‪@KangHadiConscience‬

Sdílet
Vložit
  • čas přidán 8. 09. 2024
  • Mengenal Sejarah di Museum Pustaka Peranakan Tionghoa
    Tak ada yang istimewa dari salah satu bangunan rumah toko (ruko) yang berlokasi di Kawasan BSD Serpong, Tangerang Selatan.
    Hanya ada satu papan merah berukir yang kondisinya telah usang. Papan itu memiliki aksara berkelir emas dengan tulisan "Museum Pustaka Peranakan Tionghoa".
    Selangkah saat melewati papan tersebut untuk masuk, terdapat pemandangan kuno lain yang terpampang pada dalam jendela ruko seperti adanya papan nama beraksara mandarin.
    Begitu di dalam ruangan, tampak tumpukan buku-buku hingga majalah serta komik yang memiliki aksara serupa.
    Pandangan yang semula melihat museum sederhana biasa seakan sirna, menjadi istimewa.
    Pemilik museum Azmi Abubakar mengatakan bahwa seluruh buku, masajalah, komik, serta foto-foto yang menggambarkan sejarah Tionghoa telah dikumpulknya sejak 1999 lalu.
    Saat ini, sedikitnya sudah ada 40.000 literatur yang mengenai sejarah Tionghoa di Indonesia
    Museum ini saya buka tahun 2011, setelah saya kumpulkan dokumen sejak tahun 1999. Saat ini ada sekitar 40.000 literatur," kata Azmi.
    Pengumpulan dokumen sejarah Tionghoa ini tak lepas dari kerusuhan etnis di Jakarta pada tahun 1998.
    Pengumpulan dokumen sejarah Tionghoa ini tak lepas dari kerusuhan etnis di Jakarta pada tahun 1998.
    Saat itu Azmi yang merupakan aktivis bagaimana kejadian menyedihkan menimpa keluarga Tionghoa.
    Pascakerusuhan itulah, Azmi niat mengumpulkan literatur sejarah untuk mengingatkan bangsa tentang keberadaan etnis Tionghoa yang tidak sedikit jasanya.
    Awalnya saya ingin mencari tau apa sih alasan sehingga masyarakat begitu liar pada saat itu. Setelah saya merenung ternyata saya nilai itu akibat minimnya informasi," ucapnya.
    Berangkat dari situ, Azmi mulai mengumpulkan tentang sejarah Tionghoa yang telah dibacanya.
    Begitu banyak dokumen yang menceritakan sejarah Tionghoa untuk Indonesia berada di museum milik pria kelahiran Aceh ini.
    Tahun penerbitan pun kian beragam, mulai 1800 hingga 1990-an. Tentu literatur tersebut didominasi mengenai Tionghoa.
    Salam
    KHC

Komentáře • 5