KISAH KAROMAH WALI ALLAH - ABUL HUSAIN AN-NURI (FULL KISAH)
Vložit
- čas přidán 20. 08. 2020
- Abul Husain Ahmad bin Muhammad an-Nuri, lahir di Baghdad dan keluarganya berasal dari Khurasan. Ia adalah murid Sari as-Saqathi dan sahabat karib al-Junaid. Sebagai seorang tokoh sufi terkemuka di kota Baghdad ia telah mengubah berbagai syair mistis yang indah. Ia meninggal pada tahun 295H/908 M.
KISAH KAROMAH WALI ALLAH - ABUL HUSAIN AN-NURI (FULL KISAH)
Kisah Islami yang menggetarkan jiwa. Mengkaji tentang Islam, Iman, Tauhid, Makrifat. Tentang karamah-karamah para Auliaullah/ Waliyullah. Kisah ajaib pengamal tarekat. Kisah tentang sahabat nabi, para sufi, ulama ulama besar. Syariat, Thariqat, Hakikat. Makrifat.
Facebook / riyofulana
Instagram / riyofulana
#kisahislami
#kisahsufi
#kisahwaliallah
Sebelum tidur harus dengerin chanel ini dulu...
kaya seperti aku kang😁😁
kaya seperti aku kang😁😁
@@manrani2720lmain kan
@@fatkhul_9095 n
bagus Riyo
Alhamdulillah
Subhanallah 😭
Berkah selalu buat kang Riyo serta keluarga
Syukran kang.... :)
Assalamualaikum wbt . Aku doakan agar channel ini diredhai ya hanan ya Manan .
Ilmu itu adalah amanah dari Tuhan agar disampaikan oleh penerima ilmu kepada hamba-hamba Tuhan. Maka jangan berharap popularitas (ketenaran) , uang (bayaran), wanita (segala macam keduniaan).
Masa iya amanah Tuhan dijual.?
Amanah Tuhan itu yang memberi balasan Tuhan bukan manusia
قُلْ لَّوْ كَانَ مَعَهٗٓ اٰلِهَةٌ كَمَا يَقُوْلُوْنَ اِذًا لَّابْتَغَوْا اِلٰى ذِى الْعَرْشِ سَبِيْلًا
qul lau kaana ma‘ahuu aalihatun kamaa yaquuluuna idzal labtaghau ilaa dzil-‘arsyi sabiilaa
Katakanlah, "Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai 'Arsy."
Q.S Al-Isra' [17] : 42
kisah sufi memang luar biasa
Kmna aja min kok gapernah upload
Masih ada g yg menempuh jalan sufi 😢
Versi lengkap Wasiat Nabi
Dari Abi Abdillah Al Hussain bin Sufyan, dari Ali bin Sinan Al Musili, dari Ali bin Al Hussain, dari Muhammad bin Al Khalil, dari Jaafar bin Ahmad Al Masri, dari pamannya Al Hassan bin Ali, dari ayahnya, dari Abi Abdillah Jaafar bin Muhammad, dari ayahnya Al Baqir, dari ayahnya Ali Zainal Abidin, dari ayahnya Al Hussain Al Syahid, dari ayahnya Amirul Mukminin Alaihis menyapa salam: Rasulullah (saw) mengatakan kepada Ali AS di malam sebelum kematiannya: O Abal Hassan (Ali as) ambilkan kertas dan tinta. Maka Rasulullah (saw) menyatakan kehendaknya untuk dicatat sampai periode berikutnya, ia berkata: 'Ali memang akan mengejarku dua belas imam dan setelah mereka dua belas Mahdi, Anda, Ali, adalah yang pertama dari kedua belas imam ini, Allah telah menamai Anda di surga; Ali Al Murtadha, Amirul Mukminin, Siddiq Al Akbar, Faruq Al A'zham, Al Makmun, dan Al Mahdi, tidak ada yang diizinkan memakai nama-nama ini. Wahai Ali, kau adalah kehendakku untuk Ahlulbaytku ketika mereka masih hidup dan mati, dan untuk istriku: siapa pun yang kau tinggalku akan bertemu denganku besok, siapa pun yang kau cerai aku akan melarikan diri darinya, dan dia tidak akan melihat. saya dan saya tidak melihatnya pada hari akhir. Anda adalah kekhalifahan saya atas umat saya setelah saya, ketika kematian mendekati Anda, kemudian memberikannya (kekhalifahan) kepada putra saya Al Hassan Al Birr Al Wusul. Dan ketika kematian mendekatinya, maka dia harus menyerahkannya kepada putraku Al Hussain yang mati syahid dan dibunuh. Dan ketika kematian datang kepadanya, ia harus menyerahkannya kepada putranya, pemimpin semua pelayan Ali. Dan ketika kematian mendekatinya, ia harus menyerahkannya kepada putranya Muhammad Al Baqir. Dan ketika kematian mendekatinya, itu harus diserahkan kepada putranya Ja'afar Al Sadiq. Dan ketika kematian mendekatinya, ia harus menyerahkannya kepada putranya Musa Al-Kadhim. Dan ketika kematian mendekatinya, ia harus menyerahkannya kepada putranya Ali Al Ridha. Dan ketika kematian mendekatinya, ia harus menyerahkannya kepada putranya Muhammad Al Thiqah Al Taqiy. Dan ketika kematian mendekatinya, ia harus menyerahkannya kepada putranya Ali Al Nasih. Dan ketika kematian mendekatinya, maka dia harus memberikannya kepada putranya Al Hassan Al Fadhil. Dan ketika kematian datang kepadanya, dia harus menyerahkannya kepada putranya, Muhammad, yang adalah penjaga keluarga Muhammad alaihissalam.
