Sudiwati yg hidup Dalam Kehampaan, 15 Tahun tidak pernah menjadi Dharmika

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 29. 12. 2022
  • Sudiwati Yang Hidup Dalam Kehampaan Rohani Lima Belas Tahun Tidak Pernah Menjadi Seorang Dharmika
    Dewa K. Suratnaya
    Menjelang akhir bulan November 2022, penulis diundang dalam acara dialog kerukunan intern umat Hindu di wilayah timur Nusantara. Acara ini diselenggarakan di sebuah Pura.
    Seperti biasa, usai paparan materi, dilanjutkan dengan diskusi dan sesi tanya jawab serta konsultasi pribadi atau keluarga. Yang unik, kali ini penulis harus memberikan pemberkatan atas permintaan umat.
    Karena keterbatasan waktu, konsultasi dilanjutkan di hotel hingga tengah malam. Terjadi perbincangan yang menarik, ketika seorang sudiwati (seorang ibu non Bali) yang curhat dan mengeluhkan kehampaan rohaninya menjadi penganut Hindu melalui sudi wadani lima belas tahun lalu.
    Sang ibu ingin sekali menjadi seorang penganut Hindu yang tekun, namun hanya kehampaan rohani yang dialaminya. Keluarga ini dianugerahi dua anak. Yang sulung sudah remaja, cantik namun lebih suka menyendiri dan menjauh dari orang tua. Serta enggan ke Pura dengan busana sembahyang. Remaja ini tumbuh di lingkungan non Hindu sejak sekolah dasar dan menengah, yang menyebabkannya menjadi seorang remaja yang banyak dipengaruhi lingkungan, karena dia selalu dalam kesendirian sebagai pemeluk agama Hindu. Tanpa mendapat sentuhan kehinduan dari orang tua (ayahnya asli dari Bali) menyebabkan dia merasa asing dengan Hindu dan tidak mau sembahyang ke Pura.
    Sementara selama lima belas tahun sang ibu menahan diri untuk tetap bertahan sebagai penganut Hindu, namun akhirnya puncak dari kehampaan jiwanya menyebabkan dia bersiap-siap untuk kembali kepada keyakinan lamanya.
    Namun, alam punya kehendak lain, setelah bertemu dengan penulis dan penulis menjelaskan bagaimana seorang sudiwati agar merasa nyaman dalam rengkuhan kedamaian Hindu. Dan sesungguhnya kalau saja mendapat bimbingan yang tepat, maka tidak sulit menjadikannya seorang dharmika. Tentu saja dengan pendadaran kehinduan yang sesuai dengan latar belakang keyakinan sebelumnya.
    Dan astungkara sang ibu membatalkan niatnya untuk kembali dan bersiap menjadi umat Hindu yang nyaman, asalkan dibimbing oleh penulis. Dan penulis menyanggupi untuk membuatkan semacam panduan yang akan mengantarkannya menjadi seorang pemeluk Hindu yang kelak mampu membimbing anak cucunya.
    Penulis mengingatkan suaminya agar lebih menghormati serta melayani istri dengan kasih. Sang suami mengakui kesalahannya karena diapun pengetahuan kehinduannya sangat terbatas. Sang istri hanya disuruh ke Pura, ikut ibu-ibu yang lain.. tanpa pengisian rohani sama sekali.
    Sementara sang istri adalah penganut yang tekun dalam keyakinan sebelumnya, dan sangat merasakan kenyamanan. Dan tentu saja sang istri berharap sebagai penganut Hindu, akan mendapatkan kenyamanan lebih dari keyakinan sebelumnya.
    Penulis dalam kunjungan ke kantong-kantong umat, banyak bertemu dengan sudiwati yang tidak nyaman sebagai penganut Hindu. Ini hendaknya menjadi perhatian lembaga dan tokoh-tokoh Hindu. Tidak cukup hanya suci wadani, namun yang lebih penting adalah bimbingan selanjutnya, dan harus bisa membuktikan bahwa menjadi penganut Hindu memang nyaman di dunia dan juga di alam sunya.
    Prosesi sudi wadani hanya sebuah proses kembali pulangnya ke rumah dharma, seseorang yang selama ini pergi mengembara dengan meninggalkan rumah dharma, dan selama ini belum ketemu jalan pulang.
    Dari pengembaraannya tentu banyak pengalaman dan pengetahuan yang diserapnya, maka ketika tiba di rumah dharma, harus diberikan pengetahuan yang belum didapatnya selama ini.
    Harus dipahami bahwa, kita tidak bisa menyamakan model bimbingan bagi para sudiwan atau sudiwati untuk mengantarkan mereka menjadi dharmika. Perhatikan dulu level rohaninya dari ketekunannya sebagai penganut agama sebelumnya. Setelah itu barulah kita tentukan jalan mana yang dibutuhkan oleh rohaninya.
    Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ibu yang mengalami kehampaan rohani selama lima belas tahun ini, yang dibutuhkannya adalah perenungan yang dalam.

