Bekal 100 Ribu Rupiah, Pria Asal NTT Merantau hingga jadi Dubes RI-Chile / Podcast

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 6. 09. 2024
  • Bekal 100 Ribu Rupiah, Pria Asal NTT Merantau hingga jadi Dubes RI-Chile / Podcast #ORANGKITA -Eps99
    Host : Ferdinandus Setu
    Narsum : Aloysius Lele Madja // Mantan Dubes RI-Chile Santiago
    ---------------------------------------------------------------------------------------------------
    Pria ini mengurungkan niat menjadi imam. Berbekal seratus ribu rupiah, ia merantau dan kuliah di Jakarta. Kini, ia menjadi Duta Besar Indonesia untuk Republik Chile.
    Rabu, 2/4, menjelang tengah malam, Chile diguncang gempa bumi berkekuatan 7,8 skala Richter. Pusat gempa terletak di 23 kilometer selatan Iquique, Chile. Setelah mendengar kabar buruk ini, Duta Besar Indonesia untuk Republik Chile, Aloysius Lele Madja segera memantau kondisi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah negara di kawasan Amerika Selatan ini. “Puji Tuhan, tidak ada korban. Sampai kini, semua WNI dalam kondisi baik. Jaringan air dan listrik masih terputus, tetapi sudah mulai diperbaiki. Akibat gempa bumi ini, harga-harga kebutuhan pokok juga naik,” kisah Aloysius melalui surat elektronik. Kala gempa mengguncang, Aloysius berada di ibukota negeri ini, Santiago, yang berjarak sekitar 1800 kilometer dari Iquique.
    Aloysius mengisahkan, semua pihak masih terus berupaya membantu para korban gempa, termasuk Gereja Katolik. “Gereja-gereja menjadi tempat pengungsian korban, seperti halaman Paroki San Noberto Iquique yang juga dijadikan tempat penampungan sementara korban gempa ini. Di paroki ini bertugas seorang misionaris asal Indonesia, RP Agustinus Naru SVD,” kisah Aloysius.
    Di Chile
    Sudah empat tahun ini, Aloysius berkarya di Chile. Ia dilantik sebagai duta besar pada 10 Agustus 2010. Sejak itu, umat Paroki St Mikael Kranji, Bekasi ini, berkarya di Santiago, Chile. Ia menyebutkan, tugas sebagai duta besar merupakan anugerah dari Allah. Ia pun selalu mengucap syukur atas anugerah ini. “Tugas ini adalah penyelenggaraan Ilahi. Karena, sejak dulu saya paling benci menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Tapi sekarang, saya justru menjadi PNS,” ujar anak ketiga dari enam bersaudara ini sembari menebarkan senyum kala dijumpai di Jakarta beberapa waktu lalu.
    Aloysius pun banyak belajar selama bertugas menjadi duta besar di Chile. Pemerintahan negara Chile, menurut pria kelahiran Mataloko, Flores, 5 Februari 1952, sangat unik. Anak seorang pegawai negeri di Chile tidak diperbolehkan bekerja di lembaga pemerintahan yang sama dengan orangtuanya. Selain itu, masa pemerintahan seorang presiden dan pejabat publik yang lain, dibatasi selama satu periode saja, yaitu empat tahun. “Jadi, setiap tahun selalu ada muka-muka baru dalam pemerintahan di Chile,” cerita suami Fransiska Nguzasola Madja ini.
    Diplomat
    Jalan berliku harus ditempuh Aloysius dalam menggapai puncak karir sebagai duta besar. Ia lahir dalam keluarga yang sederhana. Ayahnya seorang guru. Keluarganya hidup apa adanya di kampung di daerah Mataloko, Flores, Nusa Tenggara Timur. Semenjak kanak-kanak, ia ingin menjadi seorang imam. Maka, selepas sekolah dasar, ia melanjutkan pendidikan di SMP dan SMA Seminari St Yohanes Berkhmans Todabelu, Mataloko, Ngada. Namun, sebelum menuntaskan pendidikan di tingkat SMA, Aloysius pindah ke Seminari Pius XXI Kisol, Manggarai.
    Setelah enam tahun mengenyam pendidikan di seminari, Aloysius justru mengurungkan niat meniti panggilan imamat. “Ternyata panggilan saya bukan di situ. Saya memilih tidak melanjutkan jalan panggilan menjadi imam,” ujar ayah empat anak ini.
    Berbekal uang seratus ribu rupiah, Aloysius meninggalkan kampung halaman, pada 1973. Setelah sampai di Jakarta, ia segera mendaftarkan diri sebagai mahasiswa di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Jakarta. Ia harus membayar lima puluh ribu rupiah untuk mendaftar. Uang di kantongnya pun tinggal lima puluh ribu rupiah. Dengan sisa uang itu, ia mempertahankan hidup di ibukota negeri ini. Demi menyambung hidup, Aloysius bekerja sebagai staf di sebuah bank.
    Permasalahan Stunting di NTT
    Kemiskinan di NTT
    Belis di NTT
    Adat dan Budaya di NTT
    NTT Stunting terbanyak
    Penyebab stunting di NTT
    Belis dan Tradisi di NTT
    Stunting di NTT 2023
    Pilpres 2024
    Pemilu 2024
    Pilgub NTT 2024
    Calon Gubernur NTT 2024
    Nona Gae Luna
    Diplomat Indonesia
    Kedubes RI
    Kedubes Roma
    Kementerian Luar Negeri
    Ganjar - Mahfud
    Prabowo - Gibran
    Anies - Muhaimin
    Multilateral
    Follow Akun tiktok kami : / podcast.orang. .
    Follow Akun host : / setu.ferdinan. .
    Playlist Podcast #ORANGKITA:
    • PODCAST #ORANGKITA
    FSetu Foundation
    #podcastORANGKITA #humantrafficking #humantraffickingawareness #provinsikepulauanflores #provinsiflores #flobamora #ntt #labuanbajo #kttasean2023 #fyp #gubernurntt #trending #trendingshorts ##nusatenggaratimu #stunting #politik #ormas #pileg2024 #pilpres2024 #pilpres #pilpresdamai #pilgub #stelanau #nttmuda #diplomacy #diplomats #nonagaeluna #dubesri #kemenlu
    #kttasean #aseansummit2023 #aseansummit #shorts
    Terima kasih atas dukungannya basodara semua. Tuhan Berkat.

Komentáře • 69