1485. MENYIKAPI CURHATAN TEMAN | Tanya Jawab | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 7. 09. 2024
  • 1485. MENYIKAPI CURHATAN TEMAN
    Riyaadhush Shaalihiin
    Bab 45 | Mengunjungi & mengundang orang-orang baik
    Tanya jawab

Komentáře • 13

  • @sovia.sovisovi6151
    @sovia.sovisovi6151 Před měsícem +3

    Alhamdulillah ada yg fullnya.
    Terimakasih ustadz dan tim, barakallahu fikk.
    Semoga Allah senantiasa merahmati imam Nawawi, ustadz dan tim, serta seluruh umat muslim dimanapun berada. Aamiin

  • @nuktoh
    @nuktoh Před měsícem +2

    Alhamdulillah bisa terwakili hak asasi saya nggak diberikan oleh saudara seiman semoga yang baru terima kiriman ceramah bisa menyadari kesalahannya aamiin ❤

  • @WindasariMakbiya
    @WindasariMakbiya Před měsícem +2

    Barokallahu fiikum ustadz dan seluruh team

  • @Rizky-pk9ne
    @Rizky-pk9ne Před měsícem +1

    masya Allah...adem bgt tadz

  • @WindasariMakbiya
    @WindasariMakbiya Před měsícem +1

    Barokallahu fiikum ustadz dan team

  • @syaputrifebrinasari4840
    @syaputrifebrinasari4840 Před měsícem

    Masya Allah Tabarakallah

  • @dzikristore528
    @dzikristore528 Před měsícem +1

    Alhamdulilah

  • @alien422
    @alien422 Před měsícem +1

    Barakallah fiikum ustadz

  • @nuktoh
    @nuktoh Před měsícem

    جزاكم الله خيرا وبارك الله فيكم يا شيخ

  • @NdaFebruari
    @NdaFebruari Před měsícem +3

    Assalamualaikum ustadz dan tim tolong kasih CC bahasa indo untuk teman tuli 🙏🏻

  • @ahidamuhsin953
    @ahidamuhsin953 Před měsícem

    LAST PART
    Jawab: Bahwa salah satu skill kecerdasan atau skill dasar yang dibutuhkan oleh manusia adalah kecerdasan, kepekaan social dan kemampuan bersosial. Kenapa demikian? Karena ini tidak bisa dilepaskan dengan manusia karena manusia adalah makhluk social dan manusia tidak bisa menyelesaikan semua masalahnya sendirian namun butuh pihak lain dan ketika dia butuh pihak lain, maka dia butuh interaksi dan bersosialisasi. Dan kemampuan ini sangat dibutuhkan dan tidak bisa diremehkan. Dan apalagi ada yang mengatakan itu tidak penting, yang penting kita hablum minallah, dan hablum minallah jelas sangat penting dan terpenting, tetapi Nabi ﷺ yang bersabda, Allah dan Rasul-Nya ﷺ yang menggariskan ini. Dalam hadits yang dikeluarkan oleh Al Imam Ibnu Majah, “Seorang mukmin yang berinteraksi dengan manusia dan bersabar atas gangguan dan sifat-sifat negative mereka, itu lebih afdhal di banding mukmin yang tidak berinteraksi atau bergaul dengan manusia dan tidak sabar dengan gangguan mereka”. Maka minta pertolongan kepada الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, minta memperbaiki kekurangan kita dan rubah kebiasaan yang kurang produktif dalam diri kita, lalu pelajari dan yakini keutamaan-keutamaan dalam bersosialisasi bahwa ini bukan buang-buang waktu, karena sebagian pihak berfikir ini membuang-buang waktu tetapi proposional. Bahkan kata Nabi ﷺ ini lebih baik di banding mukmin yang tidak bergaul dan tidak sabar. Dan ini keutamaan yang besar dan Nabi ﷺ tuntunan kita dan kudwah kita itu gelarnya Al Amin (dapat dipercaya) ini bukan gelar akademis namun ini gelar social dan hanya orang yang bergaul dengan manusia yang punya gelar tersebut. Lalu berikutnya adalah belajar dan praktek, makanya kata Abu Darda رضي الله تَعَالَى عنه mengatakan, تَعَلَّمُوْا الصَّمْتَ كَمَا تَتَعَلَّمُوْنَ الْكَلَامَ ‘Pelajari skill diam sebagaimana kalian belajar bagaimana kalian skill bicara’. Jadi bicara harus dipelajari, diam harus dipelajari, berkomunikasi harus dipelajari, jadi semua harus dipelajari. Benar ada pihak-pihak secara natural sudah pintar, tetapi apa semua pihak demikian? Jadi semua harus dipelajari bagaimana menghadapi orang yang typicalnya begini atau begitu kalau