Ini manfaat biosaka dan pendapat profesor penelitinya, robert manurung

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 21. 08. 2024
  • Ini manfaat biosaka dan pendapat profesor penelitinya robert manurung
    Remasan rumput bernama biosaka gagasan petani Blitar, M. Anshar kini mulai menggema di banyak tempat di Indonesia. Apa sih manfaat biosaka sehingga disukai banyak petani? Video ini menjawab pertanyaan di atas!
    Email : geagitu6@gmail.com
    #jaritani #biosaka
    / jaritani

Komentáře • 8

  • @zainpputvflog1590
    @zainpputvflog1590 Před rokem

    Semoga petani Indonesia lebih maju sukses dan cerdass semua..aminn.. 👍👍❤️sukses selalu petani indonesia(SEMANGAT)❤️❤️

  • @iswanto7907
    @iswanto7907 Před rokem

    Beneran...kasih penghargaan...biar semangat..👍👍👍

  • @agussutrisno4463
    @agussutrisno4463 Před rokem

    Pak tolong penjelasan cara penggunan saya baru bergabung dan baru menonton

  • @hamimthohari9236
    @hamimthohari9236 Před rokem

    Biosaka apa bisa diaplikasikan dg pupuk organik cair secara bersamaan..

  • @rochmadrochmad3563
    @rochmadrochmad3563 Před rokem

    Unsur hara yg terkandung dalam bio saka apa aja?

  • @nursantibanjarnahor3332

    Kalau aplikasi biosaka jika tanaman semakin kerdil dan bukan membaik salah mana pak ansar mohon cerahannya

  • @suwandisaja3503
    @suwandisaja3503 Před rokem

    PANDUAN BIOSAKA
    A. Alat dan Bahan
    1. Persiapan Alat:
    a. wadah (baskom/ember),
    b. gayung
    c. saringan
    d. corong
    e. botol/jerigen untuk wadah biosaka
    2. Persiapan Bahan:
    a. Rumput-rumputan/daun-daunan yang sehat, sempurna, ukuran daun simetris, tidak terkena hama/penyakit, tidak bolong-bolong, tidak jamuran, ujung daun tidak kusam dan warna daun rata. Ambil agak ke pucuk/daun masih hijau, boleh diambil 2-4 daun dengan batangnya,
    b. Jangan ambil rumput yang berduri agar tidak melukai tangan waktu meremas
    c. Memulai dengan berdoa dan memilih rumput/daun minimal 5 jenis dari rumput/daun sekitar pertanaman, jenis dan warna rumput/daun bebas, tidak harus standar/seragam karena setiap waktu dan tempat bisa berbeda-beda.
    d. Banyaknya satu genggaman tangan untuk 1 wadah dalam satu kali pembuatan , 5% bahan dan 95% air atau sekitar 2,5 ons bahan rumput/ daun dalam 5 liter air.
    B. Proses Pembuatan:
    1. Meremas didahului berdoa dan dilakukan dengan sabar, ikhlas, sepenuh hati dan fokus.
    2. Campurkan bahan dengan air bersih sebanyak 2-5 liter dalam wadah yang sudah disiapkan (tanpa campuran bahan apa pun)
    3. Lakukan peremesan dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang pangkal bahan. Sekali meremas diikuti sekali memutar/mengaduk air ke kiri. Tangan kanan bergerak memutar air ke kiri (berlawanan arah jarum jam) sambil mengumpulkan bahan yang tercecer sambil tetap meremas
    4. Diremas sampai selesai, tidak berhenti, tidak sampai hancur batangnya, tangan tidak boleh diangkat, tetap tangan di dalam air dan tidak berganti orang.