Komentáře • 24

  • @Semesta_Luhung
    @Semesta_Luhung Před rokem +6

    Aum Suasti Astu Ide,
    Sehat selalu nggih Ide,
    Legi juga sudiwati, yang memang sudah di bimbing leluhur untuk pulang, Berawa dari penyucian ke jolotundo yang tiang jalani 7x Selasa, lanjut sungkem di kemuncak candi Cetho, hingga muspa di Situs Kawitan alas Purwo, dan sudiwadani di Pura Kerta Buwana Giri Wilis. Sejak sudiwadani memang tidak ada wadah yang menampung saya. justru saya sendiri pribadi yang harus giat intensif tanya, cari tahu, dan rajin searching di internet. Dan astungkara Romo Mangku dengan telaten menjawab semua pertanyaan saya, kemudian bertemu dengan Ide hingga di channel ini. Jujur Ide, saya pribadi di keyakinan sebelumnya penganut taat, terbiasa dengan menjalani sungguh² bukan ikut-ikutan. Karenanya meskipun saat ini seperti tidak ada yang mengajak, membina, bahkan merangkul, bukan kendala berarti bagi saya untuk terus menjalani tattwa ke kehidupan suci...

  • @putusudiartana2971
    @putusudiartana2971 Před rokem +4

    Sama dengan yg saya alami ajik..🙏🙏 karena istri tiang orang Sulawesi...20 th sudah...kelemahan warga asli Bali, masih banyak memposisikan orang baru seperti asli kita ...seharusnya mereka merangkul , ...sementara istri tiang sebelumnya anak pondokan...tapi tiang tidak pernah mendebatnya...tapi mencarikan kesamaan ,dan alasan yg masuk akal...beruntung kita kita Hindu memiliki semua jawaban dan alasan ..tidak mentok karena takdir..😁🙏🙏

  • @hadiutomo6400
    @hadiutomo6400 Před rokem +1

    🙏 Mohon izin menyimak 👍🏻

  • @rossiaditya1616
    @rossiaditya1616 Před rokem +1

    Mudah2an ada lebih banyak perhatian dari pihak terkait, suksma ajik selalu memberikan pencerahan kepada umat 🙏🙏🙏👍👍👍

  • @rozyrakasiwi8557
    @rozyrakasiwi8557 Před rokem +5

    mohon doa nya semoga sya cepat jadi dharmika kembali ke jalan dharma .sya ingin kembali ke dharma bukan dri pernikahan tapi dari isi hati batin yg tulus ikhlas dn paling dalam🙏

    • @renungandharma7571
      @renungandharma7571  Před rokem

      Rahayu Rahayu Rahayu 🙏🏼

    • @ratitastories5320
      @ratitastories5320 Před rokem +1

      hi ka Rozy kita sejalan
      saya punya banyak tmn yg sama kalau ka berkenan kasih kontak ka biar kita berkumpul

    • @senjahitam4615
      @senjahitam4615 Před rokem

      Sy jg dposisi ini skrg

    • @iwayanwidastra672
      @iwayanwidastra672 Před 5 měsíci

      Pastikan langkahmu,keyakinanmu akan membawa berkah tdk salah adik mjd dharmaka.mari belajar manggali ilmu ttng hindu sek banyak di jual ditoko buku buku ttng hindu selain mencari ilmu dari sumber yg benar yaitu dari tokoh tokoh hindu syp ilmu yg didapat tepat guna.salam rahayu dari Bali.

