam perang Badar, surah al-Nisa’ (4): 77.
xiv. Ada sahabat yang telah berbalik dari jihad dan melanggar janji dengan Rasulullah SAW, surah al-Ahzab (33): 15 .
xv. Ada sahabat yang telah meninggalkan Rasulullah SAW sewaktu baginda sedang berkhutbah Jumaat, surah al-Jumu‘ah (62): 11.
xvi. Ada sahabat yang telah diberi peringatan bahawa jika Nabi SAW wafat atau dibunuh, atau mereka (sahabat) berbalik ke belakang (murtad), maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun, surah Ali ‘Imran (3): 144 “Dan Muhammad hanyalah seorang Rasul; sebelumnya telah berlalu beberapa rasul. apakah jika dia wafat atau dibunuh, kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barang siapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak akan merugikan Allah sedikit pun. Allah akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur”
Justeru, kemungkinan kemurtadan atau kekafiran sahabat selepas kewafatan Rasulullah SAW telah diterangkan di dalam ayat tersebut. Ia bukanlah perkara yang mustahil kerana sahabat tidak disucikan oleh Allah SWT. Kemurtadan dan kekafiran mereka, tidak akan merugikan Allah sedikit pun kerana Allah hanya akan memberi balasan kepada orang yang bersyukur sahaja. Ada pun mereka yang tidak bersyukur, tidak akan menerima balasan daripada Allah walaupun mereka di kalangan sahabat.
**
13. *Kelebihan ال محمد (keluarga Nabi Muhammad SAW)*
Ketahuillah, ketika kalian berselawat kepada Nabi SAW dalam solat: اللهم صل على محمد sesungguhnya kalian wajib menyebut وال محمد ". Jika tidak,solat kalian tidak diterima oleh Tuhan. Justeru, siapakah ال محمد " itu?
Who is Husain? Who is Hasan? Who is Fatimah? Who is Ali?:
(1).Tidakkah Nabi SAW bersabda: Siapa yang mati kerana mencintai ال محمد ", dia akan mati sebagai seorang syahid? (Al-Zamakhsyari, al-Kasysyaf, ii,258).
(2). Tidakkah Nabi SAW bersabda: Hasan daripada aku dan aku daripada Hasan? (Sahih Muslim).
(3). Tidakkah Nabi SAW bersabda: Husain daripada aku dan aku daripada Husain? (Sahih Muslim).
(4). Tidakkah Nabi SAW bersabda: Hasan dan Husain kedua- duanya adalah ketua pemuda ahli syurga? (Sahih Muslim).
(5).Tidakkah Nabi SAW bersabda: Fatimah adalah sebahagian daripada anggotaku. Sesiapa yang menyakiti Fatimah, maka dia menyakitiku? (Sahih al-Bukhari).
(5).Tidakkah Nabi SAW bersabda: Ali daripadaku dan aku daripada Ali? (Sahih Muslim). Tidakkah Nabi SAW bersabda: حب علي ايمان و بغضه نفاق Cinta kepada Ali adalah satu keimanan dan kebencian kepadanya adalah nifak? (Hubbu 'Ali imanun wa baghdhu-hu nifaq?(Sahih al-Bukhari).
A. Justeru, kenapakah kalian memusuhi dan membenci orang-orang yang mencintai "ali Muhammad"?
B. Kenapakah kalian memusuhi dan membenci orang-orang yang mencintai Hasan AS?
C. Kenapakah kalian memusuhi dan membenci orang-orang yang mencintai Husain AS?
D. Kenapakah kalian memusuhi dan membenci orang-orang yang mencintai Fatimah AS?
E. Kenapakah kalian memusuhi dan membenci orang-orang yang mencintai Ali AS?
F. Siapakah kalian jika dibandingkan dengan mereka? Sila layari: almawaddah.info
**
14. Fatwa Syeikh AL-AZHAR
1. Terjemahan Teks Fatwa yang telah dikeluarkan oleh yang mulia al-Ustaz al-Akbar Syeikh Mahmud Syaltut Syeikh Universiti Al-Azhar tentang harusnya melakukan amal ibadat menurut mazhab Syiah Imamiyyah.