Dan ketika kematian mendekatinya, itu harus diserahkan kepada putranya, Muqarrab pertama
. Baginya ada tiga nama: nama seperti nama saya dan nama ayah saya, Abdullah (hamba Allah) dan Ahmad. Dan nama ketiganya adalah Al Mahdi, dialah yang pertama percaya . Dan ketika kematian mendekatinya, itu harus diserahkan kepada putranya, Muqarrab pertama . Baginya ada tiga nama: nama seperti nama saya dan nama ayah saya, Abdullah (hamba Allah) dan Ahmad. Dan nama ketiganya adalah Al Mahdi, dialah yang pertama percaya (dengan Imam Mahdi as).
1. Referensi Hadits Wasi:
2. Sheikh Al Toosi menyebutkan riwayat wasiat ini di dalam kitabnya Al Ghaibah halaman 150 beserta himpunan riwayat bagi menguatkan bahawa Imamah adalah untuk Ahlulbayt a.s. Kemudian Sheikh Al Toosi memperkuatkan lagi riwayat ini dengan riwayat-riwayat wasiat yang lain di dalam kitab yang sama pada halaman 156. Ianya adalah himpunan riwayat yang digunapakai sebagai dalil untuk menguatkan tuntutannya bahawa Imamah adalah di kalangan Ahlulbayt a.s. Dia mengatakan bahawa riwayat ini adalah sahih kerana Syiah Imamiyah meriwatkannya secara tawatur iaitu orang yang terkemudian meriwayatkan dari orang terdahulu tanpa terputus. Jalan pentashihannya adalah satu sepertimana terdapat di dalam kitab-kitab Imamiyah dan juga melalui manuskrip-manuskrip Amirul Mukminin Ali a.s
3. Sheikh Al Hurr Al Amili dalam bukunya Ithbat Al-Huda, volume 1, hlm. 549, hadis no. 376.
Info selanjut nya di facebook.com/PenaKosmos/
Semua yang mengaku sufi atau mengaku wali itu harus bisa mengalahkan nafsunya sendiri , baru bicara di depan umum, karena ia tugasnya sebagai mursyid, yang membimbing manusia pada jalan Allah dengan ilmu bukan dengan nafsu.
Bagaimana akan menundukkan nafsu murid-muridnya dengan ilmu , sedang nafsunya sendiri belum bisa ditundukkan.
Fiqih itu mengolah jasad agar taat syari'at.
Tasawuf itu mengolah bathin agar taat syari'at bathin (menundukkan nafsu dan membuang penyakit hati).
Maka bicaralah yang anda kuasai.
Maksudnya jika hawanafsuku memerintahkanku shalat, puasa , zakat.
Ini maknanya bukan tidak mau melakakukan shalat , puasa , zakat, TAPI bila shalatku, puasaku, zakatku dicampuri niat riya', sombong, ujub maka aku tunda sejenak hingga hawa nafsuku tunduk dan berniat lillahi rabbil alamin
Bagaimana mana yang benar tidak mengikuti nafsu.?
Inna shalati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabbil alamin
(Qs.Al-An'am : 162)
Contoh amal yang pakai nafau bagaimana.?
Misalnya anda suka wanita, ia tidak suka dengan anda , lalu anda puasa agar wanita itu tergila-gila dengan anda.
Ini beramal karena nafsu. Karena ia puasa demi dapat wanita (memuaskan nafsu), padahal hakikat puasa adalah menahan nafsu karena (mengabdi kepada) Allah.
Apakah anda menyampaikan ilmu demi dapat dunia atau karena menunaikan amanah dari Allah .?
Cek di dalam fikiran anda sendiri.
Jika nafsu pasti menyiksa diri
Namun jika karena Allah , pahalanya ambil di akhirat untuk masuk surga.
Yang Maha Mengawasi perilaku jasad dan isi bathin anda adalah yang akan menghisab (memberi balasan) anda di yumil hisab.
Malikiyaumiddin
(Allah pemilik hari pembalasan)
Kaya udh pernah y