tidak maka akan berat. Dan seringkali kita remehkan, seringkali kita anggap ini tidak penting, namun ini sangat penting. Seorang kepala negara kalau salah bicara bisa perang dan mata uangnya bisa jatuh dan investor bisa kabur. Makanya sebagaimana perkataan Imam Asy-Syafi’i bahwa kemampuan berbicara itu skill wajib para pemimpin, terlepas skup dan tingkatannya. Bahkan kita tahu ketika ada banyak pemimpin memperkuat dalam sisi ini dengan membuat sebuah team seperti team naskah dan seterusnya dan betapa pentingnya kita berkomunikasi, berbicara dan diam dan hal apa saja yang tidak boleh di bahas dan dibicarakan ketika konferensi pers resmi, mana yang seharusnya diangkat, yang harus dibicarakan dan mana yang harus didiamkan. Dan itu semua pelik dan orang-orang besar mengatur dari A-Z secara detail dan itulah salah satu motor kenapa mereka menjadi orang besar, karena mereka mengerti itu, jadi harus belajar.
    Tanya: Materi kajian di beberapa terakhir ini biiznillah membuat saya menjadi introspeksi diri akan beberapa hal mubah, tidak bermanfaat dan kesalahan yang telah terucap oleh lisan ini, semoga Allah mengampuni setiap kata-kata yang telah terucap, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن. Lalu mengenai kesalahan lisan dan kata-kata yang telah terucap dahulu tidak akan menguap begitu saja, selain nantinya akan di hisab pada hari kiamat, salah satu efeknya ucapan tersebut di Dunia akan berdampak terjadi pada diri sendiri, anak, keturunan sebelum meninggal dan itu real terjadi dalam kehidupan saya. Padahal hal tersebut hanya terbersit di dalam hati dan belum di ucapkan. Di satu sisi orangtua saya sering tergelincir ke dalam kesalahan lisan dan berefek ke dalam diri mereka sendiri dan anak-anaknya. Maka apa yang harus saya lakukan terhadap hal ini? Juga ketika sahabat-sahabat saya suka curhat kepada saya mengenai ujian tentang laki-laki di kantornya dan ujian yang mereka ceritakan itu juga terjadi dalam hidup saya pada saat ini. Apakah mendengar ujian orang itu dapat membuat kita di tempa ujian yang sama? Dan bagaimana cara saya menanggapi sahabat yang curhat kepada saya?
    Jawab: Perbanyak istighfar dan taubat, makanya Nabi ﷺ beristighfar 100x, kalau sosok seperti beliau saja sebanyak itu lalu bagaimana dengan kita? Dan istighfar itu mutlak bebas. Lalu mulai tata lisan kita, مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ “Barangsiapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam” (Muttafaq ‘Alaih). Dan menata lisan tidak akan berhasil kecuali dengan menata iman, kecuali dengan meningkatkan iman, karena Nabi ﷺ mengaitkan dengan iman. Lalu kuatkan iman kita dengan bertaubat kepada Allah dan membaca dzikir pagi petang dan sikapi curhat orang kepada kita dengan bijak, kita harus tahu motif orang curhat itu apa, apakah ingin sekedar melampiaskan atau sekedar buang-buang waktu atau menginginkan solusi. Dan kalau hanya sekedar dia ingin cerita, buang-buang waktu dan mudaharatnya jauh lebih besar lalu akhirnya kita tahu aib orang dan kalau itu benar namun sering kali itu tidak benar dan baru dari satu pihak saja maka hindari, dan ajak orang itu untuk lebih mendekat kapada Allah atau tanya kepada ahlinya dan jangan tanyakan kepada saya karena saya tidak tahu. Dan kalau tujuannya memang mencari solusi dan konsultasi, kita bisa takar apakah kita bisa bantu atau tidak. Kalau tidak bisa membantu jangan dengarkan sampai habis, karena buang-buang waktu. Dan kita membantu orang, maka Allah akan bantu kita, jadi bagaimana dalam meresponse hal tersebut.
    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
    Barakallahu fikum…
    Jakarta, Sabtu, 21 Muharram 1446 AH/27 Juli 2024
    Ahida Muhsin

  • @herwanisarmansugianto9126
    @herwanisarmansugianto9126 Před měsícem

    🙏