Bismillahir Rahmanir Rahim
Syeikh Syaltut ditanya: Setengah orang berpendapat bahawa untuk sahnya ibadat dan mu’amalat seorang muslim itu mestilah mengikuti salah satu daripada mazhab yang empat. Sementara mazhab Syi’ah Imamiyyah dan Syi’ah Zaidiyyah tidak termasuk. Adakah anda bersetuju pendapat tersebut secara mutlak? Justeru, anda melarang (orang ramai) mengikuti mazhab Syi‘ah Imamiyyah Ithna ‘Asyariyyah umpamanya?
Beliau menjawab:
1. Agama Islam tidak mewajibkan ke atas seorang pun dari pengikut-pengikutnya berpegang kepada mazhab tertentu. Malah kami berpendapat bahawa setiap muslim berhak mengikuti mana mana mazhab yang dipindah secara betul dan hukum-hukumnya pula disusun di dalam kitab-kitab tertentu. Dan bagi individu yang telah mengikuti mana mana mazhab dari mazhab-mazhab tersebut dibolehkan pula berpindah kepada mazhab yang lain. Iaitu mana-mana mazhab yang lain dan ia tidak sedikitpun berdosa berbuat demikian.
2. Sesungguhnya mazhab Ja’fari yang dikenali dengan mazhab Syi‘ah Imamiyyah Ithna ‘Asyariyyah ialah satu mazhab yang harus beramal ibadat dengannya dari segi syarak sepertilah mazhab-mazhab Ahli Sunnah. Oleh itu sayugialah bagi orang-orang Islam mengetahuinya dan membebaskan diri mereka dari asabiyyah tanpa kebenaran kepada mazhab-mazhab tertentu. Agama Islam atau syariatnya bukanlah mengikuti mazhab tertentu atau berhenti di atas satu mazhab. Kerana semua mujtahid diterima di sisi Allah. Dan harus bagi orang yang tidak pakar di dalam perbincangan (al-Nazar) dan ijtihad mengikuti mereka dan beramal dengan apa yang mereka tetapkan di dalam fiqah mereka. Dan tidak ada perbezaan di dalam hal itu di antara hukum-hukum ibadat
drive.google.com/file/d/14UkqCb2Lg8uIB5w4UOiQFWngE6lg8VPY/view?usp=drivesdk
drive.google.com/file/d/10GQ_ZKrtxKb_EPRYV6DC9KJ9XPu7NDsW/view?usp=drivesdk
drive.google.com/file/d/1BIERBFIAAzJr_0inSWbjkMSRKfCv5qMe/view?usp=drivesdk
Jualan opo mbah,kau orang gurun yo mbah
@@mamolmul695 Ngomong apa.. 🤦♂️
Ngapain kamu bandingkan agama sama adat, goblok
Leluhur orang Flores berasal dari Timor Leste. Bukan dari sumatra. Sebab rumah di werebo mirip dengan rumah tradisional Timor Leste.
Kami lebih percaya omongan leluhur kami ketimbang percaya dengan omonganmu yang tidak mengenal asal usul kami orang flores.
Dulu rumah orang Todo Pongkor mirip rumah Minangkabau.
Setelah pecahnya tampas Todo cibal, pasukan cibal menyusup dan melakukan pembakaran terhadap rumah keraeng2 todo.
Sehingga di bangun kembali model seperti sekarang.
Bahasa Manggarai juga utk beberapa kata mirip minang.
Manggarai juga punya kebiasaan pantun seperti orang Minangkabau. Jadi jejak sejarah kami lebih ke Minangkabau daripada timor leste.