    5. Meremas rumput tidak boleh pake blender, mesin, ditumbuk tetapi harus menggunakan tangan, karena ada interaksi antara tangan dengan rumput sebagai makhluk hidup, sebagaimana halnya membuat cincau. Sehingga biosaka tidak bisa dibuat pabrikan dan diperjualbelikan, karena semua petani bisa membuat sendiri.
    6. Peremasan dilakukan sampai ramuan homogen (sebenarnya hingga koheren/harmoni), disebut homogen karena menyatu antara air dengan saripati rumput/daun. Untuk mencapai homogen perlu waktu kisaran10-20 menit.
    7. Ciri-ciri visual bahwa biosaka disebut homogen: tidak mengendap, tidak timbul gas, tidak ada butiran, bibir permukaan membentuk pola cincin, ramuan biosaka terlihat pekat dan mengkilap, bisa berwarna hijau/biru/merah sesuai dengan warna rumput/daun yang digunakan. Bagi biosaka homogen yang sempurna bisa disimpan hingga 5 tahun.
    8. Kepekatan ramuan biosaka dapat diukur dengan menggunakan alat Total Disolved Solid (TDS), harga murah dapat dibeli di toko maupun online. Mengukur dengan TDS, pada saat sebelum dan setelah diremas, peningkatannya / deltanya minimal 200 ppm, sebaiknya diatas 300 ppm dan untuk menjadi homogen sempurna di atas 500 ppm. Ukuran ini bukan satu-satunya cara untuk mengukur biosaka homogen, tetapi hanya alat bantu saja. Masih banyak alat ukur yang lain, seperti dilihat visual niteni atau metode kinesologi atau metode lainnya
    9. Selanjutnya ramuan biosaka disaring menggunakan alat saringan dan dimasukan ke dalam botol/jerigen menggunakan corong.
    10. Ramuan biosaka bisa langsung diaplikasikan dan sisanya dapat disimpan. Wadah ramuan biosaka disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.
    C. Aplikasi Penyemprotan
    1. Alat semprot harus bersih dari kandungan sisa pestisida, fungsisida dan herbisida
    2. Dosis penyemprotan untuk padi dan jagung 40mL/tanki semprot volume 15 liter. Untuk aneka kacang dan umbi 30mL/tanki dan hortikultura 10ml/tanki. Untuk satu ha lahan cukup 3-4 tanki sprayer.
    3. Untuk padi dan jagung, aplikasi pertama pada umur 7-10 HST dan dilanjutkan 7 kali semusim dengan interval penyemprotan 10-14 hari dan untuk sayuran seminggu sekali.
    4. Penyemprotan dilakukan dengan nozzle kabut di atas pertanaman, minimal 1 meter di atas tanaman, letak posisi nozzle menghadap ke atas, tidak boleh diulang-ulang
    5. Waktu penyemprotan bisa pagi/siang/sore dan sebaiknya pada sore hari saat ada angin sehingga mudah menyemprot ngabut, perhatikan cuaca dan arah menyemprot mengikuti arah angin.
    6. Penyemprotan cukup dari atas galengan dengan stik diperpanjang hingga 2-3 meter.
    7. Aplikasi biosaka efektif bila dibuat dan diaplikasikan di lokasi hamparan insitu dari bahan rumput/daun di sekitar. Jarak efektif aplikasi pada lahan radius maksimal 20 km dan untuk lahan yang sudah berat/tidak sehat harus lebih dekat lagi, tidak efektif biosaka diaplikasikan/dikirim antara wilayah karena terkait pengenalan agroekosistem.
    8. Cara memilih rumput, meremas, menyemprot dan testimoni hasilnya dapat mempelajari dari youtube propaktani dengan materi biosaka, dan youtube youtube misal ciri ciri misalnya ada pak ansar, ada prof robert manurung dll

