SEJARAH DAN MAKAM PRABU TAJIMALELA DIGUNUNG LINGGA. SUMEDANG

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 8. 09. 2024
  • Prabu Tajimalela menjadi sosok penting bagi masyarakat Kabupaten Sumedang. Sebab, sosok inilah yang mencetuskan nama Sumedang Larang pada saat masih zaman kerajaan.
    Namanya masih dikenang bahkan diabadikan menjadi salah satu nama perguruan pencak silat dan nama-nama lainnya di Jawa Barat.
    Salah satu petilasan Prabu Tajimalela yang sering didatangi pengunjung adalah yang berada di puncak Gunung Lingga atau di dekat Dusun Sempurmayung, Desa Cimarga, Kecamatan Cisitu,
    Prabu Tajimalela memiliki nama lain, yakni Batara Tungtang Buana. Ia adalah pewaris tahta dari Kerajaan Tembong Agung yang didirikan oleh Prabu Guru Aji Putih yang tidak lain adalah ayahnya sendiri.
    Prabu Guru Aji Putih terlahir dari Aria Bimaraksa dengan Dewi Komalasari. Aria Bimaraksa sendiri adalah cucu dari Wretikandayun atau pendiri kerajaan Sunda Galuh pada 612 Masehi.
    Prabu Guru Aji Putih lalu menikahi Dewi Nawangwulan dengan melahirkan empat orang putra diantaranya berturut-turut Prabu Tajimalela, Aji Saka, Haris Darma dan Langlang Buana.
    Kerajaan Tembong Agung menjadi kerajaan berpengaruh. Selain mendapat dukungan dari salah satu kerajaan besar di tatar Sunda, yakni Kerajaan Galuh, Kerajaan Tembong Agung juga telah mampu menyatukan dusun-dusun yang tersebar di kaki gunung di sekitaran Sumedang kini dan sebagian Majalengka dan Kuningan.
    Saat Prabu Guru Aji Putih meninggal dunia, estafet kerajaan dilanjutkan oleh putra sulungnya, yakni Batara Tungtang Buana atau yang lebih dikenal dengan Prabu Tajimalela.
    Di tangan Batara Tungtang atau Prabu Tajimalela inilah Kerajaan Tembong Agung berubah nama menjadi Sumedang Larang. Nama tersebut, dipilihnya setelah dirinya mempelajari ilmu Kasumedangan.
    Ilmu Kasumedangan dalam sumber tradisi disebutkan, Batara Tungtang melakukan perjalanan ke beberapa tempat termasuk Gunung. Hingga ia memutuskan untuk berhenti di Gunung Mandala Sakti yang berada di sekitar Situraja.
    Konon di sanalah ia memperoleh ilmu Kasumedangan. Dari sekembalinya dari sana pula ia lebih memilih kerajaannya bernama Sumedang Larang dan mengganti namanya menjadi Prabu Tajimalela

Komentáře • 2