Makam Putri Tsani Berdarah Bugis Isteri Pertama Sulthan Iskandar Muda Raja Aceh

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 8. 09. 2024
  • Putroe Tsani bernama asli Puteri Sendi Ratna Indera Beliau Keturunan Pembawa Agama Islam dari Pidiè ke Maqassar. Ia adalah anak kandung Maharaja Lela Daeng Mansur (Teungku Chik di Reubee) dan permaisuri pertama Sultan Iskandar Muda Meukuta Alam. “Putroe Tsani ini adalah ibunda dari Sultanah Safiatuddin. Menurut sebuah sumber, bahwa istri Daeng Mansur (Tgk Chik di Reubee) adalah puteri raja Hussein Syah (Raja Muda Pidie), jadi mertua Daeng Mansur adalah mamandanya sendiri, yaitu Raja Hussein Syah, adik ayahandanya (Maharaja Diraja). Putroe Tsani adalah permaisuri dari sultan termegah pada era Kerajaan Aceh Darussalam, Sultan Iskandar Muda yang bergelar Meukuta Alam atau Mahkota Alam. Putroe Tsani merupakan ibunda dari Sultanah Safiatuddin yang berkuasa pada tahun 1641 - 1675. Daeng Mansur adalah Cucu atau cicit dari Pembawa Agama Islam ke Kerajaan Bone dari Kerajaan Poly atau Pedir(Pidiè sekarang) pendakwahnya bernama Syeçh Ali al Qaisar dan Raja Abdul Jalil bin Sultan Al Qahhar bekas Panglima Perang Johor asal Aceh, rombongan tersebut banyak orang Pidie yang ikut mareka tinggal ditepi laut yang belum bernama akhirnya orang Bugis diberinama tempat itu bernama Al-Muqassar karena disitu tinggal Syeçh Ali al Qaisar dulu orang Kerajaan Bone belum bisa mengucapkan Kata-kata dari bahasa Arab, kata Al-Qaisar diucapkan Al-Muqassar atau Al-Qahhar maka kata itu menjadi Makassar begitu lidah orang Bugis. Sehingga Raja Kerajaan Bone masuk Islam dan kawin anak-anak Raja Bone dengan Syeçh Ali al Qaisar dan pengikut-pengikutnya. Jadi Daeng Mansur itu cucu atau cicit orang Pidiè yang kawin dengan anak Râja Bone atau Orang Bone atau Maqassar atau Bugis, Kemudian salah satu cucunya orang Pidiè pulang kembali ke Pidie bernama Daeng Mansur bertempat tinggal di Gampöng Reubee dan satu anak perempuanya Kahwin dengan Sultan Iskandar Muda yaitu Putri (Putröe) Tsani. Dikutib dari Buku Tarich Islam di Nusantara Karangan Haji Muhammad Zainuddin halaman 259 - 260 Cetak Pertama Tahun 1961 M. Demikian Semoga Bermanfaat.

Komentáře •