Penelitian Dr. Verhoeven memberikan petunjuk tentang adanya kehidupan zaman purba di daerah Manggarai (Mirsel dan Embu, 2004). Tempat hidup manusia purba antara lain ditemukan di Labuan Bajo, sedangkan alat-alat batu yang umumnya berbentuk mikrolit (flake and blade) ditemukan di Golo Bekkum, Liang Momer dan Liang Panas. Pada tahun 1951, tim yang sama membuat penggalian di beberapa situs antara lain di Liang Momer dan Liang Panas. Pada dua tempat itu, ditemukan tulang belulang manusia purba yang kemudian ditetapkan sebagai manusia protonegrito (Doroteus Hemo, 1990).
Penelitian tentang keberadaan manusia purba di Manggarai juga masih dilanjutkan hingga tahun 2004. Pada tanggal 7 November 2004, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional menemukan fosil berupa kerangka manusia yang diidentifikasi sebagai homo floresiensis (manusia dari Flores) di Liang Bua. Selain itu juga ditemukan periuk, beliung persegi dan beberapa benda lain. Temuan-temuan ini seperti menguak masa lalu orang Manggarai yang ternyata nenek moyang mereka telah menginjakkan kaki di tanah Manggarai jauh sebelum suku-suku lain di bumi Nusantara menetap dan bermigrasi ke sana.
Jika demikian, bagaimana hal itu dikaitkan dengan sejarah keberadaan setiap suku di Manggarai yang cenderung menyatakan bahwa mereka adalah pendatang? Apakah manusia purba yang ditemukan di Liang Bua pada waktu tertentu punah dan kemudian terjadi missing link (mata rantai terputus) seperti nasib Homo Erectus di Pulau Jawa? R.P. Soerjono (2005) dalam tulisannya di Majalah Tempo mengatakan bahwa sebenarnya masih banyak rahasia manusia kerdil dari Flores yang belum terjawab. Pernyataan ini menyajikan kenyataan bahwa di Manggarai ada penduduk asli yang sudah mendiami wilayah itu jauh sebelum beberapa suku di Nusantara menetap di sana.
Bahkan informasi yang disampaikan oleh Marybeth Erb (1997) mengatakan bahwa orang Manggarai berasal dari Vietnam dan Thailand. Pernyataan ini berdasarkan penelitiannya di Warloka yang menjadi salah satu wilayah di Kabupaten Manggarai Barat dan menjadi informasi yang sangat luar biasa. Perdagangan yang dilakukan pada masa lampau membawa serta akibat pertemuan dengan penduduk asli dan adanya keputusan untuk menetap di sana. Apalagi posisi Warloka berdekatan dengan Kerajaan Bima di bagian Barat dan Kerajaan Gowa di bagian Utara.
Meskipun demikian, studi-studi kritis yang menelusuri sumber-sumber sejarah berusaha meluruskan sejarah yang disorientasikan. Ada satu kesalahan dalam pelajaran sejarah yang menyatakan seakan-akan orang-orang Manggarai hanya berasal dari satu suku dan satu nenek moyang (Toda, 1992). Penelitian-penelitian ilmiah atas temuan fosil serta kontak dengan pihak luar melalui perdagangan menunjukkan dengan tegas bahwa orang-orang Manggarai berasal dari suku dan keturunan yang berbeda. Toda (1992) dalam hasil studinya menyebutkan keturunan-keturunan itu berasal dari Sumba, Mandosawu, Pong Welak, Sulawesi Selatan, Bima, Turki, Melayu-Malaka, Melayu-Minangkabau, dan Tanah Dena.
Toda (1992) juga menjelaskan bahwa keturunan-keturunan yang beranekaragam ini kemudian tersebar di seluruh Manggarai. Keturunan Wangsa Kuleng (Mandusawu) berasal dari Turki. Dari kepandaian yang mereka miliki pada masa itu, jelas bahwa mereka bukan berasal dari kebudayaan batu melainkan keturunan manusia yang sudah mengenal menyepuh logam. Maka, amat mungkin orang-orang Turki ini adalah pedagang-pedagang yang terdampar dan menetap di Manggarai pada abad ke-16. Wangsa Kuleng inilah yang mengasalkan dalu Cibal dan Dalu Lamba Leda di wilayah Manggarai.