  • @user-nc2zt1bm4m
    @user-nc2zt1bm4m Před rokem +1

    Memang sangat delematis menjadi seorang darmika, sudah siap lahir batin kembali ke jalan dharma tapi ujung-ujungnya tidak ada yang memperhatikan atau membimbing sehingga tidak bisa menjadi umat Hindu yang sesungguhnya.

  • @gustingurahsuryawan7660

    Matur suksme Aji Dewa, semoga Hindu Dharma semakin ajeg di jagad raya🙏

  • @DupaWangi-oz6mv
    @DupaWangi-oz6mv Před rokem +1

    Manisnya/nektarnya ajaran weda ada pada ajaran kesadaran atman,
    Sebisanya latih terus kesadaran ini, cara sederhananya lewat samadhi..
    Namasaranam..

  • @rahmandozaila
    @rahmandozaila Před 11 měsíci +1

    kalau sy melihat dan merasakan kebanyakan tokoh tokoh Hindu..ataupun pemimpin hanya berinisiatif membangun secara fisik aja ..sprti pura dn yg lainya,tapi tidak membangun ekonomi umat Hindu dgn kuat.....

  • @tiyasjegeg1515
    @tiyasjegeg1515 Před rokem +1

    Om Swastyastu Jik
    kalau para Darmika dibimbing tentang agama hindu secara kontinyu mestinya kita membentuk wadah resmi untuk itu agar setiap darmika mendapatkan hak yg sama memperoleh arahan dan bimbingan 🙏🏼

  • @iwayanwidastra672
    @iwayanwidastra672 Před 5 měsíci

    Itulah orang hindu,oknum cuek,sering saya tulis di youtube kalau py istri mjd seorang darmika jgn biarkan di sendirian,apa apa sendirian tdk ada menunntun baik dari mertuanya atau dari suaminya shg ia istri kebin gung mau kemana,apa yg hrs dilakukan sth ikut agama suami ,sya harap para tokoh jgn dilepas begitu saja seorang dharmika seorang diri tanpa ada bimbingan.hilangkan acuh tak acuh.mari belajar dan sll belajar dari pengalaman.salam rahayu smoga para dharmika turut aktif mendapatka ilmu ttng agama hindu,lihatlahnak Shanti seorang dharmika Shanti belajar sendiri krn Shanti haus pengetahuan ttng hindu.yok contoh mbak Shanti pantang menyerah.

  • @ketutwaradi420
    @ketutwaradi420 Před rokem +1

    Suksma pencerahannya Ajik, rahayu sareng sami🙏😇

  • @nyomansuciawan3476
    @nyomansuciawan3476 Před rokem

    Betul sekali apa yang disampaikan ajik dewa apa yg harus kita lakukan ? Siapa yg berkewajiban untuk membimbing

  • @gustiayu2737
    @gustiayu2737 Před rokem

    PHDI harus lebih aktif turun ke masyarakat penganut Hindhu, memberikan pencerahan dan pendampingan bagi sudiwati, suksma

  • @wayankartha1590
    @wayankartha1590 Před rokem

    Om swastyastu
    Bagaimana peranan PHDI setempat ?

  • @tiarsaketut6204
    @tiarsaketut6204 Před rokem

    Sibuk ngayah bikin sarana upakara. Yg tdk kuat sradanya akhirnya loncat pagar, karena disebrang kelihatan enak dan gampang dapat sorga, jik. ....?????

  • @kikisasmita6741
    @kikisasmita6741 Před rokem +1

    Om Swastiastu 🙏
    Mohon maaf, ada yang tahu info Suddhi Wadani di daerah Jakarta? Sudah menghubungi PHDI belum ada respon. Terima kasih... 🙏🙏🙏

    • @renungandharma7571
      @renungandharma7571  Před rokem

      Om Swastyastu 🙏🏼
      Silakan kontak Pura dimana anda tinggal. Anda tinggal dimana?

    • @kikisasmita6741
      @kikisasmita6741 Před rokem +1

      @@renungandharma7571 di Pura Satya Loka Arcana, Bogor. Atau di Pura Aditya Jaya Rawamangun, Ajik... 🙏

    • @renungandharma7571
      @renungandharma7571  Před rokem

      Seharusnya bisa dibantu oleh Pak Aguswi di Pura Semplak, Bogor. (Admin)