    Informasi Tambahan tentang Bio-SAKA.
    1. Biosaka adalah Bio: hayati/tumbuhan, SAKA singkatan: selamatkan alam kembali ke alam, temuan petani pak Ansar di Blitar yang sudah tercatat di Kemenhumkam Nomor 000399067.
    2. Manfaat ramuan Biosaka: biaya nol rupiah/gratis petani bisa membuat sendiri, tidak ada risiko kerugian bagi petani dan tanaman, tidak beracun, menghemat biaya pupuk kimia sintetis 50-70% dari biasanya dan pestisida kimiawi, sehingga petani biasanya pakai pupuk Rp 3 juta/ ha/musim (hemat pupuk 50-70% dari biasanya) dengan menggunakan biosaka cukup Rp 0,3 - 1,5 juta/ha/musim. Biosaka ini juga meminimalisir/mengurangi serangan hama penyakit, lahan menjadi subur, umur panen lebih pendek, produktivitas dan produksi lebih bagus.
    3. Pada awalnya Dinas Pertanian dan Pangan kab Blitar, penyuluh dan petani tidak percaya terhadap manfaat biosaka, dikira Air Ponari atau jampi-jampi dan hanya coba-coba oleh beberapa petani. Ternyata hasil produksinya bagus. Kadistan Blitar perlu waktu 14 bulan untuk percaya biosaka setelah melihat/mengamati sendiri di beberapa lokasi petani dan melakukan ujicoba bersama petani pada padi mengikuti proses mulai tanam hingga panen menggunakan aplikasi biosaka.
    4. Penggunaan biosaka di Blitar mulai 2019 dan saat ini sudah lebih dari 12.000 Ha di seluruh kecamatan. Sekarang sudah radikal dilakukan demplot ujicoba di Blora, Sragen, Klaten Grobogan, Jatisari, dan lainnya. Di lokasi ujicoba demplot standing crop jagung, padi dengan menggunakan biosaka hasil panen lebih bagus dibandingkan tanpa biosaka, produksi lebih tinggi dengan hemat 50% - 7O% pupuk kimia dari biasanya. Keragaan fisik batang, daun, pertumbuhnnya berbeda dari tanaman biasanya, lebih bagus dan lebih besar, demplot terus dilaksanakan berkelanjutan di berbagai kabupaten di Jawa dan luar Jawa.
    5. Hasil uji lab pada ramuan Biosaka menunjukkan kandungan hara makro-mikro rendah sehingga disimpulkan bahwa biosaka bukan pupuk. Memang kita semua juga tahu dari dulu bahwa rumput bukan pupuk, bukan menggantikan pupuk, bukan variasi pupuk, bukan jenis makanan tanaman, bukan memperbaiki pupuk, tetapi biosaka memperbaiki tanaman dan ekosistem. Mari kita ilmuan riset memperhatikan bahwa biosaka memperbaiki tanaman, sel-sel tanaman, memperbaiki lahan dan ekosistemnya, menjadikan harmoni.
    6. Hasil uji lab pada ramuan Biosaka menunjukkan adanya kandungan hormon, jamur dan bakteri yang tinggi, mengandung PGPR, ZPT, MoL dan sejenisnya. Mari kita ilmuan riset alur dan proses memproduksi ini, kita buktikan biosaka itu "produsen hormon, fungi/jamur, bakteri" ini, bahkan ilmu lebih mendalam lagi, biosaka itu disebut elisitor sebagai signaling bagus untuk pertumbuhan dan berproduksi.
    7. Menurut Prof Robert Manurung dari ITB: Biosaka ini disebut elisitor dari ilmu epigenetic, sudah banyak riset, jurnal -jurnal elisitor, dan sudah dilakukan kajian lanjut. Beberapa mahasiswa sedang melakukan penelitian dan terbuka luas bagi kampus, dosen, mahasiswa, praktisi, peneliti untuk mengkaji lebih mendalam sehingga menambah referensi keilmuan dan agar menjadi bagian sehari-hari dalam diskusi ilmiah di kampus. Silahkan untuk riset ke Blitar yang sudah mengembangkan biosaka 12.000 hektar di 22 kecamatan dan sudah mempraktekkan Biosaka selama 1-3 tahun untuk komoditas pangan, hortikultura, perkebunan. Dua peneliti ITB sudah tiga minggu meneliti di Blitar.
    8. Bicara soal biosaka, hati-hati membandingkan tanaman dengan manusia. Kalau manusia perlu asupan makanan, tetapi tanaman melakukannya dengan fotosintesis. Biosaka bukan suplemen vitamin untuk manusia, tapi biosaka memperbaiki tanaman, ekosistem. Jadi tanaman tidak harus pakai pupuk kimiawi secara berlebihan. Pupuk itu bukan segalanya, hara tidak akan habis di alam, ada proses simbiosis dan ekosistem berjalan, gunakan pupuk dengan hemat dan bijak. Bukti/contoh bahwa unsur hara yang dibutuhkan tanaman tidak hanya berasal dari pupuk kimia sintentis: (a) tanaman hutan belantara itu tumbuh dan berbuah tanpa dipupuk, tanpa dirawat karena ada proses hara dan proses alami yang sudah steady state di hutan, (b) Budidaya padi organik selama puluhan tahun mengandalkan bahan-bahan/hara alami dan bisa menghasilkan panen bagus, (c) Fakta lain rumput, gulma, termasuk rumput yang berbatang dan berbunga, dibabat berkali-kali tetap tumbuh dan subur. (d) pohon rambutan, pisang, kelapa dan lainnya di pekarangan, tetap tumbuh dan berbuah tanpa dipupuk mengandalkan bahan-bahan alami.
    9. Mungkin ilmu kita yang terbatas, kita ketinggalan, sementara fakta manfaat Biosaka di lapangan sudah terbukti nyata. Apakah fenomena tersebut merupakan bagian misteri dari aliran transmisi kinetis yang harus kita jawab secara ilmu, apakah rumput adalah nenek moyang tanaman dan populasinya terbanyak di bumi. Cara meremas rumput dengan tangan berbeda hasilnya bila dengan menggunakan mesin/blender, sehingga ramuan menjadi homogen, koheren, harmoni

    • @arisa7081
      @arisa7081 Před rokem

      Terimakasih penjabarannyasangat membantu kita untuk praktek cara membuat dan cara pengaplikasianya🙏