Pada bukunya berjudul ”Manggarai Mencari Pencerahan Historiografi” Toda (1992) menjelaskan keturunan Sumba membentuk Adak Bajo yang berpusat di Tangge dan membawahi sejumlah wilayah Selatan dan Barat Manggarai sehingga membentuk gelarang-gelarang adak dan beberapa kedaluan seperti: Dalu Kolang, Lo’ok, Wontong, Munting Welak, Matawae dan Ramut. Selain keturunan Sumba dan Turki, ada pula migran asal Sulawesi Selatan dan Bima yang menetap di Manggarai, baik di bagian Barat maupun di pantai utara dan sedikit di selatan.
Diduga kuat, migrasi ini terjadi pada abad ke-16 tatkala Kerajaan Luwu dan Goa berjaya dan memperluas kerajaannya. Pada masa itu gelombang migrasi terjadi selain karena keinginan sukarela, juga karena adanya tekanan politik lalu menjadi pelarian politik ke pulau-pulau lain, termasuk ke Manggarai. Akan tetapi, gelombang pelarian politik terbesar terjadi setelah Perjanjian Bungaya 18 November 1667 antara Belanda dan Kerajaan Goa-Tallo (Sultan Hasanudin).
Selain suku-suku yang disebutkan di atas, masih ada suku lain yang menjadi pendatang di Manggarai yaitu suku Melayu Minangkabau. Mereka mendirikan dalu dan mendiami wilayah selatan Manggarai. Suku ini mendapat tempat tersendiri dalam sejarah Manggarai karena mejadi penantang kerajaan Cibal yang terletak di utara. Kelompok yang menjadi keturunan langsung dari Minangkabau adalah keturunan Todo-Pongkor.
Dari uraian yang menyelisik usul-asal ini dapat disimpulkan bahwa orang Manggarai tidak berasal dari satu keturunan saja. Mereka datang dari Sumba, Malaka, Minangkabau, Sulawesi Selatan, Bima dan bahkan dari Turki dengan daerah pemukiman serta persebaran utamanya yang berbeda-beda pula. Dewasa ini, dengan adanya mobilitas sosial yang tinggi dan pembauran lewat perkawinan, suku-suku dengan usul-asal yang berbeda ini mulai tercampur baur membentuk identitas baru yang lebih “Manggarai” (Mirsel dan Embu, 2004).
Latar belakang yang berbeda itu menjadi alasan beberapa dekade terakhir orang Manggarai mulai menelusuri kembali identitas mereka. Sebenarnya nenek moyang mereka berasal dari mana saja. Apa benar seperti klaim selama ini nenek moyang orang Manggarai hanya berasal dari Minangkabau? Pencarian-pencarian itulah yang mengantar pada beberapa fakta mengejutkan bahwa orang Manggarai berasal dari berbagai daerah di Nusantara bahkan juga negara tetangga. Fakta-fakta yang sebelumnya tersembunyi dan berserakkan kini berhasil dikumpulkan.
Dengan berbagai latar belakang yang demikian, semuanya menjadi satu dalam budaya Manggarai. Perpaduan berbagai latar belakang turut memperkaya budaya dan tradisi orang Manggarai. Pandangan terhadap alam, kehiduan sosial, toleransi, keagamaan, tanah, air, rumah dan masih banyak lainnya merupakan efek lanjut dari keberagaman latar belakang orang Manggarai. Semuanya terangkum dalam filosofi hidup orang Manggarai yang masih terus bertahan hingga sekarang
Dijakarta ada nama daerah manggarai..disitu jalan utamanya jl.minangkabau..bukan suatu kebetulan
Bs bergabung kita di minang diaspora global network
Tidak tau sejarah itu
Orang Flores itu suka tidak percaya diri dgn asal usulnya sebagai org melanesia terutama orang manggarai,lihat raut wajahnya keras dahi diatas matanya kyak org Papua ,jauh banget dr minang tdk ada sedikitpun punya cirikas minang,mereka suka mencocokan,rasanya agak jijiksih dgn kaum ini😊